Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MATERNITAS

ASI EKSKLUSIF DAN CARA PEMBERIAN ASI YANG BENAR

(Dosen Pengampu; Mas’adah, M.Kep)

Di susun oleh:
Anggota Kelompok 3
1. Abdul Muiz P07120122001
2. Bq Najwa Maulida Malik P07120122011
3. Dewi Tiana Sari P07120122015
4. Fatmawati P07120122018
5. I Dewa Gede Sandiyasa P07120122022
6. Ilyas Restu Maulana P07130122025
7. Lailatul Istiana P07120122028
8. M Zainul Ahsani Wijaya P07120122030
9. Maryanis Solihah P07120122031
10. Meylinda Hasni P07120122032
11. Ni Made Devi Trayati P07120122037
12. Rizcha Febriana Hidayani P07120122042

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM

PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN MATARAM

TAHUN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR
Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT.Hanya
kepada- Nya lah kamimemuji dan hanya kepada-Nya lah kamibersyukur, kita meminta
ampunan dan meminta pertolongan.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk
kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama
Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh
alam semesta.

Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul “ASI Eksklusif dan cara pemberian ASI
yang Benar ”.Kamipun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat
kekurangan pada makalah ini.
Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari
setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya.Kami
juga berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih
mengutamakan kualitas makalah di masa yang selanjutnya.

ii
DAFTAR ISI

Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................................iii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................... 3
A. ASI Eksklusif .............................................................................................................. 3
B. Kandungan Yang Terdapat Pada ASI .............................................................................. 3
C. Manfaat Pemberian ASI ................................................................................................ 5
a. Bagi Bayi ................................................................................................................ 5
b. Bagi Ibu .................................................................................................................. 7
D. Cara Pemberian ASI yang Benar .................................................................................... 9
E. Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif .................................................... 10
BAB III ............................................................................................................................... 15
PENUTUP ........................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI Bahkan ibu yang
buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam
lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu
mudah. Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Ironinya, pengetahuan lama yang
mendasar seperti menyusui justru kadang terlupakan.
Padahal kehilangan pengetahuan tentang menyusui berarti kehilangan besar,
karena menyusui adalah suatu pengetahuan yang selama berjuta-juta tahun mempunyai
peran yang penting dalam mempertahankan kehidupan manusia. Bagi ibu hal ini berarti
kehilangan kepercayaan diri untuk dapat memberikan perawatan terbaik pada bayinya
dan bagi bayi berarti bukan saja kehilangan sumber makanan yang vital, tetapi juga
kehilangan cara perawatan yang optimal.
Sebenarnya menyusui, khususnya yang secara eksklusif merupakan cara
pemberian makan bayi yang alamiah. Namun, sering kali ibu-ibu kurang mendapatkan
informasi bahkan sering kali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI
eksklusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan
bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya.
Menyusui adalah suatu seni yang harus dipelajari kembali. Untuk keberhasilan
menyusui tidak diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal. Yang diperlukan
hanyalah kesabaran, waktu, sedikit pengetahuan tentang menyusui, dan dukungan dari
lingkungan terutama suami.
Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan
cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada
bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas,
mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif, serta
perkembangan sosial yang lebih baik.

1
B. Rumusan Masalah
1) Apa Yang Dimaksud Dengan Pemberian ASISecara Eksklusif ?
2) Apa Saja Kandungan Yang Ada Di Dalam ASI?
3) Apa Saja Manfaat Pemberian ASISecara Eksklusif?
4) Bagaimana Cara Pemberian ASI Yang Benar ?
5) Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif ?
C. Tujuan
1) Untuk Mengetahui Apa Yang Di Maksud Dengan Pemberian ASI Secara
Eksklusif
2) Untuk Mengetahui Apa Saja Kandungan Yang Terdapat Pada ASI
3) Untuk Mengetahui Apa Saja Manfaat Dari Pemberian ASI Secara Eksklusif
4) Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Pemberian ASI Yang Benar
5) Untuk Mengetahui Faktor Apa Saja Yang Dapat Mempengaruhi Pemberian ASI

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. ASI Eksklusif
Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara
eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya
selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia
harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan
sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun.
Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi
hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan ini sesuai
dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian ASI bersama-sama
dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan.
Berdasarkan hal-hal di atas, WHO/ UNICEF membuat deklarasi yang dikenal
dengan Deklarasi Innocenti (Innocenti Decla- ration). Deklarasi yang dilahirkan di
Innocenti, Italia tahun 1990 ini bertujuan untuk me- lindungi, mempromosikan, dan
memberi dukungan pada pemberian ASI. Deklarasi yang juga ditandatangani Indonesia
ini memuat hal-hal berikut. "Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan
mutu makanan bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI eksklusif
dan semua bayi diberi ASI eksklusif sejak lahir sampai berusia 4-6 bulan. Setelah
berumur 4-6 bulan, bayi diberi makanan pendamping/padat yang benar dan tepat,
sedangkan ASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. Pemberian makanan
untuk bayi yang ideal seperti ini dapat dicapai dengan cara menciptakan pengertian
serta dukungan dari lingkungan sehingga ibu-ibu dapat menyusui secara eksklusif.

B. Kandungan Yang Terdapat Pada ASI


Banyak sekali zat gizi yang ada dalam ASI sehingga makanan "ajaib" tersebut tidak
boleh dilewatkan. Kandungan yang terdapat di dalam ASI, antara lain:
1) ASI mengandung 88,1% air sehingga ASI yang diminum bayi selama
pemberian ASI eksklusif sudah mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai dengan

3
kesehatan bayi. Bayi baru lahir yang hanya mendapat sedikit ASI pertama
(kolostrum -cairan kental kekuningan) tidak memerlukan tambahan cairan
karena bayi dilahirkan dengan cukup cairan di dalam tubuhnya. ASI dengan
kandungan air yang lebih tinggi biasanya akan keluar pada hari ketiga atau
keempat.
2) ASI mengandung bahan larut yang rendah. Bahan larut tersebut terdiri dari 3,8%
lemak, 0,9% protein, 7% laktosa, dan 0,2% bahan-bahan lain. Salah satu fungsi
utama air ada- lah untuk menguras kelebihan bahan-bahan larut melalui air seni.
Zat-zat yang dapat larut (misalnya, sodium, pota- sium, nitrogen, dan klorida)
disebut sebagai bahan-bahan larut. Ginjal bayi yang pertumbuhannya belum
sempurna hingga usia 3 bulan mampu mengeluarkan kelebihan bahan larut
lewat air seni untuk menjaga keseimbangan kimiawi di dalam tubuhnya. Karena
ASI mengandung sedikit bahan larut maka bayi tidak membutuhkan banyak air
seperti layaknya anak-anak atau orang dewasa.
Berdasarkan penelitian, paling tidak ada 4 manfaat kolostrum pada ASI yang sangat
berguna bagi bayi, antara lain:
1. Mengandung zat kekebalan terutama immunoglobulin A(IgA) untuk melindungi
bayi dari berbagai penyakit infeksi, seperti diare.
2. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi, tergantung isapan bayi pada hari-
hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit, namun cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi.
3. Mengandung protein dan vitamin A yang tinggi, serta mengandung karbohidrat
dan lemak yang rendah sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-
hari pertama kelahiran bayi.
4. Membantu mengeluarkan mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama
berwarna hitam kehijauan.
Selain itu, ibu juga harus mengetahui beberapa hal penting lainnya tentang ASI, antara
lain:
1. ASI mudah dicerna karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga
mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat gizi yang terdapat dalam ASI
tersebut.
2. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang ber- guna untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi.

4
3. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI juga memiliki perbandingan antara
"whey" dan "kasein" yang sesuai untuk bayi. Rasio whey dan kasein merupakan
salah satu keunggulan dari ASI jika dibandingkan dengan susu sapi. ASI
mengandung whey-kasein lebih banyak, yaitu 65:35. Kom- posisi ini
menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Susu sapi memiliki whey-
kasein dengan perbandingan 20:80 sehingga tidak mudah diserap.
Para ibu juga perlu mengetahui komposisi taurin, DHA, dan AA yang ada pada ASI.
Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI, yang berfungsi
sebagai neurotransmiter dan berperan penting untuk proses pematangan sel otak.
Defisiensi taurin dapat mengakibatkan gangguan pada retina mata. Decosahexoid acid
(DHA) dan arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh berantai panjang
(polyun- saturated fatty acid) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang
optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin
pertumbuhan dan kecerdasan anak. DHA dan AA dalam ASI dapat dibentuk dari
substansi pembentuknya, yakni masing-masing omega 3 (asam linolenat) dan omega 6
(asam linoleat).

C. Manfaat Pemberian ASI


a. Bagi Bayi
1. ASI sebagai nutrisi
Setiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai
sepasang atau lebih kelenjar air susu. Pada saat melahirkan, kelenjar ini akan
memproduksi air susu khusus untuk makanan bayinya.
Komposisi air susu setiap mamalia berbeda, dan disesuaikan dengan
kebutuhan serta laju pertumbuhan masing-masing jenis (spesies). Air susu
setiap jenis mamalia memang spesifik untuk masing-masing spesies. Jadi, ASI
sapi untuk anak sapi, ASI kuda untuk anak kuda, ASI monyet untuk anak
monyet, ASI gajah untuk anak gajah, ASI kucing untuk anak kucing, dan ASI
manusia tentu untuk bayi manusia.
Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk bayinya
sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi prematur
komposisinya akan berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan. Selain itu, komposisi ASI dari seorang ibu juga

5
berbeda-beda dari hari ke hari. ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari
ke-4 atau ke-7 (kolostrum) berbeda dengan ASI yang keluar dari hari ke- 4/ke-
7 sampai hari ke-10/ke-14 setelah kelahiran (ASI transisi). Komposisi ini akan
berbeda lagi setelah hari ke-14 (ASI matang). Bahkan terdapat pula perbedaan
komposisi ASI dari menit ke menit. ASI yang keluar pada menit-menit pertama
menyusui disebut foremilk, sedangkan ASI yang keluar pada saat akhir
menyusui disebut hindmilk.
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah
makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan
cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah
usia 6 bulan, bayi harus mulai diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan
sampai usia 2 tahun atau lebih.
2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat
kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun, kadar zat ini akan cepat
sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat
kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia
sekitar 9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun,
sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi
kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang
apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat
kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri,
virus, parasit, dan jamur.
3. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak maka
jelas bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan
adalah pertumbuhan otak. Sementara itu, faktor terpenting dalam proses
pertumbuhan termasuk pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas nutrisi secara langsung juga
dapat mempengaruhi pertumbuhan, termasuk pertumbuhan otak. Telah
disinggung sebelumnya bahwa periode tumbuh pesat otak yang pertama sangat
penting, karena hanya pada masa inilah terjadi pertumbuhan otak yang terpesat.
6
4. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan
merasakan kasih sayang ibunya, la juga akan merasa aman dan tenteram,
terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah la
kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang
akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian
yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.
Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi
a) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi
sampai usia 6 bulan.
b) Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti-
kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit. ASI juga akan mengurangi
terjadinya menceret, sakit telinga, dan infeksi saluran pernapasan.
c) Melindungi anak dari serangan alergi. Mengandung asam lemak yang
diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi ASI eksklusif potensial lebih
pandai Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.
d) Membantu pembentukan rahang yang bagus.
e) Mengurangi risiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak, dan
diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.
f) Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih
cepat bisa jalan.
g) Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan
spiritual, dan hubungan sosial yang baik.

b. Bagi Ibu
a) Sebagai alat kontrasepsi
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda menstruasi dan kehamilan,
sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum
dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL). Isapan mulut bayi pada
puting susu ibu merangsang ujung saraf sensorik sehingga hipofisis pars
anterior mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan
produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
b) Aspek kesehatan ibu

7
Saat ibu menyusui, isapan bayi pada payudara akan merangsang hipofisis
posterior mengeluarkan oksitoksin sehingga dapat mengurangi perdarahan
pasca persalinan dan mempercepat involusi uterus. Hal ini juga dapat
mengurangi prevalensi terjadinya anemia pada ibu
c) Mengurangi risiko terkena kanker
Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secara
eksklusif. Penelitian membuktikan ibu yang memberikan ASI eksklusif
memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil
dibanding tidak menyusui secara eksklusif. Pada saat menyusui tersebut,
hormon estrogen mengalami penurunan. Sementara tanpa aktivitas menyusui,
kadar hormon estrogen tetap tinggi dan hal inilah diduga menjadi salah satu
pemicu kanker payudara karena ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan
progesteron.
d) Membantu penurunan berat badan
Ibu yang menyusui eksklusif dapat membantu mengembalikan. Tubuh seperti
keadaan sebelum hamil. Dengan menyusui, timbunan lemak pada tubuh ibu
yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan dipergunakan untuk pembentukan
ASI sehingga berat badan ibu akan lebih cepat kembali ke keadaan sebelum
hamil.
e) Aspek kemudahan
ASI sangat mudah diberikan tanpa harus menyiapkan atau memasak air, juga
tanpa harus mencuci botol. ASI mempunyai suhu yang tepat sehingga dapat
langsung diberikan pada bayi tanpa perlu khawatir terlalu panas atau dingin
serta tidak perlu takut basi karena ASI di dalam payudara ibu tidak akan basi.
Oleh sebab itu, ASI dapat diberikan kapan saja, di mana saja dan tidak perlu
takut persediaan habis.
f) Aspek psikologis
Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasa puas, bangga dan
memberikan rasa dibutuhkan. Ibu akan mendapatkan pengalaman yang
berharga dan menyenangkan serta meningkatkan hubungan kasih sayang ibu
dan anak.

8
D. Cara Pemberian ASI yang Benar
Teknik menyusui yang benar sering kali terabaikan, ibu kurang memahami tata
laksana yang benar, misalnya pentingnya ASI, bagaimana ASI keluar (fisiologis
menyusui), bagaimana posisi menyusui dan perlekatan yang baik sehingga bayi dapat
menghisap secara efektif. Jika hal ini tidak ditindaklanjuti pertumbuhan akan menjadi
berdampak terhambat. pada Teknik menyusui yang baik dan benar dengan volume ASI
dipengaruhi oleh waktu awal menyusui, frekuensi menyusui, kelengkapan
pengosongan payudara pada setiap menyusui, posisi dari bayi saat menyusui, dan
kemampuan bayi untuk menyusui efektif. Kecukupan ASI dapat diukur melalui respons
bayi setelah disusui, frekuensi buang air kecil, buang air besar dan penurunan berat
badan tidak lebih dari 7% dari berat lahir. Tidak maksimalnya proses menyusui akan
berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan
produksi ASI selanjutnya. Namun sering kali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi
tentang manfaat menyusui yang benar.
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Untuk mencapai keberhasilan
menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui yang benar.
Indikator dalam proses menyusui yang efektif meliputi posisi ibu dan bayi yang benar
(body position), perlekatan bayi yang tepat (latch), keefektifan isapan bayi pada
payudara (effective sucking).
Menyusui dengan teknik yang salah menimbulkan masalah seperti puting susu
menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi
ASI selanjutnya enggan menyusu. Hal ini menyebabkan kebutuhan ASI bayi tidak
tercukupi.
Ibu yang menginginkan manfaat ASI yang optimal untuk bayinya harus paham
tentang teknik menyusui yang benar dan pemberian ASI dilakukan secara eksklusif
sampai 6 bulan. Sering ibu mengalami masalah dalam hal menyusui dikarenakan
pengetahuannya yang kurang mengenai teknik menyusui, seperti cara meletakkan
payudara ketika menyusui, isapan bayi yang kurang tepat yang mengakibatkan nyeri
puting. Di samping itu ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian ibu selain cara
menyusui yang baik dan benar, yaitu pengetahuan gizi ibu, istirahat yang cukup dan
pikiran yang tenang.

9
Teknik pelekatan yang benar saat menyusui adalah dengan rumus AMUBIDA,
yaitu:
1. A: Aerola
Aerola adalah bagian berwarna gelap di sekitar puting. Perlu diperhatikan bagi
ibu saat menyusui adalah memasukkan sebagian besar Aerola bagian bawah ke
mulut bayi.
2. Mu: Mulut terbuka lebar
Ketika ibu memasukkan puting dan aerola ke dalam mulut bayi, pastikan mulut
harus terbuka lebar, bukan mengatupkan mulut ke arah dalam atau merapatkan
ke arah dalam.
3. Bi: Bibir harus 'dower'
Saat menghisap puting, bibir bayi harus terbuka dower ke bawah, sehingga
Aerola sebagian besar bagian bawahnya masuk ke dalam mulut bayi.
4. Da: Dagu menempel ke payudara
Pentingnya memosisikan Dagu menempel ke payudara ibu agar hidung bayi
tidak tertutup.
Tanda bayi telah berada dalam posisi menyusu yang baik:
a) Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu.
b) Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara.
c) Areola tidak terlihat dengan jelas.
d) Bayi terlihat melakukan isapan yang lamban dan dalam serta menelan ASInya.
e) Bayi terlihat tenang dan senang.
f) Ibu tidak merasakan adanya nyeri pada puting susu.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif


Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif, dapat dipengaruhi oleh
faktor internal dan faktor eksternal (Wahyuningsih, 2012).
1. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di dalam diri individu itu
sendiri.
a) Faktor Pendidikan
Makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk
menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat sikap

10
terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan, termasuk mengenai ASI
Eksklusif (Wahyuningsih, 2012)
b) Faktor Pengetahuan
Pengetahuan yang rendah tentang manfaat dan tujuan pemberian ASI
Eksklusif bisa menjadi penyebab gagalnya pemberian ASI Eksklusif
pada bayi. Kemungkinan pada saat pemeriksaan kehamilan (Ante Natal
Care), mereka tidak memperoleh penyuluhan intensif tentang ASI
Eksklusif, kandungan dan manfaat ASI, teknik menyusui, dan kerugian
jika tidak memberikan ASI Eksklusif (Wahyuningsih, 2012).
c) Faktor Sikap/Perilaku
Menurut Roesli (2008), dengan menciptakan sikap yang positif
mengenai ASI dan menyusui dapat meningkatkan keberhasilan
pemberian ASI secara eksklusif
d) Faktor Psikologis
1) Takutnya kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita
(estetika)
2) Adanya anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak
penampilan dan khawatir akan tampak menjadi tua.
3) Tekanan batin. Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin
di saat menyusui bayi sehingga dapat mendesak ibu untuk
mengurangi frekuensi dan lama menyusui bayinya, bahkan
mengurangi menyusui (Roesli, 2008).
e) Faktor Fisik Ibu
Alasan Ibu yang sering muncul untuk tidak menyusui adalah karena ibu
sakit, baik sebentar maupun lama. Sebenarnya jarang sekali ada
penyakit yang mengharuskan Ibu untuk berhenti menyusui. Lebih jauh
berbahaya untuk mulai memberi bayi berupa makanan buatan daripada
membiarkan bayi menyusu dari ibunya yang sakit (Roesli, 2008)
f) Faktor Emosional
Faktor emosi mampu mempengaruhi produksi air susu ibu. Aktivitas
sekresi kelenjar-kelenjar susu itu senantiasa berubah-ubah oleh
pengaruh psikis/kejiwaan yang dialami oleh ibu. Perasaan ibu dapat
menghambat/meningkatkan pengeluaran oksitoksin. Perasaan takut,
gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri hebat akan
11
mempengaruhi refleks oksitoksin, yang akhirnya menekan pengeluaran
ASI. Sebaliknya, perasaan ibu yang berbahagia, senang, perasaan
menyayangi bayi, memeluk, mencium, dan mendengar bayinya yang
menangis, perasaan bangga menyusui bayinya akan meningkatkan
pengeluaran ASI (Roesli, 2008).
2. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan, maupun
dari luar individu itu sendiri, meliputi:
1) Dukungan Suami
Menurut Roesli (2008) dalam Wahyuningsih (2012), dari semua
dukungan suami adalah dukungan yang paling berarti bagi ibu. Suami
dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI khususnya ASI
eksklusif dengan cara memberikan dukungan secara emosional dan
bantuan-bantuan yang praktis. Untuk membesarkan seorang bayi, masih
banyak yang dibutuhkan selain menyusui seperti menyendawakan bayi,
menggendong dan menenangkan bayi yang gelisah, mengganti 2)
Perubahan sosial budaya
2) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya.
Pekerjaan terkadang mempengaruhi keterlambatan ibu untuk
memberikan ASI secara eksklusif. Secara teknis hal itu dikarenakan
kesibukan ibu sehingga tidak cukup untuk memperhatikan kebutuhan
ASL. Pada hakikatnya pekerjaan tidak boleh menjadi alasan ibu untuk
berhenti memberikan ASI secara eksklusif. Untuk menyiasati pekerjaan
maka selama ibu tidak di rumah, bayi mendapatkan ASI perah yang telah
diperoleh satu hati sebelumnya.
3) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu
botol.
Persepsi masyarakat akan gaya hidup mewah, membawa dampak
terhadap kesediaan ibu untuk menyusui. Bahkan adanya pandangan bagi
kalangan tertentu, bahwa susu botol sangat cocok buat bayi dan
merupakan makanan yang terbaik. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup
yang selalu berkeinginan untuk meniru orang lain, atau prestise (Roesli,
2008 dalam Wahyuningsih, 2012). UNIVE
4) Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya

12
Budaya modern dan perilaku masyarakat yang meniru negara barat,
mendesak para ibu untuk segera menyapih anaknya dan memilih air susu
buatan sebagai jalan keluarnya (Roesli, 2008 dalam Wahyuningsih,
2012).
3. Faktor kurangnya informasi
Kurangnya petugas kesehatan di dalam memberikan informasi kesehatan,
menyebabkan masyarakat kurang mendapatkan informasi atau dorongan
tentang manfaat ASI. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai manfaat dan
cara pemanfaatannya (Roesli, 2008 dalam Wahyuningsih, 2012).
1) Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI
Peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan
periklanan distribusi susu buatan menimbulkan pergeseran perilaku dari
pemberian ASI ke pemberian Susu Formula baik di desa maupun
perkotaan. Distribusi, iklan dan promosi susu buatan berlangsung terus,
dan bahkan meningkat tidak hanya di televisi, radio dan surat kabar
melainkan juga ditempat-tempat praktik swasta dan klinik-klinik
kesehatan masyarakat di Indonesia.
2) Pemberian informasi yang salah
Pemberian informasi yang salah, justru datangnya dari petugas
kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu
kaleng. Penyediaan susu bubuk di Puskesmas disertai pandangan untuk
meningkatkan gizi bayi, sering kali menyebabkan salah arah dan
meningkatkan pemberian susu botol. Promosi ASI yang efektif haruslah
dimulai dari profesi kedokteran, meliputi pendidikan di sekolah-sekolah
kedokteran yang menekankan pentingnya ASI dan nilai ASI pada umur
2 tahun atau lebih (Roesli, 2008).
3) Faktor pengelolaan laktasi di ruang bersalin (praktik IMD) Untuk
menunjang keberhasilan laktasi, bayi hendaknya disusui segera atau
sedini mungkin setelah lahir. Namun tidak semua persalinan berjalan
normal dan tidak semua dapat dilaksanakan menyusui dini. IMD disebut
early initation atau permulaan menyusu dini, yaitu bayi mulai menyusui
sendiri segera setelah lahir. Keberhasilan praktik IMD, dapat membantu
agar proses pemberian ASI eksklusif berhasil, sebaliknya jika IMD

13
gagal dilakukan, akan menjadi penyebab pula terhadap gagalnya
pemberian ASI eksklusif (Roesli, 2008).

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara
eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. ASI mengandung 88,1% air,
serta ASI juga mengandung bahan larut yang rendah. ASI juga mempunyai memiliki
banyak manfaat bagi bayi maupun ibu.

15
DAFTAR PUSTAKA

Britton, J. R., Britton, H. L., & Gronwaldt, V. (2006). Breastfeeding, sensitivity, and
attachment. Pediatrics, 118(5).

Faiqah, S., & Hamidiyanti, B. Y. F. (2019). Edukasi posisi dan perlekatan pada saat menyusui
dalam upaya meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat Sasambo, 3(1), 105-111.
Roesli, U. (2000). Mengenal ASI eksklusif. Indonesia: Trubus Agriwidya.
Keajaiban ASI - Makanan Terbaik Untuk Kesehatan, Kecerdasan dan Kelincahan si
Kecil. (n.d.). (n.p.): Penerbit Andi.

16

Anda mungkin juga menyukai