Anda di halaman 1dari 2

Ahasveros Naik ke Surga

Oleh: Muhammad Raza Pahlawan

Di suatu negeri di dalam sejarah, Ahasveros beristirahat dari pengembaraannya yang tak bisa
terhenti hingga akhir zaman. Ia dikutuk Kristus yang sedang berjalan ke tempat penyaliban karena
menghinanya. Maka berjalanlah Ahasveros dengan dosa yang ia tanggung dan selalu memohon
ampun supaya dapat meninggalkan dunia yang serba kurang ini. Tetapi sampai di negeri ini pun ia
belum juga dimaafkan, belum juga diwafatkan.

"Mereka sudah mencapai surga." Kata seorang pedagang mainan ke seorang pemilik warung makan
yang sedang Ahasveros singgahi.

"Bagaimana ini bisa terjadi?"

"Kata mereka, surga tak ada di bumi. Mereka ingin lebih terpuaskan lagi."

"Loh, kata Victor Frankl, kan, hidup bukan untuk mencari kepuasan?" Balas pemilik warung.

"Ah, Tuhan menutupi kata-kata tersebut dari buku."

Ahasveros terdiam, ia tak benar-benar tahu siapa yang dibahas oleh orang-orang itu. Tetapi ia
tertarik untuk terus mendengarkan karena penasaran, toh, siapa pula "mereka" yang dimaksud
hingga bisa mencapai surga?

"Loh, kalau surga dieksplorasi, nanti kita tidak memiliki apa-apa lagi, dong?" Kata pemilik warung.

"Yah, kau berharap apa kepada para investor Menara Babel di tengah kota itu?" Pedagang mainan
itu bertanya balik.

Tiba-tiba seorang kakek-kakek datang dan duduk di luar warung. Ahasveros yang sedang makan
rasa-rasanya jadi tidak enak untuk meneruskan. Tetapi ia juga tidak berani untuk memberinya
makanan karena perasaan malu dilihat orang yang masih mengakar.

Tak lama kemudian, secara mendadak Tuhan berkata kepada "mereka" yang ada di puncak Menara
Babel dan hendak memasuki surga untuk mengeksploitasi. Dengan suara-yang-tak-dapat-dijelaskan,
Tuhan bertanya,

"Ingin menjadi seperti apa lagi kalian yang nikmatnya kulimpahi tetapi masih suka kalian dustakan?"

"Ingin menjadi Tuhan!"

"Tuhan hanya satu, di antara kalian silakan saling beradu."

Maka beradulah orang-orang itu supaya dapat menjadi Tuhan yang baru. Orang-orang yang ada di
puncak Menara Babel itu benar-benar rakus dan tak pernah mau untuk mengalah sedikit pun.
Hingga mereka saling meninju, menendang, membanting, dan segala kekerasan mereka luapkan
untuk saling menyingkirkan.

Hingga akhirnya hanya tersisa satu orang yang sudah babak belur. Diakibatkan luka yang parah, tak
lama kemudian ia juga mati. Semua ini bisa diketahui lewat Jibril yang memberikan siaran
pertarungannya di mata rakyat kecil, begitu pula Ahasveros.
Melihat pertandingan itu selesai, Ahasveros beranjak dan memberanikan diri memberikan sebagian
kecil uangnya kepada kakek yang duduk di luar warung. Tak lama kemudian, Ahasveros naik ke
surga.

Anda mungkin juga menyukai