Anda di halaman 1dari 13

3A

DEWAN PERWAKILAN
DAERAH

KELOMPOK 2:
1. Echa Putri Sutrisno (2100023)
2. Puspa Anggraini (2108112)
3. Qori Aulia (2108133)
4. Rienzani Callista (2100080)
5. Susan Suri Asti Dida Zahra Vitria (2108686)
Pengertian Dewan Perwakilan Daerah

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia merupakan lembaga tinggi


negara yang kewenangannya disebutkan dalam UndangUndang Dasar (UUD)
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Keberadaan lembaga negara tersebut
untuk mewakili aspirasi daerah masing-masing. Pada awal reformasi tahun 1999,
MPR melalui Badan Pekerja mulai membicarakan secara serius pembentukan
lembaga perwakilan atau utusan daerah. Baru pada tahun 2001, melalui Perubahan
Ketiga UUD NRI Tahun 1945 yang ditetapkan pada 9 November 2001, lembaga DPD
dibentuk.
Historis

Sejarah Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Daerah


(DPD) lahir pada tanggal 1 oktober 2004, ketika 128 anggota DPD
yang terpilih untuk pertama kalinya dilantik dan diambil
sumpahnya. Pembentukan Dewan Perwakilan Daerah semula
dimaksudkan dalam rangka mereformasi struktur parlemen
Indonesia menjadi dua kamar (bicameral) yang terdiri atas DPR dan
DPD.
DPR merupakan cermin representasi politik (political
representation), sedangkan DPD mencerminkan prinsip
representasi territorial atau regional (regional representation)
Gagasan-gagasan tentang pentingnya keberadaan
perwakilan daerah di parlemen, pada awalnya
diakomondasikan dalam konstitusi pertama
Indonesia, yaitu UUD 1945, dengan konsep utusan
daerah di dalam MPR, yang bersandingan dengan
utusan Golongan dan anggota DPR. Hal tersebut
diatur dalam pasal 2 UUD 45, yang menyatakan
bahwa “MPR terdiri atas anggota DPR ditambah
dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan
golongan-golongan, menurut aturan yang diterapkan
dengan undang-undang.” Pengaturan yang longgar
dalam UUD 1945 tersebut, kemudian diatur lebih
lanjut dalam berbagai peraturan perundangan-
undangan.
Kedudukan
Mengacu pada Undang-Undang-RI 1945 (hasil amandemen), sebenarnya
dengan keberadaan DPD-RI dalam sistem parlemen Indonesia saat ini, maka
dalam struktur ketatanegaraan Indonesia telah terbangun suatu sistem
parlemen “dua kamar” (bikameral) semacam two in one yakni kamar DPD-RI itu
sendiri dan kamar DPR-RI bersama sama dalam satu wadah MPR-RI. Namun
DPD Hanya Mempunyai Peran Konsultatif Sebagai Supporting System(Sistem
Pendukung) Bagi DPR, Yakni Sebatas Memberikan Pandangan Dan Pendapat
Dalam Pembahasan Suatu RUU Dimana Kewenangan Dan Keputusan Legislasi
Yang Sesungguhnya Tetap Berada Di Tangan DPR Bersama Presiden.
Dasar Pendirian

Menurut Sri Sumantri Martosoewignjo dan Mochamaad


Isnaeni Ramadhan menyatakan bahwa pembentukan DPD
sangat berkaitan dengan (1) tuntutan demokratisasi pengisian
anggota lembaga agar selalu mengikutsertakan rakyat pemilih.
Keberadaan utusan Daerah dan Utusan Golongan dalam
komposisi MPR digantikan dengan keberadaan DPD. (2)
adanya tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah yang
apabila tidak dikendalikan dengan baik akan berujung pada
tuntutan separatisme. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa DPD dibentuk sebagai representasi kepentingan rakyat
di daerah . DPD juga dibentuk guna menjaga integrasi nasional
dengan memberikan ruang kepada daerah untuk turut serta
dalam menentukan kebijakan nasional yang menyangkut
masalah daerah melalui utusan daerah yang disempurnakan
menjadi lembaga tersendiri.
Mekanisme Penetapan Anggota dan Unsur Pimpinan

Undang – Undang Republik Indonesia Undang – Undang Republik


Nomor 27 Tahun 2009 Indonesia Nomor 27 Tahun 2009

01 Anggota DPD dari setiap


02 Jumlah anggota DPD tidak
provinsi ditetapkan sebanyak 4 lebih dari 1/3 (satu pertiga)
(empat) orang. jumlah anggota DPR.

Undang – Undang Republik Indonesia Undang – Undang Republik Indonesia


Nomor 27 Tahun 2009 Nomor 27 Tahun 2009

03 Keanggotaan DPD diresmikan


04 Anggota DPD dalam menjalankan
tugasnya berdomisili di daerah
dengan keputusan presiden. pemilihannya dan mempunyai
kantor di ibu kota provinsi daerah
pemilihannya
05 Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2009

Masa jabatan anggota DPD adalah 5


(lima) tahun dan berakhir pada saat
anggota DPD yang baru mengucapkan
sumpah atau janji
keanggotaan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di
dalam pasal 22C UUD 1945 pasca-amendemen
menetapkan: (1) Anggota DPD dipilih dari setiap
provinsi melalui pemilu dan pemilu untuk memilih
anggota DPD dilakukan secara individu bukan atas
nama partai; (2) Anggota DPD dari setiap provinsi
jumlahnya sama jumlah seluruh anggota DPD itu
tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota DPR; (3)
Susunan dan Kedudukan DPD diatur dalam pasal
22D ayat (4) UUD 1945 yang menyatakan “anggota
DPD dapat diberhentikan dari jabatanya yang syarat-
syarat dan tata caranya diatur dalam undang-
undang.”
Peran

Dewan Perwakilan Daerah dapat Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas Dewan Perwakilan Daerah dapat
mengajukan kepada Dewan Rancangan Undang Undang yang berkaitan melakukan pengawasan atas
Perwakilan Rakyat, rancangan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan pelaksanaan undang undang mengenai
undang undang yang berkaitan daerah, pembentukan, pemekaran, dan otonomi daerah, pembentukan
dengan otonomi daerah, penggabungan daerah, pengelolaan sumber pemekaran, dan penggabungan daerah,
pembentukan dan pemekaran, serta daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya hubungan pusat dan daerah,
penggabungan daerah, pengelolaan serta perimbangan keuangan pusat dan pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya alam dan sumber daya daerah, serta memberikan pertimbangan sumber daya ekonomi lainnya,
ekonomi lainnya, serta yang kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan
berkaitan dengan perimbangan ransangan Undang Undang anggaran belanja Negara, pajak, pendidikan, dan
keuangan pusat dan daerah. pendapatan dan belanja Negara dan agama serta menyampaikan hasil
rancangan undang undang yang berkaitan pengawasannya itu kepada Dewan
dengan pajak, pendidikan dan agama. Perwakilan Rakyat sebagai bahan
pertimbangan untuk ditindaklanjuti
Fungsi
Pengajuan rancangan undangundang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan Pemberian pertimbangan kepada DPR atas
pusat dan daerah, pembentukan dan rancangan undangundang tentang anggaran
pemekaran serta penggabungan daerah, pendapatan dan belanja negara dan
pengelolaan sumber daya alam dan sumber rancangan undang-undang yang berkaitan
daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama; serta
dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah kepada DPR;

Ikut dalam pembahasan rancangan undang- Pengawasan atas pelaksanaan undang-


undang yang berkaitan dengan otonomi undang mengenai otonomi daerah,
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
pembentukan, pemekaran dan daerah, hubungan pusat dan daerah,
penggabungan daerah, pengelolaan sumber pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN,
lainnya, serta perimbangan keuangan pusat pajak, pendidikan, dan agama.
dan daerah;
Kesimpulan Saran
Dewan Perwakilan Daerah dibentuk dalam rangka Peran DPD sangat lemah serta berbanding terbalik dengan
mereformasi struktur parlemen Indonesia menjadi dua derajat keterwakillannya. Karena itu, penguatan kelembagaan
kamar (bicameral) yang terdiri atas DPR dan DPD. Juga agar DPD menjadi penting dalam upaya konsistensi atas pilihan
mekanisme Check and balances dapat berjalan relative politik, untuk menjalankan sistem bikameral secara murni
seimbang, terutama yang berkaitan dengan kebijakan di sebagaimana amanat konstitusi. Begitu juga dengan
pusat dan kebijakan di daerah. DPD dapat dikatakan sebagai pimpinan DPD, dimana bagi pemimpin ataupun calon
pemimpin DPD diharapkan mempunyai kriteria solidarity
pertemuan dua gagasan, yaitu demokrasi dan upaya
maker yaitu gaya kepemimpinan yang mempunyai sikap,
mengakomodasi kepentingan daerah demi terjaganya
pembawaan, dan kemampuan menggalang solidaritas
integrasi nasional.
orang-orang dari berbagai macam latar belakang untuk
mencapai satu tujuan.
Kesepian tanpa kekasih
CUKUP SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai