Anda di halaman 1dari 67

ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE

PADA NY”R” MASA NIFAS DI WILAYAH


PUSKESMAS MABELOPURA
KOTA PALU

Oleh

Norma Manjaliku

105018024

YAYASAN PENDIDIKAN CENDRAWASIH

AKADEMI KEBIDANAN PALU

T.A 2022
YAYASAN PENDIDIKAN CENDRAWASIH

AKADEMI KEBIDANAN PALU

Norma Manjaliku, 2022. Asuhan Kebidanan Post Natal Care Ny.R Umur 24 Tahun
GvPvA0 Di wilayah kerja puskesmas mabelopura Kota palu. Pembimbing (1)
Fauziah (2) Enggar.

ABSTRAK

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator
penting untuk menilai dan mengukur kemampuan pelayanan kesehatan yang
masih menjadi isu utama dalam kehidupan. Untuk mencapai target SDGS, angka
kematian ibu global harus 500 orang per tahun dan angka kematian bayi global
harus 10.000 orang per tahun. Angka kematian ibu adalah 70/100.000 KH, dan
angka kematian bayi adalah 24/1000 KH.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memberikan pelayanan mulai dari subyektif, obyektif, analisis, dan
penatalaksanaan, serta memberikan asuhan kebidanan masa nifas yang dimulai
dari 2 jam post partum sampai dengan 6 minggu post partum dengan
menggunakan standar asuhan kebidanan sesuai dengan KEMENKES RI
No.938/MENKES/SK/VIII/2007 dan dokumentasi SOAP. Ny R umur 24 tahun
adalah subjek penelitian ini. Ibu masa nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Mabelopura kota palu. Pada kunjungan 1 2 jam post partum, 2 6 hari post partum,
kunjungan 3 2 minggu postpartum, dan kunjungan 4 6 minggu post partum
dilakukan pemeriksaan Tanda-tanda vital, pengukuran tinggi fundus uteri,
pemeriksaan kontraksi uterus, pengecekan lochea/perdarahan, dan robekan jalan
lahir, Memberikan HE kepada ibu dan keluarga tentang menjaga kehangatan bayi,
memberikan HE tentang pentingnya pemberian ASI pada bayi, menganjurkan ibu
untuk ber-KB. Penelitian menunjukan bahwa masa nifas ini terjadi secara biologis.
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik yang ditemukan dalam penelitian
ini. Saran bagi peneliti ini dapat dimanfaatkan untuk menambah keahlian dalam
memberikan asuhan Post Natal Care.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan Masa Nifas


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas didefinisikan sebagai enam minggu atau empat puluh hari

setelah kelahiran seorang anak. Masa nifas juga merupakan masa setelah

lahirnya plasenta dan berakhir ketika organ-organ rahim kembali ke keadaan

sebelum hamil, dan berlangsung kurang lebih 6 minggu. Masa nifas disebut

juga puerperium, yang berasal dari bahasa latin puer yang berarti bayi, dan

parous yang berarti melahirkan atau masa setelah melahirkan yang

berlangsung kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009)..

Asuhan kebidanan nifas adalah manajemen asuhan yang diberikan

kepada pasien dimulai setelah kelahiran bayi dan berlanjut sampai tubuh

kembali atau mendekati keadaan sebelum hamil (Maryunani Anik, 2017).

Masa nifas adalah masa 6 minggu yang terjadi antara akhir masa

persalinan dan kembalinya organ reproduksi wanita ke kondisi sebelum hamil

(Reeder, dalam Maternity Nursing, 1987).

Masa nifas yang berlangsung sekitar 40 hari, dimulai dengan persalinan

dan diakhiri dengan pemulihan organ reproduksi dan bagian tubuh lainnya

(KBBI, 1990).

Masa Masa nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika berlansung kira-kira 6 mingggu, akan tetapi, seluruh alat genital baru

pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan

(Wahyuningsih, 2019).

Masa nifas (pueperium) adalah masa pulihnya kembali mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali mulai dari persalinan

selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, dimana lama


masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Pelayanan kesehatan maternal & neonatal,

2007).

Masa nifas atau masa pueperium adalah suatu keadaan mulai setelah

partus selesai dan berakhir setelah ± 6 minggu akan seluruh genital alat baru

pulih sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Winkjosastro, 2002).

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang memerlukan masa

penyesuaian fisik dan psikologis, mulai dari kelahiran bayi sampai dengan

kembalinya organ-organ reproduksi kepada keadaan semula seperti pada

sebelum hamil (Bobak, 1995).

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam seperti keadaan sebelum

hamil. Setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari). Masa

nifas yaitu masa setelah melahirkan bayi yaitu masa pulih kembali (Rini dan

Kumala, 2017).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta dengan 6

minggu (42 hari), sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama post

partum sehingga pelayanan pasca persalinan yang berkualitas (Fitriani &

Adriyani, 2018).

Masa nifas disebut juga post partum atau puerperium adalah masa atau

waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta luar lepas dari rahim, sampai 6

minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang


berkaitan dengan kandungan yang mengalami perubahan seperti perlukaan

dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009).

Periode masa nifas merupakan masa kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa

60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dimana 50%

dari kematian ibu tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

(Saefuddin, 2002).

Komplikasi pada masa nifas menjadi salah satu penyebab utama

kematian ibu, sehingga pemerintah menyusun kebijakan program nasional

nifas sebagai upaya pencegahannya. Program ini dilakukan untuk menilai

kesehatan ibu dan bayi baru lahir guna mendeteksi dan menangani masalah

yang muncul. Dari tahun ke tahun, angka kematian anak semakin menurun

(Kemenkes RI, 2017).

Menurut Kemenkes RI nomor 938/MenKes/VIII/2007 Standar asuhan

kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan

yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup

praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, mulai dari standar I,

pengkajian yaitu bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan

dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien yang

terdiri dari data subjektif dan data objektif, standar II, perumusan diagnosa dan

atau masalah kebidanan yaitu menganalisa data yang diperoleh pada

pengkajian menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk

menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. Standar III

perencanaan yaitu merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa

dan masalah yang ditegakan. Standar IV implementasi yaitu melaksanakan

rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efesien, dan aman.


Kepada klien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,

dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujuakan. Standar V evaluasi

yaitu melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk

melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai perubahan

perkembangan kondisi klien. Standar VI pencatatan asuhan kebidanan yaitu

melakukan secara lengkap, akurat singkat dan jelas mengenai

keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan

kebidanan (Kemenkes RI, 2017).

Masalah pada asuhan masa nifas yaitu perdarahan pervaginam atau

perdarahan post partum atau post partum hemoragik atau PPH adalah

kehilangan darah sebanyak 500 cc atau lebih dari traktus genetalia setelah

melahirkan. Hemoragik post partum primer mencakup semua kejadian

perdarahan 24 jam setelah kelahiran, infeksi melalui traktus genetalis setelah

persalinan disebut infeksi nifas. Suhu 38 ºC atau lebih yang terjadi antara hari

ke 2 – 10 hari post partum dan diukur peroral sedikitnya 4 kali sehari disebut

morbiditas puerperalis (Kemenkes, 2017).

Masalah – masalah yang meliputi angka kematian ibu (AKI) dan angka

kematian Bayi (AKB). Yang menyebabkan kematian pada ibu masa nifas yaitu

: Perdarahan pasca persalinan, hipertensi pada kehamilan, Eklamsia, dan

infeksi masa nifas. Dan yang menyebabkan kematian pada bayi yaitu :

Asfiksia kelahiran, pneumonia, komplikasi kelahiran infeksi neonatal

(Kemenkes, 2017).

Menurut WHO (World Health Organization), Angka kematian ibu antar

Negara ASEAN per 100.000 kelahiran dari 10 negara ASEAN, baru

setengahnya yang melampaui target tujuan pembangunan berkelanjutan,


walau pada periode 2015-2018 angka kematian ibu di Indonesia mengalami

penurunan, angka di tahun 2018 masih jauh dari target SDGs 2030 kurang

dari 70 per 100 ribu kelahiran, dengan penurunan rata-rata sekitar 3 persen

per tahun (WHO, 2018).

Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2018

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasiokematian ibu selama

masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,

persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab

lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. Selain

untuk menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat

kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan

kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Secara umum terjadi

penurunan kematian ibu selama periode 1991-2015 dari 390 menjadi 305 per

100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi kecenderungan penurunan angka

kematian ibu, namun tidak berhasil mencapai target SDGs yang harus dicapai

yaitu profil Kesehatan Indonesia 2018 sebesar 102 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2015. Hasil supas tahun 2015 memperlihatkan angka

kematian ibu tiga kali lipat dibandingkan target SDGs sampai dengan tahun

2030 (Profil kesehatan Indonesia 2018).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah,

kunjungan nifas yang mendapatkan KF1 berjumlah 24.552 (33,29%), KF2

berjumlah 31.243 (47,45%), KF3 berjumlah 31.783 (48,27%) dari 34.733 ibu

Nifas . Jumlah kematian ibu sebanyak 59 orang, disebabkan oleh perdarahan

14 orang, hipertensi dalam kehamilan 12 orang, infeksi 6 orang, gangguan


system peredaran darah jantung dan stroke 6 orang, gangguan metabolik

Diabetes Millitus 1 orang. (Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah, 2019).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Palu pada bulan januari

sampai dengan bulan oktober tahun 2020, Jumlah cakupan ibu Masa nifas

sebanyak cakupan KF1 Kota Palu 7.058 (97,43%) dari yang ditargetkan

100%, KF2 Kota Palu 7.022 (96,9%) dari yang ditargetkan 100%, KF3 Kota

Palu 6.910 (95,4%) dari yang ditargetkan 100%. Sedangkan Jumlah AKI

sebanyak 183/100.000 jiwa. Penyebab dari AKI yaitu : perdarahan (1.280

kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207 kasus) dan

lain-lain. Jumlah AKB sebanyak 24/100.000 jiwa (Dinas Kesehatan Kota Palu,

2020).

Menurut data Di Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura Januari-

Desember 2020 terjadi peningkatan kunjungan masa nifas dari 518,4%

menjadi 588,1% total cakupan kunjungan KF1 588 (100%), total cakupan KF2

588 (100%), total cakupan KF3 588 (100%), dan total cakupan KF4 588

(100%), semua ibu nifas Berdasarkan statistik dari PKM Mabelopura Januari-

November 2020. Jumlah ibu nifas yang dilayani adalah 588. (100 persen).

Menurut statistik dari PKM Mabelopura, telah berkembang selama kunjungan

nifas. Jumlah cakupan ASI eksklusif untuk bayi adalah 797,5 orang, jumlah

ASI eksklusif untuk bayi laki-laki 178 orang, jumlah bayi laki-laki yang tidak

mendapat ASI eksklusif 99 orang, jumlah bayi perempuan yang mendapat ASI

eksklusif 168 orang, jumlah bayi perempuan yang tidak mendapat ASI

Eksklusif sebanyak 93 jiwa (Wilayah kerja Puskesmas Mabelopura, 2020).

Permasalahan yang ada Di Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura

Kota Palu yaitu tentang Pemberian ASI Ekslusif yang masih kurang pada bayi
sehingga mereka lebih banyak memberikan susu Formula. Yang menjadi

Faktor-faktor yang menjadi penyebab tidak diberikannnya Asi Ekslusif pada

bayi adalah karena ibu sibuk bekerja, kurangnya pengetahuan tentang

pentingnya pemberian ASI Ekslusif pada bayi, ASI yang tidak keluar membuat

ibu-ibu lebih memilih untuk memberikan susu Formula dan kurangnya

dukungan suami dan keluarga untuk memberikan ASI Esklusif karena pada

dasarnya dukungan suami dan keluarga menjadi Faktor eksternal terpenting

dalam pemberian ASI secara Ekslusif. Sehingga peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian Pada ibu masa nifas di Puskesmas Mabelopura kota

palu.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas maka dapat

dirumuskan bagaimana pelaksanaan Asuhan kebidanan pada masa Nifas Di

Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura Kota Palu.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal Di Wilayah

Kerja Puskesmas Mabelopura Sesuai Standar Asuhan Kebidanan

KEMENKES NO. 938/MENKES/SK/VIII/2007 dan didokumentasikan

dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengumpulkan informasi yang akurat, relevan dan lengkap

yang berkaitan dengan kondisi klien Di Wilayah Kerja Puskesmas

Mabelopura kota Palu.


b. Mampu menganalisa data yang diperoleh dari pengkajian,

mengidentifikasi secara benar dan logis untuk menegakkan diagnos

dan masalah kebidanan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura

kota Palu.

c. Mampu merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa

dan masalah yang ditegakkan Di Wilayah Kerja Puskesmas

Mabelopura kota Palu.

d. Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman dalam bentuk upaya

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dilaksanakan secara

mandiri, kolaborasi dan rujukan Di Wilayah Kerja Puskesmas

Mabelopura kota Palu.

e. Mampu melakukan evaluasi secara sistematis dan

berkesinambungan untuk melihat keaktifan dari asuhan yang

diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien Di

Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura kota Palu.

f. Mampu melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan

jelas mengenai kejadian yang ditemukan, dan memberikan asuhan

kebidanan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura kota Palu.


D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk meningkatkan pengalaman, wawasan, guna meningkatkan

pengetahuan mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan nifas

Di Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura kota Palu.

b. Manfaat Praktis

Sebagai bahan kajian meningkatkan ilmu pengetahuan dan

pendidikan bagi peserta didik khususnya mahasiswa jurusan

kebidanan cendrawasih palu dalam melaksanakan asuhan

kebidanan pada ibu masa nifas.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor : 938/Menkes/SK/VIII/2007

1. Pengertian Standar Asuhan Kebidanan

Standar asuhan kebidanan berfungsi sebagai pedoman

pengambilan keputusan dan tindakan bidan sesuai dengan

kewenangan dan ruang lingkup praktiknya, serta didasarkan pada

pengetahuan dan kiat kebidanan. Pengkajian awal, perumusan

diagnosa dan/atau masalah kebidanan, perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi, dan pendokumentasian asuhan kebidanan.

a) Standar I : pengkajian

1) Pernyataan standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat,

relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien.

2) Kriteria pengkajian

a) Data tepat, akurat dan lengkap

b) Terdiri dari data subjektif (Hasil Anamnesa biodata, keluhan

utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang

sosial budaya).

c) Data objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaan penunjang)
b) Standar II : perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan

1) Pernyataan standar

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterprestasikannya secara akurat dan logis untuk

menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

a) Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah

1) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

2) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

3) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara

mandiri, kolaborasi dan rujukan

c) Standar III : Perencanaan

1) Pernyataan standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan

diagnosa dan masalah yang ditegakkan

2) Kriteria perencanaan

a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah

dan kondisi klien. Tindakan segera, tindakan antisipasi, dan

asuhan secara komprehensif.

b) Melibatkan klien atau pasien dan atau keluarga

c) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien

atau keluarga

d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan

klien berdasarkan evidence bassed dan memastikan

bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien


e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,

sumber daya serta fasilitas yang ada

d) Standar IV : Implementasi

1) Pernyataan standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

konprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence

bassed kepada klien atau pasien, dalam bentuk upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan

2) Kriteria

a) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psio –

sosial – spritual – kultural

b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari

klien dan atau keluarganya (Inform consent)

c) Melaksanakan tindakan asuhan evidence bassed

d) Melibatkan klien atau pasien dalam setiap tindakan

e) Menjaga privacy klien atau pasien

f) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara

berkesinambungan

g) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada

dan sesuai

h) Melakukan tindakan sesuai standar

i) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan


e) Standar V : Evaluasi

1) Pernyataan standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan

berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan

kondisi klien.

2) Kriteria evaluasi

a) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan

asuhan sesuai kondisi klien

b) Hasil evaluasi segera dan dikomunikasikan pada klien dan

atau keluarga

c) Evaluasi dilakukan sesuai standar

d) Hasil evaluasi ditindak lanjut sesuai dengan kondisi klien atau

pasien

f) Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

1) Pernyataan standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap akurat,

singkat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang

ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan

2) Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan

a) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan

pada format yang tersedia (Rekam medis/KMS/ Status

pasien/Buku KIA)

b) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

c) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa


d) O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

e) A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dari masalah

kebidanan

f) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan

dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antiseptif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up

dan rujukan.

B. Konsep Dasar Masa Nifas

1. Pengertian

Asuhan kebidanan pada masa nifas adalah manajemen asuhan

yang diberikan kepada pasien sejak lahirnya bayi sampai dengan tubuh

kembali atau mendekati keadaan sebelum hamil (Maryunani Anik, 2017).

Masa nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin

(menandakan akhir periode inpartu) sehigga kembalinya reproduksi

wanita pada kondisi tidak hamil. Periode ini disebut juga pueperium dan

wanita yang mengalami puerperium disebut puerpera. Periode pasca

partum berlangsung sekitar 6 minggu (Varney, 2007).

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulihnya kembali mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil,

dimana lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Pelayanan Kesehatan

maternal dan neonatal, 2007).

Masa nifas adalah masa setelah partus selesai, dan berakhir

setelah kira-kira 6 minggu (Hanifa W, dalam ilmu kebidanan, 1995).


Masa nifas merupakan masa penyembuhan dan transisi ke

keadaan tidak hamil, serta penyesuaian dengan penambahan anggota

keluarga baru (Hamilton, 1995).

Masa nifas dimulai setelah partus dan berlangsung kurang lebih 6

minggu (Prawirohardjo, 1995).

Masa nifas adalah masa sebelum persalinan yang memerlukan

masa penyesuaian fisik dan psikis, dimulai dengan lahirnya bayi dan

diakhiri dengan pemulihan organ-organ pada keadaan sebelum hamil

(Bobak, 1995).

Masa nifas atau masa nifas berlangsung sampai 40 hari sejak lahir

sampai dengan pulihnya organ reproduksi dan bagian tubuh lainnya

(KBBI, 1990).

Masa nifas adalah masa 6 minggu yang terjadi antara akhir masa

persalinan dan kembalinya organ reproduksi wanita ke kondisi normal,

seperti sebelum hamil (Reeder, dalam Maternity Nursing, 1987).

Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir saat organ

rahim kembali ke keadaan sebelum hamil, dengan masa nifas

berlangsung kurang lebih 6 minggu (Buku Rujukan Nasional Pelayanan

Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, 2006).

Masa nifas adalah suatu keadaan yang dimulai setelah partus dan

berakhir setelah 6 minggu ketika seluruh alat kelamin baru pulih sebelum

hamil dalam waktu 3 bulan (Wiknyosastro, 2002).

Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika organ-

organ rahim kembali ke keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau nifas

dimulai sedini 2 jam sebelum kehamilan. Hingga 6 minggu setelah


melahirkan plasenta (42 hari). Masa nifas merupakan masa pemulihan

setelah kelahiran bayi (Rini dan Kumala, 2017).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika organ-organ rahim kembali ke keadaan sebelum hamil. Masa nifas

atau pierperium dimulai 2 jam setelah plasenta lahir dan berlangsung

selama 6 minggu (42 hari). Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24

jam pertama postpartum, sehingga pelayanan postpartum harus

berkualitas tinggi (Fitriani & Andriyani, 2014).

Masa nifas disebut juga masa nifas adalah masa atau waktu sejak

bayi lahir dan plasenta keluar dari rahim sampai dengan 6 minggu

berikutnya, disertai dengan pemulihan organ-organ yang berhubungan

dengan kandungan, yang mengalami perubahan-perubahan seperti

seperti cedera dan sebagainya yang berhubungan dengan persalinan.

Suherni, 2009).

Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil.

Lama masa nifas merupakan periode yang dimulai beberapa jam setelah

lahirnya plasenta sampai 6 minggu (Saifuddin, 2002).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (42 hari)

(Prawirohardjo,1995).

2. Prinsip dan Sasaran Asuhan Masa nifas

Berdasarkan standar pelayanan kebidanan, standar pelayanan

ibu nifas menurut (Rini dan Kumala, 2017) meliputi perawatan bayi baru
lahir (standar 13), penanganan 2 jam pertama setelah persalinan

(standar 14), dan pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas (standar

15), dan bila merujuk pada kompetensi 5 (standar kompetensi bidan)

maka prinsip asuhan kebidanan bagi ibu pada masa nifas dan

menyusui harus bermutu tinggi serta tanggap terhadap budaya

setempat, bila dijabarkan lebih luas sasaran asuhan kebidanan masa

nifas meliputi :

a. Peningkatan kesehatan fisik dan psikologis

b. Identik penyimpangan dari kondisi normal baik fisik maupun

psikis.

c. Mendorong agar dilaksanakan metode yang sehat tentang

pemberian makan anak dan peningkatan pengembangan

hubungan antara ibu dan anak yang baik.

d. Mendukung dan memeperkuat percaya diri ibu dan

memungkinkan ia melaksanakan peran ibu dalam situasi

keluarga dan budaya khusus.

e. Pencegahan diagnosa, dini dan pengobatan komplikasi

f. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu

g. Imunisasai ibu terhadap tetanus.

3. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Adapun tujuan diberikannya asuhan pada ibu selama masa nifas

(Rini dan Kumala, 2017) antara lain:

a. Mendeteksi adanya perdarahan pada masa nifas

Untuk mendeteksi kemungkinan perdarahan dan infeksi

postpartum, penolong persalinan harus waspada minimal satu jam


pascapersalinan. Wanita umumnya sangat lemah setelah

melahirkan, terutama jika persalinan berlangsung lama.

b. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya

Penolong persalinan harus menjaga kesehatan ibu dan bayi,

baik fisik maupun psikis. Ibu disarankan untuk menjaga kebersihan

tubuh, mengajari ibu cara membersihkan area genital dengan sabun

dan air, dan membersihkan area sekitar vulva terlebih dahulu, dari

depan ke belakang dan hanya di sekitar anus. Ibu harus mencuci

tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah menggunakan

kamar kecil. Jika ibu mengalami luka episiotomi atau laserasi,

katakan padanya untuk tidak menyentuhnya.

c. Melaksanakan skrining secara komprehensif

Melakukan skrining secara komprehensif dengan mendeteksi

masalah, mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi baik pada ibu

maupun pada bayinya. Tahap keempat, yang meliputi pemeriksaan

plasenta, pengawasan TFU, pengawasan PPV, pemantauan

konsistensi uterus, dan pemantauan KU ibu, diawasi oleh bidan. Jika

ditemukan masalah, segera lakukan tindakan sesuai dengan standar

pelayanan dalam manajemen nifas.

d. Memberikan pendidikan kesehatan diri

Memberikan pelayanan kesehatan seperti perawatan diri, gizi,

KB, ASI, imunisasi bayi, dan perawatan bayi sehat. Ibu nifas harus

diedukasi tentang pentingnya gizi, termasuk kebutuhan gizi ibu

menyusui.

1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari


2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,

mineral dan vitamin yang cukup.

3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum

sebelum menyusui).

e. Memberikan pendidikan tentang laktasi dan perawatan payudara.

1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering.

2) Menggunakan BH yang menyokong payudara.

3) Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang

keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui.

Menyusui tetap dilakukakan mulai dari puting susu yang tidak

lecet.

4) Lakukakn pengompresan apabila bengkak dan terjadinya

bendungan ASI.

f. Konseling tentang KB

1) Idealnya, pasangan harus menunggu setidaknya dua tahun

sebelum ibu hamil lagi. Setiap pasangan harus memutuskan

kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarga

mereka dengan belajar bagaimana menghindari kehamilan yang

tidak diinginkan.

2) Seorang wanita biasanya akan mengalami ovulasi sebelum dia

mendapatkan menstruasi lagi setelah melahirkan. Untuk

menghindari kehamilan baru, gunakan KB sebelum menstruasi

pertama. Secara umum, metode keluarga berencana dapat

dimulai dua minggu setelah melahirkan.


3) Sebelum menggunakan KB sebaiknya dijelaskan

efektivitasnya, efek samping dan untuk ruginya dan kapan

metode itu dapat digunakan.

4) Jika ibu dan pasangan telah memilih metode KB tertentu,

dalam dua minggu ibu dianjurkan untuk kembali, hal ini untuk

melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik.

g. Untuk memulihkan kesehatan umum penderita, dengan jalan :

1) Penyediaan makanan yang memenuhi kebutuhan.

2) Menghilangkan terjadinya anemia.

3) Pencegahan terhadap infeksi dengan memperhatikan

kebersihan dan sterilisasi.

4) Pergerakan otot yang cukup agar tuas otot menjadi lebih baik,

peredaran darah lebih lancar dengan demikian otot akan

mengadakan metabolisme lebih cepat.

Perawatan pascapersalinan diperlukan selama ini karena

sangat penting bagi ibu dan bayi. Diperkirakan 60% kematian

ibu, termasuk kematian kehamilan, terjadi setelah persalinan,

dan 50% kematian postpartum terjadi dalam waktu 24 jam.

Sehingga peran dan tanggung jawab bidan untuk memberikan

asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan melakukan

pemantauan untuk mencegah beberapa kematian tersebut.

4. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas

Asuhan ibu selama masa nifas, bidan mempunyai peran dan

tanggung jawab di antaranya:


a. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selam masa

nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk menguranangi

ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.

b. Sebagai promotor hubugan ibu dan bayi serta keluarga.

c. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan

rasa nyaman.

d. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang

berkaitan dengan ibu dan anak serta mampu melakukan kegiatan

administrasi.

e. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

f. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara

mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga

gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.

g. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan

data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta

melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,

mencegah komplikasi dengan memnuhi kebutuhan ibu dan bayi

selama periode nifas.

h. Memberikan asuhan secara profesional (Kumala. F dan Rini. S,

2017).

5. Tahapan Masa Nifas

Tahapan masa nifas menurut Maryunani anik, 2017 dibagi dalam

3 periode :

a. Puerperium dini (Periode Immediate postpartum)

1) Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam


2) Yaitu masa segera setelah plasenta lahir sampai kepulihan

dimana ibu sudah diperbolehkan mobilisasi jalan

3) Masa pulih/kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan

4) Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya

perdarahan karena atonia uteri.

b. Puerperium intermedial (Periode Early postpartum 24 jam- 1 minggu)

Masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya

sekitar 6-8 minggu.

c. Remote puerperium (Periode Late postpartum, 1 minggu-5 minggu)

1) Waktu yang dipelukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama

bisa selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi

lamanya bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bisa

sampai bertahun-tahun

Pada masa nifas terjadi perubahan fisiologi yaitu :

1) Perubahan fisik

2) Involusi uterus dan pengeluaran lochea

Involusio adalah pengeluaran yang merupakan proses

kembalinya alat kandungan atau uterus dari jalan lahir setelah

bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan sperti sebelum lahir.


Tabel 2.1 Perubahan normal terjadi pada uterus

Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Plasenta lahir 2 jari bawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat 500 gram


simfisis

Tidak teraba diatas


2 minggu simfisis, Bertambah kecil 350 gram

6 minggu Sebesar normal 50 gram

Sumber : Cunningham,dkk (2005)

Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri

dan vagina dalam masa nifas.

a) Lochea rubra ( cruenta) : berwarna merah, berisi darah

segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua verniks

kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari pasca

persalinan.

b) Lochea sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah lendir,

hari ke 3-7 pasca persalinan.

c) Lochea serosa : berwarna kuning, carian tidak berdarah lagi,

hari ke 7-14 pasca persalinan, mengandung leokosit,

mucus, sel epitel vagina, desidua nekrotik, bakteri non

patologis.

d) Lochea alba : cairan putih, setelah 2 minggu sebagian besar

cairan dan leukosit ditambah sebagian mucus serviks dan

mikro organisme.
e) Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti

nanah dan berbau busuk.

f) Lochiostasis : lochea tidak lancar keluarnya (Cunningham,

dkk 2005)

6. Program dan kebijakan teknis Pada Masa Nifas

Paling sedikit 4 kali dkunjungan dalam masa nifas dilakukan

untuk menilai satus ibu dan bayi baru lahir untuk mencegah,

mendeteksi sertan mengangani masalah-masalah yang terjadi dalam

masa nifas.

Tabel 2.2 Jadwal Kujungan Dalam Masa Nifas


Kunjungan Waktu Tujuan

1 2-8 jam setelah a. Mencegah terjadinya


melahirkan perdarahan pada masa
nifas
b. Mendeteksi dan
merawat penyebab lain
perdarahan dan
memberikan rujukan
bila perdarahan
berlanjut
c. Memberikan konseling
pada ibu atau salah
satu anggota keluarga
mengenai bagaimana
mencegah perdarahan
masa nifas atonia uteri
d. Pemberian ASI pada
awal menjadi ibu
e. Mengajarkan pada ibu
untuk mempererat
hubunga antara ibu dan
bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap
sehat dengan cara
mencegah hipotermi
2 1 minggu setelah a. Memastikan involusi
persalinan uteri berjalan normal,
uterus berkontraksi,
fundus dibawah
ambilicius tidak ada
perdarahan
b. Menilai adanya tanda-
tanda demam, infeksi
atau kelainan pasca
melahirkan
c. Memastikan ibu
mendapat cukup
makanan,cairan dan
istirahat
d. Memastikan ibu
menyusui dengan baik
dan tidak ada tanda-
tanda penyulit
e. Memberikan konseling
kepada ibu mengenai
asuhan pada bayi, cara
merawat tali pusat, dan
menjaga bayi agar
tetap hangat.
3 2 minggu setelah a. Memastikan involusi
persalinan uteri berjalan dengan
normal, uterus
berkontraksi, fundus di
bawah amblicius, tidak
ada perdarahan
abnormal, dan tidak
ada bau
b. Menilai adanya tanda-
tanda demam, infeksi
atau kelainan
pascamelahirkan
c. Memastikan ibu
mendapat cukup
makanan,cairan dan
istirahat
d. Memastikan ibu
menyusui dengan baik
dan tidak ada tanda-
tanda penyulit
e. Memberikan konseling
kepada ibu mengenai
asuhan pada bayi, cara
merawat tali pusat, dan
menjaga bayi agar
tetap hangat.
4 6 minggu setelah a. Menayakan kepada ibu
persalinan tentang penyulit-
penyulit yg dialami atau
bayinya
b. Memberikan konseling
KB secara dini
Sumber : Sulistiawati, 2009

7. Perubahan Fisiologis Masa Nifas (Maryunani anik, 2017)

a. Perubahan Sistem Reproduksi

1) Perubahan Kelenjar Mamae

Pada hari kedua postpartum, sejumlah besar kolostrum,

cairan yang dikeluarkan oleh payudara selama 5 hari pertama

setelah bayi lahir, dapat diperas dari puting susu. Kolostrum

mengandung lebih banyak protein, yang sebagian besar adalah

globulin, dan lebih banyak mineral, tetapi lebih sedikit gula dan

lemak. Namun, kolostrum mengandung gumpalan lemak besar

di dalamnya yang disebut sel-sel kolostrum, yang beberapa ahli

percaya adalah sel epitel yang telah mengalami degenerasi

lemak dan yang lain percaya adalah fagosit mononuklear yang

mengandung banyak lemak. Sekresi kolostrum berlangsung

sekitar 5 hari sebelum beralih ke ASI matang. Antibodi berlimpah

dalam kolostrum. Kandungan imunoglobulin A dapat melindungi

neonatus terhadap infeksi enterik. Faktor imun pejamu lainnya,

terdapat didalam kolostrum manusia dan air susu.

Komponen utama air susu adalah protein, laktosa, air, dan

lemak. Air susu isotonik dengan plasma, dengan laktosa

bertanggung jawab terhadap separuh tekanan osmotiknya.

Perubahan besar yang terjadi 30-40 jam postpartum

antara lain peninggian mendadak konsentrasi laktosa. Sintetis


laktosa dari glukosa di dalam sel-sel sekretorikalveoli dikatalisis

oleh laktose sintetase.

2) Uterus

Dalam maa nifas, uterus akan berangsur-angsur pulih

kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahn uterus ini

dalam keseluruhannya disebut involusi. Involusi disebabkan

oleh:

a) Pengurangan estrogen plasenta. Pengurangan estrogen

menghilangkan stimulus ke hipertropin dan hiperplasia

uterus;

b) Iskemia miometrium. Miometrium terus berkontraksi dan

berinteraksi setelah kelahiran, mengkontriksi pembuluh

darah dan mencapai haemostatis pada sisi plasenta.

Iskemia menyebabkan atropi pada serat-serat otot;

c) Otolisis miometrium. Selama kehamilan, estrogen

meningkatkan sel miometrium dan kandungan protein (aktin

dan miosin), penurunan estrogen setelah melahirkan

menstimulasi enzim proteolitik dan makrofag untuk

menurunkan dan mencerna (proses autolisis) kelebihan

protein dan sitoplasma intra sel, mengakibatkan

pengurangan ukuran sel secara menyeluruh. Jaringan ikat

dan lemak biasanya ditelan, dihancurkan dan dicerna oleh

jaringan makrofag.

Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi

pusat, segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri ± 2


jari di bawah pusat. Uterus harus teraba berkontraksi

dengan baik. Uterus menyerupai suatu buah advokat

gepeng berukuran panjang ± 15 cm, lebar ± 12 cm, dan tebal

± 10 cm. Korpus uteri sekarang sebagian besar terdiri dari

miometrium yang dibungkus oleh serosa dan dilapisi oleh

desidua. Karena pembuluh darah tertekan oleh kontraksi

miometrium, uterus nifas pada potongan tampak iskemik

kalau dibandingkan dengan organ hamil yang hipermik

berwarna ungu kemerah-merahan. Selama 2 hari

berikutnya, uterus masih tetap pada ukuran yang sama dan

kemudian mengerut. Pada hari ke-5 postpartum uterus

kurang lebih setinggi 7 cm atas simpisis atau pertengahan

simfisis dan pusat, dan sesudah 12 hari uterus sudah tidak

dapat diraba lagi di atas simfisis. Normalnya organ ini

mencapai ukuran tak hamil seperti semula dalam waktu

sekitar 6 minggu. Proses tersebut berjalan sangat cepat.

Uterus yang baru saja melahirkan mempunyai berat 1 Kg.

Karena involusi, 1 minggu kemudian beratnya sekitar 500 gr,

pada akhir minggu kedua turun menjadi sekitar 300 gr, dan

sesudahnya menjadi 100 gr atau kurang. Jumlah total sel

otot tidak berkurang banyak, namun sel-selnya sendiri jelas

sekali berkurang ukurannya.

8. Adaptasi Psikologis Ibu Dalam Masa Nifas

Ibu hamil akan mengalami perubahan psikologis yang nyata

sehingga memerlukan adaptasi psikologis. Perubahan suasana hati


seperti sering menangis, marah, dan sering sedih atau bahagia

merupakan manifestasi dari emosi yang tidak stabil. Proses adaptasi

bervariasi dari ibu ke ibu. Pada awal kehamilan, ibu menyesuaikan diri

untuk menerima bayi yang dikandungnya sendiri.

Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan melalui

fase-fase menurut (Maryunani anik, 2017) adalah sebagai berikut :

a. Fase takking in

Ini adalah fase ketergantungan, yang berlangsung dari hari

pertama hingga hari kedua setelah melahirkan. Pada titik ini, fokus

perhatian terutama pada bayi.

1) Periode ketergantungan, juga dikenal sebagai fase deferens

2) Periode dari hari pertama hingga kedua setelah melahirkan,

ketika ibu baru biasanya pasif dan tergantung, dan energinya

terfokus pada tubuh dan dirinya sendiri.

3) Masa ketergantungan dimana ibu mengharapkan orang lain

untuk memenuhi semua kebutuhannya.

4) Ibu/klien akan melalui proses persalinan dan melahirkan kembali.

5) Menunjukkan kegembiraan yang luar biasa dan menggambarkan

pengalaman melahirkan.

6) Tidur tanpa gangguan sangat penting jika ibu ingin menghindari

efek mengganggu dari kurang tidur, yang meliputi kelelahan,

lekas marah, dan gangguan dalam proses pemulihan normal.

7) Dia akan diskors dari tanggung jawabnya selama beberapa hari

setelah melahirkan.
8) Nutrisi tambahan mungkin diperlukan karena nafsu makan ibu

biasanya meningkat.

9) Kurangnya nafsu makan menunjukkan bahwa proses pemulihan

tidak berfungsi.

b. Fase takking hold

Tahap ini berlangsung 2-4 hari setelah melahirkan. Selama

tahap ini, ibu khawatir tentang ketidakmampuan dan rasa tanggung

jawabnya dalam merawat bayinya.

1) Periode antara ketergantungan dan kemandirian, juga dikenal

sebagai fase tergantung dan mandiri.

2) Periode 2-4 hari setelah melahirkan di mana ibu berfokus pada

kemampuannya untuk menjadi orang tua yang sukses dan

menerima tanggung jawab yang lebih besar untuk bayinya.

3) Ibu berkonsentrasi untuk mendapatkan kembali kontrol fungsi

tubuh, fungsi kandung kemih, kekuatan, dan daya tahan.

4) Ibu mungkin peka terhadap perasaan tidak mampu dan mungkin

menginterpretasikan saran bidan sebagai kritik terbuka atau

tertutup.

5) Bidan harus mengingat hal ini ketika memberikan instruksi dan

dukungan emosional.

c. Fase letting go

Ini adalah fase menerima tanggung jawab untuk peran

barunya, yang berlangsung selama 10 hari setelah melahirkan. Ibu

sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya, dan


keinginannya untuk merawat diri sendiri dan bayinya sudah tumbuh

(Sulistiawati, 2009).

1) Periode interdependensi atau fase dependen

2) Periode ini umumnya terjadi setelah ibu baru kembali ke rumah

dan termasuk waktu untuk reorganisasi keluarga.

3) Ibu menerima tanggung jawab untuk perawatan bayi baru lahir.

4) Sang ibu mengakui bahwa bayinya telah dipisahkan darinya.

5) Ada perubahan dalam hubungan keluarga untuk mengamati bayi.

6) Ibu harus menyesuaikan diri dengan penurunan otonomi,

kemandirian, dan terutama interaksi sosial.

7) Depresi postpartum sering terjadi selama periode ini.

9. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas

a. Nutrisi dan cairan

1) Mengonsumsi makanan 500 kalori setiap hari

2) Makanan dengan diet berimbang untuk mndapatkan protein,

mineral, dan vitamin yang cukup.

3) Minumnya sedikit 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum

setiap menyusiui)

4) Tablet besi harus dimunim setiap hari untuk menambah zat gizi

setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.

5) Minum kapsul vitamin A (200.000 UI)

Bila ibu nifas dengan rutin konsumsi tablet Fe maka ibu nifas

tersebut tidak akan mengalami anemia sehingga kecukupaan

kebutuhan zat besinya biasanya menurun pada periode post

partum, pada periode ini dapat berfungsi sebagai waktu


pemulihan zat besi yang hilang pada masa keham,ilan dan

persalianan dan dapat digunakan untuk membantu produksi ASI

(Sulistiawati, 2009).

b. Ambulasi Dini

Ambulasi dini, juga dikenal sebagai ambulasi dini, adalah

kebijakan yang mendorong pasien untuk bangun dari tempat tidur

sesegera mungkin dan mentornya untuk berjalan sesegera mungkin.

Dalam waktu 24-48 jam setelah melahirkan, pasien diperbolehkan

untuk turun dari tempat tidur.

Keuntungannya antara lain :

1) Penderita merasa lebih bai, lebih sehat dan lebih kuat.

2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik.

3) Dapat lebih memungkinkan dalam mengajari ibu untuk merawat

atau memelihara bayi, memandikan dan lain-lain selama ibu

masih dalam perawatan (Sulistiawati, 2009).

c. Eliminasi

1) BAK

Dalam waktu enam jam, ibu nifas sudah bisa buang air

kecil sendiri. Sebagian besar ibu dapat buang air kecil secara

spontan dalam waktu 8 jam. Urine akan diproduksi dalam jumlah

banyak dalam waktu 12-36 jam setelah melahirkan. Ureter yang

melebar akan kembali normal dalam waktu 6 minggu.

Diuresis meningkat selama 48 jam pertama masa nifas

(puerperium) sebagai akibat dari penipisan volume darah ibu dan


autolisis serat otot rahim. Jika ibu tidak dapat buang air kecil

sendiri, tindakan harus diambil.

a) Merangsang dengan mengalirkan air kran dekat pasien

b) Mengompres dengan air hangat di atas simfisis ibu

2) BAB

Karena enema persalinan, diet cairan, obat analgesik, dan

perineum yang sangat sakit, buang air besar biasanya tertunda

selama 2-3 hari.

Jika ibu tidak buang air besar selama lebih dari tiga hari, ia

dapat diberikan obat pencahar. Ambulasi yang teratur dan dini

akan membantu dalam pengendalian usus. Diet tinggi serat dan

asupan cairan yang cukup sangat dianjurkan.

3) Kebersihan Diri dan Bayi

a) Kebersihan diri

(1) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh

(2) Ajarkan ibu cara membersihan daerah kelamin dengan

sabun dan air

(3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setiap kali

mandi, BAK/BAB, atau paling tidak setiap 3-4 jam

sekali.

(4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan

air sebelum menyentuh daerah kelamin

(5) Anjurkan ibu untuk tidak saling menyentuh luka

episiotomi dan laserasi


(6) Pada saat ibu post caesarea (SC) luka dijaga agar tetap

bersih dan kering, ganti balutan tiap hari

b) Kebersihan bayi

Hal yang perlu dijelaskan pada ibu nifas agar bayi

tetap terjaga kesehatannya

(1) Memandikan bayi setelah 6 jam untuk mencegah

hiportemia.

(2) Memandikan bayi 2 kali sehari setiap pagi dan sore

(3) Mengganti pakaian bayi setiap habis mandi dan setiap

kali basah atau kotor karena habis BAB/BAK

(4) Menjaga daerah bokong dan bagian kelamin agar selalu

berseh dan kering

(5) Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat

karena ini adalah tempat tinggal bayi

(6) Menjaga alat apa saja yang dipakai bayi agar selalu

bersih

4) Istirahat

Kurang istirahat pada ibu nifas dapat mngakibatkan :

a) Mengurangi produksi ASI

b) Memperlambat proses involusi uterus dan dapat

memperbanyak perdarahan

c) Depresi (Sulistiawati, 2009).

5) Seksual

a) Begitu darah sudah berhenti dan ibu sudah nyaman serta

tidak merasakan nyeri dapat mulai hubungan seksual


b) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda

hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu misalnya

setelah 40 hari/minggu setelah persalinan dan keputusan

tergantung pada yang bersangkutan (Sulistiawati, 2009).

6) Latihan/senam nifas

Diskusikan pentingnya mengembalikan otot perut dan

panggul menjadi normal setelah melahirkan. Ibu akan merasa

lebih kuat, yang menyebabkan otot perutnya menguat,

mengurangi nyeri punggung. Jelaskan bahwa Anda harus

melakukan latihan tertentu selama beberapa menit setiap hari

sampai itu membantu.

Beberapa latihan sederhana termasuk tidur telentang

dengan tangan di samping, menarik otot perut saat menarik

napas, menahan napas, dan mengangkat dagu ke dada selama

satu hitungan sampai lima. Rileks dan ulangi 10 kali.

Untuk meningkatkan tonus otot vagina (latihan Kegel),

berdirilah dengan kedua kaki rapat. Kencangkan otot-otot di

bokong dan panggul hingga hitungan lima. Rileks dan ulangi

latihan 5 kali.

Mulailah dengan 5 pengulangan.

Mulai dengan mengerjakan 5 kalin latihan untuk setiap

gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih

banyak. Pada minggu ke-6 etelah persalinan ibu harus

mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali. Pada masa nifas


ibu sangat membutuhkan suhan sama seperti pada saat

kehamilan bahkan mungkin lebih.

C. Konsep Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

a. Tujuan

Sebagai pedoman untuk melaksanakan asuhan kebidanan

pada pasien dengan nifas normal

b. Ruang Lingkup

Kebidanan

c. Kebijakan

Setiap pasien yang mengalami nifas normal berhak menerima

asuhan kebidanan pada pasien dengan nifas normal

Prosedur menurut (sulistiawati, 2009)

1) Data Subjektif (S)

a) Persalinan anak keberapa

b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

c) Riwayat penyakit yang lalu(sulistiawati, 2009)

2) Data Objektif (O)

a) Keadaan umum baik

b) Kesadaran composmentis

c) Tanda-tanda vital normal

d) Pemeriksaan fisik secara head to toe normal (sulistiawati,

2009)

3) Assesment (A)

2 jam post partum

4) Planning (A)
a) Menjelaskan hasil pemeriksaan

b) Melakukan informed consent untuk setiap tindakan

c) Mengobservasi tanda vital, laktasi, Tinggi fundus uteri uteri

dan lochea

1) Tanda-tanda Vital

TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36 ºC

P : 20 x/menit

2) Laktasi : Kolostrum

3) Involusi uteri

a) Bayi baru lahir : Setinggi pusat,Berat uterus 1000

gram

b) Plasenta lahir : 2 jari bawah pusat, 750 gram

c) 1 minggu : Pertengahan pusat simpisis, 500

gram

d) 2 minggu : Tidak teraba diatas simpisis,

bertambah kecil, 350 gram

e) 6 minggu : sebesar normal, 50 gram

4) Lochea

a) Lochea rubra ( cruenta) : berwarna merah, berisi

darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel

desidua verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium,

selama 2 hari pasca persalinan.


b) Lochea sanguinolenta : berwarna kuning berisi

darah lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan.

c) Lochea serosa : berwarna kuning, carian tidak

berdarah lagi, hari ke 7-14 pasca persalinan,

mengandung leokosit, mucus, sel epitel vagina,

desidua nekrotik, bakteri non patologis.

d) Lochea alba : cairan putih, setelah 2 minggu

sebagian besar cairan dan leukosit ditambah

sebagian mucus serviks dan mikro organisme.

e) Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan

seperti nanah dan berbau busuk.

f) Lochiostasis : lochea tidak lancar keluarnya

(Sulistiawati, 2009).

d) Menginformasikan tentang

(1) Kebersihan diri setelah melahirkan

(2) Nutrisi yang baik untuk ibu menyusui

(3) Cara menyusui yang baik, ASI ekslusif dan cara

perawatan payudara

(4) Cara perawatan bayi

(5) Senam nifas

(6) Tanda bahaya nifas dan bayi

(7) Senam nifas

(8) KB

(9) Hubungan seks

e) Jadwal kunjungan nifas selanjutnya


1) Kunjungan 2 jam post partum

a) Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan

memberikan rujukan bila perdarahan berlanjut

c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan

masa nifas atonia uteri

d) Pemberian ASI pada awal menjadi ibu

e) Mengajarkan pada ibu untuk mempererat hubunga antara

ibu dan bayi baru lahir

f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

2) Kunjungan 1 minggu postpartum

a) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus

berkontraksi, fundus dibawah ambilicius tidak ada

perdarahan

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan

pasca melahirkan

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan,cairan dan

istirahat

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada

tanda-tanda penyulit

e) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada

bayi, cara merawat tali pusat, dan menjaga bayi agar tetap

hangat.

3) Kunjungan 2 minggu postpartum


a) Memastikan involusi uteri berjalan dengan normal, uterus

berkontraksi, fundus di bawah amblicius, tidak ada

perdarahan abnormal, dan tidak ada bau

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan

pascamelahirkan

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan,cairan dan

istirahat

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada

tanda-tanda penyulit

e) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada

bayi, cara merawat tali pusat, dan menjaga bayi agar tetap

hangat.

4) Kunjungan 6 minggu postpartum

a) Menayakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yg dialami

atau bayinya

b) Memberikan konseling KB secara dini


BAB III METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Asuhan Post Natal Care

PROPOSAL

NIFAS

FISIOLOGIS

Penerapan asuhan kebidanan pada ibu


nifas fisiologis
Kunjungan I (6 jam-3 hari PP)
Kunjungan II (4-7 hari PP)
Kunjungan III (8-14 hari PP)
(Enggar, 2019)
Kunjungan IV (≥ 15 hari)
Enggar, 2019
B. Alur Pikir Asuhan Kebidanan Post Natal Care

SUBJEKTIF
PENGKAJIAN DATA

OBJEKTIF

PERUMUSAN DIAGNOSA / ANALISA


MASALAH KEBIDANAN

PERENCANAAN ASUHAN

IMPLEMNTASI /
MELAKSANAKAN ASUHAN

PENATALAKSANAAN

MELAKUKAN EVALUASI
ASUHAN KEBIDANAN

PENCATATAN ASUHAN
KEBIDANAN

(KEMENKES RI No : 938/MENKES/SK/VIII,2007)
C. Metode Penyelesaian Kasus Asuhan Kebidanan

Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan melakukan pendekatan

pada ibu nifas untuk di jadikan subyek penelitian dalam bentuk askeb.

D. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura Kota

Palu pada tanggal 17 Januari sampai dengan 12 Maret tahun 2022.

E. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah seorang ibu nifas di ruangan kamar bersalin Di

Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura Kota Palu, pada saat pasien bersalin

peneliti ada disamping ibu/pasien. Masa nifas di mulai dari 2 jam post partum

sampai 6 minggu post partum dengan 4 kali kunjungan.

F. Definisi operasional

Asuhan kebidanan post natal care adalah asuhan yang diberikan oleh

peneliti kepada ibu nifas dimulai dari kunjungan 2 jam post partum sampai 6

minggu post partum dengan 4 kali kunjungan. Dan asuhan yang di berikan

yaitu melakukan pemeriksaan fisik, memberikan penyuluhan tentang

Pendidikan Kesehatan pada masa nifas.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data peniliti melakukan pengumpulan

didasarkan atas rencana peneliti.

1. Data primer adalah data yang dieproleh melalui observasi pengamatan

langsung pada ibu secara komprehensif.


a. Interview

Wawancara atau tanya jawab dilakukan langsung antara

peneliti dengan pihak-pihak terkait, seperti klien, keluarga dan tim

kesehatan lainya (dokter, bidan dan petugas kesehatan lainya) untuk

memperoleh data yang dibutuhkan.

b. Observasi

Peneliti mengadakan observasi untuk mengetahui secara

langsung keadaan klien yang meliputi observasi tanda-tanda vital

dan observasi pendarahan.

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan cara pemeriksaan secara

menyeluruh (head to toe) meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan

perkusi.

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh melalui suatu laporan atau catatan terkait

dengan kesehatan ibu.

H. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan pendekatan manajemen

asuhan kebidanan (Pengkajian, Diagnosa kebidanan, perencanaan tindakan,

implementasi, evaluasi) secara holistic, dan menekankan pada tindakan dan

masalah sesuai topik penelitian.

I. Etika Penelitian

membentuk suatu tugas untuk menyusun prinsip etik dasar yang

diharapkan dapat di gunakan sebagai landasan bersikap dan berperilaku

dalam melaksanakan penelitian biomedik yang mendayagunakan manusia


sebagai subjek penelitian sekaligus diharapkan dapat digunakan sebagai

landasan untuk menyusun pedoman etik. Hasilnya di rumuskan dalam bentuk

laporan yang lazim di kenal sebagai belmont reports serta rumusan

penjabaran dan penerapannya juga lazim di gunakan sebagai rujukan di

bidang etik penelitian biomedik terdapat 3 prinsip yaitu :

1. Informed Consent

Informed consent adalah lembar persetujuan yang diberikan

kepada subjek penelitian. Peneliti menjelaskan manfaat tujuan, prosedur,

dan dampak dari penelitian yang akan dilakukan. Setelah dijelaskan,

lembar informed consent di berikan ke subjek peneliti, jika setuju maka

informed consent harus ditandatagani oleh subjek penelitian.

2. Anonimity

Anonimitiy adalah tindakan menjaga kerahasiaan subjek peneliti

dengan tidak mencantumkan nama pada Informed Consent dean

kuesioner, cakup dengan instal dan memberi nomor atau kode pada

masing-masing lembar tersebut.

3. Confidentiality

Confidentiality adalah menjaga semua kerahasiaan semua

informasi yang didapat dari subjek penelitian. Beberapa kelompok data

yang diperlukan akan dilaporkan dalam hasil penelitian . setelah itu,

semua data dan informasi yang telah terkumpul dijamin kerahasiaanya

oleh peneliti
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Kontak pertama peneliti dengan klien adalah memperkenalkan diri,

kemudian menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, dan terakhir

menanyakan kepada ibu apakah ibu bersedia menjadi pasien. Apabila ibu

setuju untuk menandatangani informed consent maka peneliti melakukan

wawancara dengan klien pada tanggal 25 Januari 2022 pukul 20.20 WITA di

Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopra Kota Palu. Pendekatan yang

digunakan adalah Asuhan Kebidanan Post Natal Care sesuai dengan

Standar Asuhan Kebidanan Kementerian Kesehatan RI No.

938/Menkes/SK/III/2007. Dimulai dengan menilai data subjektif dan objektif,

menganalisis data yang diperoleh selama penilaian, menafsirkan secara

akurat dan logis untuk menetapkan diagnosa dan masalah kebidanan, dan

terakhir merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan

masalah yang telah ditetapkan.dan masalah yang ditegakan, melaksanakan

asuhan kebidanan pada ibu nifas, melakukan evaluasi secara sistematis

untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan. Setelah itu

melakukan pencatatan asuhan kebidanan yang didokumentasikan dalam

bentuk SOAP. Peneliti melakukan wawancara pada ibu nifas Ny.R P 5 A0:

I. PENGKAJIAN

A. Identitas

1. Identitas Istri / Suami

Nama : Ny R Nama Suami : Tn R

Umur : 24 Tahun. Umur : 32 Tahun

Suku : kaili Suku : kaili


Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : BTN Palupi Blok I Alamat : BTN Palupi

Blok I

No Hp :- No Hp -

B. Anamnesa (Data Subjektif)

1. Kelihan utama : Ibu merasakan perutnya masih terasa mules dan

nyeri pada luka jahitan

II. INTERPRESTASI DATA

Diagnosa : Ny. R umur 24 tahun P5A0 Postpartum

DS :

DO :

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmenthis

3. Tanda-tanda Vital :

a. Tekanan darah : 110/80 mmHg

b. Nadi : 82 x/menit

c. Suhu : 36,5 ºC

d. Pernafasan : 22 X/menit

4. Uterus : Kontraksi Baik

5. TFU : 2 jari bawah pusat

6. Kandung kemih : Kosong

7. Pengeluaran lochea : Rubra

8. ASI Ekslusif : Kolostrum


9. Laserasi : Iya ada (Perineum)

10. Kehilangan darah :

a. Kala I : ± 50 cc

b. Kala II : ± 150 cc

c. Kala III : ± 100 cc

Total : ± 300

11. Tidak ada penyulit dalam persalinan

12. Pemeriksaan penunjang

a. Haemoglobin : 10,3 g/dL

b. Protein urine : (-)

c. Urine reduksi : (-)

d. HbsAg : Negatif

e. HIV/AIDS : Negatif

f. Syphilis : Negatif

III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

V. PERENCANAAN

1. Observasi Tanda-tanda Vital, kontraksi uterus, kandung kemih,

lochea, dan Tinggi fundus uteri

2. Lakukan massase abdomen

3. Anjurkan ibu untuk istrahat yang cukup

4. Ajarkan tekhnik menyusui yang baik dan benar

5. Anjurkan ibu tetap menjaga kehangatan bayi


6. Berikan HE tentang kebutuhan Nutrisi

7. Berikan HE tentang personal hygiene

8. Buat kesepakatan untuk tanggal kunjungan Nifas

VI. PELAKSANAAN

1. Melakukan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah 110/80 MmHg,

Nadi 82 x/menit, Suhu 36,5 ºC, Pernafasan 22x/menit, Kontraksi uterus

(+) baik, Kandung kemih kosong, Lochea Rubra, Tinggi fundus uteri 2

jari bawah pusat.

2. Melakukan massase uterus/abdomen

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

4. Mengajarkan tekhnik menyusui yang baik dan benar

5. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi

6. Memberikan HE tentang kebutuhan nutrisi

7. Memberikan HE tentang personal hygiene

8. Membuat kesepakatan untuk melakukan kunjungan ulang atau rumah

VII. EVALUASI

1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaannya

2. Ibu telah melakukan massase uterus

3. Ibu terlihat sudah istrahat

4. Ibu mulai melakukan teknik menyusui yang baik dan benar

5. Ibu sudah menyelimuti bayi

6. Ibu mengerti tentang pemenuhan nutrisi

7. Ibu mengerti penjelasan tentang Personal hygiene

8. Ibu sekapat untuk dilakukan kunjungan rumah


CATATAN PERKEMBANGAN

Kunjungan : Kedua (6 HARI POST PARTUM)

Hari/tanggal, pukul : Senin 31 Januari 2022 16.25 WITA

Tempat : Rumah Ny.R

Tgl. Dan jam Catatan perkembangan Paraf

Senin, 31 S : Ibu merasakan perutnya tidak mules, luka pada


Januari 2022 jahitan sudah kering dan tidak nyeri lagi dan
pengeluaran lochea sanguinolenta, kontraksi
uterus sangat baik dan ASI keluar lancar

O: Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Status Emosional : Stabil
ASI : Lancar
Lochea : Sanguinolenta
TFU : Pertengahan pusat dan
syimpisis
Kontraksi uterus : Baik
BAB : +
Konsistensi : Lunak
Warna : Kuning kecoklatan
BAK : +
Konsistensi : Cair
Warna : Kuning
Tanda-tanda Vital
TD : 110\70 mmHg,
Nadi : 80 kali\menit,
Pernafasan : 20 kali\menit,
Suhu : 36,7°C

A: Ny R 24 tahun P5 A0 post partum hari ke 6


keadaan umum baik
Masalah potensial : infeksi postpartum

16,25 WITA P:
- Lakukan pemeriksaan dan jelaskan hasilnya
kepada ibu. Dilakukan pemeriksaan,
didapatkan hasil sebagai berikut: keadaan
umum baik, kesadaran composmentis, tanda
vital, tekanan darah 12080 mmHg, nadi 88
kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,5
oC. Teraba kontraksi uterus baik, ASI (+),
puting menonjol, TFU dan simfisis tengah
tengah, lochea sanguinolenta, dan luka jahitan
tidak terinfeksi.
16,27 WITA - Memberitahu ibu bahwa saat ini rasa mulas di
perut adalah wajar dan normal. Memberitahu
ibu bahwa mual yang dialaminya normal
karena rahim yang berkontraksi dan proses
involusi rahim.

16,30 WITA - Anjurkan ibu untuk makan makanan bergizi


untuk memastikan nutrisi yang tepat selama
masa nifas. makanan sehat untuk memastikan
nutrisi yang tepat selama masa nifas. Ibu harus
mengkonsumsi makanan bergizi selama masa Norma
nifas. Disarankan agar ibu mengkonsumsi Manjaliku
makanan yang tinggi protein, mineral, dan
vitamin, seperti sayur dan buah, serta susu.
Pasalnya, makanan yang dikonsumsi ibu juga
dikonsumsi bayi melalui ASI.
16,31 WITA - Menginformasikan HE tentang arti dan
pentingnya ASI eksklusif. Memberitahukan ibu
tentang pentingnya ASI eksklusif, atau
menyusui tanpa makanan tambahan, mulai
usia 0-6 bulan, dan menyarankan ibu untuk
terus menyusui bayinya sesering mungkin
meskipun ASI yang keluar masih sedikit, untuk
mempercepat proses evolusi rahim. untuk
pemenuhan nutrisi selama masa nifas.
Makanan bergizi yang perlu dikonsumsi ibu
selama masa nifas Sebaiknya, ibu makan-
makanan yang mengandung protein, mineral
dan vitamin seperti sayur dan buah-buahan
serta susu. Alasannya karena maskanan yang
di kosumsi ibu juga akan di kosumsi bayi
melalui asi.
- Memberikan HE tentang pengertian dan
pentingnya ASI ekslusif. Memberitahu ibu
tentang pentingya ASI eksklusif Yaitu
pemberian ASI tanpa makanan tambahan
apapun dimulai dari umur 0-6 bulan , dan
menganjurkan kepada ibu untuk tetap
memberikan ASI sesering mungkin kepada
bayinya meskipun ASI yang keluar masih
sedikit, alasanya untuk mempercepat proses
evolusio uterus serta menjalin kontak batin
antar ibu dan bayi
16,33 WITA - Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bayi
cukup ASI. Tanda-tanda bayi cukup ASI Yaitu
bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa
lapar bayi akan bangun.
CATATAN PERKEMBANGAN

Kunjungan : Ke TIGA (2 MINGGU POST PARTUM)

Hari/tanggal, pukul : Selasa 08 Februari 2022 Pukul 09,10 WITA

Tempat : Rumah Ny.R

Tgl. dan jam Catatan perkembangan Paraf

Selasa 08 S : Ibu merasakan tidak ada keluhan kontraksi uterus


Februari sangat baik luka pada jahitan perineum sudah
2022 sembuh dan pengeluaran lochea serosa dan ASI
lancar.

O: Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Status Emosional : Stabil
ASI : Lancar
Lochea : Alba
TFU : Tidak teraba diatas simfisis,
bertambah kecil
BAB : +
Konsistensi : Lunak
Warna : Kuning kecoklatan
BAK : +
Konsistensi : Cair
Warna : Kuning
Tanda-tanda Vital
TD : 120\70 mmHg,
Nadi : 82 kali\menit,
Pernafasan : 20 kali\menit,
Suhu : 36°C

A: Ny. R 24 tahun P5 A0 post partum 2 minggu


Masalah potensial : Infeksi Postpartum

P:
09,15 WITA - Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan. Dilakukan pemeriksaan pada ibu
dan hasil pemeriksaan Meliputi pemeriksaan
umum seperti tanda-tanda vital Td
120\70mmhg, Nadi 80 kali\menit, pernafasan
22kali\menit, suhu 36,5 °C. dan pemeriksaan
fisik dan semuanya dalam keadaan baik. ibu
menerima informasi bahwa dirinya dalam
keadaan baik.
09,20 WITA
- Menganjurkan kepada ibu untuk tetap
mengkonsumsi makanan bergizi untuk
pemenuhan nutrisi selama masa nifas.
09,25 WITA - Menganjurkan kepada ibu tentang makan-
makanan yang mengandung protein, mineral
dan vitamin seperti sayur dan buah-buahan
serta susu. Alasannya karena makanan yang di
kosumsi ibu juga akan di kosumsi bayi melalui
asi. ibu mengerti dan mau melakukan anjuran.
- Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang
09,30 WITA cukup serta beraktifitas jangan terlalu
berlebihan agar tidak terlalu lelah. apabila
istirahat kurang dan beraktifitas terlalu
berlebihan akan menyebabkan produksi ASI
kurang, dan proses involusi berjalan lambat.
- Menganjurkan ibu untuk tetap menyusukan
bayinya sesering mungkin dan mengingatkan
ibu untuk tetap memberikan ASI Eksklusif
tanpa makanan tambahan apapun sampai bayi
berusia 6 bulan.alasannya agar bayinya tidak
muda terserang penyakit. Menganjurkan ibu
untuk tetap menyusukan bayinya sesering
mungkin dan mengingatkan ibu untuk tetap
memberikan ASI Eksklusif tanpa makanan
apapun, ibu mengerti dan mau memberikan Norma
ASI secara eksklusif Manjaliku
CATATAN PERKEMBANGAN

Kunjungan : Ke empat (6 minggu postpartum).

Hari/tanggal : Selasa 01 Maret Pukul 14.45 WITA

Tempat : Rumah Ny.R

Tgl. dan jam Catatan perkembangan Paraf

Selasa 01 S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan kontraksi


Maret uterus baik dan pengeluaran lochea alba dan
ASI lancar.

O: Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Status Emosional : Stabil
ASI : Lancar
TFU : Tidak teraba di atas
syimpisis
BAB : 2 X dalam sehari
BAK : 5 X dalam sehari
Konsistensi : Cair
Warna : Kuning
Tanda-tanda Vital
TD : 120\80 mmHg,
Nadi : 88 kali\menit,
Pernafasan : 20 kali\menit,
Suhu : 36,5°C

A: Ny.R 24 tahun P5 A0 6 minggu post partum

Masalah potensial : Infeksi postpartum

P:
- Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil
14.50 WITA. pemeriksaan. Dilakukan pemeriksaan pada ibu
dengan hasil pemeriksaan Meliputi
pemeriksaan umum seperti tanda-tanda vital
Td 120\80mmhg, Nadi 88 kali\menit,
pernafasan 22kali\menit, suhu 36,5 °C. dan
pemeriksaan fisik dan semuanya dalam
keadaan baik. ibu menerima informasi bahwa
dirinya dalam keadaan baik.
- Anjurkan ibu untuk tetap menyusukan bayinya
14.55 WITA. sesering mungkin dan mengingatkan ibu untuk
tetap memberikan ASI Eksklusif tanpa
makanan tambahan apapun sampai bayi
berusia 6 bulan, alasannya agar bayinya tidak
muda trserang penyakit. Menganjurkan ibu
untuk tetap menyusukan bayinya sesering
mungkin dan mengingatkan ibu untuk tetap
memberikan ASI Eksklusif tanpa makanan
apapun, ibu mengerti dan mau memberikan
ASI secara eksklusif.
- Menanyakan kepada ibu apa saja yang
15.00 WITA rasakan?
- Pemberian HE tentang :
15.02 WITA 1. Menganjurkan ibu tidak menahan BAB dan
BAK
2. Memberikan konseling gizi ibu dan gizi bayi
3. Memberikan konseling tentang perawatan
payudara
4. Memberikan konseling tentang hygiene
personal
5. Memberikan konseling tentang imunisasi
bayi
6. Menganjurkan ibu untuk senam nifas
- Memberikan HE tentang macam-macam alat
15.05 kontrasepsi beserta kekurangan dan
kelebihan, alasannya agar ibu tahu dan
memahaminya untuk KB apa yang harus dia Norma
pakai. Manjaliku

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil studi kasus Ny. R yang dilaksanakan mulai dari

tanggal 25 Januari - 01 Maret 2022 pada ibu nifas peneliti melakukan

pembahasan yang menghubungkan antara teori dengan kasus yang dialami

oleh Ny. R sebagai berikut:

1. Data Subjektif

Selama kunjungan 2 jam setelah melahirkan, masa nifas dimulai

setelah plasenta lahir dan berakhir ketika organ-organ rahim kembali ke

keadaan sebelum hamil. Masa nifas, atau masa nifas, dimulai 2 jam

setelah kelahiran, sama seperti sebelum kehamilan. Hingga 6 minggu

setelah melahirkan plasenta (42 hari). Masa nifas merupakan masa


pemulihan setelah kelahiran bayi (Rini dan Kumala, 2017). Kunjungan

nifas 2 jam merasa mual setelah melahirkan 2 jam yang lalu dan masih

keluar darah merah kehitaman, nyeri pada jahitan perineum, kontraksi

uterus baik 2 hari setelah melahirkan.

Periksa tanda-tanda demam, infeksi, atau kelainan postpartum

pada 6 hari setelah melahirkan. Pastikan ibu mendapat cukup makanan,

cairan, dan istirahat. Periksa untuk melihat apakah ibu menyusui dengan

benar dan jika tidak ada tanda-tanda komplikasi. Konseling ibu tentang

perawatan bayi, perawatan tali pusat, dan menjaga bayi tetap hangat

(Sulistiawati, 2009). Enam hari pascapersalinan, perut tidak lagi sakit,

keluarnya lokia sanguinolenta, kontraksi rahim baik, jahitan tidak sakit

atau kering, dan menyusui mudah. Lochea sanguinolenta: 3-7 hari

pascapersalinan, berwarna kuning dengan lendir darah.

Kunjungan 2 minggu memastikan involusi uterus normal, kontraksi

uterus, fundus di bawah amblicius, tidak ada perdarahan abnormal, dan

tidak ada bau. Periksa tanda-tanda demam, infeksi, atau kelainan

postpartum. Pastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.

Periksa untuk melihat apakah ibu menyusui dengan benar dan jika tidak

ada tanda-tanda komplikasi. Konseling ibu tentang perawatan bayi,

perawatan tali pusat, dan menjaga bayi tetap hangat (Sulistiawati, 2009).

Kunjungan 2 minggu setelah melahirkan Kontraksi uterus baik, luka pada

jahitan perineum telah sembuh, dan menyusui berjalan dengan baik.

Lochea serosa: cairan kuning yang tidak lagi berdarah, 7-14 hari

postpartum, mengandung leukosit, lendir, sel epitel vagina, desidua

nekrotik, dan bakteri non-patologis.


Pada kunjungan 6 minggu pasca persalinan, tanyakan kepada ibu

tentang komplikasi yang dialami bayinya (Sulistiawati, 2009). Kunjungan

6 minggu tersebut memberikan konseling awal KB. Kunjungan 6 minggu

post partum meliputi sekret lochea alba, kontraksi uterus yang baik dan

menyusui yang lancar. Berat badan bayi 2800 gram masih dalam batas

normal untuk berat badan bayi baru lahir. Hal yang menyebabkan

perineum pecah padahal sudah melahirkan anak ke-5 adalah kepala janin

keluar terlalu cepat dan ibu lupa cara mengejan. Menurut Teori

Wiknjosastro, 2002 jika kepala bayi lahir terlalu cepat, persalinan tidak

terarah dengan baik, dan sebelumnya terdapat banyak jaringan parut

pada perineum, dapat terjadi ruptur perineum spontan. Jika kepala bayi

lahir terlalu cepat, robekan perineum menjadi luas. Bahaya ruptur

perineum meningkat seiring dengan bertambahnya berat lahir bayi. Istilah

"bayi besar" mengacu pada bayi baru lahir yang beratnya lebih dari 4000

gram. Menurut teori Saifuddin 2002 robekan perineum terjadi pada

persalinan dengan berat badan bayi besar karena perineum tidak cukup

kuat untuk menopang peregangan kepala bayi dengan berat badan bayi

yang besar, sehingga mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan lahir

besar, sering terjadi ruptur perineum. pada bayi baru lahir. lahir dengan

berat badan lahir besar Obesitas dapat disebabkan oleh berbagai kondisi,

antara lain riwayat melahirkan anak besar, faktor genetik, dan dampak

kekurangan gizi. Berat badan bayi lahir normal berkisar antara 2500

hingga 4000 gram. Ibu tidak mau melakukan keluarga berencana. Jadi

kasus pada Bu R tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.sering

terjadi pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir besar Obesitas dapat
disebabkan oleh berbagai keadaan, termasuk riwayat melahirkan anak

besar, faktor genetik, dan dampak kekurangan gizi. Berat badan lahir

normal bayi berkisar antara 2500 hingga 4000 gram. Ibu tidak mau ber-

KB. Sehingga kasus pada Ny. R tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan praktek.

2. Data objektif

Kontak awal 2 jam setelah melahirkan Ny. R berusia 34 tahun dan

dalam keadaan sehat secara umum. TD: 110/80 mmHg, denyut nadi: 82

denyut per menit, laju pernapasan: 22 denyut per menit, suhu: 36,5 °C

ASI TFU, Lochea Rubra. 2 Jari tengah tengah bawah Kontraksi uterus

normal, dan sudah ada bab dan bak. Kunjungan postpartum kedua:

keadaan umum baik, kontraksi uterus baik, TFU pusat simfisis tengah,

lochea sanguinolenta. Kunjungan postpartum ketiga: keadaan umum

baik, kontraksi uterus baik, TFU teraba 1 jari di atas simfisis, lochea

serosa. Kunjungan postpartum keempat; keadaan umum baik, kontraksi

uterus baik, TFU mengecil, lochea alba. Hal ini sesuai dengan teori

Enggar (2018) bahwa pelepasan lochea disebabkan keluarnya lochea

berupa rubra pada hari ke 1-3 nifas, lochea sangunoilenta pada hari ke 3-

7 nifas, lochea serosa pada hari ke 7-14 nifas, dan lochea alba pada hari

> 14 nifas. Sedangkan menurut teori (Sulistiawati, 2009), lochea rubra

selama 2 hari nifas, lochea sanguinolenta heri 3-7 nifas, lochea serosa.

Kunjungan pertama 2 jam post partum mengungkapkan sekret

lochea rubra, robekan perineum basah, tinggi fundus dua jari tengah

bawah, dan produksi ASI lancar. Kunjungan kedua 6 hari postpartum

sekret lochea sanguinolenta, robekan perineum kering, tinggi fundus


bagian tengah tengah, dan simfisis ASI lancar, sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek pada kasus Ny. R.

3. Assessment

Ibu R, 24 tahun, G5 P5 A0, melakukan kontak pertama 2 jam setelah

melahirkan, mengeluh sakit perut. Ny R umur 24 tahun, melakukan

kunjungan keempat pada minggu keenam setelah melahirkan.

4. Penatalaksanaan

Pada masa nifas, kontak pertama Ny R (2 jam post partum) adalah

memberitahukan hasil pemeriksaan vital sign, tekanan darah 110/80

mmHg, nadi 82 kali/menit, pernafasan 22 kali/menit. menit, suhu 36,5 oC,

pemeriksaan fisik meliputi tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat,

kontraksi uterus baik, sekret lochea rubra berwarna merah, dan semuanya

dalam keadaan baik. Ajarkan ibu cara menghangatkan bayi agar dapat

mencegah hipotermia, seperti mengeringkan tubuh bayi setelah lahir,

memberikan ASI eksklusif setelah bayi lahir, tidak memandikan bayi

sebelum 6 jam, menempatkan bayi di lingkungan yang hangat, dan

memberikan pakaian hangat. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang

cukup, Membuat kesepakatan dengan ibu untuk melakukan kunjungan

ulang pada tanggal 02 Februari 2022.

Kunjungan 6 hari nifas ke Ny. R. Dilakukan pemeriksaan, keadaan

umum baik, kesadaran komposisi, tanda vital, tekanan darah 12080

mmHg, nadi 88 kali/menit, pernafasan 20 kali/menit, suhu 36,5 oC Palpasi

kontraksi uterus baik , ASI (+), puting menonjol, TFU mid-central dan

symphysis, lochea sanguinolenta, jahitan tidak terinfeksi, anjurkan ibu

untuk mengkonsumsi makanan bergizi, ajarkan ibu tentang perawatan


payudara untuk memperlancar pengeluaran ASI, jelaskan kepada ibu

tentang tanda-tanda infeksi pada jahitan perineum, ajari ibu tentang tanda

bahaya nifas, buat kesepakatan dengan pasien.

Selama 2 minggu kunjungan nifas ke Ny R, saya melakukan

pemeriksaan umum, termasuk tanda-tanda vital Td 12070mmhg, nadi 80

kali per menit, pernapasan 22 kali per menit, dan suhu 36,5 °C. dan

pemeriksaan fisik, dan semuanya dalam keadaan baik. Anjurkan ibu untuk

tetap mengkonsumsi makanan bergizi untuk pemenuhan gizi selama

masa nifas, dan anjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya sesering

mungkin.

Ibu diperiksa dengan hasil pemeriksaan selama 6 minggu kunjungan

nifas. Meliputi pemeriksaan umum seperti tanda vital, Td 12080 mmHg,

nadi 88 kali/menit, respirasi 22 kali/menit, dan suhu 36,5C. dan

pemeriksaan fisik, dan semuanya dalam keadaan baik. Sang ibu

diberitahu bahwa dia dalam keadaan sehat; dia disarankan untuk terus

menyusui bayinya sesering mungkin; dia diberi konseling tentang

perawatan payudara; dia diberi konseling tentang kebersihan pribadi; dia

diberi konseling tentang imunisasi bayi; dia diberi konseling tentang latihan

pascapersalinan; dan dia diberi konseling tentang berbagai kontrasepsi.

Untuk menghindari kehamilan keenam yang tidak direncanakan, ibu

diberi konseling tentang berbagai metode kontrasepsi dan kelebihan dan

kekurangannya. Alasannya agar ibu mengetahui dan memahami

bagaimana seharusnya KB digunakan. Keputusan ibu adalah akseptor

KB IUD. sehingga dalam kasus Ny. R, tidak ada kesenjangan antara teori

dan pra
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian asuhan kebidanan nifas di Puskesmas

Mabelopura Palu, peneliti menyimpulkan asuhan kebidanan Ny R berjalan

dengan baik dan normal.

1) Dalam proses evaluasi data subjektif nifas normal pada Ny. R telah

dipelajari sesuai dengan format penilaian, dan tidak ada kesenjangan

antara teori dan kasus.

2) Dalam proses evaluasi data objektif persalinan normal pada Ny. R sesuai

dengan format penilaian, dan tidak ada kesenjangan antara teori dan

kasus.

3) Dalam proses menganalisis dan menentukan diagnosis obstetri di New

York. R dianalisis berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan, dan

tidak ada perbedaan antara teori dan kasus.

4) Pada tahap penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. R

diberikan asuhan kebidanan sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan.

Hal ini telah sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat bermanfaat bagi Mahasiswa Akademi

Kebidanan Palu khususnya Mahasiswa Jurusan Kebidanan dan sekaligus

sebagi referensi untuk pembelajaran serta dasar untuk melakukan

laporan tugas akhir.

2. Untuk Wilayah Kerja Puskesmas mabelopura kota palu


Untuk bidan maupun tenaga kesehatan lainnya diharapkan dapat

memberikan asuhan yang menyeluruh serta mendeteksi kelainan secara

dini dan mencegah terjadinya komplikasi dalam masa kehamilan.

3. Untuk peneliti selanjutnya

Diharapkan untuk mengunakan referensi-referensi terbaru,

sehingga asuhan kebidanan


DAFTAR PUSTAKA

Depkes Ri, 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Departemen Kesehatan
RI.

Dinas Kesehatan Kota, 2018. Profil Kesehatan Ibu Dan Anak. Palu : Dinkes Kota
Palu.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, 2019. Profil Kesehatan Ibu Dan Anak. Palu :
Dinkes Prov. Sulteng.

Enggar. 2020. Panduan Penyusunan Laporan Tugas Akhir & Karya Tulis Ilmiah
(Edisi Ke 3). Palu : Akbid Palu.

Fitriani & Andriani, 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogjakarta.
Pustaka Pelajar.

Hidayat, 2017. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Medika.

Kemenkes RI Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan


Kebidanan. Jakarta : Kemenkes RI. (Google Book diakses tgl.03.04.2021
jam 09.00).

Kumala Feti. 2017. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based Practice.
Yogyakarta : Deepubslish.

Lisnawati lilis, 2011. Asuhan Kebidanan Masa nifas Fisiologis. Tangerang Selatan
: Binarupa Aksara.

Mochtar, 2012. Asuhan kebidanan masa nifas. Yogjakarta : Pustaka Rihana.

PKM Mabelopura, 2019. Profil Kesehatan Ibu Dan Anak. Palu : PKM Mabelopura.

Prawirohardjo, 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Rukiyah A.Y. 2011. Asuhan Kebidanan III Nifas. Jakarta : Trans Info Media.

Rukiyah, A. Y dan Yulianti, L. 2014. Asuhan kebidanan nifas III. Jakarta : Trans
Info Medika.

Saleha, 2013. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogjakarta : Salemba Medika.

Saputra Lyndon & Lockhart Anita, 2016. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
Fisiologis dan Patologis. Tangerang Selatan : Bina Rupa Aksara.

Satriandari, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
K- Media.

Suhermi, 2017. Perawatan Masa Nifas. Yogjakarta : Fitramaya.

Sulfianti dkk, 2021. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yayasan Kita Menulis
(Google Book diakses tgl. 02.11.2021 jam 10.21 ).
Sulistyawati, A. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Andi Offset.

Sumiaty, Silfia N.N., 2011. Konsep Kebidanan. Jakarta : IN MEDIA.

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), 2018. Profil Kesehatan Indonesia.


Jakarta : Penerbit IDAI.

Wahyuni Sri, 2018. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Post Partum. Yogjakarta. CV
Budi Utama

World Health Organization (WHO), 2018. Angka Kematian Ibu (AKI).


Https://Www.Who.Int/News-Room/Fact-Sheet/Detail/Maternal-Mortality.[22
diakses tgl.07.04.2021 jam 13.00).

Anda mungkin juga menyukai