Anda di halaman 1dari 27

KONSEP STERILISASI

Central Strele Supply Depatment ( CSSD )

By : Setiyo Irawan, S. Kep

CSSD (Central Sterile Supply Department) atau Pusat sterilisasi


merupakan salah satu dari mata rantai yang penting agar dapat
mengendalikan infeksi dan mempunyai peran dalam upaya
menekan kejadian infeksi terutama infeksi nosokomial, hal ini
dikarenakan CSSD adalah bagian di institusi pelayanan
kesehatan (rumah sakit) yang mengurus suplai dan peralatan
bersih atau steril. Pembentukan CSSD (Central Sterilization
Supply Department) berdasarkan pada Kebijakan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia yang menyatakan bahwa CSSD
sebagai salah satu upaya dalam pengendalian infeksi di rumah
sakit dan merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk
Perencanaan dan Pengendalian infeksi (PPI).

Hingga tahun 1940-an kegiatan sterilisasi dilakukan di unit


pemakai yang membutuhkan barang steril. Sehingga terdapat
duplikasi peralatan maupun personel yang menyebabkan
ketidakefisienan proses kerja di rumah sakit. Selain itu proses
yang dilakukan tidak dapat seragam, menyebabkan sulitnya
mencapai hasil sterilisasi dengan kualitas tinggi secara terus
menerus. Sistem yang terpusat dibutuhkan dengan
meningkatnya tindakan operatif, bermacamnya instrumen
operasi dan kebutuhan barang steril di ruangan. Kemajuan
teknologi yang meningkat juga memungkinkan adanya sistem
pemrosesan yang tersentral. Pemrosesan yang tersentral akan
meningkatkan kualitas pelayanan sehingga berorientasi
pada patient safety / keselamatan pasien.

Salah satu indikator baik atau tidaknya suatu rumah sakit dapat dilihat dari
tingkat penyebaran infeksi yang terjadi, semakin sedikit tingkat penyebaran
infeksi yang terjadi maka semakin baik kualitas rumah sakit tersebut. Salah
satu pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan cara melakukan sterilisasi
dan desinfeksi. Sterilisasi adalah suatu proses pengelolahan alat atau
bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan
mikroba termasuk endospora yang dapat dilakukan dengan proses kimia
atau fisika. Desinfeksi adalah proses pembasmian terhadap semua jenis
mikroorganisme patogen yang biasanya dilakukan pada obyek yang tidak
bernyawa (misal ruangan pasien). Tindakan sterilisasi dan desinfeksi
ditujukan untuk memutus mata rantai penyebaran infeksi dengan cara
mengendalikan kuman-kuman yang berada di lingkungan rumah sakit,
dilakukan baik terhadap peralatan-peralatan yang dipakai, baju, sarung
tangan, maupun ruangan-ruangan khususnya di lingkungan rumah sakit.

Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :


a. Uap air panas dengan tekanan (autoclave)
b. Panas kering dengan tekanan normal ( oven )
c. Radiasi pengion (radiasi gamma atau pancaran sinar elektron)
d. Sterilan seperti etilenoksida, glutaraldehide ( gas kimia )
e. Filtrasi
Untuk mensterilkan udara atau bahan dalam btk cairan
contoh : filter udara adalah penggunaan HEPA (High Efficacy
Particulate Air) pada ruang operasi atau ruang isolasi tertentu
untuk menghindari kontaminasi atau cross infection

CSSD memberikan pelayanan pemrosesan barang dan instrumen


kotor menjadi barang bersih maupun steril. Unit dekontaminasi
melakukan pembersihan barang dan instrumen kotor agar aman
bagi pekerja dan siap dilakukan pengemasan. Unit pengemasan
melakukan pengecekan barang dan instrumen mengenai
kelayakan barang tersebut serta melakukan pengemasan agar
sterilitas dapat terjaga. Unit sterilisasi melakukan sterilisasi
barang dan instumen yang telah dikemas menggunakan metode
yang tepat agar mencapai sterilisasi yang optimal. Unit
penyimpanan melakukan penyimpanan barang steril dan
melakukan penjaminan kualitas barang dan instrumen steril. Unit
distribusi mengirimkan suplai kepada kustomer yang
membutuhkan barang tersebut.

Beberapa fungsi CSSD antara lain:


- Memberikan suplai barang dan instrumen ke area yang
membutuhkan

- Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan servis yang akurat

- Memberikan suplai barang steril meliputi linen, instrumen dan


barang-barang steril lainnya

- Melakukan pencatatan yang akurat terhadap kegiatan


dekontaminasi, pencucian, sterilisasi dan pengiriman barang steril
- Melakukan pengetatan keseragaman dan kemudahan dalam rak
instrumen dan set operasi di seluruh lingkungan rumah sakit

- Mempertahankan jumlah inventaris barang dan instrumen


- Melakukan monitoring dan kontrol terhadap tindakan
pengendalian infeksi sesuai dengan arahan komite pengendalian
infeksi

-Membuat dan mempertahankan standart sterilisasi dan


distribusinya
-Beroperasi secara efisien dalam rangka pengurangan biaya
operasional
- Melakukan pengembangan sesuai dengan metode yang terbaru
dan peraturan yang berlaku
- Melakukan evaluasi berkala untuk meningkatkan kualitas
pelayana
- Memberikan pelayanan konsultasi kepada bagian lain yang
membutuhkan pemrosesan dan sterilisasi instrumen. Meliputi
penjelasan peraturan dan prosedur yang digunakan dan
implementasi metode baru

Ruangan CSSD
Kegiatan CSSD meliputi 5(lima) pekerjaan utama. Dekontaminasi dan
pencucian, Inspeksi dan Pengemasan, Sterilisasi, Penyimpanan,
dan Distribusi. Masing-masing kegiatan mempunyai area khusus
yang mendukung pekerjaan tersebut.
1. Area dekontaminasi dan pencucian merupakan area dimana barang
dan instrumen kotor yang dapat diproses ulang berada. Di area ini
barang dan instrumen tersebut didekontaminasi menggunakan
disinfektan yang sesuai dan dicuci bersih. Sehingga setelah melalui
area ini barang dan instrumen yang kotor dan terkontaminasi dapat
diproses secara aman. Proses dekontaminasi dan pencucian dapat
dilakukan dengan cara manual ataupun dengan cara otomatis
menggunakan mesin. Bahan deterjen kimia dan disinfektan
mempunyai peranan yang penting di area ini.

2. Area inspeksi dan pengemasan menjadi tempat selanjutnya


untuk barang dan instrumen yang telah mengalami
dekontaminasi dan pencucian. Instrumen yang telah dicuci
dilakukan inspeksi untuk mengetahui adanya kerusakan.
Instrumen yang rusak akan disingkirkan agar tidak digunakan
lagi. Pengemasan menggunakan pengemas sekali pakai
maupun menggunakan pengemas rigid yang digunakan
berulang. Pengemasan linen yang digunakan untuk operasi
dilakukan di ruang tersendiri. Pengemasan linen perlu
dipisahkan karena linen mengeluarkan serat-serat yang dapat
menggagalkan proses sterilisasi. Serat-serat tersebut juga
dapat mengganggu kesehatan pekerja, sehingga pada ruang
pengemasan linen perlu ditambahkan aliran udara ke luar
gedung. Pengemasan kapas dan kasa juga perlu ditempatkan di
tempat tersendiri karena alasan yang sama dengan linen.

3. Area sterilisasi tempat mesin sterilisasi berada. Metode


sterilisasi yang tersedia di rumah sakit sebaiknya terdiri dari
dua jenis. Metode sterilisasi suhu tinggi dan sterilisasi suhu
rendah. Sehingga semua jenis barang dan instrumen yang
perlu disterilkan dapat disterilkan di CSSD. Metode sterilisasi
suhu tinggi yang paling diumumkan adalah sterilisasi uap.
Metode sterilisasi suhu rendah memiliki bermacam jenis,
dapat menggunakan Etilen oksida, Formaldehida, Hidrogen
peroksida, maupun Gas Plasma. Pemilihan sterilisasi suhu
rendah memperhatikan kebutuhan rumah sakit.

4. Area penyimpanan merupakan tempat dimana barang dan


instrumen disimpan sebelum dikirimkan untuk digunakan pada
pasien. Area penyimpanan harus mengikuti kaidah clean room,
dimana terdapat beberapa persyaratan yang membutuhkan
pengaturan. Pengaturan suhu dan kelembaban, pembatasan
lalu lintas personel, ventilasi agar bertekanan positif, dan
mekanisme lain agar terbebas dari kotoran dan debu. Bila
terdapat inventaris yang mencukupi, maka akan banyak barang
dan instrumen yang berada disini. Dibutuhkan sistem
penyimpanan yang baik.

5. Area distribusi bertanggung jawab pada ketersediaan


instrumen dan barang steril yang dibutuhkan oleh pasien.
CSSD
harus
menjamin
ketersediaan
dengan
mempertahankan par level. Sistem distribusi harus dibuat
seefisien dan seefektif mungkin. Meminimalisir personel,
mengurangi waktu simpan namun tetap siap untuk keadaan
darurat. Di area distribusi juga harus tersedia disinfektan untuk
membersihkan kereta dari ruangan perawatan pasien yang
membawa barang atau instrumen steril.

Selain lima ruangan utama di atas, terdapat beberapa ruangan pendukung


CSSD. Area pimpinan dan adminstrasi diperlukan sebagai penyokong
pekerjaan fungsional. Begitu pula ruang ganti baju, agar pekerja CSSD
berganti baju saat kerja, tidak menggunakan baju yang dipakai dari rumah.
Ruang santai atau ruang istirahat juga diperlukan karena beban kerja
pekerja CSSD termasuk berat. Selain itu alur barang juga diperhatikan, alur
ini dapat dilakukan dengan alur barang yang satu arah, disebut dengan
istilah One way flow. Dalam alur barang one way flow maka gerak barang
akan searah sehingga tidak ada arus balik. Gerak barang akan dimulai dari
area dekontaminasi berlanjut ke area pengemasan, area sterilisasi, area
penyimpanan, dan area distribusi secara teratur secara searah. Tidak ada
alur barang dari area sterilisasi kembali ke area dekontaminasi kemudian
ke area penyimpanan dan distribusi. Alur tersebut menyalahi kaidah one
way flow.

One Way Flow akan mengurangi resiko kontaminasi


terhadap barang yang sudah disterilkan. Barang kotor
yang berada di area steril dapat mengkontaminasi
barang steril meskipun barang steril berada dalam
kemasan. Barang steril yang terkontaminasi akan sangat
berbahaya bagi pasien yang menggunakan barang
tersebut. Resiko infeksi nosokomial akan meningkat
termasuk di dalamnya adalah infeksi luka operasi.

Central Sterilization Supply Departement (CSSD) sebagai pusat


sterilisasi mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :
1. Dapat mempertahankan mutu sterilisasi
Jaminan mutu sterilisasi tidak cukup hanya sekedar dengan
adanya autoclave (mesin sterilisator), artinya hanya pada proses
sterilisasi
saja,
akan
tetapi
harus
mencakup
sarana/prasarana/fasilitas/bahan/alat, sumber daya manusia,
prosedur mulai dari proses awal penanganan alat-alat kotor
(pembersihan dan dekontaminasi), pengeringan, packing dan
labelling, sterilisasi, penyimpanan alat steril dan pendistribusian
sampai alat akan digunakan serta pendokumentasian semua tahap
kegiatan tersebut dan cara-cara evaluasi serta monitoringnya.

2. Efisiensi alat dan bahan


Dengan adanya CSSD alat sterilisasi cukup disediakan di sentral
artinya tidak perlu di setiap tempat yang jumlahnya mencapai
puluhan tempat harus memiliki alat sterilisasi masing-masing.
Dengan disentralkannya alat yang telah steril akan memudahkan
dilakukan pengendalian stok (inventory control) untuk kebutuhan
penggunaan di rumah sakit.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, CSSD sangat
bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur pelayanan
medik, unsur penunjang medik maupun instalasi antara lain
perlengkapan, rumah tangga, pemeliharaan sarana rumah sakit,
sanitasi dan lain-lain. Apabila terjadi hambatan pada salah satu
subunit di atas maka pada akhirnya akan mengganggu proses dan
hasil sterilisasi.

Mengevaluasi hasil sterilisasi Pelaksanaan CSSD ini diharapkan


mendapatkan hasil akhir berupa produk-produk steril yang dapat
menunjang kegiatan pelayanan rumah sakit. Beberapa kondisi
yang diperlukan agar mendapatkan produk yang steril yaitu :
1. Jumlah kontaminan awal yang rendah
2. Metode sterilisasi yang digunakan harus tepat yaitu yang
sesuai dengan jenis item yang disterilisasi
3. Pemeliharaan hasil proses sterilisasi agar tetap steril

Alur aktivitas fungsional dari CSSD secara umum dapat


digambarkan sebagai berikut:
1. Pembilasan : pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak
dilakukan di ruang perawatan.
2.
Pembersihan : semua peralatan pakai ulang harus
dibersihkan secara baik sebelum dilakukan proses disinfeksi dan
sterilisasi.
3. Pengeringan: dilakukan sampai kering.
4. Inspeksi dan pengemasan : setiap alat bongkar pasang harus
diperiksa kelengkapannya, sementara untuk bahan linen harus
diperhatikan densitas maksimumnya.
5. Memberi label : setiap kemasan harus mempunyai label yang
menjelaskan isi dari kemasan, cara sterilisasi, tanggal sterilisasi
dan kadaluarsa proses sterilisasi.

6. Pembuatan : membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa


balut yang kemudian akan disterilkan.
7. Sterilisasi : sebaiknya diberikan tanggung jawab kepada staf
yang tersedia.
8. Penyimpanan : harus diatur secara baik dengan memperhatikan
kondisi penyimpanan yang baik.
9. Distribusi : dapat dilakukan berbagai sistem distribusi sesuai
dengan rumah sakit masing-masing.
Untuk melaksanakan aktivitas tersebut di atas dengan lancar dan
baik sesuai dengan tujuan pusat sterilisasi maka diperlukan
kontrol dan pemeliharaan yang teratur terhadap mesin/alat
sterilisasi.

Tata cara proses sterilisasi sebagai berikut :


a.
Petugas pelaksana operasional dan pemelihara alat instalasi
sterilisasi sentral menerima
1) Alat-alat operasi dari petugas administrasi instalasi sterilisasi
sentral
2) Bahan-bahan (kasa, sarung tangan, dan linen) dari petugas
pelaksana sterilisasi instalasi sterilisasi sentral yang akan
disterilkan dimasukkan ke dalam autoklaf
b.
1)
2)
3)

Petugas memisahkan/mengelompokkan :
Alat-alat operasi
Linen
Kasa dan sarung tangan

c.
1)

Petugas memasukkan :
Alat-alat operasi ke autoklaf dengan suhu 135C selama 1
jam
2) Linen, kasa, dan sarung tangan ke autoklaf / alat pemanas
tertutup dengan suhu 120C selama 1 jam
d.
e.

Selama proses sterilisasi, autoklaf dalam pengawasan petugas


Setelah proses sterilisasi selesai, petugas mengeluarkan alatalat operasi, linen, kasa, dan sarung tangan dari autoklaf
kemudian disimpan ke dalam tempat yang telah disediakan.
f.
Petugas pelaksana operasional dan pemeliharaan alat instalasi
sterilisasi sentral menyerahkan alat-alat dan bahan-bahan yang
telah steril ke petugas administrasi instalasi sterilisasi sentral.

Tata cara sterilisasi instrumen dan linen adalah sebagai berikut :


a.
Petugas ruangan menuliskan permintaan steril alat-alat operasi
atau linen di buku permintaan sterilisasi yang telah disediakan di
masing-masing ruangan.
b.
Petugas ruangan membawa alat-alat operasi dan linen yang
sudah bersih ke instalasi sterilisasi sentral beserta buku
permintaan sterilisasi.
c.
instalasi sterilisasi sentral RS melayani permintaan steril alatalat operasi dan linen dari jam 07.00 s/d 09.00 WIB setiap hari
kerja kecuali instalasi bedah.
d. Petugas sterilisasi sentral menerima, memeriksa, dan mencatat
di buku ekspedisi instalasi sterilisasi sentral dan ditandatangani
kedua belah pihak.
e. Petugas ruangan dapat mengambil instrumen yang sudah steril
dari jam 11.00 s/d 13.00 WIB dengan menandatangani buku
ekspedisi instalasi sterilisasi sentral.

Tata cara sterilisasi bahan-bahan steril habis pakai di instalasi


sterilisasi sentral RS adalah sebagai berikut :
a.
Petugas ruangan menuliskan permintaan bahan steril habis
pakai dengan menuliskan jenis bahan yang diminta dan jumlah
di buku permintaan sterilisasi yang telah disediakan di masingmasing ruangan.
b.
Petugas ruangan membawa buku permintaan sterilisasi
untuk diserahkan ke bagian administrasi sterilisasi sentral.
c.
Petugas administrasi sterilisasi sentral menerima buku
tersebut dan menandatangani serta menuliskan permintaan
sterilisasi untuk diserahkan ke bagian administrasi sterilisasi
sentral.
d. Petugas sterilisasi memberikan bahan steril sesuai dengan
permintaan.

e.

Petugas ruangan menerima bahan steril dan


menandatangani di buku ekspedisi instalasi sterilisasi sentral.
f.
Bahan-bahan steril yang telah diberikan dapat bertahan
steril dalam waktu 1 minggu, apabila kertas pembungkus tidak
di buka.
g.
Jika dalam waktu 1 minggu bahan-bahan steril tidak
digunakan maka dikembalikan ke instalasi sterilisasi sentral
untuk disterilkan ulang.
h.
Untuk sarung tangan, apabila telah dipergunakan dicuci
sampai bersih dan dikeringkan lalu diberikan ke instalasi
sterilisasi sentral.

Bahan-bahan habis pakai yang disterilkan di instalasi sterilisasi


sentral antara lain :
a.
Kasa yang sudah dibentuk menjadi big gaas/ kain kasa steril
(isi 1 buah), gaas/ kasa (isi 15 buah), kasa (10 buah), kasa
infus (10 buah), rol hass/rol tampon (1 buah), rol hass kecil (1
buah).
b. Kapas yang sudah dibentuk menjadi kapas alkohol (isi 10
buah), kapas savlon (5 buah), kapas tampon (10 buah), bola
tampon (1 buah).
c.
Sarung tangan, isi kemasan 1 ukuran perpasang dengan
ukuran sarung tangan 6,5/7/7,5/8P.
d. Tali pusat isi kemasan 2 buah.

Anda mungkin juga menyukai