Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BUDAYA KERJA, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah MSDM II

DOSEN PENGAMPU
Sukirman, S.E., M.M

DISUSUN OLEH

Nur Aprila Winnie Tantono 20.11.1001.3443.133

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2022

1
KATA PENGHANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat Nyalah
sehingga, Tugas dapat terselesaikan, tanpa adanya satu halangan yang amat berarti. Berkat
pertolongan nyalah mungkin penyusunan makalah ini tidak dapat selesai dengan baik.
Makalah ini disusun bukan hanya sekedar untuk memenuhi tugas MSDM II, tetapi agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Budaya kerja, kesehatan dan keselamatan kerja”
yang disajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen Mata Kuliah MSDM II, yang telah
membimbing serta memberikan kesempatan kepada penyusun sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing maupun
pembaca, agar menjadi bahan evaluasi kedepannya dalam menyusun makalah. Semoga
makalah ini bisa menambah wawasan yang lebih luas kepada pembaca, dan semoga dengan
adanya tugas ini pembaca dapat mengetahui apa yang terkandung dalamnya dan akhirnya
membawa himkmah untuk semuanya.

Samarinda, 16 juni 2022

Nur Aprila Winnie Tantono

i
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 2
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Budaya Kerja ........................................................................................................... 3
2.2 Unsur – Unsur Budaya Kerja .................................................................................................... 3
2.3 Pengertian dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................................... 4
2.4 Faktor – Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................................................... 6
2.5 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................................................ 7
BAB 3 ..................................................................................................................................................... 8
PENUTUP .............................................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................. 8
3.2 Saran ............................................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budaya kerja, merupakan sekumpulan pola perilaku yang melekat secara keseluruhan
pada diri setiap individu dalam sebuah organisasi. Membangun budaya berarti juga
meningkatkan dan mempertahankan sisi – sisi positif, Serta berupaya membiasakan pola
perilaku tertentu agar tercipta perilaku yang terbaik.
Adapun pengertian budaya kerja menurut Hadari Nawawi dalam bukunya Manajemen
Sumber Daya Manusia menjelaskan bahwa : Budaya Kerja adalah kebiasaan yang dilakukan
berulang – ulang oleh pegawai dalam suatu organisasi, pelanggaran terhadap kebiasaan ini
memang tidak ada sangsi tegas, namun dari pelaku organisasi secara moral telah menyepakati
bahwa kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang harus ditaati dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.
Dalam berkerja banyak risiko yang dihadapi karyawan, yang bahkan terkadang dapat
mengancam keselamatan jiwa dan raganya.Perusahaan wajib untuk melindungi karyawan
selama jam kerja, bahkan karyawan juga harus dilindungi keselamatannya selama menuju dan
pulang dari tempat kerja. Keselamatan kerja yang dilakoni karyawan biasanya tergantung
lingkungan dimana dia bekerja. Risiko yang dihadapimasing-masing lingkungan kerja juga
bervariasi satu sama lainnya,tergantung dari jenis pekerjaan yang dikerjakan.Keselamatan
kerja yang tidak atau kurang terjamin akan membuatkaryawan kurang bersemangat untuk
bekerja. Keselamatan kerja perlu dibudayakan agar mampu meminimalkan kecelakaan kerja.
Banyak faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja dan bukan hanya karena disebabkan
perusahaan kurang memedulikan program keselamatan kerja. Kecelakaan kerja sering kali
terjadi akibat dari karyawan tidak memedulikan atau memerhatikan petunjuk keselamatan
kerja. Kesehatan karyawan juga perludiperhatikan dengan kondisi kerja yang ada, jangan
sampai lingkungankerja akan memengaruhi kesehatan karyawan.Oleh karena itu, keselamatan
dan kesehatan kerja merupakan salah satu cara untuk memberikan perlindungan kepada
karyawan. Pemberian perlindungan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undanganyang berlaku. Dalam hal ini diperlukan rasa tanggung jawab perusahaan,karena
bagaimanapun karyawan adalah aset perusahaan yang harusdilindungi hak-haknya, terutama
dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja.

1
1.2 Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan budaya kerja ?


2) Bagaimana Unsur – unsur budaya kerja ?
3) Apa Pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja ?
4) Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja ?
5) Apa Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui pengertian budaya kerja.


2) Untuk mengetahui bagaimana unsur – unsur budaya kerja.
3) Untuk mengetahui pengertian keselamatan dan kesehatan kerja.
4) Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan
kerja.
5) Untuk mengetahui tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Budaya Kerja

Suatu keberhasilan kerja, berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang
menjadi kebiasaannya. Nilai-nilai tersebut bermula dari adat kebiasaan, agama,norma dan
kaidah yang menjadi keyakinannya menjadi kebiasaan dalam perilakukerja atau organisasi.
Nilai-nilai yang telah menjadi kebiasaan tersebut dinamakan budaya. Oleh karena budaya
dikaitkan dengan mutu atau kualitas kerja, maka dinamakan budaya kerja.

Kata budaya itu sendiri adalah sebagai suatu perkembangan dari bahasa sansekerta
‘budhayah’ yaitu bentuk jamak dari buddhi atau akal, dan kata majemuk budi – daya , yang
berarti daya dari budi, dengan kata lain “budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa
dan rasa. Sedangkan kebudayaan merupakan pengembangan dari budaya yaitu hasil dari
cipta, karsa dan rasa tersebut”.

Pengertian kebudayaan banyak dikemukakan oleh para ahli seperti Koentraningrat,


yaitu; “kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakukan yang teratur
oleh tatakelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat”.

Budaya kerja, merupakan sekumpulan pola perilaku yang melekat secara keseluruhan
pada diri setiap individu dalam sebuah organisasi. Membangun budaya berarti juga
meningkatkan dan mempertahankan sisi-sisi positif, serta berupayamembiasakan (habituating
process) pola perilaku tertentu agar tercipta suatu bentuk baru yang lebih baik.

2.2 Unsur – Unsur Budaya Kerja

Budaya kerja adalah berpijak dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa ataumasyarakat
Indonesia yang diolah sedemikian rupa menjadi nilai – nilai baru yang akan menjadi sikap dan
perilaku manajemen yang diharapkan dalam upayamenghadapi tantangan baru. Budaya kerja
tidak akan muncul begitu saja, akan tetapi harus diupayakan dengan sungguh – sungguh
melalui proses yang terkendali dengan melibatkan semua sumber daya manusia dalam
seperangkat sistem, alat – alat dan teknik – teknik pendukung. Budaya kerja akan menjadi
kenyataan melalui proses panjang, karena perubahan nilai – nilai lama menjadi nilai – nilai
baru akan memakan waktu untuk menjadi kebiasaan dan tak henti – hentinya terus melakukan
penyempurnaan dan perbaikan.

3
Menurut Taliziduhu Ndraha, budaya kerja dapat dibagi menjadi dua unsur, yaitu:

1. Sikap terhadap pekerjaan, yakni kesukaan akan kerja dibandingkan dengankegiatan


lain, seperti bersantai, atau semata-mata memperoleh kepuasandari kesibukan
pekerjaannya sendiri, atau merasa terpaksa melakukansesuatu hanya untuk
kelangsungan hidupnya.
2. Perilaku pada waktu bekerja, seperti rajin, berdedikasi, bertanggung jawab, berhati -
hati , teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dan kewajibannya,
suka membantu sesama pegawai, atau sebaliknya.

Budaya kerja merupakan suatu organisasi komitmen yang luas dalam upaya
untukmembangun sumber daya mnusia, proses kerja dan hasil kerja yang lebih baik.Untuk
mencapai tingkat kualitas yang makin baik tersebut diharapkan bersumber dari perilaku setiap
individu yang terkait dalam organisasi kerja itu sendiri. Setiap fungsi atau proses kerja
mempunyai perbedaan cara kerja, yang mengakibatkan berbeda nilai – nilai yang cocok untuk
diambil dalam kerangka kerja organisasi.Setiap nilai – nilai apa yang sepatutnya dimiliki oleh
pemimpin puncak dan pemimpin lainnya, bagaimana perilaku setiap orang akan
mempengaruhi kerja mereka.

Menurut Triguno unsur-unsur dalam budaya organisasi, antara lain:

1. Falsafah, berupa nilai-nilai luhur Pancasila, UUD 1945, agama, tradisi, danteknologi.
2. Kualitas, yakni dimensi yang meliputi performance, features, conformance,durability,
serviceability, aesthetics, perseived quality, value, responveness,humanity, security,
dan competency.
3. Nilai-nilai instrumen, yakni standar mutu, hubungan pemasok-pelanggan,orientasi
pencegahan, mutu dan setiap sumber, dan penyempurnaan terus-menerus.

2.3 Pengertian dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja


yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dankesehatan kerja. Perlindungan
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketentuan mengenai
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Keselamatan kerja sendiri merupakan aktivitas perlindungankaryawan secara
menyeluruh. Artinya perusahaan berusaha untuk menjaga jangan sampai karyawan mendapat
suatu kecelakaan pada saatmenjalankan aktivitasnya. Sedangkan kesehatan kerja adalah upaya
untukmenjaga agar karyawan tetap sehat selama bekerja. Artinya jangan sampai kondisi
lingkungan kerja akan membuat karyawan tidak sehat atau sakit.
Menurut Abdul Hakim keselamatan kerja meliputi perlindungankaryawan dari
kecelakaan ditempat kerja. Sedang yang dimaksud dengan tempat kerja adalah tiap ruangan
atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja tersebut bekerja,
atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha. Sedangkan, kesehatan kerja adalah
merujuk pada kebebasan karyawan dari penyakit baik secara fisikmaupun mental.

4
Sehingga sebenarnya pengguna istilah kecelakaan kerja adalah mengacu kepada masalah-
masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu,upaya untuk menerapkan prinsip-
prinsip keselamatan dan kesehatan kerjadi organisasi industri pada dasarnya adalah upaya
untuk mencegahterjadinya kecelakaan kerja.
Untuk menjaga agar keselamatan kerja karyawan terjaga danterjamin ada beberapa
komponen yang perlu dilakukan yaitu:
1. Tersedianya peralatan kerja yang memadai Perusahaan harus menyediakan peralatan
kerja yang disesuaikandengan jenis pekerjaan.
2. Perawatan peralatan secara terus menerus Peralatan kerja harus selalu digunakan pada
saatnya bekerja atau berada di ruangan tertentu. Peralatan kerja ini harus selalu
dipeliharaagar dapat digunakan setiap saat. Jangan sampai pada saat hendakdigunakan
terjadi kemacetan, sehingga membahayakan karyawan.
3. Kepatuhan karyawan Setiap karyawan atau yang terlibat baik langsung maupun tidak
langsung dengan pekerjaan atau di sekitar lokasi kerja wajib mematuhi aturan tentang
keselamatan kerja yang telah ditetapkan.
4. Prosedur kerja Karyawan harus mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan.
Pelanggaran terhadap prosedur kerja akan berakibat kepada kemungkinan terjadi
kecelakaan kerja.
5. Petunjuk kerja di setiap lokasi kerja Perusahaan harus membuat petunjuk atau rambu-
rambu kerja disetiap lokasi tertentu. Penepatan petunjuk atau rambu kerja harus
ditempat atau lokasi yang strategis, serta mudah dilihat.

Sedangkan dalam hal kesehatan kerja, Komponen yang perlu dilakukan adalah :

1. Kondisi udara di ruangan Kondisi udara di dalam ruangan haruslah disesuaikan dengan
kondisi yang seharusnya. Hal ini penting guna menjaga kesehatan karyawan, baik suhu
badan, hidung, mata ataupun lainnya. Kondisi udara ruangan yang tidak sesuai akan
mengakibatkan karyawan jatuh sakit.
2. Ventilasi ruangan Adanya alat untuk menjaga sirkulasi udara dalam suatu ruangan.
Ruangan yang tidak memiliki ventilasi udara akan menyebabkan sumpek dan
menimbulkan berbagai penyakit.
3. Kebisingan Untuk ruangan tertentu yang menggunakan mesin yang memiliki suara
yang keras dan menyebabkan kebisingan maka diperlukan alat peredam suara yang
mengatasinya. Kebisingan akan mengakibatkan telinga atau pendengaran karyawan
menjadi terganggu.
4. Penerangan atau cahaya Setiap ruangan harus memiliki penerangan yang cukup
sehingga tidak mengganggu pekerjaan. Kekurangan penerangan atau cahaya akan
mengganggu kesehatan karyawan.
5. Tersedianya pembuangan kotoran limbah Perusahaan harus menyediakan pembuangan
baik air, atau udarasehingga tidak mengganggu kesehatan karyawan, termasuk
kesehatan warga. Dalam hal ini perusahaan harus menyediakan peralatan pengolahan
limbah, terutama limbah yang berbahaya bagi kesehatan.

Oleh karena itu, perlu kesiapan terhadap komponen-komponen yang memengaruhi


keselamatan dan kesehatan kerja harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Termasuk faktor
kelalaian karyawan yang dapat mengakibatkan keselamatan kerjanya tidak terjamin. Jadi,

5
dalam hal ini faktor kepatuhan karyawan untuk mematuhi segala aturan yang telah dibuat, serta
sanksi yang perlu diberikan agar karyawan tetap patuh kepada perintah dan aturan perusahaan.

2.4 Faktor – Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berikut ini akan diuraikan faktor-faktor yang memengaruhi keselamatan kerja karyawan, yaitu:

1. Kelengkapan peralatan kerja


Kerja Peralatan keselamatan kerja yang lengkap sangat diperlukan.Artinya makin
lengkap peralatan keselamatan kerja yang dimiliki,maka keselamatan kerja makin baik.
2. Kualitas peralatan
Kerja Di samping lengkap peralatan kerja yang dimiliki juga harusdiperhatikan kualitas
dari perlengkapan keselamatan kerja. Kualitasdari peralatan keselamatan kerja akan
memengaruhi keselamatan kerjaitu sendiri. Guna meningkatkan kualitas perlengkapan
kerja, makadiperlukan pemeliharaan perlengkapan secara terus-menerus.
3. Kedisiplinan karyawan
Hal yang berkaitan dengan perilaku karyawan dalam menggunakan peralatan
keselamatan kerja. Karyawan yang kurang disiplin dalam menggunakan perlengkapan
keselematan kerja, maka keselamatan kerjanya makin tak terjamin. Penggunaan
perlengkapan kerja sebaiknya dilakukan pengawasan untuk menghindari, lupa dan
kelalaian karyawan.
4. Ketegasan pemimpin
Dalam hal ini ketegasan pimpinan dalam menerapkan aturan penggunaan peralatan
keselamatan kerja. Di mana pimpinan yang tegas akan memengaruhi karyawan untuk
menggunakan perlengkapan keselamatan kerja, demikian pula sebaliknya jika
pimpinannya tidak tegas, maka karyawan banyak yang bertindak masa bodoh,
akibatnya keselamatan kerjanya menjadi tidak terjamin.
5. Semangat kerja
Dengan peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka akan
memberikan semangat kerja yang tinggi. Demikian pula sebaliknya jika peralatan
keselamatan kerja tidak lengkap, tidak baik, dan tidak sempurna maka semangat kerja
karyawan juga akan turun. Dan faktor lainnya

Berikut ini akan diuraikan faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan kerja karyawan, yaitu:

1. Udara
Maksudnya adalah kondisi udara di tempat kerja harus dalam keadaan tenang dn
nyaman. Semisal di dalam ruangan yang tertutup dibutuhkan pendingin ruangan,
begitupun sebaliknya.
2. Cahaya
Kualitas cahaya juga sangat mempengaruhi kesehatan karyawan terutama kesehatan
mata.
3. Layout Ruangan

6
Tata letak ruangan perlu diperhatikan, semisal penempatan pembuangan sampah, toilet
dan semacamnya. Masih banyak lagi faktor faktor kesehatan kerja yang dapat
menghambat aktivisan pekerjaan.

2.5 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam praktiknya berikut ini tujuan dari program keselamatan dan kesehatan kerja yaitu:

1. Membuat karyawan merasa nyama Dengan dimilikinya prosedur kerja dan adanya
peralatan kerja yang memadai maka akan membuat karyawan merasa lebih aman
dannyaman dalam bekerja. Membuat karyawan merasa nyaman akan dapat
meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2. Memperlancar proses kerja Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja,
makakecelakaan kerja dapat diminimalkan. Kemudian dengan kesehatan kerja
karyawan yang terjamin baik secara fisik maupun mental, maka karyawan dapat
beraktivitas secara normal.
3. Agar karyawan berhati-hati dalam bekerja Karyawan dalam hal ini setiap melakukan
pekerjaannya sudah dengan paham dan mengerti akan aturan kerja yang telah
ditetapkan,sehingga karyawan akan lebih waspada dan berhati-hati dalam melakukan
aktivitasnya.
4. Mematuhi aturan dan rambu-rambu kerja Perusahaan akan memasang ramubu-rambu
kerja yang telah adadan di pasang di berbagai tempat sebagai tanda dan
peringatan.Penempatan rambu-rambu kerja harus mudah dilihat dan jelas tanpaada
hambatan atau halangan.
5. Tidak mengganggu proses kerja Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan
kerja diharapkan tindakan karyawan tidak akan mengganggu aktivitas karyawannya.
6. Menekan biaya Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja, maka
kecelakaan kerja dapat diminimalkan. Oleh karena itu, karyawan harus menggunakan
peralatan dan keamanan kerja. Imbasnya biaya kecelakaan kerja, menjadi relatif kecil
dan dapat diminimalkan,sehingga karyawan mengurangi biaya pengobatan dan
kesempatan kerja karyawan yang hilang.
7. Menghindari kecelakaan kerja Kepatuhan karyawan kepada aturan kerja termasuk
memerhatikan rambu-rambu kerja yang telah dipasang. Kemudian karyawan harus
menggunakan peralatan kerja dengan sebaik-baiknya sesuai aturan yang telah
ditetapkan, sehingga kecelakaan kerja dapat diminimalkan.
8. Menghindari tuntutan pihak-pihak tertentu Dengan adanya program keselamatan dan
kesehatan kerja ini makatuntutan karyawan akan keselamatan dan kesehatan kerja dapat
diminimalkan, karena karyawan sudah menyetujui terhadap aturanyang berlaku di
perusahaan tersebut, sehingga sudah tahu resiko yangakan dihadapinya.

7
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasaan Budaya Kerja, Budaya Kerja adalah kebiasaan yang
dilakukan berulang-ulang oleh pegawai dalamsuatu organisasi, pelanggaraan terhadap
kebiasaan ini memang tidak ada sangsi tegas, namun dari pelaku organisasi secara moral
telah menyepakati bahwakebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang harus ditaati dalam
rangka pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.
Budaya kerja yang terbentuk secara positif akan bermanfaat karena setiap anggota
dalam suatu organisasi membutuhkan sumbang saran, pendapat bahkan kritik yang bersifat
membangun dari ruang lingkup pekerjaaannya demi kemajuandi lembaga pendidikan
tersebut, namun budaya kerja akan berakibat buruk jika pegawai dalam suatu organisasi
mengeluarkan pendapat yang berbeda hal itudikarenakan adanya perbedaan setiap individu
dalam mengeluarkan pendapat,tenaga dan pikirannya, karena setiap individu mempunyai
kemampuan dan keahliannya sesuai bidangnya masing-masing.
Kesimpulan Dari pembahasan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Keselamatan kerja merupakan aktivitas perlindungan karyawan secaramenyeluruh.
Sedangkan kesehatan kerja adalah upaya untuk menjagaagar karyawan tetap sehat selama
berkerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja antara lain;kelengkapan dan
kualitas peralatan kerja, kedisiplinan karyawan,ketegasan pimpinan, semangat dan motivasi
kerja, pengawasan, sertaumur alat kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja antara lain; udara,cahaya,
kebisingan, aroma berbau, dan layout ruangan.
Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja antara lain; membuat karyawan merasa
aman, memperlancar proses kerja, agar karyawan berhati-hati dalam bekerja, mematuhi
aturan dan rambu-rambu kerja,tidak mengganggu proses kerja, menekan biaya,
menghindarikecelakaan kerja, serta menghindari tuntutan pihak-pihak tertentu.

3.2 Saran

Penulis Menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik serta saranyang sifatnya membangun agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38942099/MSDM_KESELAMATAN_DAN_KESEHATAN_KERJA
http://etheses.uin-malang.ac.id/1817/6/09410014_Bab_2.pdf
https://www.academia.edu/39150595/BUDAYA_KERJA
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan kelima, GajahMada University
Press, Yogyakarta, 2003, Halaman 65Triguno.

Anda mungkin juga menyukai