STERILISASI INDONESIA
- Latar Belakang
- Istilah CSSD dan Pengertian
- Tujuan
- Fungsi
- Sarana Fisik dan Peralatan
- Pengorganisasian
- Monitoring dan Evaluasi
Latar Belakang
- Penyakit infeksi merupakan penyebab kematian utama di dunia {12,9 jt (25%) dari
51,9 jt kematian/tahun disebabkan infeksi} (Sumber : WHO).
- RS merupakan tempat dengan derajat ancaman kontaminasi cukup tinggi, yang dapat
menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial berakibat : memperpanjang
waktu rawat pasien di RS, penyakit menjadi lebih parah, menambah biaya
pengobatan, bahkan dapat menyebabkan kematian pasien.
- Kompetisi antar Rumah Sakit untuk menjaring konsumen, sehingga Rumah Sakit
saling berlomba meningkatkan mutu pelayanannya.
- Fungsi CSSD yang dapat mencegah dan mengendalikan infeksi, khususnya dalam
pencegahan infeksi Nosokomial, keberadaannya bernilai sangat strategis.
Pengertian
Fungsi CSSD
1. Menyediakan dan memproses paket peralatan dan persediaan steril untuk memenuhi
kebutuhan rumah sakit.
2. Mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan
sterilisasi berbagai alat (penerimaan, pencucian/dekontaminasi, pengepakan,
sterilisasi, penyimpanan, pencatatan, distribusi).
3. Melakukan pengujian terhadap semua hasil sterilisasi.
4. Memberikan supervisi kepada unit lain di RS tentang disinfeksi, pengemasan dan
sterilisasi.
5. Menyelanggarakan pendidikan, pelatihan dan pengembangan staf intern maupun
ekstern.
6. Mengevaluasi hasil sterilisasi.
7. Kalibrasi peralatan.
- Unclean Area : daerah untuk menerima barang kotor. Ruang tersendiri, lantai mudah
dibersihkan, penerangan cukup, tersedia bak untuk disinfeksi. Tekanan udara negatif.
- Clean Area : untuk mempersiapkan barang yang akan disetting, packing dan
disterilkan. Ruang logistik, pelipatan & packing linen, pembuatan / packing kassa,
packing sarung tangan, dll. Tekanan udara seimbang.
- Sterille Area : untuk menyimpan alat atau barang yang sudah steril. Ruang bertekanan
positif, aliran udara dari dalam keluar.
Terbagi menjadi 5 fungsi ruang :
1. Ruang dekontaminasi untuk sarung tangan, instrument, kontainer, selang / tube, trolly
(untuk Linen dicuci di Laundry).
2. Ruang bersih (pengemasan alat) untuk pengemasan instrument, kassa, sarung tangan.
3. Ruang processing linen. Linen dilipat dan dikemas untuk persiapan sterilisasi.
4. Ruang sterilisasi. Tempat proses sterilisasi alat atau bahan.
5. Ruang simpan barang steril, untuk menyimpan barang steril, distribusi barang steril.
- Collect (Pengumpulan)
- Clean (Pembersihan)
- Dry (Pengeringan)
- Sort (Pemilihan)
- Pack (Pengemasan)
- Sterilize (Sterilisasi)
- Store (Penyimpanan)
- Distribution (Distribusi)
Metode Sterilisasi
Kalibrasi Sterilisator
Instalasi
Mengingat bekerja di CSSD memiliki resiko tinggi, al : tertular kuman, tegangan listrik
tinggi, gas, zat padat dan zat cair beracun, maka diperlukan sistem pengamanan :
- Bekerja sesuai protap, memakai pelindung diri (apron, masker, baju kerja, topi,
kacamata, dll).
- Tempat sampah khusus bahan berbahaya/racun, infeksius dan non infeksius.
- Adanya tanda peringatan yang mudah dibaca dan dipahami.
- Minimal dua orang setiap shift waktu kerja, bila terjadi kecelakaan agar mudah
terevakuasi.
Waktu Pelayanan
- Berdiri sendiri
- Komponennya : kepala instalasi CSSD, dibantu oleh asisten / supervisor, staf
- Tergantung kebutuhan / kebijakan rumah sakit
Meningkatkan kualitas SDM
1. Pendidikan formal
2. Pelatihan / kursus / seminar, dll
3. Study banding, baik di dalam negeri maupun diluar negeri
4. Mempelajari operasional, pemeliharaan mesin-mesin CSSD
- Semua kegiatan ditulis rinci, sehingga petugas / operator dapat memahami dengan
benar.
- Protap dipisahkan dengan SK Direktur.
- Protap dimonitoring, evaluasi, mengalami perubahan protap.
- Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi pada setiap proses / tahapan yang
berlangsung.
- Indikator monitoring
- Indikator kimia
- Indikator biology
- Indikator mekanik
- Mengaplikasikan “Bar Code”
- Atasan langsung
- Tim infeksi nosokomial
- Logistik
- Farmasi
- Instalasi pemeliharaan sarana
- Tehnik
- Distributor
- Konsumen
Persyaratan Ruang Dekontaminasi :
1. Akses ke ruang penyimpanan steril dilakukan oleh petugas pusat sterilisasi yang
terlatih, bebas dari penyakit menular dan menggunakan pakaian yang sesuai dengan
persyaratan.
2. Lokasi ruang penyimpanan steril harus jauh dari lalu lintas utama dan jendela serta
pintu sesedikit mungkin dan terisolasi.
3. Tekanan udara positif.
Ruang Penunjang :
1. Ruang Administrasi
2. Ruang Kepala CSSD
3. Gudang
4. Locker
5. Toilet
6. Musholla
7. Pantry / Dapur
8. Ruang Meeting / Ruang Istirahat
Rumah Sakit Type A / A Plus (700 – 1200 TT)
PENDAHULUAN
Bahwa disadari dengna keberhasilan Pemerintah dibidang kesehatan, telah meningkat pula
tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diberikan RS, sehingga perlu
perhatian khusus dalam menangani linen RS.
Hal ini sangat penting, jika dilihat dari sudut hygienes dan pertimbangan resiko terhadap
penularan penyakit. Semua linen yang digunakan dalam proses pelayanan terhadap pasien,
baik di ruang operasi, ruang persalinan dan ruang rawat harus dijaga dalam kondisi yang baik
dan bersih.
Pelayanan linen yang bermutu (penyediaan linen pasien yang bersih, cemerlang warnanya,
wangi lembut dan cepat) dari Sarana sandang dapat memberikan kepuasan kepada pasien dan
dapat pula memberikan keyakinan atau percaya diri kepada petugas dalam memberikan jasa
pelayanan.
Disamping itu agar mutu pelayanan linen tetap terjaga dengna baik dan tidak merupakan
sumber infeksi atau perantara infeksi, maka diperlukan suatu manajemen linen yang baik
dirumah sakit, sehingga dapat dihasilkan mutu cucian yang memenuhi syarat hygienes serta
dengan biaya yang dapat ditekan serendah mungkin.
MUTU LINEN
Higienes
Baik dan bersih
Cemerlang warnanya
Harum
Lembut
Cepat/siap pakai
Bebas kuman
PENGELOLAAN LINEN
PENGERTIAN
1. Linen kotor adalah semua linen yang sudah dipakai pasien atau yang telah digunakan
dalam asuhan keperawatan.
2. Linen infeksius adalah semua jenis linen yang terkena cairan tubuh pasien, seperti
darah, nanah, air seni, feses, dll.
3. Linen non infeksius adalah semua linen kotor yang tidak terkena cairan tubuh
pasien/kotoran pasien.
LINEN BERSIH
Penyimpanan :
- Linen bersih dan kering disimpan dilemari ruangan yang tertutup, disusun rapi dan dipisah-
pisahkan sesuai dengan jenisnya.
- Rak linen harus bersih dan tertutup.
- Dikamar rawat anak: dilemari kecil yang ada dikamar tersebut.
DISTRIBUSI LINEN
- Linen bersih diantar oleh petugas Laundry ke setiap ruangan setiap hari (11.00 – 13.30
WIB) dengan menggunakan trolly linen tertutup.
- Linen yang diterima adalah linen yang tidak bernoda, tidak sobek, sudah distrika dan dilipat
rapi.
- Jumlah dan jenis linen yang diterima harus sama dengan jumlah loinen kotor yang dikirim
ke Laundry, kemudain ditandatangani oleh petugas penerima linen bersih dari unit/bangsal
perawatan.
- Pekarya ruangan membagi-bagikan linen ke kamar pasien sesuai dengan jumlah dan
kebutuhan pasien pada setiap shift pagi, sore dan malam.
STRUKTUR ORGANISASI
KA. INSTALASI
SARANA SANDANG & SCCD
1. Kebersihan
2. Keindahan
3. Sterilisasi
4. Kelancaran
5. Kecukupan
6. Kebutuhan
7. K3
8. Pemeliharaan sarana
9. Perbaikan
10. Juknis kerja
11. Transparansi
1. Masker
2. Tutup Kepala/Topi
3. Sarung Tangan Karet
4. Kaca Mata / Goggle
5. Sepatu Boot
6. Baju Kerja
PERSYARATAN PEKERJA
1. Sehat, Pemeriksaan berkala
2. Dihimbau untuk imunisasi Hipatitis B
3. Perilaku
Beberapa yang perlu diperhatikan bila melakukan pengelolaan linen sendiri, antara lain:
a. Kepemimpinan
Seorang pemimpin/pen.jawab laundry rumah sakit sebaiknya mempunyai kemampuan
sebagai berikut.
1. Perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, serta pelaksanaan kegiatan, evaluasi
dan pengawasan terhadap proses penyediaan linen
2. Mempunyai komitmen untuk meningkatkan kemampuan tentang pengetahuan
linen
3. Tanggung jawab:
Penanggung jawab bertanggung jawab terhadap pelaksanaan SOP yang telah
dilakukan:
- Penggunaan bahan kimia pembersih, dan pemeliharaan peralatan lauddry.
- Pemilihan jumlah pemakaian dan cara pemakaian yang tepat dari bahan
pembersih.
- Cara untuk menilai hasil cucian
- Menjaga agar penyediaan linen bersih cukup memenuhi seluruh kebutuhan RS
- Jadwal (untuk pemeliharaan mesin-mesin)
- Kebersihan dari pegawai laundry
- Memelihara & membina hubungan dengan unit terkait (Unit pelayanan, K3,
Infeksi nosokomial dalam antisipasi apabila hasil cucianbelum memenuhi syarat
test microbiologi)
- Kesehatan SDM Laudry
Pengertian : Suatu aktivitas kegiatan untuk mengambil linen yang sudah dipakai ruangan
untuk dicuci di laundry.
Tujuan : untuk memastikan agar pengambilan linen kotor dari ruangan berjalan sesuai
prosedur.
Kebijakan : setiap linen harus diambil untuk dilakukan pencucian setiap hari secara rutin,
dan kebutuhan linen bersih tercukupi.
PENGATURAN LAUNDRY
1. Ruang laundry diatur sedemikian rupa, yakni cucian linen kotor tidak dicampur
dengan cucian linen bersih, sehingga tidak terjadi kontaminasi.
2. Area laundry diperlengkapi dengan alat dan ventilasi yang cukup.
3. Tersedianya sarana cuci tangan dan alat pelindung bagi personil laundry.
4. Ruang administrasi, istirahat, terpisah dari ruang produksi, tidak dibenarkan petugas
makan, merokok dan berias di ruang produksi.
STANDARISASI
- Untuk mencapai cucian yang bersih dan memenuhi standar hygienis, perlu ditentukan
standarisasi yang baku, sesuai jenis maupun tingkat kekotorannya.
- Contoh : popok dan bedong, handuk, laken, linen berwarna, linen kamar operasi dan
linen kamar bersalin.
1. Komitmen seluruh personil laundry untuk penyelenggara kan pelayanan linen yang
berorientasi pada pelanggan.
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai & siap pakai.
3. SDM yang profesional.
4. Adanya sistem dan prosedur standar kerja laundry yang ber-orientasi pelanggan.
5. Tersedianya anggaran linen sesuai standar kebutuhan.
- Rumah tangga
- Unit laundry
1. Lokasi Rumah Sakit di perkotaan dan harga tanah per meter nya cukup tinggi
2. Lahan yang diperlukan untuk mengelola laundry cukup luas, sedang lahan terbatas
3. Manajemen perlu berkonsentrasi pada core bisnis, yaitu jasa layanan kesehatan
(perawatan & pengobatan)
4. Out sourcing dapat dilaksanakan dan memenuhi kriteria mutu yang sesuai standar
yang ditetapkan rumah sakit
5. Jumlah linen yang disediakan oleh rumah sakit terbatas
6. Mengurangi jumlah pembelian peralatan dan biaya pemeliharaan sehingga biaya
perunitnya dapat diturunkan
7. Audit linen memerlukan waktu yang pendek dan inventory lienn dapat terkontrol
dengan baik
STANDARISASI LINEN
1. Setiap pengambilan linen kotor langsung dapat ditukar dengan linen bersih
2. Linen bersih yang diterima adalah linen yang tidak bernoda dan tidak sobek
3. Linen dilipat dan rapi
4. Pembayaran linen hanya untuk linen yang dipakai
5. Inventory linen yang tidak dipakai, hanya dikenakan biaya inventory dengan
presentasi
6. Biaya pencucian dihitung dengan menimbang linen kering sesuai dengan perhitungan
standar awal
7. Serah terima linen menggunakan formulir yang disepakati kedua belah pihak
8. Bekas darah / feses / urine adalah kewajiban staf rumah sakit (ruangan) untuk
membersihkan dengan desinfektan
9. Audit linen dilaksanakan 3 (tiga) bulan sekali oleh staf laundry bangsal perawatan dan
pengelola laundry (Out Sourcing)