Anda di halaman 1dari 20

PERSATUAN INSTALASI PUSAT

STERILISASI INDONESIA

MANAJEMEN PELAYANAN CSSD


DI RSIA BUNDA NONI
PALEMBANG
Topik Bahasan

- Latar Belakang
- Istilah CSSD dan Pengertian
- Tujuan
- Fungsi
- Sarana Fisik dan Peralatan
- Pengorganisasian
- Monitoring dan Evaluasi
Latar Belakang
- Penyakit infeksi merupakan penyebab kematian utama di dunia {12,9 jt (25%) dari
51,9 jt kematian/tahun disebabkan infeksi} (Sumber : WHO).
- RS merupakan tempat dengan derajat ancaman kontaminasi cukup tinggi, yang dapat
menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial berakibat : memperpanjang
waktu rawat pasien di RS, penyakit menjadi lebih parah, menambah biaya
pengobatan, bahkan dapat menyebabkan kematian pasien.
- Kompetisi antar Rumah Sakit untuk menjaring konsumen, sehingga Rumah Sakit
saling berlomba meningkatkan mutu pelayanannya.
- Fungsi CSSD yang dapat mencegah dan mengendalikan infeksi, khususnya dalam
pencegahan infeksi Nosokomial, keberadaannya bernilai sangat strategis.

Berbagai Istilah CSSD

- Central Sterile Supply Department (CSSD)


- Central Sterile Processing Department (CPSD)
- Central Processing Department (CPD)
- Central Sterilization Unit (CSU)
- Theatre Sterilization Unit (TSU)

Pengertian

1. CSSD adalah suatu departemen atau bagian yang menyelenggarakan proses


pencucian, disinfeksi, pengemasan dan sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang
dibutuhkan dalam kondisi steril.
2. STERIL (absolut) : kondisi/keadaan bebas dari semua mikroorganisme (termasuk
endospora).
3. STERIL (praktis) : Probabilitas keadaan bebas dari semua mikroorganisme.
4. STERILISASI : proses penghancuran semua bentuk kehidupan mikroorganisme
termasuk endospora yang dilakukan melalui proses fisika atau kimia.
5. Desinfeksi : Proses penghancuran mikroorganisme tapi tidak semua bentuk kehidupan
mikroba dihancurkan.
6. Dekontaminasi : Proses fisika atau kimia yang digunakan untuk menurunkan jumlah
mikroorganisme pada benda mati sehingga aman untuk penggunaan lebih lanjut, dan
juga mengefektifkan/meringankan proses sterilisasi berikutnya.
Tujuan
1. Mengurangi kejadian infeksi nosokomial melalui tersedianya peralatan yang
mengalami sortir, pencucian, disinfeksi dan sterilisasi dengan sempurna.
2. Memutus mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit.
3. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan.
4. Ikut menjamin kontinuitas ketersediaan alat dan bahan habis pakai steril untuk seluruh
kebutuhan rumah sakit.

Fungsi CSSD

1. Menyediakan dan memproses paket peralatan dan persediaan steril untuk memenuhi
kebutuhan rumah sakit.
2. Mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan
sterilisasi berbagai alat (penerimaan, pencucian/dekontaminasi, pengepakan,
sterilisasi, penyimpanan, pencatatan, distribusi).
3. Melakukan pengujian terhadap semua hasil sterilisasi.
4. Memberikan supervisi kepada unit lain di RS tentang disinfeksi, pengemasan dan
sterilisasi.
5. Menyelanggarakan pendidikan, pelatihan dan pengembangan staf intern maupun
ekstern.
6. Mengevaluasi hasil sterilisasi.
7. Kalibrasi peralatan.

Tata Ruang CSSD Terdiri dari 3 Zona Area

- Unclean Area : daerah untuk menerima barang kotor. Ruang tersendiri, lantai mudah
dibersihkan, penerangan cukup, tersedia bak untuk disinfeksi. Tekanan udara negatif.
- Clean Area : untuk mempersiapkan barang yang akan disetting, packing dan
disterilkan. Ruang logistik, pelipatan & packing linen, pembuatan / packing kassa,
packing sarung tangan, dll. Tekanan udara seimbang.
- Sterille Area : untuk menyimpan alat atau barang yang sudah steril. Ruang bertekanan
positif, aliran udara dari dalam keluar.
Terbagi menjadi 5 fungsi ruang :

1. Ruang dekontaminasi untuk sarung tangan, instrument, kontainer, selang / tube, trolly
(untuk Linen dicuci di Laundry).
2. Ruang bersih (pengemasan alat) untuk pengemasan instrument, kassa, sarung tangan.
3. Ruang processing linen. Linen dilipat dan dikemas untuk persiapan sterilisasi.
4. Ruang sterilisasi. Tempat proses sterilisasi alat atau bahan.
5. Ruang simpan barang steril, untuk menyimpan barang steril, distribusi barang steril.

Persyaratan Ruangan Antara Lain :

□ Kelembaban Udara : 35 - 75%


□ Temperatur ruangan : 18 - 22˚C
□ Jumlah dan jenis koloni kuman : Max 200 kol
□ Jumlah partikel udara : < 0,15 mg/m³
□ Kebisingan : Max. 60 Db.A
□ Pencahayaan : Min. 100 lux
□ Dinding, lantai dan plafon licin (cat epoxy, vinyl)

Alur Proses Kerja CSSD

- Collect (Pengumpulan)
- Clean (Pembersihan)
- Dry (Pengeringan)
- Sort (Pemilihan)
- Pack (Pengemasan)
- Sterilize (Sterilisasi)
- Store (Penyimpanan)
- Distribution (Distribusi)

Metode Sterilisasi

- Sterilisasi dengan suhu tinggi :


- Steam, dry heat
- Sterilisasi dengan suhu rendah :
- Ethylene oxide
- Hidrogen peroxide (plasma)
Jenis Pelayanan CSSD

- Dekontaminasi, setting, packing, sterilisasi instrument, slang, tube, anastesi, dll.


- Mengemas dan mensterilkan berbagai jenis kassa.
- Sterilisasi linen dan sarung tangan.
- Sterilisasi / disinfeksi ruang / bangsal.
- Pendidikan, penelitian dan pelatihan CSSD.

Jenis Mesin-mesin CSSD

- Sterilisator : autoclave, steam, gas ETO, Plasma H2O2, oven


- Washer desinfector, Ultrasonic cleaner
- Mesin conditioner sarung tangan
- Mesin pencuci dan pengering
- Mesin sealing
- Water treatment
- Boiler
- Compressor
- Dll

Kalibrasi Sterilisator

Berdasarkan Permenkes No. 365 tahun 2000 :

- Semua mesin sterilisator harus dilakukan kalibrasi terhadap fungsi : timer/waktu,


tekanan, temperatur setiap tahun.
- Kalibrasi dilakukan oleh balai pemeriksaan alat kesehatan Depkes.

Instalasi

- Listrik, genset dengan tegangan tinggi


- Air bersih
- Air demineralisasi
- Steam, steam reducer, steam trap, dll
- Limbah biasa, khusus
- Udara bertekanan, AC
- Hydrant, pemadam kebakaran
Pembiayaan

Perlu diperhitungkan biaya untuk seluruh pelayanan CSSD, meliputi :

- Harga bahan habis pakai / alkes


- Biaya investasi peralatan (sterilisator, washer desinfector, dll)
- Biaya listrik, air, steam
- Biaya pengemas, segel, label
- Biaya SDM, dll
- Sehingga diperoleh unit cost dan tarif

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Mengingat bekerja di CSSD memiliki resiko tinggi, al : tertular kuman, tegangan listrik
tinggi, gas, zat padat dan zat cair beracun, maka diperlukan sistem pengamanan :

- Bekerja sesuai protap, memakai pelindung diri (apron, masker, baju kerja, topi,
kacamata, dll).
- Tempat sampah khusus bahan berbahaya/racun, infeksius dan non infeksius.
- Adanya tanda peringatan yang mudah dibaca dan dipahami.
- Minimal dua orang setiap shift waktu kerja, bila terjadi kecelakaan agar mudah
terevakuasi.

Waktu Pelayanan

Faktor yang menentukan :

□ Menyesuaikan waktu pelayanan konsumen terbesar (unit bedah


□ Jumlah pasien atau tindakan bedah
□ Kapasitas mesin ada
□ Jumlah instrument, linen dan sarung tangan
□ Jumlah SDM di CSSD

Kedudukan Organisasi CSSD

- Berdiri sendiri
- Komponennya : kepala instalasi CSSD, dibantu oleh asisten / supervisor, staf
- Tergantung kebutuhan / kebijakan rumah sakit
Meningkatkan kualitas SDM

1. Pendidikan formal
2. Pelatihan / kursus / seminar, dll
3. Study banding, baik di dalam negeri maupun diluar negeri
4. Mempelajari operasional, pemeliharaan mesin-mesin CSSD

SOP Pelayanan CSSD

Untuk menjamin kualitas dan kuantitas pelayanan diperlukan :

- Semua kegiatan ditulis rinci, sehingga petugas / operator dapat memahami dengan
benar.
- Protap dipisahkan dengan SK Direktur.
- Protap dimonitoring, evaluasi, mengalami perubahan protap.

Monitoring dan Evaluasi

- Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi pada setiap proses / tahapan yang
berlangsung.
- Indikator monitoring
- Indikator kimia
- Indikator biology
- Indikator mekanik
- Mengaplikasikan “Bar Code”

Koordinasi Dengan Unit Lain

- Atasan langsung
- Tim infeksi nosokomial
- Logistik
- Farmasi
- Instalasi pemeliharaan sarana
- Tehnik
- Distributor
- Konsumen
Persyaratan Ruang Dekontaminasi :

1. Ventilasi udara dihisap keluar


2. Tekanan udara harus negatif
3. Tidak dianjurkan menggunakan kipas angin
4. Setidaknya sehari sekali dipel atau divakum basah
5. Setidaknya sehari sekali membersihkan dan mendisinfeksi tempat cuci, meja kerja
dan peralatan
6. Secara teratur membersihkan rak-rak penyimpanan, dinding langit-langit, ventilasi
AC, dll
7. Prosedur kontrol terhadap binatang perusak (serangga, tikus, dll)
8. Terletak diluar lalu lintas utama Rumah Sakit
9. Dirancang sebagai area tertutup, secara fungsional terpisah dari area disebelahnya,
dengan ijin masuk terbatas
10. Pakaian / alat perlindungan diri bekas pakai pada hari itu juga harus dikirim ke
Laundry untuk dicuci & didisinfeksi, kemudian dikirim kembali ke CSSD untuk
disterilisasi sebelum dipakai lagi

Persyaratan Ruang Bersih / Ruang Packing :

1. Dianjurkan ada tempat penyimpanan barang tertutup.


2. Disediakan tempat (meja kerja) atau lokasi packing bahan seperti kain kassa, kapas,
cotton swabs, sebagai persiapan proses sterilisasi.
3. Tekanan udara netral / seimbang.

Persyaratan Ruang Steril :

1. Akses ke ruang penyimpanan steril dilakukan oleh petugas pusat sterilisasi yang
terlatih, bebas dari penyakit menular dan menggunakan pakaian yang sesuai dengan
persyaratan.
2. Lokasi ruang penyimpanan steril harus jauh dari lalu lintas utama dan jendela serta
pintu sesedikit mungkin dan terisolasi.
3. Tekanan udara positif.

Ruang Penunjang :

1. Ruang Administrasi
2. Ruang Kepala CSSD
3. Gudang
4. Locker
5. Toilet
6. Musholla
7. Pantry / Dapur
8. Ruang Meeting / Ruang Istirahat
Rumah Sakit Type A / A Plus (700 – 1200 TT)

LTR. CHAMBER JUMLAH


NO. NAMA MESIN
VOLUME (BH/SET)
1 Mesin Steam 800 - 1200 1
2 Mesin Steam 360 - 600 2
3 Dryheat 150 - 180 1
4 Mesin Disinfektan Washer 300 - 500 1
5 Set Washer Manual Berbagai type / ukuran 1
6 Mesin Cuci Handscoon Set 250 - 300 1
7 Mesin Pengering slang. ETT dll Berbagai type / ukuran 1
8 Mesin Ethylene Oxide 240 - 400 1

9 Ultra Sonic Washer 40 - 60 1

Rumah Sakit Type B / B Plus (350 – 600 TT)

LTR. CHAMBER JUMLAH


NO. NAMA MESIN
VOLUME (BH/SET)
1 Mesin Steam 800 - 1000 1
2 Mesin Steam 360 - 600 2
3 Dryheat 150 - 180 1
4 Mesin Disinfektan Washer 300 - 500 1
5 Set Washer Manual Berbagai type / ukuran 1
6 Mesin Cuci Handscoon Set 250 - 300 1
7 Mesin Pengering slang. ETT dll Berbagai type / ukuran 1
8 Mesin Ethylene Oxide 100 - 240 1

9 Ultra Sonic Washer 40 - 60 1


Rumah Sakit Type C (200 – 350 TT)

LTR. CHAMBER JUMLAH


NO. NAMA MESIN
VOLUME (BH/SET)
1 Mesin Steam 240 - 360 1
2 Mesin Steam 100 - 140 2
3 Dryheat 50 - 70 1
4 Mesin Disinfektan Washer 300 - 500 1
5 Set Washer Manual Berbagai type / ukuran 1
6 Mesin Cuci Handscoon Set 250 - 300 1
7 Mesin Pengering slang. ETT dll Berbagai type / ukuran 1
8 Mesin Ethylene Oxide 100 - 240 1

9 Ultra Sonic Washer 40 - 60 1


MANAJEMEN LINEN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUNDA NONI PALEMBANG

PENDAHULUAN

Bahwa disadari dengna keberhasilan Pemerintah dibidang kesehatan, telah meningkat pula
tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diberikan RS, sehingga perlu
perhatian khusus dalam menangani linen RS.

Hal ini sangat penting, jika dilihat dari sudut hygienes dan pertimbangan resiko terhadap
penularan penyakit. Semua linen yang digunakan dalam proses pelayanan terhadap pasien,
baik di ruang operasi, ruang persalinan dan ruang rawat harus dijaga dalam kondisi yang baik
dan bersih.

Pelayanan linen yang bermutu (penyediaan linen pasien yang bersih, cemerlang warnanya,
wangi lembut dan cepat) dari Sarana sandang dapat memberikan kepuasan kepada pasien dan
dapat pula memberikan keyakinan atau percaya diri kepada petugas dalam memberikan jasa
pelayanan.

Disamping itu agar mutu pelayanan linen tetap terjaga dengna baik dan tidak merupakan
sumber infeksi atau perantara infeksi, maka diperlukan suatu manajemen linen yang baik
dirumah sakit, sehingga dapat dihasilkan mutu cucian yang memenuhi syarat hygienes serta
dengan biaya yang dapat ditekan serendah mungkin.

MUTU LINEN

 Higienes
 Baik dan bersih
 Cemerlang warnanya
 Harum
 Lembut
 Cepat/siap pakai
 Bebas kuman

MENGAPA LINEN RS PERLU DIKELOLA DENGAN BAIK?


 Pengelolaan yang baik dapat mencegah/mengurangi infeksi nosokomial/infeksi rumah
sakit.
 Penyimpanan linen bersih yang tidak baik dapat menyebabkan linen jamuran, bau,
dimakan ngengat, terkena kotoran dan menjadi sarang nyamuk.
 Pengumpulan linen kotor yang tidak pada temaptnya dapat menyebabkan kotoran
menyebar kemana-mana, menyebabkan tempat tumbuh kuman penyakit dan
menularkan penyakit kepada pasien, petugas RS dan pengunjung RS.

PELAYANAN LINEN RS MERUPAKAN SUB SISTEM DARI PELAYANAN RS


PRINSIP PELAYANAN RUMAH SAKIT
1. Efisien dan bermutu
2. Menghormati hak-hak pasien
3. Sesuai standar dan pedoman pelayanan
4. Fungsi sosial (dapat dijangkau orang miskin)
5. Pemenuhan dan pengembangan staf

TUJUAN PELAYANAN LINEN RS


1. Membantu unit lain yang membutuhkan linen
2. Mencegah infeksi silang baik bagi pasien maupun petugas Rumah Sakit
3. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui pemenuhan kebutuhan linen bagi
pasien

PENGELOLAAN LINEN
PENGERTIAN
1. Linen kotor adalah semua linen yang sudah dipakai pasien atau yang telah digunakan
dalam asuhan keperawatan.
2. Linen infeksius adalah semua jenis linen yang terkena cairan tubuh pasien, seperti
darah, nanah, air seni, feses, dll.
3. Linen non infeksius adalah semua linen kotor yang tidak terkena cairan tubuh
pasien/kotoran pasien.

TEMPAT LINEN KOTOR:


1. Ruang rawat inap tidak mempunyai kamar bilas/bak rendaman untuk linen infeksius
2. Tempat (container) linen kotor:
 Disetiap kamar pasien terdapat dua ember tertutup, 1 untuk linen infeksius dan
1 untuk linen non infeksius.
 Linen infeksius yang berisiko dikumpulkan dan dikemas serta dikirim dalam
kantong plastik kuning, misalnya semua jenis yang sudah digunakan oleh
pasien HIV AID, Hepatitis dan MRSA.
 Di kamar (gudang) linen kotor terdapat 3 jenis container (drum)
- Drum dengan tulisan Infeksius (2 drum)
- Drum dengan tulisan Non Infeksius (1 drum)
PENGUMPULAN LINEN KOTOR
 Semua linen kotor harus dianggap infeksius.
 Linen kotor dari kamar pasien dikumpulkan oleh pekarya ruangan setiap pagi, sore
dan malam dan diletakkan didalam kontainer/drum/bak yang tersedia digudang linen
kotor.
 Linen kotor dibawa dalam kontainer tertutup.
 Pemisahan, penghitungan dilakukan bersama-sama oleh petugas laundry & unit di
laundry dan bukti penghitungan ditanda tangani kedua belah pihak.

LINEN BERSIH
Penyimpanan :
- Linen bersih dan kering disimpan dilemari ruangan yang tertutup, disusun rapi dan dipisah-
pisahkan sesuai dengan jenisnya.
- Rak linen harus bersih dan tertutup.
- Dikamar rawat anak: dilemari kecil yang ada dikamar tersebut.

DISTRIBUSI LINEN
- Linen bersih diantar oleh petugas Laundry ke setiap ruangan setiap hari (11.00 – 13.30
WIB) dengan menggunakan trolly linen tertutup.
- Linen yang diterima adalah linen yang tidak bernoda, tidak sobek, sudah distrika dan dilipat
rapi.
- Jumlah dan jenis linen yang diterima harus sama dengan jumlah loinen kotor yang dikirim
ke Laundry, kemudain ditandatangani oleh petugas penerima linen bersih dari unit/bangsal
perawatan.
- Pekarya ruangan membagi-bagikan linen ke kamar pasien sesuai dengan jumlah dan
kebutuhan pasien pada setiap shift pagi, sore dan malam.

PERAN DAN FUNGSI


1. RS bertanggung jawab mengelola linen untuk keperluan pasien/pelayanan rumah
sakit.
2. Menerima, menimbang, memilah, memproses, memperbaiki, mengatasi noda,
menyetrika, mengapak, menyimpan, mendistribusikan ke ruang-ruangan yang
membutuhkan.

STRUKTUR ORGANISASI

- Saat ini masih beragam, sesuai kemampuan RS itu sendiri, contoh:

 Di bawah rumah tangga


 Bergabung dengan CSSD
 Menjadi unit/instalasi sendiri
 Dikontrakan
 Perubahan sistem dari cost center ke revenue center
STRUKTUR ORGANISASI INST. SARANA SANDANG & CSSD

DIR. UMUM & OP

KA. INSTALASI
SARANA SANDANG & SCCD

PEN. JAB PEN. JAB PEN. JAB


SARANA SANDANG S. SENTRAL PENY. FASILITAS & SDM

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA

ASPEK PENTING DALAM MENGELOLA LINEN

1. Kebersihan
2. Keindahan
3. Sterilisasi
4. Kelancaran
5. Kecukupan
6. Kebutuhan
7. K3
8. Pemeliharaan sarana
9. Perbaikan
10. Juknis kerja
11. Transparansi

PERMASALAHAN TENTANG MANAJEMEN LINEN RUMAH SAKIT


1. ALAT
- Jumlah Sarana terbatas
- Pemelihataan alat Kurang
- Perbaikan alat (dana, tehnisi, kerjasama dengan unit pemeliharaan kurang)
2. TENAGA
- Jumlah Tenaga Kurang
- K3
3. SOP/Petunjuk Teknis kurang atau tidak tertulis
4. ADMINISTRASI
- Penerimaan & Distribusi linen tidak tertulis
- Persortiran linen yang sudah tidak memenuhi syarat
5. HAL TEKNIS :
- Pihak ruangan tidak melakukan pembersihan terlebih dahulu atau perendaman
- Ruangan tidak mempunyai tempat spool
- Pemilihan bahan diterjen

ALAT PELINDUNG DIRI PEKERJA

1. Masker
2. Tutup Kepala/Topi
3. Sarung Tangan Karet
4. Kaca Mata / Goggle
5. Sepatu Boot
6. Baju Kerja

PERSYARATAN PEKERJA
1. Sehat, Pemeriksaan berkala
2. Dihimbau untuk imunisasi Hipatitis B
3. Perilaku

TEKNIS PENATALAKSANAAN LINEN DENGAN PENGELOLAAN SENDIRI

Beberapa yang perlu diperhatikan bila melakukan pengelolaan linen sendiri, antara lain:

a. Kepemimpinan
Seorang pemimpin/pen.jawab laundry rumah sakit sebaiknya mempunyai kemampuan
sebagai berikut.
1. Perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, serta pelaksanaan kegiatan, evaluasi
dan pengawasan terhadap proses penyediaan linen
2. Mempunyai komitmen untuk meningkatkan kemampuan tentang pengetahuan
linen
3. Tanggung jawab:
Penanggung jawab bertanggung jawab terhadap pelaksanaan SOP yang telah
dilakukan:
- Penggunaan bahan kimia pembersih, dan pemeliharaan peralatan lauddry.
- Pemilihan jumlah pemakaian dan cara pemakaian yang tepat dari bahan
pembersih.
- Cara untuk menilai hasil cucian
- Menjaga agar penyediaan linen bersih cukup memenuhi seluruh kebutuhan RS
- Jadwal (untuk pemeliharaan mesin-mesin)
- Kebersihan dari pegawai laundry
- Memelihara & membina hubungan dengan unit terkait (Unit pelayanan, K3,
Infeksi nosokomial dalam antisipasi apabila hasil cucianbelum memenuhi syarat
test microbiologi)
- Kesehatan SDM Laudry

TEMPAT PENAMPUNGAN LINEN KOTOR


I. DI UNIT/BANGSAL PERAWATAN:
1. PETUGAS KHUSUS MENANGANI LINEN (PAGI-SORE-MALAM)
YANG TUGASNYA SEBAGAI BERIKUT:
a. Membersihkan linen yang kotor (ada noda darah, feses, obat, dll)
sebelum dikirim ke laundry
b. Mengirim linen kotor dan mengambil linen bersih di Laundry
c. Memisahkan linen kotor bersama-sama petugas laundry (menurut jenis,
warnanya dan menghitung)
d. Mengecek ulang linen bersih yang telah disiapkan petugas laundry
(jumlahnya dan kualitasnya) sebelum dibawa ke unit/bangsal perawatan
e. Memberikan linen bersih kepada pasien dan menghitung kembali yang
telah dipakai oleh pasien
f. Melakukan stock opname bersama dengan petugas laundry
2. ADA BAK PERENDAMAN.
Linen Infeksius Harus Dilakukan Desinfeksi Sebelum Diangkut Ke Laundry
Dengan :
- Larutan Chlorin 0,5 % Atau
- Precept Selama 10 Menit,
Kemudian Masukkan Kedalam Kantong Plastik Khusus Baru Bawa Ke
Laundry

Di Laundry Harus Tersedia :

1. Ada Ruangan Khusus Penghitungan


2. Petugas Khusus Pemisahan Dan Penghitungan
3. Bak Perendaman, Khusus Untuk Noda Yang Sulit Dihilangkan
4. Sarana Cuci Tangan Dan Alat Perlindungan Bagi Personil

Pengiriman Linen Bersih Dan Pengambilan Linen Kotor

Pengertian : Suatu aktivitas kegiatan untuk mengambil linen yang sudah dipakai ruangan
untuk dicuci di laundry.

Tujuan : untuk memastikan agar pengambilan linen kotor dari ruangan berjalan sesuai
prosedur.

Kebijakan : setiap linen harus diambil untuk dilakukan pencucian setiap hari secara rutin,
dan kebutuhan linen bersih tercukupi.

Unit terkait : Unit / Bangsal perawatan dan nosokomial.


PROSEDUR

1. Siapkan trolley untuk mengambil linen kotor.


2. Gunakan masker, scort & sarung tangan pada saat pengambilan linen kotor.
3. Setelah linen kotor dikumpulkan oleh petugas linen di unit/bangsal perawatan.
Petugas sarana sandang mengambilnya.
4. Jadwal pengambilan dilakukan pada jam 10.00 WIB dan pendistribusiannya jam
11.00 – 13.00 WIB
5. Penghitungan linen kotor dan pengisian formulir dilakukan bersama oleh petugas
sarana sandang dan bangsal perawatan agar tidak timbul kekeliruan.
6. Linen kotor yang tercemar (penyakit menular) dimasukkan ke dalam kantong plastik
kuning diberi label.
7. Linen kotor bekas partus / persalinan ruang kamar bersalin dimasukkan ke dalam
gentong / trolley yang telah berisi air dan desinfektan, kemudian linen tersebut
langsung dikirim ke sarana sandang oleh petugas kamar bersalin.
8. Linen kotor bekas operasi dari ruang operasi yang ternoda darah sebelum dikirim ke
sarana sandang oleh petugas operasi dibilas terlebih dahulu.
9. Khusus linen operasi yang perlun disterilkan langsung dikirim ke CSSD oleh petugas
sarana sandang setelah dilakukan pencucian, dan pengambilan linen steril tersebut
oleh unit yang bersangkutan.
10. Bila terjadi kekeliruan dalam jumlah atau jenis tidak sesuai dengan buku/formulir
permintaan atau menghubungi melalui telephone pada hari yang sama.

PENGATURAN LAUNDRY

1. Ruang laundry diatur sedemikian rupa, yakni cucian linen kotor tidak dicampur
dengan cucian linen bersih, sehingga tidak terjadi kontaminasi.
2. Area laundry diperlengkapi dengan alat dan ventilasi yang cukup.
3. Tersedianya sarana cuci tangan dan alat pelindung bagi personil laundry.
4. Ruang administrasi, istirahat, terpisah dari ruang produksi, tidak dibenarkan petugas
makan, merokok dan berias di ruang produksi.

STANDARISASI

- Untuk mencapai cucian yang bersih dan memenuhi standar hygienis, perlu ditentukan
standarisasi yang baku, sesuai jenis maupun tingkat kekotorannya.
- Contoh : popok dan bedong, handuk, laken, linen berwarna, linen kamar operasi dan
linen kamar bersalin.

Gambaran Penata-Laksanaan Dengan Pengelolaan Sendiri Dan Kepuasan Pelanggan

- Sebagian kegiatan penunjang yang secara langsung memberikan dampak terhadap


citra pelayanan rumah sakit kepada pasien berasal dari pelayanan laundry. Pelayanan
linen bersih dari laundry mempunyai hubungan erat dengan mutu pelayanan pasien di
bangsal perawatan.
Untuk meningkatkan pelayanan laundry ada beberapa yang harus diperhatikan

1. Komitmen seluruh personil laundry untuk penyelenggara kan pelayanan linen yang
berorientasi pada pelanggan.
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai & siap pakai.
3. SDM yang profesional.
4. Adanya sistem dan prosedur standar kerja laundry yang ber-orientasi pelanggan.
5. Tersedianya anggaran linen sesuai standar kebutuhan.

Pengelolaan Linen RS dengan Out Sourcing

Pada umumnya, pengelolaan linen Rumah Sakit, dikelola langsung :

- Rumah tangga
- Unit laundry

Dalam pengelolaan linen ini memerlukan :

1. Waktu yang panjang


2. Perhatian khusus
3. Personil cukup banyak, kualifikasi yang bervariasi yaitu :
a. Ahli manajemen
b. Operator / tukang cuci
c. Teknisi pemeliharaan mesin
d. Penjahit
e. Petugas pengeringan
f. Setrika
g. Pelipatan
h. Distribusi
4. Ruangan yang cukup luas
5. Biaya yang cukup besar

Alasan Pemilihan Out Sourcing

1. Lokasi Rumah Sakit di perkotaan dan harga tanah per meter nya cukup tinggi
2. Lahan yang diperlukan untuk mengelola laundry cukup luas, sedang lahan terbatas
3. Manajemen perlu berkonsentrasi pada core bisnis, yaitu jasa layanan kesehatan
(perawatan & pengobatan)
4. Out sourcing dapat dilaksanakan dan memenuhi kriteria mutu yang sesuai standar
yang ditetapkan rumah sakit
5. Jumlah linen yang disediakan oleh rumah sakit terbatas
6. Mengurangi jumlah pembelian peralatan dan biaya pemeliharaan sehingga biaya
perunitnya dapat diturunkan
7. Audit linen memerlukan waktu yang pendek dan inventory lienn dapat terkontrol
dengan baik
STANDARISASI LINEN

1. Setiap pengambilan linen kotor langsung dapat ditukar dengan linen bersih
2. Linen bersih yang diterima adalah linen yang tidak bernoda dan tidak sobek
3. Linen dilipat dan rapi
4. Pembayaran linen hanya untuk linen yang dipakai
5. Inventory linen yang tidak dipakai, hanya dikenakan biaya inventory dengan
presentasi
6. Biaya pencucian dihitung dengan menimbang linen kering sesuai dengan perhitungan
standar awal
7. Serah terima linen menggunakan formulir yang disepakati kedua belah pihak
8. Bekas darah / feses / urine adalah kewajiban staf rumah sakit (ruangan) untuk
membersihkan dengan desinfektan
9. Audit linen dilaksanakan 3 (tiga) bulan sekali oleh staf laundry bangsal perawatan dan
pengelola laundry (Out Sourcing)

Anda mungkin juga menyukai