(Sectio Caesarea)
Kelompok 9
Anggota :
1. Fika Silsa Ibnatayya (P1337424220042)
2. Umi Hanik Mubarokhah (P1337424220043)
3. Agnesyya Salsabela P (P1337424220044)
4. Rama Dwi januartika (P1337424220045
Kelas : Chammomile
A. Kuretase
Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat
kuretase (sendok kerokan). Sebelum melakukan kuretase, penolong
harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan letak
uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus untuk mencegah
terjadinya bahaya kecelakaan misalnya perforasi.
Indikasi Kuretase
● Diagnostik : Jaringan endometrium untuk diagnosis histologi
● Terapeutik : Pengangkatan jaringan plasenta setelah abortus
atau melahirkan, mengangkat polip atau endometrium
hiperplastik.
Manfaat kuretase
Pada teknik ini harus memakai sendok kuret yang cukup besar.
Jangan memasukkan sendok kuret dengan kekuatan, dan pengerokan
biasanya dimulai di bagian tengah. Memakai sendok kuret yang tajam
(ada tanda bergerigi) lebih efektif dan lebih terasa sewaktu
melakukan kerokan pada dinding rahim dalam (seperti bunyi
mengukur kelapa). Dengan demikian, kita tahu bersih atau tidaknya
hasil kerokan.
2. Kuretase dengan cara penyedotan (suction curretage)
Dalam tahun-tahun terakhir ini lebih banyak digunakan
karena perdarahan tidak seberapa banyak dan bahaya
perforasi lebih kecil. Setelah diadakan persiapan
seperlunya dan letak serta besarnya uterus ditentukan
dengan pemeriksaan bimanual, bibir depan serviks
dipegang dengan cunam serviks, dan sonde uterus
dimasukkan untuk mengetahui panjang dan jalanya kavum
uteri. Anastesi umum dengan penthoal sodium, atau
anastesia percervikal block dilakukan dan 5 satuan
oksitosin disuntikkan pada korpus uteri dibawah kandung
kencing dekat pada perbatasanya pada serviks.
B. Embriotomi
C. Forceps
alat yang terlihat seperti sepasang sendok besar. Digunakan untuk mempercepat
kelahiran dimana ibu atau bayi mengalami stres selama persalinan dan kepala bayi
sudah turun di jalan lahir. Forceps kadang digunakan ketika bayi tidak berbalik
menghadap arah yang seharusnya atau tidak bergerak ke jalan lahir. Ini bisa karena
rahim tidak berkontraksi dengan baik untuk melahirkan bayi.
Anestesi epidural membuat kondisi ini lebih mungkin terjadi. Sebelum dilakukan
persalinan dengan forceps, vagina biasanya disuntik anestesi serta dilakukan irisan
antara area vagina dan anus. Forceps perlahan mendorong kepala bayi dan
digunakan untuk memutar atau menarik bayi keluar.
Keuntungan forceps membantu kasus bayi yang mengalami hipoksia yang dapat
menyebabkan kerusakan otak bahkan mengakibatkan kematian dan membantu ibu
untuk melahirkan bayinya dengan mudah dan tanpa kelelahan fisik yang berlebihan.
D. Vakum
1. Mangkuk dapat dipasang waktu kepala masih agak tinggi, Hodge III atau
kurang dengan demikian mengurangi frekuensi seksio sesare.
2. Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, mangkuk dapat dipasang
pada belakang kepala, samping kepala ataupun dahi.
3. Mangkuk dapat dipasang meskipun pembukaan belum lengkap, misalnya
pada pembukaan 8 – 9 cm, untuk mempercepat pembukaan. Untuk itu
dilakukan tarikan ringan yang kontinu sehingga kepala menekan pada
serviks. Tarikan tidak boleh terlalu kuat untuk menghindari robekan serviks.
Disamping itu mangkuk tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam untuk
menghindari kemungkinan timbulnya perdarahan otak
Kerugian ekstraksi vakum
● Panggul sempit
● Rupture uteri mengancam
● Disporsi sefalopelvik (ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan ukuran
panggul)
● Preeklamsia dan hipertensi
● Malpresentasi janin : letak lintang, letak bokong, presentasi dahi dan muka
(letak defleksi) dan gemeli
F. Tindakan Dilatasi Jalan Lahir/Episiotomi
Indikasi Janin :
● melahirkan janin prematur. tujuannya untuk mencegah terjadinya
traumapada kepala janin
● melahirkan janin sungsang, melahirkan janin dengan cunam,
ekstraksi vacum, janin besar, posisi abnormal atau fetal distress
Indikasi Ibu :
● profilatik untuk melindungi integritas dasar panggul
● terdapat halangan kemajuan persasalinan akibat perinium kaku, juga
untuk menghindari robekan yang tidak teratur (termasuk robekan
yang melebar ke rektum)
Prosedur Melakukan Episiotomi :
Episiotomi Medialis dimulai dari ujung terbawah
introitus vagina dampai batas atas otot otot
spingter ani
Episiotomi Mediolateralisinsisi dimulai dari
bagian belakang introitus vagina menuju kearah
belakang dan samping. arah insisi ini dapat
dilakukan kearah kanan atau kiri, panjang insisi
kira-kira 4 cm
G. Induksi Persalinan
Induksi persalinan adalah tindakan medis yang umum
dilakukan untuk menstimulasi terjadinya persalinan pada
kehamilan postterm, ketuban pecah dini, atau jika terjadi
intrauterine fetal death. Tindakan ini bertujuan
merangsang uterus untuk berkontraksi, setelah usia
kehamilan cukup bulan dan sebelum masuk waktunya
persalinan, yang akan menghasilkan dilatasi progresif
dan penipisan serviks sehingga dapat memulai terjadinya
persalinan
Indikasi
Indikasi utama induksi persalinan adalah:
1. Preeklampsia ≥ 37 minggu
2. Penyakit maternal yang signifikan dan tidak merespons terhadap pengobatan
3. Perdarahan antepartum yang stabil
4. Korioamnionitis
5. Ketuban pecah dini
6. Usia gestasi di atas 41 minggu
Kontraindikasi
1. Plasenta previa partial dan total
2. Presentasi janin yang abnormal (misalnya sungsang )
3. Riwayat insisi uteri klasik atau T inverted atau operasi uterus yang signifikan
seperti miomektomi full thickness
4. Herpes genital
5. Cephalopelvic disproportion atau adanya risiko distosia
6. Kanker serviks invasive
7. Riwayat ruptur uteri sebelumnya
8. Hasil pemeriksaan denyut jantung janin atau cardiotocography yang abnormal
Teknik
Teknik induksi persalinan berupa induksi
mekanik menggunakan kateter Foley,
amniotomi, dan sweeping membrane, atau
induksi farmakologis menggunakan
misoprostol atau oksitosin.
Komplikasi
Komplikasi
Komplikasi persalinan sungsang atau persalinan malpresentasi
bokong dapat berupa komplikasi maternal seperti trauma jalan lahir
atau komplikasi neonatal seperti asfiksia, prolaps tali pusat, dan
kematian.
Terimakasih
🙂🙂