Anda di halaman 1dari 1

Pers Release

Kajian Kritis Kebijakan Penyusunan dan Pengawalan Rencana Tata


Ruang Wilayah Provinsi dan Regional

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Nasional harus dibangun dari


sistem perencanaan pembangunan daerah yang “matang”, Hal tersebut mengacu pada
Undang-Undang No 26 tahun 2007 tentang penataan ruang. Dalam Pengaturan ruang
tidak hanya mencakup pengaturan ruang secara fisik, tetapi juga mencakup
pertimbangan non fisik bekaitan dengan aspek sosial, ekonomi, kultural, lingkungan,
keamanan dan antisipasi terhadap perubahan iklim. Tata Ruang tidak hanya dimaknai
sebagai pengaturan wilayah administratif, tetapi didalamnya mencakup keterpaduan
kawasan yang melibatkan lintas wilayah administratif.

Dalam konteks sinkronisasi dengan pengaturan ruang wilayah secara regional saat ini
telah di susun draft rencana peraturan presiden tentang rencana tataruang kepulauan
nusatenggara. Sebagai salah satu penjabaran dari RTRWN. Namun yang menjadi
pertanyaan adalah seberapa besar proses adaptasi dan mitigasi terhadap aspek
perubahan iklim di akomodir dalam kebijakan tersebut dan korelasinya dengan
karakteristik propinsi kepulauan yang notabene memiliki karakter yang sangat berbeda
dan rentan terhadap dampak dari perrubahan iklim.

Saat ini Provinsi NTB telah berhasil menyusun RTRW melalui proses pelibatan
parapihak, terbuka dengan mempertimbangkan aspek perubahan iklim. Namun
bagaimana dengan mekanisme pengawalan implementasi dan kemungkinan scaling up
prosesnya ke daerah lain sebagai spirit dan motivasi dalam mempercepat proses
penyusunan RTRW daerah tersebut.

Transform di dukung oleh the Samdhana Institute mencoba melakukan upaya


pengkajian terhadap muatan-muatan substansi dari pertaturan tersebut, khususnya
dalam perspektif perubahan iklim. Hasil penelaahan nantinya diharapkan dapat
menyajikan secara obyektif tentang gambaran faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
proses, instrumen apa saja yang diperlukan, metode yang diterapkan, model kolaborasi
yang dibangun dengan para pihak, bagaimana sharing peran didistribusikan, dan
bagaimana teknik mediasi dilakukan jika terjadi ketidaksepahaman.

Untuk mengoptimalkan hasil kajian tersebut, diperlukan rangkaian kegiatan yang


komprehensif dalam bentuk Studi literature, Fokus Grup Diskusi, wawancara
mendalam, lokakarya dan mentoring serta evaluasi terhadap setiap komponen
kegiatan.

Publish By : Training and Facilitation For Natural Resourch Management (TRANSFORM)

Anda mungkin juga menyukai