Anda di halaman 1dari 16

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN


RAKYAT DAERAH KOTA SALATIGA

Surya Adi Mufid*, Indarja, Untung Dwi Hananto


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : suryaadi_57@yahoo.com

Abstrak

Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan pengawasan politik yang


mewakili komunitas yang ada di dalam masyarakat karena Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
merupakan representatif dari masyarakat. Permasalahan yang akan dibahas adalah : (1)
Bagaimana pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Salatiga
terhadap kebijakan Pemerintah Kota Salatiga ? (2) Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam
pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Salatiga terhadap
kebijakan Pemerintah Kota Salatiga ?
Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah metode yuridis
empiris. Spesifikasi penelitian dalam penulisan ini bersifat deskriptif analitis. Metode analisa
yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: (1) Pelaksanaan fungsi
pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Salatiga terhadap kebijakan Pemerintah Kota
Salatiga diwujudkan dalam pengawasan terhadap: (a) Pelaksanaan Perda Kabupaten/Kota dan
peraturan bupati/wali kota, (b) Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang
terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, (c) Pelaksanaan tindak lanjut hasil
pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan, (2) Kendala-kendala yang
dihadapi, yaitu: (a) Kendala yang bersifat teknis, (b) Kendala yang bersifat yuridis.

Kata Kunci :Fungsi Pengawasan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Kota Salatiga

Abstract

Supervision of Provincial Parliament representing the political supervision of


communities that exist in the society because of the regional council is representative of the
community. Issues to be addressed are: (1) How is the implementation of the supervisory function
of the regional council for the policy Salatiga Salatiga municipal government? (2) what
constraints faced in the implementation of the supervisory functions of the Regional
Representatives Council Salatiga Salatiga against government policy?
The method of the approach used in the writing of this law is empirical juridical method.
Research in the writing of this specification are descriptive analytic. Methods of analysis used in
this study is a qualitative method.
Based on the results of research and discussion can be concluded: (1) The supervisory
functions Legislative Council Salatiga against the Government's policy of Salatiga embodied in
the supervision of: (a) Implementation of the Regulation Regency / city and regulations regents /
mayors, (b) implementation of the provisions of other legislation related to the regional
administration, (c) Implementation of the follow-up results of the financial statements by the Audit
Board, (2) Obstacles encountered in implementing the oversight function DPRD Salatiga against
government policy Salatiga, namely: (a) constraints of a technical nature, (b) constraints juridica.

Keywords: Functions of supervision, Regional Representatives, Salatiga City

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

I. PENDAHULUAN b. Anggaran
A. Latar belakang Masalah c. Pengawasan
Dewan Perwakilan Rakyat (2) Ketiga fungsi
Daerah sebagai penyelenggara sebagaimana yang
Pemerintahan Daerah bersama dimaksud ayat (1)
dengan Pemerintah Daerah, dijalankan dalam
memiliki kedaulatan yang kuat kerangka representasi
dalam penyelenggaraan
rakyat di
pemerintahan daerah. Pasal 148
ayat (1) Undang-Undang Nomor kabupaten/kota.
23 tahun 2014 tentang Fungsi Dewan Perwakilan
Pemerintahan Daerah Rakyat Daerah secara khusus juga
menyebutkan : diatur dalam Pasal 149 Undang-
(1)DPRD kabupaten/kota Undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah
merupakan lembaga
yang menyatakan :
perwakilan rakyat
Daerah (1)DPRD kabupaten/kota
kabupaten/kota yang mempunyai fungsi:
berkedudukan sebagai a. pembentukan Perda
unsur penyelenggara Kabupaten/Kota
Pemerintahan Daerah b. anggaran
kabupaten/kota. c. pengawasan.
Dalam ketentuan lain, yaitu (2)Ketiga fungsi
Pasal 364 Undang-Undang sebagaimana dimaksud
Republik Indonesia Nomor 17 pada ayat (1) dijalankan
Tahun 2014 Tentang Majelis dalam kerangka
Permusyawaratan Rakyat, Dewan representasi rakyat di
Perwakilan Rakyat, Dewan Daerah kabupaten/kota.
Perwakilan Daerah, Dan Dewan (3)Dalam rangka
Perwakilan Rakyat Daerah melaksanakan fungsi
disebutkan bahwa DPRD sebagaimana dimaksud
kabupaten/kota merupakan pada ayat (1), DPRD
lembaga perwakilan rakyat daerah kabupaten/kota menjaring
yang berkedudukan sebagai unsur aspirasi masyarakat
penyelenggara pemerintahan Salah satu fungsi DPRD
daerah kabupaten/kota. yang sangat krusial dalam
Fungsi DPRD penyelenggaraan pemerintahan
Kabupaten/Kota telah diatur daerah adalah fungsi pengawasan.
dalam Pasal 365 Undang-Undang Pasal 153 ayat (1) Undang-
Republik Indonesia Nomor 17 Undang Nomor 23 tahun 2014
Tahun 2014 Tentang Majelis tentang Pemerintahan Daerah
Permusyawaratan Rakyat, Dewan menyatakan:
Perwakilan Rakyat, Dewan (1)Fungsi pengawasan
Perwakilan Daerah, Dan Dewan sebagaimana dimaksud
Perwakilan Rakyat Daerah: dalam Pasal 149 ayat (1)
(1) DPRD Kabupaten/ huruf c diwujudkan dalam
Kota mempunyai pengawasan terhadap :
fungsi: a. pelaksanaan Perda
a. Legislasi Kabupaten/ Kota dan
2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

peraturan bupati/wali Pemerintahan Kota Salatiga


kota; memiliki peran dan fungsi yang
b. pelaksanaan ketentuan sangat strategis dalam
peratur- an perundang- pengawasan kebijakan Pemerintah
undangan lain yang Kota Salatiga. Salah satu
terkait dengan kebijakan Pemerintah Kota
penyeleng- garaan Salatiga adalah dalam penataan
Pemerintahan Daerah Kota Salatiga sebagai pusat
kabupaten/ kota; dan pendidikan dan olahraga di
c. pelaksanaan tindak kawasan Kendal, Ungaran,
lanjut hasil Semarang, Salatiga, Purwodadi
pemeriksaan laporan (Kedungsepur) yang
keuangan oleh Badan berkelanjutan didukung sektor
Pemeriksa Keuang- an perdagangan dan jasa yang
Kerangka yang menjadi berwawasan lingkungan. Secara
dasar pengawasan oleh Dewan umum, untuk mewujudkan
Perwakilan Rakyat Daerah tujuan penataan ruang wilayah
adalah fungsi Dewan Perwakilan Kota Salatiga, telah ditetapkan
Rakyat Daerah itu sendiri yang strategi dan kebijakan
secara teknis diwujudkan melalui perencanaan ruang wilayah serta
tata tertib Dewan Perwakilan strategi perencanaan ruang
Rakyat Daerah yang telah secara wilayah, terkait dengan bidang
gamblang mengatur mekanisme sanitasi (air limbah, drainase
pengawasan. Agung Djojosoe- dan persampahan) termasuk di
karto mengungkapkan bahwa dalam kebijakan pengembangan
pada kenyataannya, pengawasan infrastruktur kota.
yang dilakukan oleh Dewan Pengawasan yang
Perwakilan Rakyat Daerah dilakukan oleh DPRD Kota
hampir semuanya seringkali Salatiga terhadap pelaksanaan
masuk pada aspek yang sangat kebijakan Pemerintah Kota
teknis.1 Salah satu contoh Salatiga pada kenyataannya,
misalnya “Dewan Perwakilan masih belum bisa dilakukan
Rakyat Daerah melakukan secara optimal. Hal ini disebabkan
pengawasan terhadap adanya beberapa keterbatasan dari
pembangunan gedung atau DPRD Kota Salatiga, yaitu:3
fasilitas infrastruktur lain.
Pengawasan seperti ini telah 1. Kurangnya pemahaman
menimbulkan hubungan yang akan batasan dan ruang
kurang harmonis dengan lingkup fungsi
pemerintah daerah dalam hal ini pengawasan
Bupati atau Walikota.2 2. Sumber daya yang
Dewan Perwakilan Rakyat terbatas untuk
Daerah (DPRD) Kota Salatiga menjalankan fungsi
sebagai salah satu bagian dari pengawasan

1 3
Agung Djojosoekarto, 2004, Dinamika Suparnyo, 2015, Model Pengawasan
dan Kapasitas Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap
Daerah dalam Tata Pemerintahan Pemerintah Daerah Dalam Mewujudkan
Demokratis, Konrad Adeneur Stiftung, Good Governance (Studi Di Kota Salatiga)
Jakarta, hlm. 235 Periode 2014-2019, Naskah Publikasi,
2
Ibid, hlm. 235 UMS, Surakarta, hlm 9
3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

3. Tidak tersedianya terhadap data primer,5 Jadi


jaringan pengawasan yang penelitian hukum empiris
memadai dilakukan dengan cara meneliti
Pengawasan Dewan data yang diperoleh di
Perwakilan Rakyat Daerah lapangan.6
merupakan pengawasan politik
yang mewakili komunitas yang
B. Spesifikasi penelitian
ada di dalam masyarakat karena Spesifikasi penelitian
Dewan Perwakilan Rakyat dalam penulisan ini bersifat
Daerah merupakan representatif deskriptif analitis. Deskriptif
dari masyarakat. Dalam fungsi karena hasil penelitian ini
pengawasan, seorang anggota hanya melukiskan atau
Dewan Perwakilan Rakyat menggambarkan suatu keadaan
Daerah dapat memainkan atau objek tertentu secara
peranan sebagai “public services faktual dan akurat mengenai
watch” bagi pelaksanaan pelaksanaan fungsi
anggaran dan kebijakan pengawasan Dewan
pemerintah daerah.4
Perwakilan Rakyat Daerah
Kota Salatiga terhadap
B. Perumusan Masalah kebijakan Pemerintah Kota
a. Bagaimana pelaksanaan Salatiga.
fungsi pengawasan Dewan C. Metode Pengumpulan Data
Perwakilan Rakyat Daerah Dalam penelitian ini,
Kota Salatiga terhadap dilakukan dengan metode
kebijakan Pemerintah Kota pengumpulan data sebagai
Salatiga ? berikut:
b. Kendala-kendala apa yang a. Wawancara
dihadapi dalam pelaksanaan Studi lapangan
fungsi pengawasan Dewan dilakukan dengan teknik
Perwakilan Rakyat Daerah wawancara dengan tujuan
Kota Salatiga terhadap untuk mendapatkan data
kebijakan Pemerintah Kota primer. Wawancara yaitu
Salatiga ? situasi peran antar pribadi
bertatap muka, ketika
II. METODE PENELITIAN seseorang yakni
A. Metode Pendekatan pewawancara mengajukan
Metode pendekatan yang pertanyaan-pertanyaan yang
digunakan dalam penulisan dirancang untuk
hukum ini adalah metode memperoleh jawaban-
pendekatan hukum empiris jawaban yang relevan
atau yuridis empiris. Penelitian dengan masalah penelitian
hukum empiris merupakan
penelitian lapangan atau data
primer, yaitu penelitian 5
Ronny Hanitijo Soemitro, 1990,
Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia
4
Usaid, 2007, Membina Hubungan Dengan Indonesia : Jakarta, hlm 11.
6
Konstituen, LGSP, Jakarta, hlm. 36 Ibid., hlm 1.
4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

kepada seorang responden,7 3) Undang-Undang


dengan interview bebas Nomor 23 Tahun 2014
terpimpin, dengan terlebih tentang Pemerintahan
dahulu menyiapkan Daerah
pertanyaan-pertanyaan 4) Peraturan Pemerintah
sebagai pedoman, namun Nomor 79 Tahun 2005
tidak menutup kemungkinan tentang Pedoman
adanya pertanyaan lain sesuai Pembinaan dan
dengan situasi dan kebutuhan. Pengawasan
b. Studi pustaka Penyelenggaraaan
Studi kepustakaan Pemerintahan Daerah
merupakan salah satu teknik 5) Peraturan Pemerintah
pengumpulan data untuk Nomor 16 Tahun 2010
mendapatkan data yang tentang Pedoman
bersifat sekunder, yaitu data Penyusunan Peraturan
yang berasal dari literatur- Dewan Perwakilan
literatur peraturan Rakyat Daerah
perundang-undangan, tentang Tata Tertib
pendapat para sarjana dan Dewan Perwakilan
sebagainya yang dapat Rakyat Daerah
dibedakan menjadi tiga 6) Peraturan Menteri
macam, yakni : Dalam Negeri Nomor
a. Bahan hukum primer; 1 Tahun 2014
Bahan hukum primer b. Bahan hukum sekunder;
yaitu bahan hukum yang Bahan-bahan hukum
mengikat. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-
primer, terdiri dari : bahan yang erat
1) Undang-Undang hubungannya dengan
Dasar Negara bahan hukum primer dan
Republik Indonesia dapat membantu
Tahun 1945 menganalisis dan
2) Undang-Undang memahami bahan hukum
Republik Indonesia primer.8 Bahan hukum
Nomor 17 Tahun 2014 sekunder, misalnya
Tentang Majelis karya-karya ilmiah,
Permusyawaratan rancangan undang-
Rakyat, Dewan undang dan juga hasil-
Perwakilan Rakyat, hasil dari suatu
Dewan Perwakilan 9
penelitian. Bahan
Daerah, Dan Dewan hukum sekunder pada
Perwakilan Rakyat penelitian ini berupa:
Daerah 1) Teori-teori hukum

7
Amiruddin,2006, Pengantar Metode
8
Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Ronny Hanitijo Soemitro, Op.Cit., hlm 12.
9
Jakarta, hlm. 82 Suratman dan H.Philips Dillah, Op.Cit.,
hlm 51.
5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

2) Pendapat para sarjana Perwakilan Rakyat Daerah


yang berhubungan Kota Salatiga terhadap
dengan pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Kota
fungsi pengawasan Salatiga
Dewan Perwakilan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kota Rakyat Daerah sebagai
Salatiga terhadap penyelenggara Pemerintahan
kebijakan publik Daerah bersama dengan
Pemerintah Kota Pemerintah Daerah, memiliki
Salatiga. kedaulatan yang kuat dalam
3) Hasil penemuan penyelenggaraan pemerintahan
ilmiah yang ada daerah. Disebutkan dalam
kaitannya dengan ketentuan Pasal 148 ayat (1)
materi penelitian. Undang-Undang Nomor 23
4) Makalah-makalah tahun 2014 tentang
seminar yang terkait. Pemerintahan Daerah bahwa
5) Literatur-literatur Dewan Perwakilan Rakyat
yang terkait Daerah kabupaten/ kota
c. Bahan hukum tersier. merupakan lembaga
Bahan hukum tersier perwakilan rakyat daerah
yaitu bahan-bahan yang kabupaten/kota yang
memberikan informasi berkedudukan sebagai unsur
tentang bahan hukum penyeleng-gara Pemerintahan
primer dan bahan hukum Daerah kabupaten/ kota. Hal
sekunder.10 tersebut juga ditegaskan dalam
D. Metode Analisis Data Pasal 364 Undang-Undang
Metode analisa yang Republik Indonesia Nomor 17
dipergunakan dalam penelitian Tahun 2014 Tentang Majelis
ini adalah metode kualitatif Permusyawaratan Rakyat,
yaitu data akan diuraikan untuk Dewan Perwakilan Rakyat,
menggambarkan Dewan Perwakilan Daerah, dan
permasalahan-permasalahan Dewan Perwakilan Rakyat
yang ada melalui kata kata Daerah disebutkan bahwa
serta langkah yang diambil Dewan Perwakilan Rakyat
peneliti selanjutnya adalah Daerah kabupaten/kota
mengolah dan menganalisis merupakan lembaga
data yang sudah terkumpul perwakilan rakyat daerah yang
itu.11 berkedudukan sebagai unsur
penyeleng-gara pemerintahan
daerah kabupaten/ kota.
III. HASIL PENELITIAN Pasal 149 ayat (1)
1. Pelaksanaan Fungsi Undang-Undang Nomor 23
Pengawasan Dewan tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
10
11
Ronny Hanitijo Soemitro, Loc.cit. menegaskan bahwa DPRD
Suratman dan H.Philips Dillah, Op.cit, kabupaten/kota mempu- nyai
hlm 140.
6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

fungsi pembentukan Perda sesuai juga berlaku di


Kabu-paten/Kota, anggaran lingkungan Dewan Perwakilan
dan pengawasan. Ketiga fungsi Rakyat Daerah Kota Salatiga.
sebagaimana dimaksud pada Menurut penjelasan Supriyadi,
ayat (1) dijalankan dalam peran Dewan Perwakilan
kerangka representasi rakyat di Rakyat Daerah Kota Salatiga
Daerah kabupaten/kota. Dalam diwujudkan dalam fungsi-
rangka melaksa-nakan fungsi fungsi berikut:12
sebagaimana dimaksud pada a. Representasi
ayat (1), DPRD kabupaten/kota (Representation)
menjaring aspirasi masyarakat. b. Advokasi (Advocacy)
Fungsi pengawasan c. Pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam administrasi
Pasal 149 ayat (1) huruf c, (Administrative
menurut Pasal 153 ayat (1) oversight)
Undang-Undang Nomor 23 Secara normatif fungsi
Tahun 2014 tentang dan peran pengawasan Dewan
Pemerintahan Daerah, Perwakilan Rakyat Daerah
diwujudkan dalam pengawasan Kota Salatiga mengacu pada
terhadap: ketentuan Pasal 365 Undang-
a. pelaksanaan Perda Undang Republik Indonesia
Kabupaten/ Kota dan Nomor 17 Tahun 2014 Tentang
peraturan bupati/wali Majelis Permusyawaratan
kota; Rakyat, Dewan Perwakilan
b. pelaksanaan ketentuan Rakyat, Dewan Perwakilan
peraturan perundang- Daerah, Dan Dewan
undangan lain yang Perwakilan Rakyat Daerah yang
terkait dengan pe- menegaskan bahwa DPRD
nyelenggaraan Kabupaten/ Kota mempunyai
Pemerintahan Daerah fungsi:
kabupaten/kota; a. Legislasi
c. pelaksanaan tindak b. Anggaran
lanjut hasil c. Pengawasan.
pemeriksaan laporan Berkaitan dengan fungsi
ke-uangan oleh Badan tersebut di atas, menurut Pasal
Pemeriksa Keuangan 365 ayat (2) Undang-Undang
Dewan Perwakilan Republik Indonesia Nomor 17
Rakyat Daerah dalam perannya Tahun 2014 ditegaskan bahwa
sebagai badan perwa-kilan, ketiga fungsi sebagaimana
menempatkan diri selaku yang dimaksud ayat (1)
kekua-saan penyeimbang dijalankan dalam kerangka
(balanced power) yang representasi rakyat di
mengimbangi dan melakukan kabupaten/kota.
kontrol efektif terhadap kepala
12
daerah dan seluruh jajaran Wawancara dengan Supriyadi Fatkhi,
pemerintah daerah. Hal ini anggota Baleg DPRD Kota Salatiga, tanggal
6 September 2016
7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Dewan Perwakilan a. Fungsi yang melekat


Rakyat Daerah Kota Salatiga pada anggota Dewan
sesuai ketentuan Pasal 153 ayat Perwakilan Rakyat
(1) Undang-Undang Nomor 23 Daerah Kota Salatiga
tahun 2014 tentang dalam upaya menjaga
Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan
diwujudkan dalam pengawasan pemerintahan oleh
terhadap: Walikota Salatiga.
a. Pelaksanaan Perda b. Fungsi yang melekat
Kabupaten/ Kota dan pada anggota Dewan
peraturan bupati/wali Perwakilan Rakyat
kota; Daerah Kota Salatiga
b. Pelaksanaan ketentuan untuk mengontrol
peraturan perundang- kebijakan-kebijakan
undangan lain yang publik yang
terkait dengan dikeluarkan
penyelenggaraan pemerintah daerah
Pemerintahan Daerah Salatiga kepada
kabupaten/ kota; masyarakat Salatiga.
c. Pelaksanaan tindak c. Fungsi yang melekat
lanjut hasil pada anggota Dewan
pemeriksaan laporan Perwakilan Rakyat
keuangan oleh Badan Daerah Kota Salatiga
Pemeriksa Keuangan untuk mengevaluasi
Pengawasan administratif peraturan yang
oleh Dewan Perwakilan Rakyat dikeluarkan Walikota
Daerah Kota Salatiga pada (perwali) dengan
dasarnya berkaitan dengan analisis partisipasi
tugas legislatif yang telah publik
didelegasikan kewajiban dan Menurut Budi Santoso,
tugas-tugasnya kepada fungsi Dewan Perwakilan
Pemerintah Kota Salatiga Rakyat Daerah pengawasan
untuk membuat keputusan dan merupakan suatu alat kontrol
menyerahkan implementasi untuk memantau kinerja suatu
keputusan-keputusan tersebut lembaga atau seseorang, terkait
kepada pengawas legislatif. dalam hal ini pengawasan dari
Menurut Budi Santosa, Dewan Perwakilan Rakyat
Ketua Komisi B Dewan Daerah Kota Salatiga ke
Perwakilan Rakyat Daerah Pemerintah Kota Salatiga/
Kota Salatiga, fungsi Walikota Salatiga.14 Fungsi
pengawasan dapat diartikan pengawasan adalah fungsi
sebagai berikut: 13 anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kota Salatiga
13 14
Wawancara dengan Budi Santosa,SE, Wawancara dengan Budi Santosa,SE,
Ketua Komisi B DPRD Kota Salatiga, Ketua Komisi B DPRD Kota Salatiga,
tanggal 6 September 2016 tanggal 6 September 2016
8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

untuk melihat apakah kebijakan yang diambil


pelaksanaan kegiatan Walikota Salatiga dengan
pemerintahan sesuai rencana aspirasi masyarakat.16 Fungsi
yang telah ditetapkan atau pengawasan yang dijalankan
tidak (terkait pelaksanaan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Peraturan daerah dan juga Daerah Kota Salatiga pada
APBD). Pengawasan yang dasarnya merupakan
dilakukan Dewan Perwakilan pelaksanaan dari hak Dewan
Rakyat Daerah Kota Salatiga, Perwakilan Rakyat Daerah
haruslah tepat objek yang Kota Salatiga sebagaimana
diawasi, Dewan Perwakilan diatur dalam Pasal 159 ayat (1)
Rakyat Daerah Kota Salatiga Undang-Undang Nomor 23
menjabarkan mengenai objek Tahun 2014 tentang
apa saja yang harus diawasi Pemerintahan Daerah. Bagi
antara lain yaitu: 15 anggota Dewan Perwakilan
a. Pelaksanaan peraturan Rakyat Daerah Kota Salatiga,
daerah dan peraturan selain dapat mengajukan hak
yang dikeluarkan interpelasi, angket dan hak
Walikota (perwali) menyatakan pendapat, sesuai
b. Kebijakan-kebijakan Pasal 160 Undang-Undang
publik Nomor 23 Tahun 2014 tentang
c. Kinerja pemerintah Pemerintahan Daerah
kota yang harus mempunyai hak Mengajukan
sesuai dengan Visi rancangan Perda Kabu-
Misi Kota Salatiga paten/Kota, Mengajukan
dalam Rencana pertanyaan, Menyampaikan
Pembangunan Jangka usul dan pendapat, Memilih
Menengah Daerah dan dipilih, Membela diri,
2014-2019. Imunitas, Mengikuti orientasi
Dewan Perwakilan dan pendalaman tugas,
Rakyat Daerah Kota Salatiga Protokoler , Keuangan dan
dalam menerapkan bentuk administratif.
pengawasan, menurut Budi Dewan Perwakilan
Santoso, lebih ke arah Rakyat Daerah Kota Salatiga
preventif yaitu melakukan dalam rangka memperkuat
pencegahan, tetapi terkadang fungsi dan kinerja anggota
tidak menutup kemungkinan Dewan Perwakilan Rakyat
pengawasannya juga bisa Daerah Kota Salatiga, juga
represif (mengoreksi), karena mengadakan kegiatan
Dewan Perwakilan Rakyat pendalaman tugas pimpinan
Daerah Kota Salatiga selalu dan anggota Dewan Perwakilan
berupaya mensinergikan antara Rakyat Daerah Kota Salatiga
dengan tema optimalisasi
15
Wawancara dengan Budi Santosa,SE,
16
Ketua Komisi B DPRD Kota Salatiga, Wawancara dengan Budi Santosa, SE,
tanggal 6 September 2016 Ketua Komisi B DPRD Kota Salatiga,
tanggal 6 September 2016
9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

fungsi pengawasan terhadap Kendala yang bersifat teknis


manajemen pengelolaan aset dalam pelaksanaan fungsi
pemerintahan daerah. pengawasan oleh Dewan
Fungsi pengawasan Perwakilan Rakyat Daerah
sebenarnya merupakan salah Kota Salatiga antara lain
satu fungsi penting yang adalah :
dimiliki Dewan Perwakilan 1) Sumber daya yang
Rakyat Daerah selain fungsi terbatas untuk
lain yaitu, fungsi legislasi dan menjalankan fungsi
anggaran. Dewan Perwakilan pengawasan
Rakyat Daerah dalam Sumber daya yang
pelaksanaan fungsi terbatas, lebih berkaitan
pengawasan, memiliki tugas pada rendahnya kualitas
untuk menjaga dan anggota Dewan
mengevaluasi jalannya Perwakilan Rakyat
pemerintahan oleh Kepala Daerah Kota Salatiga dan
Daerah agar dapat terlaksana rendahnya insentif yang
dengan baik dan sesuai dengan dapat diperoleh anggota
peraturan perundang- Dewan Perwakilan
undangan. Pada hakekatnya Rakyat Daerah Kota
juga, pengawasan ini untuk Salatiga dalam
mencegah penyimpangan tugas menjalankan fungsi
pemerintahan dari apa yang pengawasan.
telah digariskan dan untuk 2) Kurang tersedianya
menghindari terjadinya jaringan pengawasan
kekeliruan-kekeliruan yang yang memadai
disengaja maupun tidak Kurang tersedianya
sengaja. jaringan pengawasan
2. Kendala-kendala yang berkaitan dengan insentif
Dihadapi dalam Pelaksanaan yang cukup memadai
Fungsi Pengawasan Dewan membuat anggota Dewan
Perwakilan Daerah Kota Perwakilan Rakyat
Salatiga terhadap Kebijakan Daerah Kota Salatiga
Pemerintah Kota Salatiga sering tidak mau
Pelaksanaan fungsi mengambil risiko untuk
pengawasan pada melakukan pengawasan.
kenyataannya, tidak selalu Beberapa anggota Dewan
dapat berjalan dengan baik Perwakilan Rakyat
sesuai harapan. Kendala- Daerah Kota Salatiga
kendala yang dihadapi Dewan khawatir apabila kegiatan
Perwakilan Daerah Kota pengawasan dapat
Salatiga dalam pelaksanaan membahayakan posisi
fungsi pengawasan terhadap mereka atau kelompok
kebijakan Pemerintah Kota mereka dalam pemilihan
Salatiga, yaitu: umum periode
a. Kendala yang bersifat teknis mendatang.
10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Kecenderung- an seperti Keberhasilan


ini dapat memicu deal pembangunan di daerah
politik yang saling pada era otonomi
menguntung-kan antara daerah menjadi
pihak legislatif dan pihak tanggungjawab bersama,
eksekutif. antara pemerintah,
3) Kurang efektifnya legislatif dan lembaga
pengawasan oleh anggota lain yang terkait
Dewan Perwakilan (stakeholders
Rakyat Daerah Kota pemerintahan). Anggota
Salatiga Dewan Perwakilan
Kurang efektifnya Rakyat Daerah Kota
pengawasan oleh anggota Salatiga kurang bisa
Dewan Perwakilan membedakan atau
Rakyat daerah Kota menyeimbangkan peran
Salatiga yang disebabkan sebagai wakil partai, diri
minimnya kemampu- an sendiri, dan wakil rakyat
anggota Dewan sehingga dalam
Perwakilan Rakyat melaksanakan tugas tidak
Daerah Kota Salatiga bisa menunjukan
sendiri yang kurang kekompakan. Partai yang
professional. Beberapa berkuasa (besar)
program atau kegiatan cenderung berusaha
sering muncul menghindar atau
kesepakatan di bawah mengalihkan perhatian
tangan antara Dewan untuk tidak melakukan
Perwakilan Rakyat pengawasan terhadap
Daerah Kota Salatiga dan program atau kinerja
Pemerintah Kota Salatiga pemerintah yang
yang bersifat saling dianggap jelek (bad
menguntungkan. practice).
4) Belum terdapat pola b. Kendala yang bersifat
hubungan antara yuridis
legislatif, eksekutif yang Kendala yang bersifat
mendasarkan pada yuridis dalam pelaksanaan
prinsip checks and fungsi pengawasan oleh
balances Dewan Perwakilan Rakyat
Belum terdapat pola Daerah Kota Salatiga antara
hubungan antara lain adalah :
legislatif, eksekutif yang 1) Kurangnya pemahaman
mendasarkan pada akan batasan dan ruang
prinsip checks and lingkup fungsi
balances menyebabkan pengawasan
implementasi otonomi Kurangnya pemahaman
daerah menjadi sulit akan batasan dan ruang
dilaksanakan. lingkup fungsi
11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

pengawasan akan pengawasan antara


memun- culkan lembaga legislatif dengan
keengganan Dewan lemba-ga peradilan dan
Perwakilan Rakyat lembaga-lemba- ga
Daerah Kota Salatiga lainnya.
untuk melakukan penga- 3) Lemahnya pranata
wasan secara serius, hukum, yang mengatur
sistematis dan kewenangan, tugas dan
berkesinambungan. mekanisme pengawasan
Semen-tara rendahnya yang dilakukan Dewan
pemahaman ten-tang Perwakilan Rakyat
fungsi pengawasan di Daerah Kota Salatiga.
pihak eksekutif dapat Pranata hukum berupa
memunculkan sikap peraturan perundang-
selalu merasa undangan yang ada
“terancam” atas seringkali bersifat
pengamatan, supervise tumpang tindih, tidak
mau-pun evaluasi yang konsisten dan berubah-
dilakukan oleh pihak ubah, sehingga dalam
legislatif. Tidak jelasnya tataran imple-mentasi
indikator pengawasan sering membingungkan.
yang dijadi-kan standar Adanya kendala yang
atau batasan dalam dihadapi oleh Dewan
melaksanakan tugas Perwakilan Rakyat Daerah
pengawasan pemerintah, Kota Salatiga dalam
sehingga dalam praktek pelaksanaan fungsi
sering bersifat tumpang pengawasan merupakan hal
tindih (overlapping). yang wajar. Hal ini
2) Lemahnya penegakkan dikarenakan latar belakang
hukum anggota Dewan Perwakilan
Penegakkan hukum juga Rakyat Daerah Kota Salatiga
berkon-tribusi pada berbeda-beda.
efektivitas fungsi
pengawasan Dewan IV. PENUTUP
Perwakilan Rakyat 1. Kesimpulan
Daerah Kota Salatiga. Berdasarkan hasil
Selama penegakkan penelitian dan pembahasan
hukum belum bisa mengenai pelaksanaan fungsi
diandalkan, fungsi penga- pengawasan Dewan
wasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Perwakilan Rakyat Kota Salatiga terhadap
Daerah Kota Salatiga kebijakan Pemerintah Kota
tidak akan berjalan Salatiga dapat disimpulkan:
optimal, hal ini mendo- a. Pelaksanaan fungsi
rong perlunya sebuah pengawasan Dewan
jaringan kerjasama Perwakilan Rakyat Daerah
12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Kota Salatiga terhadap Pelaksanaan Perda


kebijakan Pemerintah Kota Kabupaten/Kota dan
Salatiga, secara khusus peraturan bupati/wali kota,
diatur dalam Undang- (2) Pelaksanaan ketentuan
Undang Nomor 23 Tahun peraturan perundang-
2014 tentang Pemerintahan undangan lain yang terkait
Daerah. Pasal 149 ayat (1) dengan penyelenggaraan
Undang-Undang Nomor 23 Pemerintahan Dae-rah
tahun 2014 tentang kabupaten/kota, (3) Pelaksa-
Pemerintahan Daerah naan tindak lanjut hasil
menyatakan bahwa DPRD pemeriksaan laporan
kabupaten/kota mempunyai keuangan oleh Badan
fungsi pembentukan Perda Pemeriksa Keuangan
Kabupaten/Kota, anggaran b. Kendala-kendala yang
dan pengawasan. Ketiga dihadapi dalam pelaksanaan
fungsi dijalankan dalam fungsi pengawa-san Dewan
kerangka representasi rakyat Perwakilan Daerah Kota
di Daerah kabupaten/kota. Salatiga terhadap kebijakan
Dewan Perwakilan Rakyat Pemerin-tah Kota Salatiga,
Daerah Kota Salatiga yaitu: (1) Kendala yang
menjaring aspirasi bersifat teknis, antara lain
masyarakat. Fungsi adalah sumber daya yang
Pengawasan administratif terbatas untuk menjalankan
oleh Dewan Perwakilan fungsi pengawa-san, kurang
Rakyat Daerah Kota tersedianya jaringan
Salatiga pada dasarnya pengawasan yang memadai,
berkaitan dengan tugas kurang efektifnya
legislatif yang telah pengawasan oleh anggota
didelegasikan kewajiban Dewan Perwakilan Rakyat
dan tugas-tugasnya kepada Daerah Kota Salatiga,
Pemerin-tah Kota Salatiga belum terdapat pola
untuk membuat keputusan hubungan antara legislatif,
dan menyerahkan imple- eksekutif yang mendasarkan
mentasi keputusan- pada prinsip checks and
keputusan terse-but kepada balances, (2) Kendala yang
pengawas legislatif. bersifat yuridis, antara lain
Pelaksaan fungsi adalah : kurangnya
pengawasan Dewan pemahaman akan batasan
Perwakilan Rakyat Daerah dan ruang lingkup fungsi
Kota Salatiga sesuai pengawasan, lemahnya
ketentuan Pasal 153 ayat (1) penegakkan hukum,
Undang-Undang Nomor 23 lemahnya pranata hukum,
tahun 2014 tentang yang mengatur kewenangan,
Pemerintahan Daerah, tugas dan mekanisme
diwujudkan dalam pengawasan yang dilakukan
pengawa-san terhadap: (1)
13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Dewan Perwakilan Rakyat V. DAFTAR PUSTAKA


Daerah Kota Salatiga.
2. Saran Buku
Bagi Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kota Salatiga, Abdul Kahar Badjuri dan Teguh
perlu lebih melakukan Yuwono, 2002, Kebijakan
pengawasan secara menye- Publik Konsep dan Strategi,
luruh tidak terbatas pada aspek Undip, Semarang
makro strategik saja namun Absori,2013,Politik Hukum Menuju
harus juga menyentuh aspek Hukum Progresif, Surakarta:
pengawasan yang lebih kecil Muhammadiyah University
lingkupnya. Hal ini diperlukan Press
mengingat selama ini Agung Djojosoekarto, 2004,
pengawasan masih bersifat Dinamika dan Kapasitas
makro tanpa menyentuh Dewan Perwakilan Rakyat
dampak langsung yang Daerah dalam Tata
dirasakan masyarakat sebagai Pemerintahan Demokratis,
akibat pelaksanaan kebijakan Konrad Adeneur Stiftung,
Pemerintah Kota Salatiga yang Jakarta
belum tentu menguntung-kan Amiruddin,2006, Pengantar Metode
masyarakat. Penelitian Hukum, Jakarta :
Perlu adanya PT. Raja Grafindo Persada
prosedur/mekanisme baku Azhary, tanpa tahun, Negara Hukum
dalam pelaksanaan fungsi Indonesia, Analisis Yuridis
pengawasan yang bersifat Normatif tentang Unsur-
teknis bagi Dewan Perwakilan Unsurnya, UI Press, Jakarta
Rakyat Daerah Kota Salatiga Bayu Surianingrat, 2000, Organisasi
terhadap kebijakan pemerintah Pemerintahan
Kota Salatiga, karena masih Wilayah/Daerah, edisi revisi,
lemahnya pranata hukum yang Bina Aksara,Jakarta
mengatur kewenangan, tugas Budi Winarno, 2007, Kebijakan
dan mekanisme pengawasan Publik Teori dan Proses,
yang dilakukan Dewan edisi Revisi. Media
Perwakilan Rakyat Daerah Pressindo: Yogyakarta, hlm
Kota Salatiga. Pranata hukum 17-18
berupa peraturan perundang- Depdikbud, 1990, Kamus Besar
undangan yang ada seringkali Bahasa Indonesia, Balai
bersifat tumpang tindih, tidak Pustaka, Jakarta
konsisten dan berubah-ubah, Drost J. S.j., 1999, Desentralisasi
sehingga dalam tataran Pengajaran Politik dan
implementasi sering Konsensus, Gramedia: Jakarta
menimbulkan kekacauan. Edi Suharto, Analisis Kebijakan
Publik, edisi revisi, Bandung
: Alfabeta

14
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Fasli Jalal dan Dedi Supriadi, 2001, Pembangunan, LP-FEUI,


Reformasi Pendidikan Dalam Jakarta
Konteks Otonomi M. Laica Marzuki, 1999, Hukum dan
Daerah,Kerjasama Pembangunan Daerah
DEPDIKNAS-BAPENNAS, Otononom, Kertas kerja
Adicita karya Nusa: PSKMP – LPPM Unhas,
Yogyakarta Makasar
H.A.W. Widjaja, 2007, Otonomi Ni'matul Huda. 2010, Hukum
Daerah dan Daerah Otonom. Pemerintahan Daerah,
Jakarta : PT Raja Grafindo Nusamedia, Jakarta
Persada Ronny Hanitijo Soemitro, 1990,
Hanif Nurcholis, 2005, Teori dan Metodologi Penelitian
Praktek Pemerintahan dan Hukum, Ghalia Indonesia :
Otonomi Daerah, Grasindo, Jakarta
Jakarta Rozali Abdullah, 2007, Pelaksanaan
Irfan Fachrudin, 2004, Pengawasan Otonomi Luas dengan
Peradilan Administrasi Pemilihan Kepala Daerah
Terhadap Tindakan Secara Langsung. Jakarta :
Pemerintah. Alumni : PT Raja Grasindo
Bandung Sadu Wasistiono, 2003, Kapita
Jawahir Thontowi, 2002. Islam, Selekta Manajemen
Politik dan Hukum, Madyan Pemerintahan Daerah,
Press, Yogyakarta Fokus Media, Bandung
Miriam Budiardjo,2005, Dasar-
Dasar Ilmu Politik, Setya Retnami, 2000, Masalah
Gramedia: Jakarta Sistem Pemerintahan Daerah
Moh. Yamin,2007, Pelatihan di Indonesia, makalah,
Peningkatan Kualitas Jakarta: Kantor Menteri
Penelitian Hukum : Metode Negara Otonomi Daerah
Penelitian Hukum Normatif Republik Indonesia
dan Empirik Serta Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Aplikasinya, Fakultas Hukum 2010, Penelitian Hukum
UNS, Surakarta Normatif suatu Tinjauan
Muchsin dan Fadillah Putra, 2002, Singkat, Jakarta, Raja
Hukum dan Kebijakan Grafindo Persada
Publik, Averroes Press, Soemitro, Ronny Hanitijo,
Jakarta Metodologi Penelitian
Mufham Al-Amin. 2006. Manajemen Hukum dan Jurumetri, Ghalia
Pengawasan . Kalam Indonesia, Jakarta
Indonesia: Jakarta Solichin Abdul Wahab,2004,
Mustopadidaja, 1992, Studi Analisis Kebijaksanaan: Dari
Kebijaksanaan, Formulasi ke Implementasi
Perkembangan dan Kebijaksanaan Negara,
Penerapan dalam rangka Jakarta Bumi Aksara
Administrasi dan Manajemen

15
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Sujamto, 2000, Beberapa Pengertian Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat


di Bidang Pengawasan, Daerah Kota Salatiga Nomor
Ghalia Indonesia:Jakarta 1 tahun 2014 tentang
Suparnyo, 2015, Model Pengawasan Peraturan Tata Tertib Dewan
Dewan Perwakilan Rakyat Perwakilan Rakyat Daerah
Daerah Terhadap Pemerintah Kota Salatiga
Daerah Dalam Mewujudkan
Good Governance (Studi Di Artikel, Jurnal, Laporan
Kota Salatiga) Periode 2014- BPS, Salatiga dalam Angka, Pemkot
2019, Naskah Publikasi, Salatiga, 2015
UMS, Surakarta
Suratman dan H.Philips Dillah, 2012, Internet
Metode Penelitian Hukum. http://warnasalatiga.com/2014/03/16/
Alfabeta: Bandung profil-kota-salatiga, diakses
Usaid, 2007, Membina Hubungan tanggal 10 September 2016
Dengan Konstituen, LGSP
Viktor M. Situmorang dan Jusuf
Juhir, 1998, Aspek Hukum
Pengawasan Melekat dalam
Lingkungan Aparatur
Pemerintah, Jakarta: Rineka
Cipta
WJS Poerwodarminto, 2003, Kamus
Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka
YW Sunindita, 2007, Praktek
Penyelenggaraan
Pemerintahan Di Daerah.
Bina Aksara :Jakarta

Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun
1945
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2014
Tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah,
Dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan
Daerah

16

Anda mungkin juga menyukai