Anda di halaman 1dari 3

2.

4 ISU EKONOMI DALAM PERENCANAAN WILAYAH KOTA

1. Kemiskinan
Di Indonesia kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan
langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh, dalam
rangka mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga negara secara layak melalui
pembangunan inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yang
bermartabat. Kesenjangan antara region di Indonesia (antar provinsi, antar pulau maupun antar
kawasan) tidak saja terlihat dari nilai pertumbuhan ekonomi namun juga kesejahteraan
masyarakat atau kemiskinan di setiap daerah. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan
Pusat Statistik, persentase penduduk miskin di Indonesia selama periode pengamatan cenderung
menurun. Kondisi ini berbanding terbalik dengan trend pertumbuhan ekonomi yang cenderung
meningkat. Penurunan persentase penduduk miskin di sebagian besar daerah berdampak secara
akumulatif pada persentase penduduk miskin secara nasional. Persentase penduduk miskin
(penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia periode 2005-2006 persentase
penduduk miskin di Indonesia cenderung mengalami peningkatan yakni masing-masing 16,69%
(36,80 juta jiwa) dan 17,75% (39,30 juta jiwa). Faktor yang menyebabkan meningkatnya angka
kemiskinan pada tahun 2006 antara lain disebabkan oleh naiknya harga kebutuhan pokok dan
inflasi umum sebesar 17,95 persen .Pada tahun 2011 persentase penduduk miskin di Indonesia
menjadi 12,36% (29,79 juta jiwa).

2. Pengangguran
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak
serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, ini membuat Indonesia pantas disebut
sebagai negara yang kaya akan sumber dayanya, baik pada sumber daya alam maupun sumber
daya manusia. Hal ini harusnya dapat memberikan keuntungan besar untuk perekonomian di
Indonesia.Namun hal itu belum bisa terwujud karena keadaan di Indonesia sekarang tidak seperti
yang kita bayangkan. Ini Karena pemerintah Indonesia yang belum dapat mengefesiensikan
sumber daya alam dan manusianya yang melimpah. Faktanya sekarang, banyak warga Indonesia
yang tidak memiliki pekerjaan atau dengan kata lain menjadi pengangguran di negaranya sendiri.
Semakin tingginya tingkat kelahiran warga indonesia namun tidak dibarengi dengan banyaknya
lapangan kerja yang tersedia, membuat jumlah pengangguran di Indonesia menjadi semakin
tinggi.

3. Ekspor
Ekspor yang lebih rendah dari impor menyebabkan neraca perdagangan Indonesia mengalami
defisit sepanjang tahun berjalan dan mencerminkan kinerja perekonomian yang kurang baik
karena produktivitas rendah dan ketergantungan terhadap impor tinggi. Sejak tahun 1990-an,
ekspor cenderung turun , rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada awal tahun
1990-an, sekitar 35 persen. Pertumbuhan ekspor sempat melonjak tinggi pada tahun 1997 dan
1998 mencapai 60 persen terhadap PDB, didorong oleh krisis ekonomi serta pelemahan nilai
tukar rupiah mencapai Rp 15.000 dari yang sebelumnya Rp 2.300.

4. Daya saing kalah

Survei terhadap perusahaan-perusahaan di Jepang (The Japan Bank for International


Cooperation, 2018) menunjukkan penurunan popularitas Indonesia sebagai negara tujuan
investasi langsung (Foreign Direct Investment/FDI). Dalam tiga tahun terakhir ini peringkat
Indonesia terus turun. Selain itu jumlah perusahaan di Indonesia juga mulai berkurang.Di sisi
lain, Vietnam justru terus menunjukkan peningkatan performa dalam menarik FDI, salah satunya
dari Jepang. Berkebalikan dengan Indonesia, popularitas Vietnam bagi investor Jepang terus
meningkat dalam tiga tahun terakhir.

5. Korupsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kerugian keuangan negara dari tindak pidana korupsi
yang berhasil diselamatkan selama kurun waktu 5 (lima) tahun atau selama periode 2007-2012
adalah sebesar 19,50% dari total kerugian Rp180.309.318.403,96 dan sebesar 20,82% dari
USD37.261.549,65. Hal ini disebabkan karena semakin bertambah jumlah koruptor. Ada lebih
dari 50 anggota lembaga legislatif pusat dan daerah serta 35 pejabat setingkat gubernur, wali
kota, dan bupati yang terjaring. Selain itu, juga semakin antusias reaksi masyarakat melihat hasil
tangkapan KPK dan semakin biasa bagi kita yang melihat korupsi dalam pandangan masyarakat
menyebabkan budaya korupsi di Indonesia semakin banyak.

6. Pajak

Sesuai dengan definisi pajak dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), tujuan dikumpulkannya pajak adalah digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kemakmuran yang nyata harus
dirasakan baik secara jasmani dan rohani, serta yang tidak kalah pentingnya, harus dirasakan
merata.Pajak dipergunakan untuk kemakmuran salah satunya adalah dengan meningkatkan
kualitas kesehatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Namun penerimaan pajak di
Indonesia menganut sistem self assessment. Sistem ini memberikan kepercayaan kepada wajib
pajak untuk mendaftarkan diri mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), menghitung,
memperhitungkan, menyetorkan dan melaporkan kewajibannya. Karenanya sistem ini berbasis
pada keaktifan wajib pajak. Masalahnya ada pada masyrakat yang tidak sadar akan kewajibannya
sebagai wajib pajak menyebabkan masalah pajak itu sendiri.Selain itu pegawai perpajakan sering
melakukan korupsi menyebabkan pendistribusian pajak untuk kepentingan masyarakat terkandas.
Kita berharap Indonesia dapat menjadi negara maju.negara yang adil dan jujur sehingga rakyatnya
Makmur dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai