Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada tuhanyang maha esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

.1. Latar Belakang Presiden dan Wakil Presiden Indonesia secara bersama sama
disebut sebagai lembaga kepresidenan Indonesia, memiliki sejarah yang hampir
sama tuanya dengan sejarah indonesia. Sebab pada saat proklamasi 17 agustus
1945, bangsa Indonesia belum memiliki pemerintahan. Barulah sehari kemudian
18 agustus 1945, Indonesia memiliki konstitusi yang menjadi dasar untuk
mengatur pemerintahan (UUD 1945) dan lembaga kepresidenan yang
memimpin seluruh bangsa. Dari titik inilah perjalanan lembaga kepresidenan
bersejarah dimulai.

Dapat dikatakan lembaga Negara adalah lembaga kepresidenan.


Lembaga Negara adalah lembaga pemerintahan dimana lembaga tersebut dibuat
oleh Negara dari Negara dan untuk Negara yang bertujuan untuk membangun
Negara itu sendiri.
2 1.2. Rumusan Masalah

A. Apa itu Presiden dan Wakil Presiden?

B. Bagaimana Sejarah Kepresidenan di Indonesia?

C. Bagaimana Syarat menjadi Presiden dan Wakil Presiden?

D. Apa saja Wewenang, Hak dan Kewajiban pada Presiden?

E. Bagaimana Kekuasan Presiden dalam Pemerintahan Negara Republik


Indonesia?

F. Bagaimana Pemberhentian Presiden atau Wakil Presiden?

G. Bagaimana Hubungan Lembaga Presiden dengan Lembaga Lainnya?

1.3. Tujuan Penulisan

A. Mengetahui Pengertian Presiden dan Wakil Presiden.

B. Mengetahui Sejarah Kepresidenan di Indonesia.

C. Mengetahui Syarat Menjadi Seorang Presiden dan Wakil Presiden.

D. Memahami Wewenang, Hak dan Kewajiban Presiden atau Wakil


Presiden.

E. Memahami Kekuasan Presiden dalam Pemerintahan Negara Republik


Indonesia

F. Memahami Pemberhentian Presiden atau Wakil Presiden

G. Memahami Hubungan Lembaga Presiden dengan Lembaga Lainnya.


3 BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Presiden dan Wakil Presiden Presiden adalah kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan. Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia
di dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-
menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-
tugaspemerintah sehari-hari. Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5 tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan.
Presiden di Indonesia digaji sekitar 60 juta per bulan1

. 2.2. Sejarah Lembaga Ke Presidenan di Indonesia Periode 18 Agustus 1945 – 15


Agustus 1950 adalah periode berlakunya konstitusi yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945, yang kelak kemudian disebut sebagai UUD 1945. Periode ini dibagi lagi
menjadi dua masa yaitu, pertama, antara 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 saat negara
Indonesia berdiri sendiri, dan kedua antara 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950 saat negara
Indonesia bergabung sebagai negara bagian dari negara federasi Republik Indonesia Serikat.
Menurut UUD 1945, lembaga kepresidenan, yang bersifat personal, terdiri atas seorang 1
http://tugas-tugas-sekolah.blogspot.com/2012/05/pkn-tentang-presiden.html di akses hari
Senin, 11 April 2016. 4 presiden dan seorang wakil presiden. Lembaga ini dipilih oleh MPR
dengan syarat tertentu dan memiliki masa jabatan selama 5 tahun. Sebelum menjalankan
tugasnya lembaga ini bersumpah di hadapan MPR atau DPR. Menurut UUD 1945:

1. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan

2. Presiden dibantu oleh satu orang wakil presiden

3. Wakil presiden menggantikan presiden jika presiden mangkat, berhenti, atau tidak
dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya

4. Presiden menetapkan peraturan pemerintah

5. Presiden dibantu oleh menteri

6. Presiden dapat meminta pertimbangan kepada DPA

7. Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Tentara Nasional Indonesia

8. Presiden menyatakan perang dan membuat perdamaian serta perjanjian dengan


negara lain atas persetujuan DPR

9. Presiden menyatakan keadaan bahaya


10. Presiden mengangkat dan menerima misi diplomatik

11. Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi

12. Presiden memberi gelar dan tanda kehormatan

13. Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan


DPR

14. Presiden berhak memveto RUU dari DPR

15.Presiden berhak mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang


dalam keadaan mendesak. Pada 18 Agustus 1945, untuk pertama kalinya,
presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI.

5 Dalam masa peralihan ini kekuasaan presiden sangat besar karena seluruh
kekuasaan MPR, DPR, dan DPA, sebelum lembaga itu terbentuk, dijalankan oleh presiden
dengan bantuan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Namun tugas berat juga
dibebankan kepada presiden untuk mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang
ditetapkan UUD 1945. Hanya beberapa bulan pemerintahan, KNIP yang menjadi pembantu
presiden dalam menjalankan kekuasaan MPR, DPR, dan DPA meminta kekuasaan yang
lebih. Hal itu kemudian direspon oleh lembaga kepresidenan dengan memberikan kekuasaan
untuk menetapkan haluan negara dan membentuk UU melalui Maklumat Wakil Presiden
Nomor X yang dikeluarkan pada 16 Oktober 1945. Kurang dari sebulan, kekuasaan presiden
berkurang dengan terbentuknya Kabinet Syahrir I yang tidak lagi bertanggung jawab
kepadanya melainkan kepada Badan Pekerja KNIP.

2 Pada tahun-tahun berikutnya ketika keadaan darurat, 29 Juni 1946 – 2 Oktober


1946, dan 27 Juni 1947 – 3 Juli 1947, presiden mengambil alih kekuasaan lagi. Begitu pula
antara 29 Januari 1948 – 27 Desember 1949 kabinet kembali bersifat presidensial
(bertanggung jawab kepada presiden). Saat pemerintahan, termasuk di dalamnya lembaga
kepresidenan, di Yogyakarta lumpuh dan tidak dapat menjalankan tugasnya saat Agresi
Militer Belanda II. Walau ditawan musuh, nampaknya lembaga ini tidak bubar. Sementara
pada saat yang sama, atas dasar mandat darurat yang diberikan sesaat sebelum kejatuhan
Yogyakarta, suatu Pemerintahan Darurat Republik Indonesia(PDRI) yang didirikan di
pedalaman Sumatera (22 Desember 1948 – 13 Juli 1949) mendapat legitimasi yang sah.
Kondisi inilah yang menimbulkan pemerintahan dan juga lembaga kepresidenan ganda.
Sebab pemerintahan darurat itupun memiliki pimpinan 2. 6 pemerintahan (atau lembaga
kepresidenan) dengan sebutan Ketua Pemerintahan Darurat.

3 Hal inilah yang sering menimbulkan kontroversi dan polemik berkepanjangan


mengenai status pemerintah darurat dan status ketua pemerintah darurat. Bagi sebagian pihak,
PDRI dan juga Ketua Pemerintahan Darurat adalah penerima tongkat estafet pemerintahan
dan kepemimpinan nasional saat pemerintahan di ibukota tertawan musuh. Oleh karena itu
kedudukannya tidak bisa diabaikan. Apalagi pada 13 Juli 1949, Ketua Pemerintah Darurat
Syafruddin Prawiranegara secara resmi menyerahkan kembali mandat kepada Wakil Presiden
Mohammad Hatta yang pulang dari tawanan musuh. Namun bagi pihak lain, tidak
mundurnya presiden dan wakil presiden secara resmi menunjukkan tongkat estafet
pemerintahan dan kepemmpinan nasional tetap dipegang oleh Soekarno dan Mohammad
Hatta yang tertawan. Apalagi perundinganperundingan, seperti Perjanjian Roem-Royen,
dilakukan dengan pemerintahan dan lembaga kepresidenan tertawan bukan dengan
pemerintah darurat.4

2.3. Syarat Menjadi Presiden dan Wakil Presiden Presiden

selaku kepala pemerintahan memiliki beberapa ketentuan sehingga untuk menjadi


seorang Presiden atau Wakil Presiden harus memenuhi beberapa syarat tertentu. Berikut ini
adalah syarat menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

7 Syarat menjadi calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia menurut UUD 1945 :
1. WNI sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kekeluargaan lain karena
kehendaknya sendiri (Pasal 6 (1) UUD 1945)

2. Tidak pernah menghianati Negara (Pasal 6 (1) UUD 1945)

3. Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakn tugas dan kewajiban sebagai
Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 6 (1) UUD 1945)

4. Disiplin dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat (Pasal 6 (1) UUD 1945)

5. Diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum
sebelum pelaksanaan pemilihan umum (Pasal 6 (1) UUD 1945)

Syarat menjadi calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia menurut Pasal 6 UU
No. 23 Tahun 2003 :

1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa

2. WNI sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena
kehendaknya sendiri

3. Tidak pernah menghianati Negara

4. Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakn tugas dan kewajiban sebagai
Presiden dan Wakil Presiden

5. Bertempat tinggal dalam wilayah NKRI

6. Telah melaporkan kekayaan kepada instansi yang berwenang memeriksa laporan


kekayaan penyelenggara Negara

7. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara


badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan Negara 8

8. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan


9. Tidak sedang di cabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap

10. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela

11. Terdaftar sebagai pemilih

12.Memiliki Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP) dan telah melaksanakan kewajiban
pajak selama 5 tahun terakhir yang di buktikan dengan Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi

13. Memiliki daftar riwayat hidup

14.Belum pernah menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden selama 2 kali masa
jabatan dalam jabatan yang sama

15. Setia kepada Pancasilasebagai dasar Negara, UUD 1945, dan cita-cita Proklamasi
17 Agustus 1945 16. Tidak pernah di hukum penjara karena melakukan tindak pidana
makar berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
17. Berusia sekurang-kurangnya 35 tahun

18. Berpendidikan serendah-rendahnya SLTA atau sederajat

19. Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai komunis Indonesia, termasuk
organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung dam G 30 S/PKI

20. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana lima tahun atau lebih

Presiden dan wakil Presiden memegang jabatan selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satukali masa jabatan (Pasal 7 UUD 1945).
Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut 9 UUD, yang
dalam melakukan kewajibannya Presiden di bantu oleh satu orang wakil Presiden (Pasal 4
UUD 1945). 5

2.4. Hak, Wewenang dan Kewajiban Presiden dan Wakil Presiden

Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat
[Pasal 6A (1)]. Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipillih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa
jabatan .Presiden dan Wakil Presiden memiliki wewenang, kewajiban dan hak, antara lain
tentang :

1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD Berhak mengajukan RUU


kepada DPR Menetapkan peraturan pemerintah Memegang teguh UUD dan
menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus – lurusnya serta berbakti
kepada Nusa dan Bangsa
2. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);

3. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain


dengan persetujuan DPR

4. Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.

5. Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12);

6. Mengangkat duta dan konsul Dalam mengangkat duta, presiden memperhatikan


pertimbangan DPR

7. Menerima penempatan duta negara lain dengna memperhatikan pertimbangan


DPR

8. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA Memberi


amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Memberi gelar, tanda jasa,
dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU.

9. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang berugas memberikan nasihat dan


pertimbangan kepada Presiden.

10. Pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri

11. Pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta pengesahan
RUU

12. Peresmian anggota BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD

13. Penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR

14. Pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR

15. Pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang
anggota hakim konstitusi.

6 2.5. Kekuasan Presiden dalam Pemerintahan Negara Republik Indonesia

Menurut UUD 1945 yang mana antara lain memuat Bab III yang berjudul :
Kekuasaan Pemerintahan Negara.

11 Bab III ini terdiri dari 12 pasal, yaitu pasal 4 sampai dengan pasal 15. Pasal 4
berbunyi sebagai berikut : Presiden Republik Indonesia memegang Kekuasaan Pemerintahan
menurut Undang-undang Dasar; Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu
orang Wakil Presiden. Pasal 5 menentukan :

bahwa Presiden memegang kekuasaan membentuk Undang-undang dengan


Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, dan Presiden menetapkan Peraturan Pemeritah untuk
menjalankan Undang-undang sebagai mana semestinya. Kemudian menyusul pasal 6 sampai
pasal 15. Kemudian terdapat Bab V yang hanya mempunyai 1 pasal tentang Kementerian
Negara. Selanjutnya ada Bab VII dari pasal 19 sampai 22 tentang DPR. Kemudian ada Bab
IX tentang Kekuasaan Kehakiman terdiri dari 2 pasal yaitu pasal 24 dan 25.

Dari bab-bab diatas ternyata UUD 1945 tidak membedakan dengan tegas tugas antara
kekuasaan eksekutif, kekuasaan legislatif, dan kekuasaan yidikatif seperti Montesquieu
dengan Trias Politicanya. Malahan Bab III Kekuasaan Pemerintahan Negara meliputi
kekuasaan legislatif dan kekuasaan eksekutif, termasuk hak-hak prerogatif. Selanjutnya
kekuasaan legislatif diatur juga dalam Bab VII mengenai DPR, sedangkan kekuasaan
eksekutif juga pada Bab V mengenai Kementerian Negara.

2.6. Pemakzulan ( Impeachment ) atau Pemberhentian Presiden

Pemberhentian presiden dalam masa jabatan bias disebut dengan Pemakzulan ( bhs.
Arab ). Sebelum Amademen, secara materiil ada 3 UUD yang penah berlaku di Indonesia,
antara lain :

1. UUD 1945 ( 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 )

2. Konstitusi RIS ( 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 )

3. UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 juli 1959 )

Lalu kembali ke UUD 1945

Satu fenomena hukum adalah pemegang kekuasaan eksekutif dan kedudukan presiden
berdasarkan konstitusi Negara yang bersangkutan. Pada dasarnya, pola hubungan eksekutif
( dalam hal ini adalah kepala cabang kekuasaan eksekutif atau the supreme head of the
executive department ) di satu sisi dan legislatif di sisi lain. Dibedakan dua kemungkinan
pola hubungan, yaitu :

1. Kemungkinan pertama, eksekutif mendapat pengawasan langsung dari legislative,


pola tersebut disebut system pemerintahan parlementer ( the parliamentary executive,
the parliamentary type of government ), dan

2. Kemungkinan kedua, eksekutif berada diluar pengawasan legislative, pola ini


dikenal dengan sistempresidesil ( the non-parliamentary or the fixed executive, the
presidential type of government ).

Sistem Pemerintahan Presidensil 13

Indonesia berdasarkan UUD 1945 menerapkan system pemerintahan presidensil.

1. Kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden. Presiden mempunyai kedudukan


sebagai kepala pemerintah ( chief executive ) ( pasal 4 ayat (1)) dan juga kepala
Negara ( Chief of state ) ( pasal 10 s.d. 16 UUD 1945 ).

2. Presiden dipilih langsung oleh rakyat ( pasal 6 UUD 1945 ).


3. Masa jabatan Presiden ditentukan ( fixed term ) ( Pasal 7 UUD 1945 ).

“Fixed term” mengandung arti bahwa pemegang kekuasaan eksekutif, dalam hal ini
presiden, masa jabatannya berakhir apabila wwaktu yang telah ditentukan oleh kunstitusi atau
UUD telah dilalui.

Permasalahan ialah :

Di dalam kondisi apakah presiden dapat diberhentiakan dalam masa jabatannya?

Pengaturan dan Prosedur Pemberhentian Presiden dalam Masa Jabatan

I. Pra Amademen UUD 1945 –

UUD 1945 tidak secara tegas mengatur tentang pemberhentian presiden dalam
masa jabatannya. Hanya melalui ketentuan pasal 8 UUD 1945 menyatakan tentang
berhalangnya presiden dalam masa jabatan.
– Terdapat Ketetapan MPR No. VII/MPR/1973 tentang keadaan Presiden
dan/atau waki; Presiden RI Berhalangan.

Alasan berhalangan :

1. Presiden mangkat,
2. Presiden berhenti, dan
3. Presiden tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya.

Berhalangan berhalangan tetap, berhalangan sementara

Dasar Hukum : Ketetapan MPR No.III/MPR/1978 Tentang Kedudukan dan


Hubungan Tata Kerja Lembaga Tertinggi Negara Dengan / Atau Antar Lembaga
Tinggi Negara. Mengingat ketentuan pasal 6 ayat (2) UUD1945 sebelum amademen
dan pasal 3 ayat (2) Ketetapan MPR No.III/MPR/1978 bahwa presiden dipilih dan
diangkat oleh MPR, maka MPR dapat memberhentikan Presiden sebelum masa habis
jabatannya dengan dasar pertimbangan atas permintaan sendiri, berhalangan tetep,
serta sungguh – sungguh melangar Haluan Negara (pasal 4 Ketetapan MPR
No.III/MPR/1978).

MPR dapat memberhentikan presiden :

1. Atas permintaan sendiri


2. Berhalangan tetap, serta
3. sungguh – sungguh Melanggar Haluan Negara

Prosedural Pemberhentian Presiden Dalam Masa Jabatannya (Pasal 7 Ketetapan MPR


No. VII/1978)
1. DPR melalui fungsi pengawasan berkewajiban senantiasa mengawasi tindakan
Presiden dalam rangka pelaksanaan Haluan Negara.

2. Apabila DPR menganggap Presiden sungguh melanggar Haluan Negara, maka


DPR menyampaikan memorandum untuk mengingatkan Presiden.

3. Apabila dalam waktu tiga bulan Presiden tidak memperhatikan memorandum DPR,
maka DPR menyampaikan memorandum kedua.

4. Apabila dalam waktu satu bulan Presiden tetap tidak memperhatikan memorandum
DPR, maka DPR dapat meminta MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk meminta
pertanggungjawaban Presiden.

Sidang Istimewa MPR Untuk Meminta Pertanggungjawaban Presiden

1. Pertama, MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk meminta dan mendengarkan


pertanggungjawaban Presiden.

2. Kedua, apabila MPR menolak pertanggunjawaban Presiden, Presiden dapat


menggunakan hak jawab. Jika jawaban Presiden tetap ditolak,maka MPR dapat
memberhentikan Presiden.

3. Ketiga, pengambilan keputusan didalam Sidang Istimewa MPR ditentukan


berdasarkan suara terbanyak.

II. Pasca Amademen UUD 1945

Pasca Amademen ketiga dan keempat, UUD 1945 secara tegas mencantumkan
ketentuan tentang pemberhentian Presiden dalam masa jabatannya 16 Pengaturan dan
prosedur/syarat pemberhentian presiden dalam masa jabtannya (pasal 7A & 7B UUD 1945)

1. Pertama, Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR atas usul
DPR setelah memperoleh keputusan MK.

2. Kedua, Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya apabila terbukti


melakukan perbuatan tercela, atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden; dan

3. Ketiga, pelanggaran hokum yang dimaksud adalah berupa penghianatan terhadap


Negara, korupsi, penyuapan, dan tindak pidana berat lainnya.

Pasal 7B UUD 1945


a. Usul peberhentian Presiden dalam masa jabatannya diajukan oleh DPR dan MPR
setelah terlebih dahulu memperoleh putusan Mahkamah Konstitusi.

b. Usul DPR tersebut harus memuat alas an bahwa Presiden telah melakukan
pelanggaran hokum atau berbuat tercela maupun telah tidak lagi memenuhi syarat
sebagai presiden.

c. Pengajuan usul ke Mahkamah Konstitusi dengan dukungan sekurang –


kurangannya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang Paripurna yang
dihadiri oleh sekurang – kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR. 17

d. Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutus denga seadil –


adilnya paling lama 90 hari sejak usul DPR tersebut diterima oleh MK, kemudian
keputusan MK tersebut disampaikan ke MPR.

e. Apabila putusan MK menyatakan bahwa Presiden terbukti melakukan pelanggaran


hukum atau perbuatan tercela, maupun tidak lagimemenuhi syarat sebagai Presiden,
DPR menyelenggarakan sidang Paripurna untuk meneruskan keputusan MK ke MPR

f. MPR wajib menyelenggarakan Sidang untuk memutuskan usul DPR tersebut paling
lamat 30 hari sejak MPR menerima usul DPR tersebut.

Permasalahan :

Berkaitan dengan kesempatan yang diberikan kepada Presiden untuk menyampaikan


penjelasan kepada MPR (butir h)

1. Pertama, MPR menolak penjelasan Presiden, berarti menerima usul DPR.

2. Kedua, MPR menerima penjelasan Presiden, berarti menolak usul DPR.

Apabila terjadi kemungkinan pertama, maka MPR akan memberhentikan Presiden


dalam masa jabatannya. Sebaliknya, apabila terjadi kemungkinan kedua, maka hal ini berarti
MPR telah mengesampingkan usul DPR yang telah memperoleh pertimbangan dari putusan
Mahkamah Konstitusi yang final dan mengikat dan kemungkinan presiden 18 akan tetap
melanjutkan masa jabatannya. Oleh karena itu, perlu diperjelas mengenai kekuatan mengikat
penjelasan Presiden tersebut.8

2.7. Hubungan Presiden dengan Lembaga Lainnya

A. Hubungan antara MPR – Presiden

MPR sebagai pemegang kekuasaan tertinggi mengangkat presiden. Dalam


menjalankan tugas pokok dalam bidang eksekutif (pasal 4(1)) presiden tidak hanya
menyelenggarakan pemerintahan negara yang garis-garis besarnya telah ditentukan oleh
MPR saja, akan tetapi termasuk juga membuat rencana penyelenggaraan pemerintahan
negara. Demikian juga presiden dalam bidang legislatif dijalankan bersama-sama dengan
DPR (pasal 5)
B. Hubungan DPR – Presiden

Sesudah DPR bersama Presiden menetapkan UU dan RAP/RAB maka didalam


pelaksanaan DPR berfungsi sebagai pengawas terhadap pemerintah. Pengawasan DPR
terhadap Presiden adalah suatu konsekwensi yang wajar, yang mengandung arti bahwa
presiden bertanggung jawab kepada DPR. Bentuk kerjasama antara presiden dengan DPR
diartikan bahwa Presiden tidak boleh mengingkari partner legislatifnya. Pasal 20 ayat (1)
menyatakan bahwa DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Selanjutnya
untuk menguatkan posisi DPR sebagai pemegang kekuasaan legislatif, maka pada Pasal 20
ayat (5) ditegaskan bahwa dalam hal RUU yang disetujui bersama tidak disahkan oleh
Presiden, dalam waktu 30 hari semenjak RUU tersebut disetujui, secara otomatis sah menjadi
UU dan wajib diundangkan.

C. Hubungan antara Presiden - Menteri-menteri

Mereka adalah pembantu presiden. Menteri mempunyai pengaruh yang besar


terhadap Presiden dalam menentukan politik negara yang menyangkut departemennya.
Dalam praktek pemerintahan, Presiden melimpahkan sebagian wewenang kepada menteri-
menteri yang berbentuk presidium.

D. Hubungan antara Presiden dan MK Selanjutnya,

Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa salah satu wewenang Mahkamah
Konstitusi adalah untuk memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan UUD. Karena kedudukan MPR sebagai lembaga negara, maka
apabila MPR bersengketa dengan lembaga negara lainnya yang samasama memiliki
kewenangan yang ditentukan oleh UUD, maka konflik tersebut harus diselesaikan oleh
Mahkamah Konstitusi.

Kewenangan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan ketentuan Pasal 24C ayat (1) dan
(2) UUD NRI tahun 1945 adalah untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk
menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan UUD, memutus pembubaran partai politik, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Di samping itu, MK juga wajib memberikan
putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil
Presiden menurut UUD.9
BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa lembaga kepresidenan mempunyai
dua fungsi yaitu sebagai kepala Negara dan sebgai kepala pemerintah. Lembaga Negara
adalah lembaga pemerintahan atau civilizated ornanization) dimana lembaga tersebut dibuat
oleh Negara, dari Negara, dan untuk negara dimana bertujuan untuk membangun Negara itu
sendiri.

3.2. Saran

Sekilas dari pembahasan materi tentang Lembaga Ke Presidenan. diharapkan para


mahasiswa paham dan mengerti tentang Lembaga Ke Presidenan, Fungsi, Wewenang, Hak
dan Lainnya.

Penulis berharap makalah ini dapat membantu bagi mahasiswa dalam memahami hal
mengentai Lembaga Ke Presidenan, dan penulis menyadari kekuarangan dari makalah ini. Di
harapkan di kemudian hari makalah ini dapat di sempurnakan lagi agar pembaca dapat
memahami lebih lanjut tentang Lembaga Ke Presidenan.
21 DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku dan Website

http://tugas-tugas-sekolah.blogspot.com/2012/05/pkn-tentang-presiden.html

http://ilmutempat34.blogspot.com/2013/05/sejarah-indonesia-periode-18-agustus.html

http://unkris.web.id/ind/2261-2158/Sejarah-lembaga
kepresidenanIndonesia_29572_unkris_unkris.html

http://tugas-tugas-sekolah.blogspot.com/2012/05/pkn-tentang-presiden.html

http://dhyoblog.blogspot.com/2011/12/syarat-syarat-menjadi-presiden-ri.html

http://mytweezer.blogspot.com/2014/01/wewenang-kewajiban-hak-presiden-dan.html

https://tatasastra.wordpress.com/2010/11/06/kekuasaan-pemerintahan-negara-
republikindonesia/

https://egaluchu.wordpress.com/2008/12/01/pemberentian-presiden-dalam-
masajabatan/

http://youthimagination.blogspot.co.id/2013/10/lembaga-kepresidenan.html

Anda mungkin juga menyukai