PENDAHULUAN
A Latar Belakang
bidang pelayanan kesehatan yang harus mendapat oerhatian baik oleh petugas
kesehatan seperti dokter kebidanan, bidan dan perawat maupun ibu itu
sendiri. Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai dari beberapa jam
setelah plasenta lahir dan selesai selama kira-kira 6 minggu saat alat-alat
selama 2-6 hari setelah melahirkan dan 2-6 minggu setelah melahirkan
aman, memastikan bahwa bayi sudah bisa menyusu tanpa kesulitan dan
bertambah berat badannya, memastikan bahwa ikatan bayi dan ibu sudah
1
2
pemulihan.Banyak hal yang bisa terjadi dalam masa ini.Yang terutama adalah
kecil. Dalam beberapa hari kemudian, akan semakin memudar hingga sekitar
bersamaan, ibu juga dituntut memberikan perhatian yang besar terhadap bayi
yang baru dilahirkannya. Untuk itu bidan perlu mewaspadai adanya sindrom
baby blues pada ibu yang baru melahirkan. Apabila kondisi ibu telah pulih
atau kelelahan ibu telah teratasi, maka sekitar enam jam pasca persalinan
sebaiknya ibu segera bangun dari tempat tidur dan bergerak agar merasa lebih
memberikan asuhan masa nifas yang optimal, yang meliputi fisik, dukungan
payudara, cara memerah ASI, nutrisi bagi ibu menyusui, senam nifas dan
lain-lain. Hal ini dapat diberikan baik selam perawatan dirumah sakit, rumah
bersalin maupun saat ibu pulang sebagai bekal untuk melanjutkan asuhan
Asuhan nifas sejak dahulu kala sudah dilakukan dengan cara yang
yang lebih maju.Hal ini menuntut bidan sebagai tenaga professional mampu
menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) hasil
bahwa angka kematian ibu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup,penyebab
pada tahun 2013 hanya 86,64% lebih rendah dari cakupan persalinan oleh
penolong persalinan.
dimasa nifas ini, asuhan masa nifas sangat di perlukan karena merupakan
pada tahun 2015 131 per 100.000 kelahiran hidup dan penyebab kematian
orang,tahun 2017, angka kematian ibu (AKI) 73 per 100.000 kelahiran hidup
terjadi penurunan angka kematian ibu pada tahun 2016. Pada tahun 2017
(Dinas Kesehatan Prop. Sulteng, 2016). Data Dinas kesehatan kota palu,
Angka kematian ibu (AKI) tahun 2015, 326 per 100.000 kelahiran hidup dan
angka kematian ibu (AKI) 158 per 100.000 kelahiran hidup.Dari data tersebut
terjadi peningkatan angka kematian ibu pada tahun 2016. Cakupan kunjungan
5
nifas pada tahun 2016 KF3 94,3% dari sasaran target 7233 (95%). (Dinas
Sangurara, bahwa kasus kematian pada tahun 2015 kematian ibu postpartum
3) pada tahun 2016, 974 (100%) dari sasaran target 974 (100%). (Puskesmas
Sangurara,2016).
berfokus pada pelayanan bayi baru lahir saja dan pelayanan masa nifas hanya
berlangsung 2 kali kunjungan yaitu pada kF1 dan KF2 ( 3 hari dan 14 hari
saja), sementara KF3 dan KF4 tidak dilakukan lagi dengan alasan bahwa ibu
ibu nifas belum dilaksanakan sesuai dengan standar asuhan pelayanan pada
ibu nifas yang meliputi 4 kali kunjungan selama masa nifas mulai dari 6 jam
dengan memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal awal mulai 1
jam pasca persalinan sampai dengan 42 hari pasca persalinan atau 6 minggu
Sangurara,kota palu.
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Toeritis
2. Praktis
7
adakuat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
secara fisiologis maupun psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan. Jika
hamil), tetapi secara psikologis masih terganggu maka dikatakan masa nifas
(Nurjanah,2013).
selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi
sebagai berikut:
8
9
(Bari.S,dkk,2002).
keluarga.
adalah masa yang dimulai dari beberapa jam setelah lahirnya placenta
kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam
waktu 3 bulan.
10
kematian ibu dan bayi di indonesia. Salah satu program yaitu pelayanan
ditujukan pada ibu selama masa nifas dan pelayanan yang mendukung bayi
1. Kunjungan I yaitu satu kali pada periode 6-8 jam pasca persalinan.
lahir.
antara orangtua dan bayi dengan memberi dukungan. Atas dasar tersebut
perlu dilakukan suatu pendekatan antara ibu dan keluarga dalam manajemen
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi, baik pada ibu maupun
bayi.
kembali keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, baik alat-alat genetalia
masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan
pada masa kehamilan, yang diperlukan untuk kesehatan bayi baru lahir.
Resiko komplikasi pada ibu saat hamil, bersalin dan nifas dapat di
yaitu cukup protein, mineral dan vitamin. Ibu nifas di anjurkan untuk
diberikan satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan tidak lebih
D (Chen,2012).
b. Ambulasi Dini
tempat tidur dengan miring ke kiri atau ke kanan pada posisi tidur dan
c. Eliminasi
terjadi apabila dalam waktu >4jam ibu nifas belum buang air kecil.
Beri motivasi ibu untuk buang air kecil meski merasa sedikit nyeri
Buang air kecil disebut normal, bila dapat buang air kecil
spontan setiap 3-4 jam, karena enema persalinan, diet cairan, obat-
kran didekat ibu, mengompres air hangat diatas simpisis. Bila tidak
Jika klien pada hari ketiga belum juga buang air besar maka
buang air besar secara teratur dapat dilakukan dengan diet teratur,
4) Istirahat
menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup atau tidur pada saat
istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam
hari dan 1 jam pada siang hari untuk mencegah kelelahan yang
5) Seksual
(Maritalia,2014)
pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
nifas.
7) Senam Nifas
dalam menjaga kesehatan ibu dan anak.Pada Permenkes Nomor 1464 Tahun
pelayanan ibu nifas normal dan pelayanan ibu menyusui. Pada standar
Peran bidan sebagai pelaksana mempunyai tiga kategori tugas yaitu tugas
20
jawab bidan selama masa nifas dapat kita bagi dalam tiga kategori tugas
a) Tugas mandiri
b) Tugas kolaborasi.
kesehata lainnya.
c) Tugas ketergantungan.
partum.
Dalam agama islam di anggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan yang sempurna secara
bahkan tahun.
Varney,2004 )
vagina tidak lebar pada satu hingga dua hari pertama post
(Zare O,2014)
b) Serviks Uteri
serviks. Setelah bayi lahir, rongga rahim dapat dilalui oleh satu
hanya dapat dilalui oleh 2-3 jari dan pada 6 minggu postpartum,
c) Uterus
d) Lokhea
postpartum.
postpartum.
d) Endemetrium
e) Payudara
pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi setiap ibu
keadaan tenang.
air besar, keinginan ini akan tertunda hingga 2-3 hari setelah
persalinan.
selama masa laktasi. Jika nutrisi ini terpenuhi maka ibu akan
cepat lebih pulih, kuantitas dan kualitas ASI akan lebih baik
Jika kandung kemih nya tidak penuh, motivasi ibu untuk banyak
31
minum air. Apabila kandung kemih penuh, tetapi ibu tidak dapat
saat tidak hamil. Hal ini akan berangsur-angsur pulih pada 6-8
(Cuninnham,2005).
32
1. Nadi
2. Pernapasan
3. Suhu badan
normal.
4. Tekanan darah
6. Perubahan Hematologi
a) Fisiologi Laktasi
tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar
estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan,kadar
dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan
prolaktin oleh hipofisis sehingga sekresi ASI lebih lancar. Dua reflek
pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu prolaktin dan
daripada ASI.Hal ini menguntungkan bayi yang baru lahir karena dengan
c) Manajemen Laktasi
ini dilakukan dalam tiga tahap, yakni pada masa kehamilan (antenatal),
sewaktu ibu dalam persalunan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan
36
terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat
halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi. Komposisi ASI
pada masa nifas. Ibu nifas menjadi sangat sensitif, sehingga diperlukan
pengertian dari keluarga terdekat. Peran bidan sangat penting dalam hal
38
psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi
Masa ini terjadi 1-3 hari pasca persalinan,ibu yang baru akan
Masa ini terjadi 3-10 hari pasca persalinan, ibu menjadi khawatir
petugas kesehatan). Masa ini biasanya terjadi bila ibu sudah pulang
ibu dan bayi. Fase-fase adaptasi ibu nifas yaitu, Taking In, Taking
respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan dan akan kembali
b) Postpartum Blues.
yang dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya atau
dimana kehadiran anggota baru dalam pola asuhan bayi dan keluarga.
kadang setiap hari. Semua itu dapat diatasi dengan cinta, suport, hiburan
perasaan saat hamil, perubahn fisik dan emosional. Perubahan yang ibu
percaya diri.
menjadi orangtua.
4. Perilaku bayi.
hal ini merupakan suatu hal yang umum dan akan hilang
yang bergizi.
d. Postpartum Psikosis
salah dan tidak sesuai dengan kenyataan, budaya dan norma yang
anak dari titisan dari orangtua yang sudah meniggal sehingga ibu
(Sylvia,2011).
bahwa bayinya adalah iblis atau Tuhan. Ibu tersebut juga akan
sendiri.
ringan yang dialami oleh ibu setelah melahirkan. Gejala ini biasa
Keadaan ini sering dialami oleh ibu yang melahirkan anak kedua
tanggung jawab baru sebagai seorang ibu dan merasa tidak dapat
apa yang hilang. Berduka merupakan proses yang normal, hal ini
mengurus rumah dan bayi yang baru lahir. Proses berduka dapat
Tahap pertama
Tahap kedua
Tahap ketiga
lebih bermakna.
saling mengikat di antara orang tua dan anak, ketika pertama kali bertemu.
Bounding adalah masa sensitif pada menit pertama dan beberapa jam setalah
kelahiran karena kontak ibu dan ayah ini akan menentukan tumbuh
perasaan afeksi (Kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir.
bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi
47
terus menerus antara bayi dan orangtua yang bersifat saling mnecintai
antara lain:
a) Respon Ibu
antara ibu, ayah dan bayi. Pada masa ini terjadi kontak psikis
dipangkuannya.
2) Rawat gabung
agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant
orangtuanya.
4) Suara (Voice )
5) Aroma (Odor )
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan
mulai bicara.
7) Bioritme
responsif.
50
8) Sentuhan (Touch)
bayi sehat.
9) Inisiasi Dini
dipersiapkan pada anak usia (1-3 tahun) terutama pada anak pertama
1. Pengertian
2. Faktor pemicu
atau salah.
nifas. Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas
Saifuddin,2009 )
cairan.
subkutis.
tanpa selulitis.
2) Selulitis
a) Jika terdapat pus atau cairan, buka luka dan lakukan drainase
2 kali sehari.
3) Tetanus
c) Payudara bengkak.
f) Abses payudara
6) Nyeri perineum
pada jaringan.
59
nifas. Paling sedikit empat kali dilakukan knjungan masa nifas untuk
menilai status ibu dan bayi baru lahir, juga untuk mencegah,
Asuhan nifas selama 2-6 hari dan 2-6 minggu setelah melahirkan .
Asuhan masa nifas dilakukan selama 2-6 hari setelah melahirkan dan
yang aman
terbentuk
normal.
istirahat.
sehari-hari.
(Maritalia,2014).
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang
1) Konsep SOAP
laboratorium
Nomor:
Data Subyektif
Umur:
Suku/Bangsa:
Agama:
Pendidikan:
Pekerjaan:
Alamat:
1. Keluhan Utama:
2. Riwayat menstruasi
terakhir……,perkiraan partus……
Dismnorroe……,Spoting……..,menorargia……..,
suami ke….
G:………P……….A……….
66
UK
Hamil muda:Mual…..muntah…….perdarahan……..TT..
Pernah di rawat………kapan…………diagnose………..
Pernah dioperasi………kapan………..diagnosa………..
menderita sakit:
.TBC…epilepsi…alergi….
8. Riwayat ginekologi
rahim… perkosaan……..
Pola makan…..kali/hari
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum
Keadaan umum……..kesadaran……BB……TB…..
Pernapasan….x/menit
2. Pemeriksaan fisik
dua….scelara….konjungtiva….
Edema….Reflek…..
a. Obstetric
Abdomen
memanjang….Melebar…Pelebaran vena…linea
operasi…Lain-lain…..
Presentasi: Kep/bo/L
Bagian terendah…….
Gynekologi
Anogenital
ketuban….
69
panggul…..
b. Nifas
lahir……..
4. Pemeriksaan Penunjang
………………………………..
Penatalaksanaan
Palu,……2018
Bidan
………………
CATATAN PERKEMBANGAN
Keadaan umum:Baik,kesadaran:stabil
3) Analisa (A)
4) Penatalaksanaan (P)
keadaan baik.
Memberitahu ibu bahwa mules yang dirasakan adalah normal karena otot-
Berikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi yang baik untuk ibu nifas.
( Saminem,2010 ).
darah,nadi,pernapasan,suhu badan)
Pengeluaran ASI
Luka perineum
3) Analisa (A)
4) Penatalaksanaan (P)
Fundus uteri di bawah umbilikus, Tidak ada perdarahan abnormal dan tidak
berbau.
abnormal
istirahat cukup
tanda-tanda infeksi
73
kehangatan bayi.
badan
d) Pengeluaran ASI
lagi)
3) Analisa (A)
4) Penatalaksanaan (P)
74
baik, fundusuteri tidak teraba, dan tidak ada perdarahan maupun bau yang
abnormal.
abnormal
penyulit
Perawatan tali pusat dan menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari
Pengeluaran ASI
3) Analisa (A)
4) Penatalaksanaan (P)
Menanyakan pada ibu tentang penyulit ibu dan bayi yang di alami
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
hingga waktu tertentu.(Nursalam, 2013). Dalam desain ini ada dua kelompok
Tipe 2 yang menggunakan kayu manis) dan kelompok yang tidak terkena
Siswosudarmo,2015).
1) Lokasi Penelitian
2) Waktu Penelitian
76
77
1) Populasi
2) Sampel
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria eksklusi
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional
Definisi Operasional
Definisi
No Variabel Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional
1. Efektivitas Efek maksimalLembar
Kayu Manis kayu manis untuk wawancara/
menurunkan observasi
parameter
glukosa darah.
klinis
3. Penurunan Nilai kadar Glukometer Ordinal ≥ 140 mg/dl =
R
kadar glukosa glukosa darah merk Nesco Sangat tinggi.
darah setelah pemberian MultiChek 70-140 mg/dl
serbuk kayu manis GCUHb = Normal
(diproduksi ≤ 70 mg/dl =
oleh Karnel Rendah
Int’l Corp
,Taiwan)
79
F. Instrument Penelitian
Proses pengambilan data dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap persiapan
a) Tahap Persiapan
inklusi.
b) Tahap Pelaksanaan
H. Pengolahan Data
1. Pengolahan Data
menggunakan computer
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
(ρ) value dibandingkan dengan (α). Bila (ρ) value< (α), maka H0
ditolak yang berarti ada perbedaan nilai glukosa darah. Bila (ρ) value>
(α), maka H1 diterima yang berarti tidak ada perbedaan nilai glukosa
I. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk narasi yang
J. Jadwal Kegiatan
Terlampir
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Pada Bab ini peneliti menguraikan hasil penelitian yang kemudian akan
sebelumnya.
1. Analisis Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur
orang (20%).
82
83
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis kelamin
orang.
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
(10%).
84
Tabel 4.4
Distribusi Reponden berdasarkan Pendidikan
2. Analisis Bivariat
penderita DM Tipe 2.
Tabel 4.6
Uji normalitas sebelum dan sesudah penggunaan kayu manis untuk
menurunkan kadar glukosa darah(n=10)
adalah sebesar 0.563 lebih besar dari angka < 2, sehingga dapat
Tabel 4.7
kelompok data (pre dan post). Tampak bahwa Mean atau rata-rata
87
Tabel 4.8
Tabel Uji Statistic Paried Samplet-test
(simpang baku) dari selisih antara kontak awal pra penelitian dan
berdasarkan nilai Sig.(2-teiled) 0.19 serta nilai t > 2 (2.838) maka dapat
B. Pembahasan
Pada bagian ini membahas interpretasi dan diskusi hasil penelitian sesuai
a) Karateritik Responden
1) Berdasarkan umur/usia.
& Bare,2001).
laki adalah 171 mg/dl – 397 mg/dl. Hal ini juga dikuatkan oleh data
terserang diabetes sekitar 9,6 % dan perempuan adalah 20%, hal ini
3) Berdasarkan Pendidikan.
berkisar 243 mg/dl – 484 mg/dl dengan pendidikan SD, hal ini
4) Berdasarkan Pekerjaan.
Untuk pekerjaan hal ini berkaitan dengan gaya hidup dalam hal ini
Sukarmin, 2008).
1) Edukasi
khusus.
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
3) Latihan Jasmani
94
4) Terapi farmakologi
a) Sulfonil urea
b) Biguanid/metformin
d) Meglitinida
al., 2006).
maka hal yang diharapkan akan sangat susah untuk dicapai, sehingga
C. Keterbatasan Penelitian
membuktikan bahwa ada perbedaan dan penurunan kadar glukosa darah pada
adalah :
1) Desain Penelitian
memerlukan biaya yang mahal dan rumit, >Kurang efektif bila kasus
mengganggu analisis hasil, karena faktor resiko yang ada pada subjek akan
diamati sampai terjadinya efek maka hal ini berarti kurang atau tidak etis.
2) Waktu Penelitian
98
untuk mendapatkan hasil yang benar-benar optimal dan valid hal ini
dikarenakan ada responden yang drop out, juga waktu untuk melakukan
sendiri.
4) Responden
D. Implikasi Penelitian
1) Pelayanan Keperawatan
99
perawat untuk bisa menjadikan kayu manis sebagai salah satu terapi
walaupun harus sesuai dengan dosis yang di tetapkan Penelitian ini juga
perawat bahwa seorang perawat harus mampu dan bisa memodifikasi dan
menjadi inovator kaitannya dengan terapi herbal yang secara nyata terkait
ini tidak hanya menjadi perhatian profesi lain seperti dokter maupun
apoteker.
pengetahuan.
3) Penelitian Keperawatan
A. Kesimpulan
lebih.
B. Saran
Terapi Herbal dalam hal ini adalah kayu manis untuk menurunkan kadar
alternatif terapi yang murah namun tetap harus dilakukan dengan benar
101
102
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu bahan yang dapat
transkultural.
Penelitian ini bisa menjadi salah satu sumber inspirasi rekan-rekan perawat
evidance based.