Pendidikan:
SD N I Bayu, SMPN II Lsm ,SMUN I Lsm
S1 Keperawatan + Ners Stikes Muhammadiyah Lsm Tahun 2016
S2 KesMas(Kespro)Inkes Medan Tahun 2020
Riwayat Pekerjaan:
Staf & Ka. Asrama SPK Kesdam IM Lhokseumawe tahun 2001s/d 2005
Staf Akper Muhammadiyah Lhokseumawe tahun 2003 s/d 2006
Dosen Stikes Muhammadiyah Lhokseumawe 2021 s/d sekarang
Tim Penilai Angka Kredit Perawat Dinkes Kota Lsm 2019 s/d sekarang
Ketua Tim Penguji Jafung Perawat Dinkes Kota Lsm 2018 s/d sekarang
Staf PKM BS Kota Lhokseumawe 2005 s/d Juni 2022:
Ka. UGD ,Ka.PMKP Akreditasi, Ka.Pustu, Ka UKM/ Penjab Program KRR, Satgas
Covid 19, Ka. Tata Usaha
Kapus PKM Muara Dua Kota Lhokseumawe Juni 2022 s/d sekarang:
Riwayat Organisasi :
Sekretaris/Bendahara Komsat PPNI PKM BS
1. Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
CES : cairan
CIS:cairan ekstraseluler
intraseluler (dlm (diluar Sel)
Sel)
CES terbagi 3 :
*Cairan intravaskuler (CIV) : Plasma di dalam
sistevaskuler
* Cairan intersitial (CIT) diantara sel
* Cairan Transeluler (CTS) cairan sekresi dlm rongga
khusus dari tubuhseperti cairan serebrospinal,
cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
KONSEP ELEKTROLIT
Cairan Tubuh
60%
Cairan
Plasma
Interstitial 15
Darah 5%
%
Distribusi Cairan tubuh
Kompartemen % terhadap BB Volume (Liter)
CIS 40 28
CES 20 14
a. Interstitial 15 11
b. Intravaskuler 5 3
Ket :
Untuk laki-laki dgn BB 70 kg
Ada kompartemen CES lain, : limfe & cairan
transeluler (1-2% dari BB) cairan pleura,
cerebrospinal, pericardial, intraokular dan
sekresi lambung .
3. Fungsi cairan
a.Usia
b. Aktivitas
c. Iklim
d.Diet
d. Stress
e. Penyakit
f. Tindakan Medis
g. Pengobatan
h.Pembedahan
a.Usia
Bayi dan anak di masa pertumbuhan proporsi cairan tubuh >
dibandingkan orang dewasa. jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah
cairan yang hilang juga > dibandingkan orang dewasa.
Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak juga dipengaruhi
oleh laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal
Pada lansia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sering
disebabkan oleh masalah jantung atau gangguan ginjal.
b. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan
cairan dan elektrolit.
Aktivitas peningkatan proses metabolisme dalam tubuh yg
mengakibatkan pennigkatan haluaran cairan melalui keringat.
Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga
meningkat. Selain itu,kehilangan cairan yang tidak disadari
(insensible water loss) juga mengalami peningkatan laju pernapasan
dan aktivasi kelenjar keringat.
c. Iklim
lingkungan yang iklimnya tidak terlalu panas tidak akan
mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan
pernapasan.
Individu yang tinggal di lingkungan yang bersuhu tinggi atau didaerah
deangan kelembaban yang rendah akan lebih sering mengalami
kehilangan cairanmdan elektrolit.
Demikian pula pada orang yang bekerja berat di lingkungan yang
bersuhu tinggi,mereka dapat kehilangan cairan sebanyak lima liter sehari
melalui keringat.
d.Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan
elektrolit.
Jika asupan maknan tidak seimbang, tubuh berusaha memecah
simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah simpanan
lemak dan glikogen.
Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar albumin.
d. Stress
Saat tress tubuh mengalami peningkatan metabolisme seluler,
peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot.
Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium.
Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan produksi
hormon antidiuritik yang dapat mengurangi produksi urin.
g. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti diuretik
maupun laksatif secara berlebihan dapat
menyebabkan peningkatan kehilangan cairan
dalam tubuh.
Penggunan diuretik menyebabkan kehilangan
natrium sehingga kadar kalium akan meningkat.
a) Membran sel : memisahkan CIS dari CIT dan terdiri atas lipid
dan protein
b) Membran kapiler : memisahkan CIV dari CIT
c) Membran epithelial : memisahkan CIT dan CIV dari CTS.
Contoh : epithelium mukosal dari lambung dan usus membran
sinovial, dan tubulus ginjal.
(a) Bila partikel tersebut cukup kecil untuk melewati pori-pori protein
(misal air dan urea), maka akan terjadi difusi sederhana
(b) Bila partikel tersebut larut dalam lemak (misal oksigen dan
karbondioksida), maka akan terjadi difusi sederhana
(c) Partikel tidak larut lemak seperti glukosa harus berdifusi ke
dalam sel melalui substansi pembawa, maka akan terjadi difusi
dipermudah.
b. Tekanan onkotik :
Tekanan osmotik yang dihasilkan oleh protein (misal albumin), tekanan onkotik
akan menjaga cairan tetap berada di dalam kompartemen intravaskuler.
c. Diuretik osmotik :
Terjadi ketika terdapat peningkatan keluaran urine yang diakibatkanTekanan
onkotik : Tekanan osmotik yang dihasilkan oleh protein (misal albumin), tekanan
onkotik akan menjaga cairan tetap berada di dalam kompartemen
intravaskuler.
Diuretik osmotik : Terjadi ketika terdapat peningkatan keluaran urine yang
diakibatkan oleh ekskresi substansi seperti glukosa, manitol, atau agen kontras
dalam urin.
c. Transpor aktif
1) Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan
nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
2) Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
3) Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk ke dalam sel pembuluh darah kapiler dan membran
sel yang merupakan membrane semipermiabel mampu memfilter tidak
semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.
Pada arah sebaliknya, cairan dan komponennya akan bergerak
balik dari sel ke ruang interstisiel dan kemudian ke
kompartemen intravaskuler akan membawa cairan ke ginjal
produk metabolik akan diekskresikan.
d. Filtrasi
Proses pemindahan air dari substansi yang dapat larut secara bersamaan
sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan.
Proses ini berlangsung aktif di bantalan kapiler tempat perbedaan
tekanan hidrostatik atau gradien yang menentukan perpindahan air, elektrolit,
dan substansi terlarut lain yang berada di antara cairan kapiler dan cairan
interstisiel.
Perpindahan terjadi dari area dengan tekanan tinggi ke area dengan
tekanan rendah.
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dihasilkan oleh suatu liquid di dalam
sebuah ruangan.
Darah dan cairan arteri akan memasuki ruang kapiler jika tekanan hidrostatik
lebih tinggi dari tekanan interstisiel cairan dan solut berpindah dari kapiler
menuju sel.
Pada ujung bantalan vena kapiler, cairan dan produk-produk sisa metabolisme
berpindah dari sel menuju kapiler , karena tekanan hidrostatiknya lebih kecil
dari tekanan interstisiel.
8. Pengaturan cairan
c. Paru-paru
Melalui ekshalasi, paru-paru membuang kira-kira 300 ml air setiap hari
pada orang dewasa normal. Kondisi-kondisi abnormal, seperti hiperpnea
(respirasi dalam yang abnormal) atau batuk yang terus menerus
meningkatkan kehilangan air, ventilasi mekanik dengan air yang
berlebihan menurunkan kehilangan air.
Paru-paru mempunyai peran penting dalam mempertahankan
keseimbangan asam-basa.
Perubahan pada proses penuaan yang normal menghasilkan
penurunan fungsi pernafasan, menyebabkan kesukaran dalam
pengaturan pH pada individu usia lanjut yang menderita penyakit gawat
atau mengalami trauma.
d. Kelenjar pituitari
Hipotalamus menghasilkan suatu substansi antidiuretik hormon (ADH), yang
disimpan dalam kelenjar pituitary posterior dan dilepaskan jika diperlukan.
Fungsi ADH termasuk mempertahankan tekanan osmotik sel dengan
mengendalikan retensi atau ekskresi air oleh ginjal dan dengan mengatur volume
darah.
e. Kelenjar adrenal
Aldosteron, suatu mineralkortikoid yang disekresikan oleh zona glumerosa dari
korteks adrenal.
Peningkatan sekresi aldosteron menyebabkan retensi natrium dan kehilangan
kalium, sebaliknya penurunan sekresi aldosteron menyebabkan kehilangan
natrium dan air serta retensi kalium.
f. Kelenjar parathyroid
Kelenjar parathyroid yang terletak di sudut kelenjar tiroid, mengatur
keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon parathyroid (PTH).
PTH mempengaruhi resorpsi tulang, absorpsi kalsium dari usus halus, dan
resorpsi kalsium dari tubulus ginjal.
9. Mekanisme Homeostasis yang Mengatur Cairan dan
Elektrolit Tubuh
1) Baroreseptor
merupakan reseptor syaraf kecil, mendeteksi perubahan-perubahan pd
tekanan dlm pembuluh darah dan menyampaikan informasi kepada
saraf pusat.
bertanggung jawab untuk memonitor volume yang bersirkulasi dan
mengatur aktivitas neural simpatis dan parasimpatis.
2) Renin
Enzim yang mengubah angiotensinogen, suatu substansi tidak aktif yang
dibentuk oleh hepar, menjadi angiotensin I dan angiotensin II.
Suatu enzim yang dilapaskan dalam kapiler paru-paru merubah angiotensin
I menjadi angiotensin II. Angiotensin II, dengan kemampuan
vasokonstriktornya, meningkatkan tekanan perfusi arteri dan menstimulasi
rasa haus.
Jika system saraf simpati distimulasi, aldosteron dilepaskan sebagai respon
terhadap adanya peningkatan dari pelepasan rennin. Aldosteron
merupakan pengaturan volume dan juga akan dilepaskan jika kalium
serum meningkat, natrium serum menurun, ACTH meningkat.
3) ADH dan mekanisme rasa haus
Mempunyai peran penting dalam mempertahankan konsentrasi
natrium dan masukan cairan oral. Masukan air dikendalikan oleh
pusat rasa haus yang berada di hipotalamus.
Jika konsentrasi serum atau osmolalitas meningkat atau jika volume
darah menurun, neuron dalam hipotalamus distimulasi oleh
dehidrasi intraseluler, rasa haus kemudian timbul dan orang
tersebut meningkatkan asupan cairan oral.
4) Osmoreseptor
Terletak pada permukaan hipotalamus, merasakan perubahan
dalam konsentrasi natrium. Jika tekanan osmotik meningkat,
neuron mengalami dehidrasi dan dengan cepat melepaskan impuls
ke pituitary posterior yang meningkatkan pelepasan ADH.
Pengembalian tekanan osmotik normal memberikan umpan balik ke
osmoreseptor untuk mencegah pelepaan ADH lebih lanjut.
10. Output Cairan dan Elektrolit
Terdapat empat rute pengeluaran cairan :
a) Ginjal Urine
b) Kehilangan air tak kasat mata Kehilangan
evaporatif dari kulit seperti demam atau luka bakar,
olah raga berat, pada bayi dgn BBLR dimana luas
permukaan kulit yang lebih besar dan peningkatan
kandungan air kulit.
c) Keringat tingkat aktivitas individu (misalnya
banyaknya olah raga), aktivitas metabolik dan suhu
lingkungan.
d) Saluran gastrointestinal (GI Track) Sakit : muntah,
diare
e) Hormon ADH dan aldosteron
terjadi muntah , diare atau perdarahan, jumlah ADH
di dlm darah meningkat reabsorpsi air oleh
tubulus ginjal meningkat dan air akan dikembalikan ke
dalam volume darah sirkulasi, keluaran urine akan
berkurang
Aldosteronmengatur keseimbangan natrium dan
kalium dgn menyebabkan tubulus ginjal
mengekskresikan kalium dan mengabsorpsi natrium
Akibatnya air juga akan direabsorpsi dan
dikembalikan ke volume darah.
Kekurangan volume cairan, misal karena
perdarahan atau kehilangan cairan pencernaan,
dapat menstimuli sekresi aldosteron ke dalam darah.
Elektrolit
Elektrolit merupakan substansi yang berdisosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik.
Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan
kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain (miliekuivalen/liter/ atau mEq/L)
atau dengan berat molekul dalam gram (milimol/liter atau mol/L).
5) Natrium
merupakan kation terbanyak kedua di dalam cairan intrasel
setelah kalium, diperoleh secara normal dari asupan diet.
merupakan ion utama intrasel dgn peran vital fungsi seluler
normal.
Secara khusus, berperan dalam mengaktifkan enzim yang terlibat
dalam metabolisme karbohidrat dan protein, dan mencetuskan
pompa kalium-natrium.
juga berperan dalam transmisi aktivasi neuromuskular, transmisi
dalam sistem saraf pusat dan fungsi miokard.
6) Bikarbonat
merupakan buffer dasar kimia yang utama di dalam tubuh yang
berperan dalam kesimbangan asam-basa
ditemukan dalam CES dan CIS, diatur oleh ginjal,
apabila tubuh memerlukan lebih banyak basa, ginjal akan
mereabsorpsi bikarbonat dalam jumlah yang lebih besar dan
bikarbonat tersebut akan dikembalikan ke dalam cairan ekstrasel.
7) Fosfat
merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel.
membantu mengembangkan dan memelihara tulang dan gigi.
meningkatkan kerja neuromuskuler normal, berpartisipasi dalam
metabolisme karbohidrat, dan membantu pengaturan asam-basa.
Fosfat secara normal diabsorpsi melalui saluran gastrointestinal.
Konsentrtasi fosfat serum diatur oleh ginjal, hormon parathyroid
dan vitamin D teraktivasi.
Nilai normal
Air (ml)
1. Air Minum : 1400-1800 1. Urine : 1400-1800
2. Air dalam makanan : 7000-1000 2. Feces : 100
3. Air Hasil reduksi :300-400 3. Kulit : 300-500
4. Paru-paru : 600-800
Thank You.....!