NIM : 02011282126316
Kelas : B (Indralaya)
1. Identitas Buku
ISBN : 979-769-012-1
2. Isi Resensi
Sistem pemerintahan kita adalah Presidensiil, dalam arti Kepala Pemerintahan adalah
Presiden, dan di pihak lain ia tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
artinya kedudukan Presiden tidak tergantung kepada Dewan Perwakilan Rakyat (Alinea
Kedua Angka V, Penjelasan tentang UUD 1945).
Dalam delegasi Republik Indonesia yang dipimpin oleh Mr. Mohammad Roem,
Prof. Dr. Soepomo terlibat pula dalam mempersiapkan naskah UUD tersebut. Rancangan
UUD itu disepakati bersama oleh kedua belah pihak untuk diberlakukan sebagai UUD
RIS. Naskah Undang-Undang Dasar yang kemudian dikenal dengan sebutan Konstitusi
RIS itu disampaikan kepada Komite Nasional Pusat sebagai lembaga perwakilan rakyat
di Republik Nasional Indonesia dan kemudian resmi mendapat persetujuan Komite
Nasional Pusat tersebut pada tanggal 14 Desember 1949, Konstitusi RIS dinyatakan
berlaku mulai tanggal 27 Desember 1949.
Seperti halnya Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950 ini juga bersifat sementara. Hal
ini terlihat jelas dalam Pasal 134, yang mengharuskan Konstituante bersama-sama
dengan dengan pemerintah segera menyusun Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
yang akan menggantikan UUDS 1950 itu.
Tindakan kembali ke UUD 1945 dan pembubaran Konstituante adalah titik awal
berakhirnya proses demokrasi di Indonesia karena Indonesia memasuki era Demokrasi
Terpimpin untuk memenuhi kepentingan politik Soekarno dan tentara, yang watak
kekuasannya otoriter. Dalam pandangan Buyung, tindakan Soekarno mengeluarkan
Dekrit dan membubarkan Konstituante itu sebagai "kudeta konstitusional". Suatu
kesalahan besar yang menjauhkan bangsa ini dari cita-cita pembentukan negara
konstitusional.
Pendidikan :
Kelebihan = Apa yang telah disajikan oleh penulis di dalam buku ini sangat membuat saya
kagum. Penulis sangat menjelaskan secara detail dan kompleks terhadap pembahasan yang
ada.
Kelemahan = Menurut apa yang telah saya baca pada buku ini, saya berkesimpulan dan izin
mengutarakan pendapat bahwa buku ini terlalu banyak mengandung pemborosan kata
(pleonasme) di dalam kalimat-kalimatnya.