Anda di halaman 1dari 4

A.

CSSD
CSSD di rumah sakit muhammadiyah yogyakarta berdiri pada tahun 2000, ruangan CSSD
terdiri atas ruang penerimaan alat dan linen perbangsal yang akan disterilisasi, ruang
sterilisasi dan ruang penyimpanan. Alur aktivitas fungsional CSSD dimulai dari pembilasan,
pembersihan dekontaminasi, pengeringan, inspeksidan pengemasan, memberi label, sterilasi
sampai proses distribusi.
penanggung jawab CSSD adalah seorang apoteker. Berdirinya CSSD di RS dilatarbelakangi
oleh: 1. adanya penyebaran kuman, sehingga dapat mengkontaminasi benda dan menginfeksi
manusia dilingkungan RS, 2. tingginya angka kematian akibat infeksi nosokomial 3.
merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan RS, maka pema dan fungsi CSSD
sangat penting.
Bagan.......
Kegiatan administrasi dimulai dari:
a. Serah terima alat dan linen oleh petugas dari unit yang bersangkutan kepada petugas
CSSD yang dilakukan diruang penerimaan.
b. Cek kelengkapan administrasi berupa pencatatan tanggal, jam, bahan, yang
disterilisasi, tanda tangan petugas unit dan tanda tangan petugas CSSD yang
menerima.
c. Alat dan bahan di sterilisasi sesuai kapasitas autoclave, namun apabila alat-alat medis
yang belum mengalami pembilasan, pembersihan, pengeringan dan pengepakan,
maka petugas CSSD akan melakukan kegiatan tersebut sebelum akhirnya dilakukan
sterilisasi.
Berikut ini merupakan pembagian ruangan CSSD RS PKU Muhammadiyah yogyakarta:
1) Area kotor (ruang petugas CSSD)
2) Ruang penerimaan alat dan linie kotor
3) Ruang dekontaminasi
4) Ruang produksi dan linen
5) Ruang sterilisasi
6) Ruang penyimpanan
Area kotor berfungsi sebagai ruang pakaian ganti petugas dan juga sebagai ruang penyimpanan
barang/tas petugas. Sedangkan ruang penerimaan berfungsi untuk kegiatan administrasi dan
serah terima alat kesehatan/linen dari tiap bangsaal yang akan atau telah disterilisasi oleh
petugas CSSD. Adapun catatan administrasi terdiri dari nama unit, tanggal, jam, bahan yang
disterilisasi, tanda tangan petugas unit dan tanda tangan petugas CSSD yang menerima.
Terdapat beberapa indikator keberhasilan mutu sterilisasi untuk mengetahui alat-alat atau
bahan yang disterilisasi sudah tersterilisasi dengan baik yang terdiri atas :
a) Indikator fisik
Berhubungan dengan alat yang digiunakan, dalam hal ini digunakan autoclave
yang harus memenuhi standar suhu 121 0C dan tekanan 1,1 atm. Semua alat medis harus
dikalibrasi dari pihak resmi.
b) Indikator kimia
Terdapat 2 macam indikator kimia yaitu ekstern yang ditempel diluar packing
(berhubungan dengan labeling) dan intern yang dimasukan kedalam packing.
c) Indikator biologi
Menggunakan AT-Test dimana digunakan mikrooorganisme yaitu bakteri bacillus
sterohermophillo yang tidak tahan panas dan akan mati pada suhu 121 0C. RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta sendiri menggunakan indikator yang indikstor kimia yang
ditempel diluar alat yang disterilasasi. Indikator ini digunakan pada waktu belum
disterilasasi, sebelum disterilsasi indikator ini berwarna krem dan setelah disterilisasi
berubah warna hitam. Alat dan linen yang sudah disterilusasi disimpan dalam riuang
penyimpanan. Ruang penyimpanan memiliki kelembaban 45-47% dan suhu 18 0C.
Ruang penyimapanan setiap hari disterilikan sebanyak dua kali dengan lampu UV
selam 15 menit. Petugas CSSD harus memaki baju khusus untuk menghindari
kontaminasi terhadap alat dan pengambilan barang dilakukan melalui jendela ruang
penyimpanan yang bisa dibuka-tutup untuk menghindari terjadinya kontaminasi
terhadap alat yang telah steril. Kontrol sterilitsa ruang penyimpanan dilakukan degan
uji angakka kuman oleh bagian sanitasi setiap tiga bulan srta uji kualitas air. Metode
sterrilusasi dlilakukan dengan menggunakan autoclave (uap bertekanan tekana suhu
tinngi) dentan temperatur sterilisasi 121 0C selama 90 menit. Autoclve yang digunakan
di CSSD RS PKU Mhammadiyah Yogyakrta terdiri dari autoklaf listrik dan gas tipe
HL 36 AE dan tipe HL 45 AE. Autoklaf listrik berkapasitas lebih besar dibanding
autoclave gas. Autoklaf tipe HL 36 AE biasanya digunakan untuk kebutuhan yang
mendesak (cito) karena volumeny yang kecil. Sebelum disterlisasi alat-alat medis sperti
gunting opersi, pinset, pisau operasi, needle holder, sarung tangan, kassa, dan linen dari
kaar operasi dibungkus dengan kain dan diberi label serta indikator sterilisasi yang akan
berubah warna apabila alat sudah steril. Untuk sterilisasi kassa dan linen, sebelum kassa
dimasukan dalam tromol, baru kemudian disterilisasi. Pengambilan alat steril dilakukan
oleh unit pemesan, namun untuk alat dari ruang operasi, distribusi dilakukan oleh
petugas CSSD. Setiap pengambilan alat harus dilakukan pencatatan dalam buku
administrasi yang berbeda untuk alat dari ruang opersai dan unit lain.
Pemeliharaan alat dilakukan secara manual oleh petugas berupa pembersihan
bagian luar autoklaf dengan kain, pembersihan kerak dan penggantian air untuk
autoklaf yang dilakukan setiap hari. Terdapat ruang penyimpanan yang berfungsi untuk
menyimpan alat kesehatan yang telah diserilisasi. Untuk menjaga kualitas sterilisasi
alat kesehatan/linen, ruang penyimpanan dilengakapi dengan lampu UV yang
dihidupkan pada saat tertentu, yaitu 2 kali sehari pada shift pagi dan shift sore selama
2 jam untuk menjaga sterilitas ruang penyimpanan. Apabila barang steril yang disimpan
lebih dari satu minggu tidak digunakan, maka petugas CSSD melakukan sterilisasi
ulang terhadp barang. Pelaksanaan proses sterilisasi terbagi dalam dua kelompok besar,
yaitu : kelompok pertama terdiri dari atas kamar operasi (OK), poli bedah, kamar
bersalin (VK) dan UGD, sedangkan kelompok kedua terdiri atas bangsal-bangsal
lainnya. Untuk kelompok pertama, proses pengumpulan sampai dengan pengemasan
dilakukan oleh bagian ruangnya sendiri, sterilisasi sampai distribusi baru dilakukan
oleh CSSD. Untuk lelompok kedua mulai dari pengumpulan sampai penyimpanan
dilakukan oleh CSSD. Khusus untuk kamar operasi (OK) alat-alat yang disterilisasi
akan diambil dan diantar kebali oleh CSSD, sedangkan ruang lainnya oleh bagian ruang
yang bersangkutan. Peran CSSD di RS adalah melakukan sterilisasi bahan dan
peralatan distiap unit.
Berikut merupakan alur aktivitas fungsional dari CSSD RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Pnerimaan barang alat dan bahan yang telah digunakan di ruang perawatan
ataupun operasi.
2) Pembilasan: pembilasan alat-alat yang telah digunakan. Pembilasan dengan air
mengalir (kran)
3) Pembersihan: semua peralatan pakai ulang dibersihkan sebelum dilakukan
proses desinfektan dan sterilisasi. Desinfeksi merupakan bagian dari proses
dekontaminasi. Desinfeksi bertujuan untuk membunuh mokroorganisme
walupun tidak sampai membunuh spora. Proses ini perlu dilakukan untuk
kemanan petugas sebagai mediator dalam pencucian agar meminimalkan
terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu juga, untuk menefisienkan proses
sterilisasi alat kesehatan. Desinfektan yang digunakan adalah larutan
desinfektan 0,1% dan 0,5%, yaitu dengan presept (Chlor). Perendaman
desinfeksi dengan menggunakan Chlor tersebut selama 10-15 menit.
4) Pencucian dengan menggunakan detergent agar kotorannya hilang dan alat-alat
tidak menjadi berkarat. Perlu perhatian untuk alat-alat yang tajam agar berhati-
hati dalam pencuciannya.
5) Pengeringan: hingga alat benar-benar kering
6) Uji fisik untuk mengetahui alat masih utuh atau tidak, masih dapat digunakan
kembali atau tidak.
7) Inspeksi dan pengemasan: setiap alat bongkar pasang harus diperiksa
kelengkapannya. Pengemasan (packing) dapat dibungkus dengan linen untuk
IBS, plastik untuk unit-unit sederhana, tromol dan diberi label.
8) Memberi label dan indikator : selain kertas indikator setiap kemasan juga diberi
label yangmemuat isis kemasan, tanggal sterilisasi, dan tanggal kadarluwasa
proses sterilisasi, pelabelan (labelling) dengan menggunakan indikator kimia
intern yang pada waktu belum disterilisasi berwarna krem dan setelah
disterilisasi berwarna hitam. Labelling dilakukan untuk mengetahui kapan alat-
alat tersebut ED karena juga harus ditulis tanggal pensterilan dan tanggal ED.
9) Proses sterilisasi. Sterilisasi menggunakan autoklaf dengan sistem steam (uap
air) yang dilakukan pada suhu 121 0C dan tekanan 1,1 atm selama 60 menit.
10) Penyimpanan : dengan memperhatikan kondisi penyimpanan yang baik.
Penyimpanan dalam ruang khusus dengan suhu 18-25 0C dan kelembbaban 35-
47%.
11) Distribusi : pengambilan barang dilakukan oleh petugass yang berada pada unit
yang bersangkutan. Distribusi, dalam hal ini alat sudah siap digunakan kembali.
Biasanya petugas bangsal yang mengambil ke CSSD, kecuali untuk IBS petugas
CSSD yang mengantarkanya. Pelayanan yang dilakukan oleh CSSD meliputi
tiga jenis, yaitu:
a. Pelayanan alat kesehatan steril
b. Pelayanan linen steril
c. Pelayanan kassa steril
B. CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTEMENT (CSSD)
Penanganan alat kesehatan dan peralatan lain yang dibutuhkan dalam keadaan
steril dilakuakan oleh central sterile supply departemant (CSSD) atau intalasi pusat
pelyanan sterilisasi. CSSD merupakan satu unit atau departemen dari rumah sakit yang
menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan sterilisasi terhadap semua alat atau
bahan yang membutuhkan kondisi steril dan repacking. Rumah sakiit sebagai institusi
penydia pelayanan kesehatan berupayah untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi
pasien dan petugass rumah sakit.
Pelayanan sterilisasi adalah salah satu mata rantai dalam pengenalian infeksi yang
nerperana dalam upayah mengurangi kejadin infeksi dalam fungsinya sebagai unit
CSSD melalui proses dekontaminasi. Proses dekontaminasi meliputi desinfeksi,
pembersihan, pengemasan, pemberian tanda dan proses sterilisasi instrumen. Dalam
struktur organisasi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, CSSD berada di bawah
koordinasi bagian penunjang medis.
Pada kegiatan PKPA di RS PKU Muhammadiyah, mahasiswa melakukan
kunjungan ke bagian CSSD dan mengamati proses sterilisasi sebagai pengenalan proses
sterilisasi di rumah sakit. Hal ini dilakukan karena CSSD merupakan unit penting dalam
suatau

Anda mungkin juga menyukai