Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Sanitasi Perumahan

1. Pengertian Sanitasi Perumahan

Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang

mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan

sebagainya (Notoadmojo,2003). Berarti sanitasi adalah suatu usaha

pengendalian faktor-faktor lingkungan guna untuk mencegah timbulnya

suatu penyakit dan penularan yang disebabkan oleh fektor lingkunagn

tersebut, sehingga derajat kesehatan dapat optimal (Depkes RI, 2002).

2. Perumahan Sehat

Rumah merupakan tempat beristirahat, berlindung dan menyimpan

harta benda secara aman dan tenang. Oleh karena itu menpunyai berbagai

fungsi maka rumah haruslah memenuhi persyratan kesehatan dan juga

tidak bertentangan dengan peraturan yang ada, karena rumah mempunyai

hubungan yang erat dengan penghuninya. Dimana rumah dengan kondisi

yang buruk akan member pengaruh yang buruk pula kepada penghuninya.

Secara umum kriteria rumah sehat adalah (Depkes RI 2002)

a. Memenuhi kebutuhan fisilogi antar lain pencahayaan, penghawaan dan

ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisinga yang mengganggu.

b. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain Privacy yang cukup,

komunikasi yang sehat antara anggota keluarga dan penghuni rumah.

6
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni

rumah dengan penyedian air bersih, pengelolaan tinja dan limbah

rumah tangga, bebas vector penyakit dan tikus, kepadatan penghuni

yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya

makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan

penghawaan yang cukup.

d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang

timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain

persyaratan garis sepadan jalan, konsetrasi yang tidak mudah roboh,

tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh

tergelincir.

3. Parameter dan Indikator Penilaian Sanitasi Perumahan

Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah

sebagaimana yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan kesehatan perumahan.

meliputi 3 lingkup kelompok komponen penilaian, yaitu :

a. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai,

ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan.

b. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, pembuangan

kotoran, pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah.

c. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela ruangan

dirumah, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja ke

jamban, membuang sampah pada tempat sampah.

7
Adapun aspek komponen rumah yang memenuhi syarat rumah sehat

adalah :

a. Langit-langit

Adapun persayaratan untuk langit-langit yang baik adalah dapat

menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap, harus menutup rata

kerangka atap serta mudah dibersihkan.

b. Dinding

Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding sendiri,

beban tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul harus dapat

memikul beban diatasnya, dinding harus terpisah dari pondasi oleh

lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap naik sehingga dinding

terhindar dari basah, lembab dan tampak bersih tidak berlumut.

c. Lantai

Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin, stabil

waktu dipijak, permukaan lantai mudah dibersihkan. Menurut Sanropie

(1989), lantai tanah sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab bila musim

hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit

terhadap penghuninya. Karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang

kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik. Untuk mencegah

masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai ditinggikan ± 20 cm

dari permukaan tanah.

8
d. Pembagian ruangan / tata ruang

Setiap rumah harus mempunyai bagian ruangan yang sesuai dengan

fungsinya. Adapun syarat pembagian ruangan yang baik adalah :

1) Ruang untuk istirahat/tidur

Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar tidur orang tua

dengan kamar tidur anak, terutama anak usia dewasa. Tersedianya

jumlah kamar yang cukup dengan luas ruangan sekurangnya 8 m²

dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang agar dapat memenuhi

kebutuhan penghuninya untuk melakukan kegiatan.

2) Ruang dapur

Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri, karena asap dari hasil

pembakaran dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan.

Ruang dapur harus memiliki ventilasi yang baik agar udara/asap

dari dapur dapat teralirkan keluar.

e. Kamar mandi dan jamban keluarga

Setiap kamar mandi dan jamban paling sedikit memiliki satu lubang

ventilasi untuk berhubungan dengan udara luar.

f. Ventilasi

Ventilasi ialah proses penyediaan udara segar ke dalam suatu ruangan

dan pengeluaran udara kotor suatu ruangan baik alamiah maupun secara

buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh

buruk yang dapat merugikan kesehatan. Ventilasi yang baik dalam

ruangan harus mempunyai syarat-syarat, diantaranya :

9
1) Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan.

Sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan

ditutup) minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi 10% kali luas

lantai ruangan.

2) Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap

kendaraan, dari pabrik, sampah, debu dan lainnya.

3) Aliran udara diusahakan Cross Ventilation dengan menempatkan

dua lubang jendela berhadapan antara dua dinding ruangan

sehingga proses aliran udara lebih lancar.

g. Pencahayaan

Cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di dalam rumah merupakan

kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan

cahaya alami dan cahaya buatan. Yang perlu diperhatikan, pencahayaan

jangan sampai menimbulkan kesilauan.

1) Pencahayaan alamiah

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke

dalam ruangan melalui jendela, celah maupun bagian lain dari

rumah yang terbuka, selain untuk penerangan, sinar ini juga

mengurangi kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau serangga

lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu (Azwar,

1996). Suatu cara sederhana menilai baik tidaknya penerangan

alam yang terdapat dalam sebuah rumah adalah: baik, bila jelas

membaca dengan huruf kecil, cukup; bila samar-samar bila

10
membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar yang terbaca,

buruk; bila sukar membaca huruf besar.

2) Pencahayaan buatan

Penerangan dengan menggunakan sumber cahaya buatan, seperti

lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya. (Azwar, 1996).

h. Luas Bangunan Rumah

Luas bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya,

artinya luas bangunan harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya.

Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan

menyebabkan kepadatan penghuni (overcrowded). Hal ini tidak sehat,

disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen, bila salah satu

anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah menular kepada

anggota keluarga yang lain. Sesuai kriteria Permenkes tentang rumah

sehat, dikatakan memenuhi syarat jika ≥ 8 m² / orang.

Dilihat dari aspek sarana sanitasi, maka beberapa sarana

lingkungan yang berkaitan dengan perumahan sehat adalah sebagai

berikut :

a. Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga,

industri, dan tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan

atau zat yang membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu

kelestarian lingkungan (Chandra, 2006). Menurut Azwar (1996) air

limbah dipengaruhi oleh tingkat kehidupan masyarakat, dapat dikatakan

11
makin tinggi tingkat kehidupan masyarakat, makin kompleks pula

sumber serta macam air limbah yang ditemui. Air limbah adalah air

tidak bersih mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan

kehidupan manusia ataupun hewan, dan lazimnya karena hasil

perbuatan manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari, sumber air limbah yang lazim dikenal

adalah :

1) Limbah rumah tangga, misalnya air dari kamar mandi dan dapur.

2) Limbah perusahaan, misalnya dari hotel, restoran, kolam renang.

3) Limbah industri.

b. Sarana Penyediaan Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila

telah dimasak. Di Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam

Permenkes RI No. 01/Birhubmas/1/1975 (Chandra, 2006).

Dikatakan air bersih jika memenuhi 3 syarat utama, antara lain :

1) Syarat fisik

Air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu di bawah suhu

udara sehingga menimbulkan rasa nyaman.

2) Syarat kimia

Air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat kimia, terutama

yang berbahaya bagi kesehatan.

3) Syarat bakteriologis

12
Air tidak boleh mengandung suatu mikroorganisme. Misal sebagai

petunjuk bahwa air telah dicemari oleh faces manusia adalah

adanya E. coli karena bakteri ini selalu terdapat dalam faces

manusia baik yang sakit, maupun orang sehat serta relatif lebih

sukar dimatikan dengan pemanasan air.

c. Sampah

Sampah adalah semua produk sisa dalam bentuk padat, sebagai akibat

aktifitas manusia, yang dianggap sudah tidak bermanfaat. Entjang

(2000) berpendapat agar sampah tidak membahayakan kesehatan

manusia, maka perlu pengaturan pembuangannya, seperti tempat

sampah yaitu tempat penyimpanan sementara sebelum sampah tersebut

dikumpulkan untuk dibuang (dimusnahkan).

Syarat tempat sampah adalah :

1) Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat sehingga tidak

mudah bocor, kedap air.

2) Harus ditutup rapat sehinga tidak menarik serangga atau bina

d. Jamban (sarana pembuangan kotoran)

Pembuangan kotoran yaitu suatu pembuangan yang digunakan oleh

keluarga atau sejumlah keluarga untuk buang air besar. Cara

pembuangan tinja, prinsipnya yaitu :

1) Kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah.

2) Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan / air tanah.

3) Kotoran manusia tidak dijamah lalat.

13
4) Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.

5) Konstruksi jamban tidak menimbulkan kecelakaan.

Ada 4 cara pembuangan tinja (Azwar, 1996), yaitu :

1) Pembuangan tinja di atas tanah

Pada cara ini tinja dibuang begitu saja diatas permukaan tanah,

halaman rumah, di kebun, di tepi sungai dan sebagainya. Cara

demikian tentunya sama sekali tidak dianjurkan, karena dapat

mengganggu kesehatan.

2) Kakus lubang gali (pit privy)

Dengan cara ini tinja dikumpulkan kedalam lubang dibawah tanah,

umumnya langsung terletak dibawah tempat jongkok. Fungsi dari

lubang adalah mengisolasi tinja sehingga tidak memungkinkan

penyebaran bakteri. Kakus semacam ini hanya baik digunakan

ditempat dimana air tanah letaknya dalam.

3) Kakus Air (Aqua pravy)

Cara ini hampir mirip dengan kakus lubang gali, hanya lubang

kakus dibuat dari tangki yang kedap air yang berisi air, terletak

langsung dibawah tempat jongkok. Cara kerjanya merupakan

peralihan antara lubang kakus dengan septic tank. Fungsi dari tank

adalah untuk menerima, menyimpan, mencernakan tinja serta

melindunginya dari lalat dan serangga lainnya.

14
4) Septic Tank

Septic Tank merupakan cara yang paling dianjurkan. Terdiri dari

tank sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air masuk dan

mengalami proses dekomposisi yaitu proses perubahan menjadi

bentuk yang lebih sederhana (penguraian).

e. Vektor (Tikus)

Tikus adalah hewan mengerat (rondensia) yang lebih dikenal sebagai

hama Tanaman pertanian, perusak barang digudang dan hewan

penggangu yang menjijikan di perumahan. Belum banyak diketahui dan

disadari bahwa kelompok hewan ini juga membawa, menyebarkan dan

menularkan berbagai penyakit kepada manusia, ternak dan hewan

peliharaan.Tikus merupakan masalah rutin di Rumah Sakit, karena itu

pengendaliannya harus dilakukan secara rutin. Hewan mengerat ini

menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit, merusak bahan

pangan, instalasi medik, instalasi listrik, peralatan kantor seperti kabel-

kabel, mesin-mesin komputer, perlengkapan laboratorium, dokumen/file

dan lain-lain, serta dapat menimbulkan penyakit. Beberapa penyakit

penting yang dapat ditularkan ke manusia antara lain, pes, salmonelosis,

leptospirosis, murin typhus.

Sebagai makhluk nokturnal, tikus paling aktif antara senja dan fajar, dan

biasanya bersembunyi dari manusia pada siang hari. Hal ini sering lebih mudah

untuk menemukan titik tanda-tanda masalah, dari pada keberadaan hama yang

sebenarnya.

15
1. Kotoran tikus

Biasanya ditemukan pada area yang sering dilewati tikus dimana

tikus memproduksi hingga 40 kotoran setiap malam. Kotoran tikus

got berwarna coklat gelap runcing, menggulung dengan panjang

sekitar 9-14 mm. Kotoran tersebut dapat menyerupai sebutir beras

yang besar.

2. Suara cakaran

Tikus atap adalah pendaki yang lincah dan dapat dengan mundah

mendapatkan akses ke ruang loteng dan bangunan lantai atas.

Mendengar suara cakar pada malam hari di atas atap bisa jadi

menunjukkan kehadiran mereka. Disisi lain tikus got adalah

pendaki yang kurang mahir. Anda mungkin mendengar mereka

berlarian di bawah gelangang, gudang dan lantai. Mereka lebih

cenderung teridentifikasi oleh suara gertak gigi yang membuat

mereka dikenal dengan nama Bruxing.

3. Jejak kaki (lintasan jejak)

Tikus meninggalkan tanda kaki dan tanda ekor pada tempat yang

berdebu, pada bangunan yang jarang digunakan. Cahaya senter

yang kuat pada sudut yang pendek seharusnya dapat

mengungkapkan jejak yang jelas. Untuk menentukan apakah

infestasi aktif atau tidak, taburi tepung atau bedak di sepanjang

hamparan lantai dekat jejak kaki dan periksa trek baru keesokan

harinya.

16
4. Semir tikus

Tikus menggunakan rute yang dibuat sepanjang pinggir papan dan

dinding karena penglihatan mereka yang lemah. Minyak dan

kotoran pada tubuh mereka meninggalkan noda dan tanda gelap

pada kedua objek dan permukaan yang berulang kali tergesek.

Tanda- tanda ini mungkin menunjukkan aktivitas tikus, tetapi noda

dapat tetap bertahan dalam jangka waktu yang panjang, mereka

bukan alat ukur yang baik dari infestasi yang aktif.

5. Kerusakan

Tikus memiliki gigi yang tumbuh terus - menerus. Mereka perlu

mengunyah kayu dan plastik untuk menjaga diri gigi mereka terus

terasah. hal ini berpotensi penyebab kebakaran apabila mengunyah

kabel listrik. Anda juga perlu memperhatikan robekan pada

kemasan makanan, karena tikus merobek makanan hingga terbuka,

meninggalkan bekas gigitan yang terlihat.

6. Sarang

Tikus membangun sarang di tempat yang hangat, tempat yang

tersembunyi dengan menggunakan bahan yang mudah robek

seperti koran dan kain. Sarang tersebut akan sering ditempati oleh

tikus mudan dan biasanya terletak dekat dengan sumber makanan.

Periksa belakang dan dibawah peralatan, seperti lemari es, freezer,

atau di dekat dapur.

17
4. Penilaian Sanitasi Perumahan

Menurut Munif Arifin (2009) kriteria rumah sehat didasarkan pada

pedoman teknis penilaian rumah sehat Direktorat Jenderal Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun 2007. Pedoman

teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :

829?Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan.

Sedangkan pembobotan terhadap kelompok komponen rumah, kelompok

sarana, sanitasi, dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum, yang

diinterpretasikan terhadap lingkungan (45%), perilaku (40%), pelayanan

kesehatan (15%), keturunan (5%).

Dalam hal rumah sehat, persentase pelayanan kesehatan dan

keturunan diabaikan, sedagkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku

ditentukan sebagai berikut :

a. Bobot komponen rumah (25/80 x 100%) = 31%

b. Bobot sarana sanitasi (20/80 x 100%) = 25 %

c. Bobot perilaku (35/80 x 100%) = 44 %

Kelompok komponen rumah yang dijadikan dasar penilaian rumah

sehat menggunakan indikator komponen sebagai berikut :

a. Langit-langit

b. Dinding

c. Lantai

d. Jendela Kamar Tidur

e. Jendela ruang keluarga

18
f. Ventilasi

g. Lubang asap dapur

h. Pencahayaan

i. Kandang

j. Pemanfaatan pekarangan

k. Kepadatan penghuni

Indikator sarana sanitasi yang dijadikan dasar penilaian rumah

sehat menggunakan indikator sarana sebagai berikut :

a. Sarana air bersih

b. Jamban

c. Sarana pembuangan air limbah

d. Sarana pembuangan sampah

Indikator penilaian perilaku penghuni rumah meliputi beberapa

parameter sebagai berikut :

a. Kebiasan mencuci tangan

b. Keberadaan tikus

c. Keberadaan jentik

19
B. Kerangka Konsep

Kesehatan lingkungan pelabuhan

Santasi Perumahan di Buffer Area

Sarana Pengolahan Air Limbah

Penyediaan Air Bersih

Pengolahan Sampah

Sarana Pembuangan Kotoran

Pengendalian Vektor

Memenuhi Tidak memenuhi


syarat syarat

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

20

Anda mungkin juga menyukai

  • SK Tim Zi 2022
    SK Tim Zi 2022
    Dokumen9 halaman
    SK Tim Zi 2022
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Dokumen RTM 2019 Fix
    Dokumen RTM 2019 Fix
    Dokumen18 halaman
    Dokumen RTM 2019 Fix
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Instrumen Akreditasi Puskesmas
    Instrumen Akreditasi Puskesmas
    Dokumen394 halaman
    Instrumen Akreditasi Puskesmas
    Muhammad Fajri
    100% (13)
  • Biodata Penulis
    Biodata Penulis
    Dokumen2 halaman
    Biodata Penulis
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Lembar Persetujuan Pembimbing
    Lembar Persetujuan Pembimbing
    Dokumen1 halaman
    Lembar Persetujuan Pembimbing
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen20 halaman
    Bab Ii
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen9 halaman
    Bab Iv
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Lembar Persetujuan Pembimbing
    Lembar Persetujuan Pembimbing
    Dokumen2 halaman
    Lembar Persetujuan Pembimbing
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Pernyataan Keasalian Tulisan
    Pernyataan Keasalian Tulisan
    Dokumen1 halaman
    Pernyataan Keasalian Tulisan
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Lembar Persetujuan Pembimbing
    Lembar Persetujuan Pembimbing
    Dokumen1 halaman
    Lembar Persetujuan Pembimbing
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Ceklis Baru
    Ceklis Baru
    Dokumen2 halaman
    Ceklis Baru
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Daftar Gambar
    Daftar Gambar
    Dokumen1 halaman
    Daftar Gambar
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Ikm 2019
    Ikm 2019
    Dokumen18 halaman
    Ikm 2019
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Lama BAB IV
    Lama BAB IV
    Dokumen47 halaman
    Lama BAB IV
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Foto
    Lampiran Foto
    Dokumen2 halaman
    Lampiran Foto
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan Penguji
    Lembar Pengesahan Penguji
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengesahan Penguji
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsultasi
    Lembar Konsultasi
    Dokumen1 halaman
    Lembar Konsultasi
    Moh Ramli
    Belum ada peringkat