Anda di halaman 1dari 29

RINGKASAN EKSEKUTIF

Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan bahwa
dalam sistem penyelenggaraan tata ruang, terdapat empat aspek yang dilakukan yaitu aspek
pengaturan tata ruang, pembinaan tata ruang, pelaksanaan penataan ruang dan pengawasan
penataan ruang. Di dalam aspek pelaksanaan penataan ruang meliputi tiga kegiatan yang
dilaksanakan yaitu perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan
zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.

Penyusunan Peraturan Zonasi didasarkan pada Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
kabupaten/kota dan Rencana Tata Ruang (RTR) kawasan strategis kabupaten/kota serta
berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona pemanfaatan ruang. Peraturan Zonasi,
berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan
ruang, ketentuan amplop ruang (KDH, KDB, KLB, GSB), ketentuan penyediaan sarana dan
prasarana, serta ketentuan lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan, seperti misalnya keselamatan penerbangan,
pembangunan pemancar alat komunikasi, pembangunan jaringan listrik tegangan tinggi, dan
lain-lain. Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan
pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona
peruntukan yang penetapan zonanya ditentukan dalam rencana rinci tata ruang.

Saat ini Pemerintah Kabupaten OKU Timur telah memiliki dokumen RDTR (Rencana Detail Tata
Ruang) Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang. Namun rencana detail tersebut belum secara
eksplisit memuat Rencana Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) terhadap blok-blok
pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan. Untuk memenuhi amanat Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 dan untuk lebih mengoperasionalkan RDTR Kawasan Strategis Perkotaan
Gumawang yang telah disusun tersebut, maka Pemerintah Kabupaten OKU Timur merasa
perlu untuk menyusun Peraturan Zonasi (PZ) Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang.

Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu perencanaan tata ruang pada kecamatan tersebut
yaitu dengan melakukan review RDTR Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang dan menyusun
Peraturan Zonasi (PZ) Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang yang muatan materi dan
peraturan zonasinya akan mengacu pada Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi.

Gambaran Umum Kabupaten Ogan Komering Ulu (Oku) Timur


Mengacu pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Peraturan Pemerintah Nomor
25 tahun 2000 tentang Kewenangan Provinsi, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
dimekarkan menjadi sebuah otonom dari Kabupaten Ogan Komering Ulu. Teridiri dari 16
(enam belas) kecamatan pada tahun 2006 dan dimekarkan kembali pada tahun 2007 menjadi
20 kecamatan sebagai berikut:

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 1
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

Tabel 1 Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
No Kecamatan Ibu Kota Kecamatan Desa Kelurahan Dusun
1 Martapura Martapura 9 7 67
2 Bunga Mayang Negeri Ratu 8 - 34
3 Jayapura Bunga Mayang 8 - 35
4 Buay Pemuka Peliung Pulau Negara 13 - 62
5 Buay Madang Kurungan Nyawa 17 - 78
6 Buay Madang Timur Karang Tengah 33 - 125
7 Buay Pemuka Bangsa Raja Muncak Kabau 7 - 32
8 Madang Suku II Kota Negara 27 - 81
9 Madang Suku III Batumarta VI 15 - 100
10 Madang Suku I Rasuan 13 - 88
11 Belitang Madang Raya Tugu Mulyo 17 - 77
12 Belitang Gumawang 24 - 89
13 Belitang Jaya Karsa Jaya 17 - 56
14 Belitang III Nusa Bakti 20 - 65
15 Belitang II Sumber Jaya 27 - 97
16 Belitang Mulya Petanggan 12 - 40
17 Semendawai Suku III Sri Wangi 19 - 66
18 Semendawai Timur Burnai Mulya 21 - 92
19 Cempaka Cempaka 13 - 70
20 Semendawai Barat Betung 13 - 49
Sumber: Kabupaten OKU Timur Dalam Angka, 2019

Ogan Komering Ulu Timur secara geografis terletak di 103o40' - 104o33' Bujur Timur, dan 3o45'
dan 4o55' Lintang Selatan. Wilayah Provinsi Ogan Komering Ulu Timur, adalah berupa daratan
seluas 337.000 Ha atau 3.370 Km2.
• Sebelah utara : Kabupaten Ogan Komering Ilir,Sumatera Selatan
• Sebelah timur : Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan
• Sebelah selatan : Kabupaten OKU Selatan dan Provinsi Lampung
• Sebelah barat : Kabupaten OKU
Tabel 1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten OKU Timur
No Kecamatan Luas (km2) Persentase
1 Martapura 102,16 3,03
2 Bunga Mayang 113,54 3,37
3 Jayapura 230,17 6,83
4 Buay Pemuka Peliung 154,13 4,57
5 Buay Madang 114,36 3,39
6 Buay Madang Timur 156,25 4,64
7 Buay Pemuka Bangsa Raja 192,95 5,73
8 Madang Suku II 129,34 3,84
9 Madang Suku III 195,32 5,80
10 Madang Suku I 211,25 6,27
11 Belitang Madang Raya 163,59 4,85
12 Belitang 354,5 10,52
13 Belitang Jaya 91,97 2,73
14 Belitang III 153,87 4,57
15 Belitang II 153,59 4,56
16 Belitang Mulya 45,97 1,36
17 Semendawai Suku III 297,77 8,84
18 Semendawai Timur 183,27 5,44
19 Cempaka 101 3,00
20 Semendawai Barat 225 6,68
Kabupaten OKU Timur 3370 100
Sumber: Kabupaten OKU Timur Dalam Angka, 2019

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 2
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN |23- 3


ZONASI
KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

Isu Strategis

Konsep Pengembangan dan Tujuan Penataan Ruang Kawasan Strategis


Gumawang
Secara garis besar penaatan ruang pada Sub BWP di Kawasan Strategis Perkotaan
Gumawang adalah sebagai berikut:
1. Pusat Kota Gumawang (Sub BWP 1) meliputi Desa Gumawang, Desa Tegal Rejo, dan Desa
Bedilan dikembangkan sebagai pusat pelayanan sub regional, dengan kegiatan:
• Pusat pelayanan perdagangan dan jasa sub regional;
• Pusat pelayanan jasa sosial ekonomi;
• Pertokoan;
• Hotel/penginapan;
• Fasilitas sosial (pendidikan dan peribadatan);
• Pasar sub regional;
• Perbankan;
• Fasilitas Kesehatan (puskesmas rawat inap dan puskesmas skala kecamatan);
• Fasilitas peribadatan (masjid raya)

2. Bagian pusat pemerintahan Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang (Sub BWP 2) yang
terdiri dari Desa Tugu Harum dikembangkan sebagai:
• Pusat pelayanan pemerintahan skala kecamatan;
• Pertokoan;
• Pusat Pelayanan Pendidikan (Sekolah Menengah Atas Negeri, Sekolah Menengah
Kejuruan, dan Perguruan Tinggi);
• Taman kota;
• Pertanian;
• perkebunan
• Kawasan permukiman baru;

3. Bagian Pusat Kesehatan dan Transportasi (Sub BWP 3) Desa Rantau Jayaakan
dikembangkan dengan fungsi:
• Sub Pusat Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten OKU
Timur);
• Hotel/penginapan;
• Pusat Distribusi dan Koleksi Barang dan Jasa
• Pertokoan;
• Pertanian;
• Perkebunan;

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 4
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

• Perumahan;
4. Bagian pusat pelayanan lokal (Sub BWP 4) terdiri dari Desa Tulus Ayu dan Desa Joso
Winangun kedepannya akan dikembangkan dengan fungsi:
• Perdagangan skala lokal;
• Pengembangan kawasan permukiman;
• Pertanian;
• Perkebunan.

5. Bagian pusat pelayanan lokal (Sub BWP 5) terdiri dari Desa Jati Mulyo dan Desa
Tugumulyo :
• Perdagangan skala lokal;
• Pengembangan kawasan permukiman;
• Fasilitas kesehatan;
• Fasilitas pendidikan;
• Fasilitas peribadatan;

Tujuan penataan Sub BWP adalah untuk mengakomodir semua potensi dan fungsi
pengembangan kawasan Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang. Kawasan Strategis
Perkotaan Gumawang diarahkan pada pengembangan kawasan perdagangan dan jasa, serta
permukiman. Pengembangan yang akan dilakukan tersebut akan tetap mempertahankan
fungsi lahan pertanian yang ada. Berdasarkan kondisi potensial dan permasalahan Kawasan
Strategis Perkotaan Gumawang tersebut, maka ditetapkan tujuan penataan ruang yang ingin
dicapai yaitu

“Menciptakan Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang sebagai Kawasan Terpadu


Mandiri yang Dapat Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dengan Tetap
Mempertahankan Lahan Pertanian”.

Rencana Struktur Ruang Kawasan Strategis Gumawang


Rencana struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat pelayanan dan sistem jaringan
prasarana di Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) yang akan dikembangkan untuk mencapai
tujuan dalam melayani kegiatan skala BWP.

1. Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan


Rencana pengembangan pusat pelayanan merupakan distribusi pusat-pusat pelayanan di
dalam BWP yang akan melayani sub BWP. Arahan pengembangan pusat pelayanan di Kawasan
Strategis Perkotaan Gumawang adalah arahan pengembangan pusat pelayanan kota dan sub
pusat pelayanan kota dan pusat pelayanan lingkungan tersebar di pusat-pusat desa lainnya.

2. Rencana Jaringan Transportasi


Sistem transportasi berfungsi untuk menjembatani keterkaitan fungsional antar kegiatan
sosio-ekonomi di kawasan perkotaan. Sesuai dengan fungsi tersebut, maka kebijakan
pengembangan sistem transportasi diarahkan untuk menunjang pengembangan wilayah di
Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang.

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 5
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

Tujuan pengembangan sistem transportasi adalah :


a. Meningkatkan pertumbuhan wilayah Perkotaan Gumawang agar dapat berkembang
secara serasi bersama-sama dengan wilayah yang ada di sekitarnya, dengan
sasarannya adalah:
• meningkatkan interaksi antar dan intra wilayah; dan
• menunjang perkembangan sektor-sektor kegiatan utama.
b. Mendukung pemerataan pembangunan, yaitu dengan sasaran memperlancar
distribusi arus barang dan jasa serta meningkatkan mobilitas penduduk.
Sistem transportasi dikembangkan hingga tahun 2040 dan direncanakan untuk
mengintegrasikan mengembangkan dan menyeimbangkan aksesibilitas menuju pusat
pelayanan Perkotaan Gumawang.
3. Rencana Jaringan Prasarana
a) Rencana Jaringan Kelistrikan
Dengan tingkat kebutuhan energi listrik penduduk yang semakin meningkat sejalan
dengan kemajuan teknologi, maka jumlah daya listrik yang harus disediakan akan
semakin besar pula. Pengembangan jaringan listrik di Kawasan Strategis Perkotaan
Gumawang harus dilakukan secara bertahap mengikuti perkembangan wilayah dan
mengikuti jaringan jalan, sehingga tidak menimbulkan kesulitan dalam pengaturan
jaringan listrik, juga dimaksudkan untuk mengarahkan perkembangan wilayah. Hal ini
dilakukan untuk mendukung peningkatan pelayanan listrik sehingga dapat
mendorong usaha-usaha dan kegiatan produksi penduduk, melalui penambahan
pembangkit listrik.

Kebutuhan listrik di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang pada tahun 2039 adalah
sebesar 18,58 MW dan membutuhkan gardu listrik sebanyak 93 unit.

b) Rencana Jaringan Telekomunikasi


Jaringan telekomunikasi di Perkotaan Gumawang telah dilayani oleh jaringan
telekomunikasi nirkabel. Jaringan komunikasi nirkabel telah diakomodir oleh
keberadaan menara telekomunikasi (BTS).

Kebutuhan menara BTS di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang adalah sebanyak


24 unit di tahun 2039. Untuk mencapai tujuan pernbangunan pos dan telekomunikasi
seperti dijelaskan diatas, maka sasaran dan pengembangan dan pembangunan pos
dan telekomunikasi adalah:
• Meningkatkan jaringan telekomunikasi melalui pengembangan jaringan
telepon sistem kabel dan jaringan telepon seluler (nirkabel).
• Menunjang dan meningkatkan kemudahan pelayanan telekomunikasi untuk
berbagai aktivitas seperti aktivitas perkantoran, aktivitas perdagangan,
pendidikan, industri, perumahan dan aktivitas lainnya.

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 6
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN |27- 7


ZONASI
KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN |28- 8


ZONASI
KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN |29- 9


ZONASI
KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

c) Rencana Jaringan Air Minum


Berdasarkan hasil analisis perhitungan kebutuhan air minum di Kawasan Strategis
Perkotaan Gumawan di tahun 2039 kebutuhan domestik dan non domestik mencapai
92 liter/detik, kebutuhan hydrant 18 liter/detik, dan kebutuhan air baku mencapai 119
liter/detik.

Tujuan rencana pengembangan air minum di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang


adalah untuk meningkatkan sistem pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air
yang dapat mendukung kebutuhan serta aktivitas masyarakat dan meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui air bersih yang kualitasnya terjamin.

d) Rencana Jaringan Drainase


Tujuan utama dari pengembangan prasarana drainase yaitu terbentuknya sistem dalam
Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang dengan kapasitas dan desain geometrik yang
memadai atau sesuai dengan kondisi alamnya sehingga pengembangan saluran
drainase dapat mengalirkan limpasan air hujan agar tidak terjadi genangan air/banjir.

Dalam rangka mengurangi genangan yang ada di Kawasan Strategis Perkotaan


Gumawang, tindakan jangka pendek yang harus dilakukan adalah perbaikan saluran
drainase yang ada pada kawasan permukiman yang mengalami genangan.
Pembangunan saluran pembuangan air hujan pada kawasan permukiman untuk
membantu mempercepat aliran air hujan ke saluran pembuang utama. Selain itu
pembangunan saluran drainase jalan juga sangat mendesak untuk dibangun,
mengingat hampir setiap jalan yang ada belum memiliki saluran drainase jalan yang
memadai. Selain tindakan perbaikan terhadap saluran-saluran drainase yang ada,
tindakan strategis penanganan drainase di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang
adalah dengan cara mengurangi debit limpasan yang ada, dengan konsep pemanenan
air hujan, baik dengan menggunakan sistem resapan maupun sistem tampungan.

e) Rencana Pengolahan Air Limbah


Pengolahan limbah domestik didukung oleh Permen No.04/PRT/M/2017 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik, dimana Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) adalah serangkaian kegiatan pengelolaan
air limbah domestik dalam satu kesatuan dengan prasarana dan sarana pengelolaan
air limbah domestik, terdiri dari SPALD Setempat (SPALD-S) dan SPALD Terpusat
(SPALD-T). Air limbah domestik sendiri adalah adalah air limbah yang berasal dari
usaha dan/atau kegiatan pemukiman.

Berdasarkan proyeksi air limbah di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang pada


tahun 2039 produksi air limbah domestik mencapai 4.275.650 liter/hari, air limbah non
domestik 1.099.453 liter/hari, timbulan tinja 10.180 m3/hari, mobil tinja 5 unit, dan
belum membutuhkan IPLT karena jumlah penduduk belum mencapai 100.000 jiwa.

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 10
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN


ZONASI
11- 11
|2
KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN


ZONASI
12- 12
|2
KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

Pemilihan utama antara SPALD-S atau SPALD-T tergantung pada kepadatan


penduduk, kedalaman muka air tanah, kemiringan tanah, permeabilitas tanah dan
kemampuan pembiayaan daerah. Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang dalam
jangka dekat masih bisa menggunakan IPLT yang sudah tersedia, namun seiring
dengan berjalannya waktu dimana aktivitas manusia akan lebih maksimal dan
pembangunan industri yang semakin tinggi, maka akan lebih baik jika terdapat
rencana pembuatan IPAL.

4. Rencana Jaringan Prasarana Lainnya


a. Rencana Jaringan Persampahan
Pelayanan sampah wilayah perkotaan di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang
membutuhkan prasarana dan sarana pengangkutan sampah yang memadai.
Penyediaan prasarana sampah di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang untuk
pelayanan kawasan perkotaan mutlak diperlukan.

Berdasarkan hasil analisis timbulan sampah di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang


pada tahun 2039 untuk timbulan sampah domestik mencapai 53.446 kg/hari, timbulan
sampah non domestik 10.689 kg/hari. Damtruk 7 unit, armroll 29 unit, dan TPS 20 unit.

Pertimbangan dasar dalam memberikan arahan pengelolaan sampah di kawasan


perdesaan ini adalah terkait dengan ketersediaan lahan untuk mengubur dan
mengolah sampah menjadi barang yang memiliki nilai tambah dan ramah lingkungan.
Pengembangan sistem on site untuk pengolahan sampah organik akan mampu
menciptakan sinergi dengan strategi pengembangan wilayah Kawasan Strategis
Perkotaan Gumawang yang berbasis pada pengembangan sektor pertanian. Sistem
pengelolaan sampah di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang sebagian besar masih
dilakukan dengan cara menimbun dan membakar, karena mengingat bahwa kawasan
perdesaan cenderung masih memiliki lahan pekarangan sehingga dapat dimanfaatkan
untuk mengurangi sampah-sampah yang ada. Di sisi lain pada kawasan perdesaan
kecenderungannya didukung dengan adanya lahan budidaya pertanian yang cukup
luas, maka keberadaan sampah tersebut dapat diolah menjadi pupuk kompos (pupuk
organik) yaitu dengan cara memisahkan jenis-jenis sampah yang dapat di uraikan dan
yang tidak dapat terurai oleh bakteri.

Tujuan utama dari penyusunan strategi pengembangan pengelolaan sampah adalah


untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dimana tercipta lingkungan Kawasan
Strategis Perkotaan Gumawang yang bersih dan sehat serta terciptanya sistematika
pengelolaan sampah yang efektif sehingga mendukung terciptanya kota yang bersih
sehat dan indah.

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 13
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN


ZONASI
14- 14
|2
KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

Rencana Pola Ruang Kawasan Strategis Gumawang


Menurut Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, pola ruang diartikan sebagai “distribusi
peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung
dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya”. Dari pengertian tersebut, pola ruang terbagi
menjadi peruntukan ruang berfungsi lindung dan berfungsi budi daya Sementara itu,
nomenklatur peruntukan ruang di dalam RDTR disebut dengan istrilah zona/blok peruntukan.
1. Rencana Kawasan Lindung
a) Zona Perlindungan Setempat
1) Sub Zona Sempadan Sungai
Sempadan sungai adalah peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan
lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan penggunaan dan
pengendalian atas sumber daya yang ada pada sungai dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuannya.
a. Penyediaan RTH sempadan sungai bagi sungai bertanggul:
• Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditetapkan
sekurang-kurangnya 3 meter di sebelah luas sepanjang kaki tanggul;
• Dengan pertimbangan untuk peningkatan fungsinya, tanggul dapat
diperkuat, diperlebar dan ditinggikan yang dapat berakibat bergesernya garis
sempadan sungai; dan
• Kecuali pada lahan yang berstatus tanah Negara, maka lahan yang diperlukan
untuk tapak tanggul baru sebagai akibat dilaksanakannya ketentuan
sebagaimana dimaksud pada poin 1 harus dibebaskan.
b. Penyediaan RTH sempadan sungai bagi sungai bertanggul:
• Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
ditetapkan sebagai berikut sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih
dari 3 meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 meter
dihitung dari tepi sungai pada waktu yang ditetapkan, sungai yang
mempunyai kedalaman lebih dari 3 meter sampai dengan 20 meter garis
sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 meter dihitung dari tepi sungai
pada waktu yang ditetapkan serta sungai yang mempunyai kedalaman lebih
dari 20 meter garis sempadan sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 30
meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
• Garis sempadan diukur ruas per ruas dari tepi sungai dengan
mempertimbangkan luas daerah pengaliran sungai pada ruas yang
bersangkutan
• Garis sempadan sungai tidak bertanggul yang berbatasan dengan jalan
adalah tepi bahu jalan yang bersangkutan, dengan ketentuan konstruksi dan
penggunaan harus menjamin kelestarian dan keamanan sungai serta
bangunan sungai.
c. Pemanfaatan RTH sempadan sungai dilakukan untuk kawasan konservasi,
perlindungan tepi kiri dan kanan bantaran sungai yang rawan erosi, pelestarian,

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 15
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

peningkatan fungsi sungai, mencegah okupasi penduduk yang mudah


menyebabkan erosi dan pengendalian daya rusak sungai melalui kegiatan
penatagunaan, perizinan dan pemantauan. Pada zona sungai yang berfungsi
lindung menjadi kawasan lindung, pada zona sungai – danau, waduk yang
berfungsi budi daya dapat dibudidayakan kecuali pemanfaatan tanggul hanya
untuk jalan. Pemanfaatan zona sempadan sungai yang berfungsi budidaya dapat
dilakukan oleh masyarakat untuk kegiatan-kegiatan :
• Budidaya pertanian rakyat;
• Kegiatan penimbunan sementara hasil galian tambang golongan C;
• Papan penyuluhan dan peringatan, serta rambu-rambu pekerjaan;
• Pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon, dan pipa air minum;
• Pemancangan tiang atau pondasi prasarana jalan/jembatan;
• Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial, keolahragaan,
bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai; dan
• Pembangunan prasarana lalu lintas air, bangunan pengambilan dan
pembuangan air.
b) Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Pemanfaatan RTH di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang dioptimalkan fungsinya
menurut jenis RTH mulai dari RTH Taman RT, RTH RW, RTH Kelurahan, RTH Kecamatan,
sampai dengan RTH Taman Kota
1) RTH Taman Kota
Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan
fasilitas rekreasi, taman bermain (anak/balita), taman bunga, taman khusus (untuk
lansia), fasilitas olah raga terbatas, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 30%.
2) RTH Kecamatan
Taman ini dapat berupa taman aktif dengan fasilitas utama lapangan olahraga,
dengan jalur trek lari di seputarnya, atau dapat berupa taman pasif untuk kegiatan
yang lebih bersifat pasif, sehingga lebih didominasi oleh ruang hijau.

3) RTH Kelurahan
Taman ini dapat berupa taman aktif, dengan fasilitas utama lapangan olahraga
(serbaguna), dengan jalur trek lari di seputarnya, atau dapat berupa taman pasif,
dimana aktivitas utamanya adalah kegiatan yang lebih bersifat pasif, misalnya duduk
atau bersantai, sehingga lebih didominasi oleh ruang hijau dengan pohon-pohon
tahunan

4) RTH RW
RTH Rukun Warga (RW) dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan remaja,
kegiatan olahraga masyarakat, serta kegiatan sosial lainnya di lingkungan RW
tersebut.

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 16
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

Kebutuhan ruang terbuka hijau di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang pada tahun
2039 membutuhan lahan seluas 9,1 hektar. Pada arahan pola ruang Kawasan Strategis
Perkotaan Gumawang ditetapkan luasan zona ruang terbuka hijau seluas 14,5 hektar.
Luas tersebut dapat menampung kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah
penduduk selama 20 tahun yang akan datang.

2. Rencana Kawasan Budidaya


a) Zona Perumahan
Secara umum rencana kepadatan perumahan di Kawasan Strategis Perkotaan
Gumawang adalah perumahan kepadatan rendah dan sedang. Rencana
pengembangan perumahan di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang meliputi:
1) Menyediakan tipe dan jenis rumah yang sesuai dengan kebutuhan dari berbagai
segmen masyarakat;
2) Menata kawasan permukiman, dengan cara:
• Peremajaan kawasan;
• Perbaikan kampung;
• Peningkatan RTH; dan
• Pembangunan dan perbaikan kualitas infrastruktur kawasan.
3) Meningkatkan kondisi rumah yang tidak layak huni dengan melakukan perbaikan
dan pemugaran rumah yang tidak layak huni.
4) Menjaga kualitas lingkungan permukiman yang telah sesuai dengan tata ruang,
yaitu:
5) Pemenuhan standar kebutuhan fasilitas dan infrastruktur permukiman; dan
6) Pengendalian kegiatan dan kualitas infrastruktur kawasan permukiman.
7) Pengembangan perumahan ini juga harus mengikuti peraturan yang disertai
dengan pengawasan di lapangan, dengan tujuan untuk mengurangi
ketidakteraturan perkembangan perumahan. Pengembangan perumahan harus
mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku, antara lain GSB, KDB, dan KLB.
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan lahan permukiman di Kawasan Strategis
Perkotaan Gumawang di Tahun 2039 diperkirakan membutuhkan luas lahan mencapai
237,54 Hektar. Sedangkan berdasarkan luasan pola ruang zona permukiman di
Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang ditetapkan seluas 965,86 Hektar.
b) Zona Perdagangan dan Jasa
Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa (perekonomian)
dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan,
kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya
dengan skala pelayanan yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur.
c) Zona Pelayanan Umum
Zona sarana pelayanan umum adalah peruntukan ruang yang dikembangkan untuk
menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial
budaya, olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya dengan skala pelayanan yang

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 17
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Tujuan penetapan
zona sarana pelayanan umum untuk:
• Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan pendidikan, kesehatan,
peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya dalam
upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan jumlah penduduk
yang dilayani dan skala pelayanan fasilitas yang akan dikembangkan;
• Menentukan pusat-pusat pelayanan lingkungan sesuai dengan skala
pelayanan sebagaimana tertuang di dalam RTRW Kabupaten Ogan Komering
Ulu Timur; dan
• Mengatur hierarki pusat-pusat pelayanan sesuai dengan RTRW Kabupaten
Ogan Komering Ulu Timur.
d) Zona Industri

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Tujuan penetapan:
• Menyediakan ruang bagi kegiatan-kegiatan produksi suatu barang yang
mempunyai nilai lebih untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan yang berkaitan dengan lapangan kerja
perekonomian lainnya; dan
• Memberikan kemudahan pertumbuhan industri baru dengan mengendalikan
pemanfaatan ruang lainnya, untuk menjaga keserasian lingkungan sehingga
mobilitas antar ruang tetap terjamin serta terkendalinya kualitas lingkungan.
e) Zona Perkantoran

Zona perkantoran merupakan peruntukan ruang yang merupakan bagian dari


kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kegiatan pelayanan
pemerintahan dan tempat bekerja/berusaha, tempat berusaha, dilengkapi dengan
fasilitas umum/sosial pendukungnya. Tujuan dari penetapan zona perkantoran
adalah:
• Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa
perkantoran, pemerintah dan/atau swasta;
• Menyediakan ruang yang cukup bagi penempatan kelengkapan dasar fisik
berupa sarana-sarana penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kegiatan perkantoran yang produktif, sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya; dan
• Menyediakan ruang yang cukup bagi sarana-sarana umum, terutama untuk
melayani kegiatan-kegiatan perkantoran, yang diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 18
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

f) Zona Pertanian

Zona pertanian adalah peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung


kegiatan yang berhubungan dengan pengusahaan tanaman tertentu, pemberian
makanan, pengkandangan, dan pemeliharaan hewan untuk pribadi atau tujuan
komersial. Tujuan penetapan zona pertanian adalah:
• Menyediakan ruang untuk pengembangan hasil bahan pangan, palawija,
tanaman keras, hasil peternakan, dan hasil perikanan;
• Mengembangkan sektor-sektor basis tertentu agar dapat meningkatkan
produktifitas daerah.
g) Zona Campuran Perdagangan dan Perumahan

Zona campuran perdagangan dan perumahan merupakan peruntukan ruang yang


merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk
mengembangkan kegiatan perdagangan yang disertai dengan fungsi perumahan,
Tujuan penetapan zona campuran perdagangan dan perumahan adalah
menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang
disertai dengan fungsi perumahan. Pada umumnya zona ini terdapat di sepanjang
jalan utama. Dimana pada bangunan tersebut lantai dasar difungsikan untuk kegiatan
perdagangan sedangkan lantai duanya difungsikan untuk tempat tinggal.

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 19
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN


ZONASI
20- 20
|2
KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan Penanganannya


Penanganan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan bagian dari suatu
wilayah administrasi pemerintahan yang memiliki karakteristik dan/atau persoalan khusus
yang menyebabkan kawasan ini perlu untuk diprioritaskan atau diberikan perhatian khusus
dalam penanganannya. Berdasarkan kriteria dan penilaian, didapati bahwa bagian dari wilayah
perencanaan yang diprioritaskan adalah kawasan yang diharapkan sebagai pemicu utama
pengembangan kawasan. Berdasarkan hasil perhitungan, kawasan yang diprioritaskan
penanganannya terdapat di Sub BWP I.

Tema penanganan dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan penanganannya di bagian


wilayah perencanaan adalah “Penataan Zona Perdagangan, Jasa dan Pariwisata sebagai
Pusat Pertumbuhan Ekonomi”. Penanganan yang dilakukan pada kawasan yang
diprioritaskan penanganannya antara lain:
• Pembangunan landmark kawasan;
• Penataan pedestrian
• Penyediaan area parkir
• Pengendalian kawasan dan penetapan intensitas pemanfaatan bangunan.

Ketentuan Pemanfaatan Ruang


Salah satu fungsi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi adalah sebagai
acuan bagi stakeholder terkait dalam menyusun dan melaksanakan program tahunan dalam
jangka waktu 20 tahun sesuai dengan masa berlaku perencanaan. Indikasi program
pembangunan tersebut merupakan penjabaran kebijakan dan rencana pengendalian tata
ruang yang telah ditetapkan dalam program-program pembangunan.

1. Skenario Tahapan Pengembangan


Pelaksanaan pembangunan di dalam Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang dilakukan
selama 20 (dua puluh) tahun. Selama jangka waktu tersebut, dilakukan pentahapan
pelaksanaan pembangunan. Pentahapan pelaksanaan pembangunan tersebut adalah:

1. Tahap 1 : Tahun 2019-2023;


2. Tahap 2 : Tahun 2024-2028;
3. Tahap 3 : Tahun 2029-2033;
4. Tahap 4 : Tahun 2034-2039
2. Program Pemanfaatan Ruang Prioritas
Dalam pengembangan Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang perlu menentukan prioritas
pembangunan karenanya adanya keterbatasan kemampuan pembiayaan. Adapun kriteria
yang digunakan menentukan prioritas pembangunan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan tingkat kepentingan/kebutuhan yang mendesak;
2. Memperhatikan sektor-sektor yang dianggap dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi wilayah dan kesejahteraan penduduk
3. Mempertimbangkan partisipasi dan aspirasi masyarakat serta keterkaitan pengusaha

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 21
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

swasta/investor untuk pengembangan kegiatan tanpa bantuan atau dengan bantuan


4. Mempertimbangkan sektor-sektor kegiatan wilayah yang mempunyai tingkat
perkembangan tinggi

Berdasarkan pertimbangkan tersebut di atas maka dapat disusun urutan prioritas


pembangunan, meliputi:
1. Prioritas pertama yaitu penanganan terhadap masalah-masalah utama;
2. Prioritas kedua yaitu pengembangan dan peningkatan pelayanan;
3. Prioritas ketiga yaitu pembebasan lahan atau penyediaan lahan untuk peruntukan bagi
aktivitas yang berkembang;
4. Prioritas keempat yaitu penataan lingkungan.

3. Indikasi Program Utama


Pentahapan dan urutan prioritas program pembangunan dimaksudkan untuk
mendapatkan rincian mengenai sektor kegiatan yang perlu dilaksanakan sesuai dengan
tingkat kepentingannya, jangka waktu pelaksanaan serta sumber pembiayaan yang dapat
dipergunakan untuk pelaksanaan program pembangunan. Adapun program-program yang
direncanakan, dapat dikelompokkan dalam beberapa program kegiatan. Untuk lebih
jelasnya mengenai indikasi program utama di BWP yang diprioritaskan penanganannya
dapat di lihat sebagai berikut:
a) Program Perwujudan Struktur Ruang di Kawasan Strategis Perkotaan
Gumawang
1) Perwujudan Rencana Sistem Perkotaan
Perwujudan Rencana Sistem Perkotaan meliputi:
• Pemantapan Pusat Pelayanan Lokal Kawasan Strategis Perkotaan
Gumawang
• Pengembangan Sub Pusat Pelayanan Kota
• Pengembangan Pusat Pelayanan Lingkungan
2) Perwujudan Rencana Sistem Jaringan Transportasi
Perwujudan Rencana Sistem Jaringan Transportasi meliputi:
• Rencana Penetapan Sistem Jaringan Jalan
3) Perwujudan Rencana Jaringan Prasarana
Perwujudan Rencana Jaringan Prasarana di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang
meliputi:
• Rencana Penetapan Jaringan Energi Listrik
- Rencana Pengembangan distribusi Listrik
• Rencana Penetapan Jaringan Telekomunikasi
- Pemeliharaan sarana dan prasarana telekomunikasi
- Perencanaan pengelolaan pemanfaatan menara
telekomunikasi/tower/ BTS Bersama

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 22
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

- Pembangunan Menara BTS


• Rencana Penetapan Jaringan Air Bersih
- Peningkatan dan optimalisasi SPAM
- Pemeliharaan intake
- Peningkatan jalur distribusi perpipaan
- Pembangunan reservoir
• Rencana Penetapan Jaringan Drainase
- Pembangunan kolam penampungan banjir
- Pemeliharaan jaringan drainase
- Pengoptimalan jaringan drainase
• Rencana Penetapan Jaringan Air Limbah
- Penyediaan mobil sedot tinja
- Pembangunan IPAL
- Pembangunan dan pemenuhan SPALD-S Individual
- Pembangunan dan pemenuhan SPALD-S Komunal
- Penanganan limbah rumah tangga menuju IPLT
- Pembangunan fasilitas sanitasi
• Rencana Penetapan Jaringan Irigasi
- Rehabilitasi jaringan irigasi
• Rencana Penetapan Jaringan Persampahan
- Penambahan truk sampah
- Fasilitas TPS 3R
- Pengelolaan zero waste skala rumah tangga
b) Program Perwujudan Pola Ruang di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang
1) Perwujudan Rencana Zona Lindung
Perwujudan Rencana Zona Lindung di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang
meliputi:
• Rencana Zona Perlindungan Sempadan Sungai
- Pemeliharaan kawasan lindung sempadan sungai
- Pengawasan dan pembinaan semua kegiatan rehabilitasi lahan
secara terpadu dan berkesinambungan
• Rencana Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH)

- Pembebasan tanah untuk keperluan RTH


- Sosialisasi aturan terkait KDH, KDB, KLB untuk mewujudkan target
RTH Privat 10%
- Penyediaan Taman Kecamatan
- Penyediaan Taman Kelurahan
- Penyediaan Taman Skala RT
2) Perwujudan Rencana Zona Budidaya

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 23
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

Perwujudan Rencana Zona Budidaya di Kawasan Strategis Perkotaan Gumawang


meliputi:
• Rencana Pengembangan Zona Perumahan
- Pengembangan Rumah Kepadatan Sedang
- Pengembangan Rumah Kepadatan Rendah
• Rencana Pengembangan Zona Perdagangan dan Jasa
- Pengembangan Pasar Skala Kota
- Pembangunan Pasar Skala SBWP
• Rencana Penataan dan Pembangunan Zona Perkantoran
- Penataan Kantor Kecamatan
- Pembangunan Fasilitas Perbankan/Lembaga Keuangan
• Rencana Pemeliharaan dan Pembangunan Zona Pelayanan Umum
- Pemeliharaan Sarana Pelayanan Umum Skala Kota
- Pemeliharaan Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan
- Pemeliharaan Sarana Pelayanan Umum Skala Kelurahan
- Pemeliharaan Sarana Pelayanan Umum Skala RW
- Pembangunan Sarana Pelayanan Umum Pendidikan TK
- Pembangunan Sarana Pelayanan Umum Pendidikan SD
- Pembangunan Sarana Pelayanan Umum Pendidikan SMP
- Pembangunan Sarana Pelayanan Umum Pendidikan SMA
- Pembangunan Sarana Pelayanan Umum Puskesmas
- Pembangunan Sarana Pelayanan Umum Posyandu
• Rencana Pemanfataan dan Pengendalian Zona Pertanian
- Pemanfaatan lahan pertanian
- Pengendalian alih fungsi lahan pertanian

Peraturan Zonasi
Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang
dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang
penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang. RDTR dan PZ berfungsi sebagai:
1. perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;
2. acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya air right
development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah;
3. acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;
4. acuan dalam pengenaan sanksi; dan
5. rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi
investasi.
Peraturan Zonasi bermanfaat dalam:
1. Menjamin dan menjaga kualitas lokal minimum yang ditetapkan;

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 24
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

2. Menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan meminimalkan


kegunaan/penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik zona; serta
3. Meminimalkan gangguan/dampak negatif terhadap zona.
Selanjutnya Materi Peraturan Zonasi dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni materi wajib
dan pilihan. Materi wajib yang meliputi ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan, ketentuan
intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata bangunan, ketentuan prasarana dan sarana
minimal, ketentuan pelaksanaan, dan materi pilihan yang terdiri atas ketentuan tambahan,
ketentuan khusus, standar teknis, dan ketentuan pengaturan zonasi. Materi wajib adalah
materi yang harus dimuat dalam peraturan zonasi. Sedangkan materi pilihan adalah materi
yang perlu dimuat sesuai dengan kebutuhan daerah masing-masing.

1. Materi Wajib
a. Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Ruang
Ketentuan kegiatan dan penggunaan ruang merupakan aturan kegiatan pada setiap
zona. Ketentuan kegiatan dan penggunaan ruang bertujuan untuk: Menjamin
kesesuaian antara kegiatan pemanfaatan ruang dengan penggunaan ruang atau jenis
zona yang direncanakan; Meminimalkan dampak negatif yang kurang sesuai dengan
tujuan penetapan zona; Mendorong penggunaan ruang yang sejalan dengan tujuan
penetapan zona.
Ketentuan teknis zonasi terdiri atas :
• Klasifikasi I = pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan
Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi I memiliki sifat
sesuai dengan peruntukan ruang yang direncanakan. Pemerintah kota tidak
dapat melakukan peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain terhadap
kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi I.
• Klasifikasi T = pemanfaatan bersyarat secara terbatas
Pemanfaatan bersyarat secara terbatas bermakna bahwa kegiatan dan
penggunaan lahan dibatasi dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Pembatasan pengoperasian, baik dalam bentuk pembatasan waktu
beroperasinya suatu kegiatan di dalam subzona maupun pembatasan
jangka waktu pemanfaatan lahan untuk kegiatan tertentu yang diusulkan;
2) Pembatasan intensitas ruang, baik KDB, KLB, KDH, jarak bebas, maupun
ketinggian bangunan. Pembatasan ini dilakukan dengan menurunkan
nilai maksimal dan meninggikan nilai minimal dari intensitas ruang dalam
peraturan zonasi;
3) Pembatasan jumlah pemanfaatan, jika pemanfaatan yang diusulkan telah
ada, mampu melayani kebutuhan, dan belum memerlukan tambahan,
maka pemanfaatan tersebut tidak boleh diizinkan atau diizinkan terbatas
dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.
• Klasifikasi B = pemanfaatan bersyarat tertentu
Pemanfaatan bersyarat tertentu bermakna bahwa untuk mendapatkan izin atas
suatu kegiatan atau penggunaan lahan diperlukan persyaratan-persyaratan
tertentu yang dapat berupa persyaratan umum dan persyaratan khusus.

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 25
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

Persyaratan dimaksud diperlukan mengingat pemanfaatan ruang tersebut


memiliki dampak yang besar bagi lingkungan sekitarnya.
• Klasifikasi X = pemanfaatan yang tidak diperbolehkan
Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi X memiliki
sifat tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat
menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya.
Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi X tidak boleh
diizinkan pada zona yang bersangkutan.

b. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang


Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang adalah ketentuan mengenai besaran
pembangunan yang diperbolehkan pada suatu zona yang meliputi :
1) KDB Maksimum
KDB maksimum ditetapkan dengan mempertimbangkan tingkat pengisian
atau peresapan air, kapasitas drainase, dan jenis penggunaan lahan.
2) KLB Maksimum
KLB maksimum ditetapkan dengan mempertimbangkan harga lahan,
ketersediaan dan tingkat pelayanan prasarana (jalan), dampak atau kebutuhan
terhadap prasarana tambahan, serta ekonomi dan pembiayaan.
3) Ketinggian Bangunan Maksimum
4) KDH Minimal
KDH minimal digunakan untuk mewujudkan RTH dan diberlakukan secara
umum pada suatu zona. KDH minimal ditetapkan dengan
mempertimbangkan tingkat pengisian atau peresapan air dan kapasitas
drainase.

Beberapa ketentuan lain dapat ditambahkan dalam intensitas pemanfaatan ruang,


antara lain meliputi :
1) Koefisien Tapak Basement (KTB) Maksimum
2) Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) Maksimum
3) Kepadatan Bangunan atau Unit Maksimum
4) Kepadatan Penduduk Maksimal.
Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang mendetailkan lebih lanjut intensitas
pemanfaatan ruang yang diatur dalam ketentuan umum peraturan zonasi pada
RTRW kota, atau juga bisa berisi sama dengan intensitas pemanfaatan ruang yang
diatur dalam ketentuan umum peraturan zonasi pada RTRW kota. Intensitas
pemanfaatan ruang yang terdapat dalam ketentuan intensitas pemanfaatan ruang
dapat didetailkan kembali lebih lanjut dalam RTBL.
c. Ketentuan Tata Bangunan
Ketentuan tata bangunan adalah ketentuan yang mengatur bentuk, besaran,
peletakan, dan tampilan bangunan pada suatu zona.
Komponen ketentuan tata bangunan minimal terdiri atas:

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 26
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

1) GSB minimal yang ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan, resiko


kebakaran, kesehatan, kenyamanan, dan estetika;
2) Tinggi bangunan maksimum atau minimal yang ditetapkan dengan
mempertimbangkan keselamatan, resiko kebakaran, teknologi, estetika, dan
parasarana;
3) Jarak bebas antarbangunan minimal yang harus memenuhi ketentuan tentang
jarak bebas yang ditentukan oleh jenis peruntukan dan ketinggian bangunan;
dan
4) Tampilan bangunan yang ditetapkan dengan mempertimbangkan warna
bangunan, bahan bangunan, tekstur bangunan, muka bangunan, gaya
bangunan, keindahan bangunan, serta keserasian bangunan dengan
lingkungan sekitarnya.
Ketentuan tata bangunan mendetailkan lebih lanjut tata bangunan yang diatur
dalam ketentuan umum peraturan zonasi pada RTRW kota, atau juga dapat berisi
sama dengan tata bangunan yang diatur dalam ketentuan umum peraturan zonasi
pada RTRW kota. Tata bangunan yang terdapat dalam ketentuan tata bangunan
dapat didetailkan kembali lebih lanjut dalam RTBL.

d. Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal


Ketentuan prasarana dan sarana minimal berfungsi sebagai kelengkapan dasar fisik
lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan yang nyaman melalui
penyediaan prasarana dan sarana yang sesuai agar zona berfungsi secara optimal.
Ketentuan prasarana dan sarana minimal ditetapkan sesuai dengan ketentuan
mengenai prasarana dan sarana yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang.

e. Ketentuan Pelaksanaan
Ketentuan pelaksanaan terdiri atas :
1) Ketentuan variansi pemanfaatan ruang yang merupakan ketentuan yang
memberikan kelonggaran untuk menyesuaikan dengan kondisi tertentu
dengan tetap mengikuti ketentuan massa ruang yang ditetapkan dalam
peraturan zonasi. Hal ini dimaksudkan untuk menampung dinamika
pemanfaatan ruang mikro dan sebagai dasar antara lain transfer of
development rights (TDR) dan air right development yang dapat diatur lebih
lanjut dalam RTBL.
2) Ketentuan pemberian insentif dan disinsentif yang merupakan ketentuan yang
memberikan insentif bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang sejalan dengan
rencana tata ruang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, serta
yang memberikan disinsentif bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak
sejalan dengan rencana tata ruang dan memberikan dampak negatif bagi
masyarakat. Insentif dapat berbentuk kemudahan perizinan, keringanan pajak,
kompensasi, imbalan, subsidi prasarana, pengalihan hak membangun, dan
ketentuan teknis lainnya. Sedangkan disinsentif dapat berbentuk antara lain
pengetatan persyaratan, pengenaan pajak dan retribusi yang tinggi,
pengenaan denda, pembatasan penyediaan prasarana dan sarana, atau
kewajiban untuk penyediaan prasarana dan sarana kawasan.

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 27
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

3) Ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai dengan
peraturan zonasi. Ketentuan ini berlaku untuk pemanfaatan ruang yang
izinnya diterbitkan sebelum penetapan RDTR/peraturan zonasi, dan dapat
dibuktikan bahwa izin tersebut diperoleh sesuai dengan prosedur yang benar.

2. MATERI PILIHAN
a. Ketentuan Tambahan
Ketentuan tambahan adalah ketentuan lain yang dapat ditambahkan pada suatu zona
untuk melengkapi aturan dasar yang sudah ditetapkan. Ketentuan tambahan berfungsi
memberikan aturan pada kondisi yang spesifik pada zona tertentu dan belum diatur
dalam ketentuan dasar.

b. Ketentuan Khusus
Ketentuan khusus adalah ketentuan yang mengatur pemanfaatan zona yang memiliki
fungsi khusus dan diberlakukan ketentuan khusus sesuai dengan karakteristik zona dan
kegiatannya. Selain itu, ketentuan pada zona-zona yang digambarkan di peta khusus
yang memiliki pertampalan (overlay) dengan zona lainnya dapat pula dijelaskan disini.
Komponen ketentuan khusus antara lain meliputi :
1) Zona keselamatan operasi penerbangan (KKOP);
2) Zona cagar budaya atau adat;
3) Zona rawan bencana;
4) Zona pertahanan keamanan (Hankam);
5) Zona pusat penelitian;
6) Zona pengembangan nuklir;
7) Zona Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU);
8) Zona gardu induk listrik;
9) Zona sumber air baku; dan
10) Zona BTS.
Ketentuan mengenai penerapan aturan khusus pada zona-zona khusus di atas
ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang.

c. Standar Teknis
Standar teknis adalah aturan-aturan teknis pembangunan yang ditetapkan
berdasarkan peraturan/standar/ketentuan teknis yang berlaku serta berisi panduan
yang terukur dan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan. Standar teknis yang
digunakan dalam penyusunan RDTR mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI),
antara lain SNI Nomor 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan Lingkungan dan/atau standar lain. Tujuan standar teknis
adalah memberikan kemudahan dalam menerapkan ketentuan teknis yang
diberlakukan di setiap zona.

d. Ketentuan Pengaturan Zonasi


Ketentuan pengaturan zonasi adalah varian dari zonasi konvensional yang
dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas dalam penerapan aturan zonasi dan
ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam penerapan peraturan zonasi

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 28
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
RINGKASAN EKSEKUTIF

dasar. Ketentuan pengaturan zonasi berfungsi untuk memberikan fleksibilitas dalam


penerapan peraturan zonasi dasar serta memberikan pilihan penanganan pada lokasi
tertentu sesuai dengan karakteristik, tujuan pengembangan, dan permasalahan yang
dihadapi pada zona tertentu, sehingga sasaran pengendalian pemanfaatan ruang
dapat dicapai secara lebih efektif.

PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


KAWASAN STRATEGIS PERKOTAAN GUMAWANG 29
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

Anda mungkin juga menyukai