Anda di halaman 1dari 11

Al-Tamimi Kesmas

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health Sciences)


https://jurnal.stikes-alinsyirah.ac.id/index.php/kesmas
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
p-ISSN: 2338-2147
e-ISSN: 2654-6485

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PENGETAHUAN DAN
SIKAP ANAK USIA SEKOLAH DALAM KONSUMSI SAYUR

Sri Puastiningsih

(1)
Studi Pendidikan Ners/Fakultas, Keperawatan/Universitas Airlangga, Jalan
Mulyorejo, Kota Surabaya

ABSTRAK
[Times New Roman, Font 11, Cetak Tebal, dan rata tengah (Center)]
Kelompok anak usia sekolah perlu mendapatkan pemenuhan kecukupan zat gizi utamanya
dengan konsumsi sayur. Kenyataannya anak masih sulit untuk mengkonsumsi sayur dalam
jumlah yang memadai. Metode think pair share membuat anak akan berusaha berpikir, saling
merespon dan membantu dalam berdiskusi.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh penerapan pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair
share terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah dalam konsumsi sayur.
Kata kunci: Think Pair Share, Pengetahuan, Sikap, Anak Usia Sekolah,Konsumsi Sayur

ABSTRACT
Groups of elementary school-aged children need were still difficult to consume vegetables in
sufficient quantities when the children needs fulfillment of nutritional adequasy. Think pair
share method makes the children will try to think, respond to each other and help in the
discussion. The purpose of this study was to analyze the effect of health education with think
pair share model to knowledge and attitude of elementary school-age children in vegetable
consumption.
Keywords: Think Pair Share, Knowledge, Attitude, Elementary school-aged children,
Vegetable consumption.

PENDAHULUAN (Asy’ariyah 2015). Tidak hanya bagi


Sayur merupakan salah satu orang dewasa, mengkonsumsi sayur
makanan penting yang harus selalu sangat penting untuk dikonsumsi sejak
dikonsumsi setiap kali makan karena usia anak-anak. Apabila anak mengalami
merupakan salah satu syarat dalam kekurangan dalam mengkonsumsi
memenuhi menu gizi seimbang sayurakan menyebabkan tubuh
Page | 1
Al-Tamimi Kesmas / Vol. XX, No. X, Tahun XXXX

kekurangan nutrisi seperti protein, anak usia sekolah di Indonesia kurang


vitamin, mineral dan serat bagi tubuh, mengkonsumsi sayur, karena anak sering
anak juga beresiko menimbulkan mengalami fase sulit makan terutama
penyakit seperti resiko obesitas, dan susah makan sayur. Berdasarkan hasil
kekurangan gizi pada anak (Mak 2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Kelompok anak usia sekolah mengalami Departemen Kesehatan RI tahun 2013
proses pertumbuhan yang relatif pesat ditemukan rata-rata 93,5% dari
dan memerlukan zat gizi dalam jumlah penduduk Indonesia kurang
yang relatif besar sehingga perlu mengkonsumsi buah dan sayur.
mendapatkan pemenuhan kecukupan zat Berdasarkan observasi awal kepada
gizi (Wardlaw & Smith 2009). Pola siswa kelas 4 di Sekolah Dasar Islam
makan yang diterapkan pada usia anak- Kyai Haji Muhammad Noer / SDI KHM
anak akan mempengaruhi pola makan NOER Surabaya, dari 40 siswa 16
ketika dewasa sehingga membiasakan diantaranya tidak suka makan sayur.
anak untuk mengkonsumsi sayur sejak Sebanyak 15% yakni 6 siswa yang
dini sangatlah penting (Bestari 2014). menjawab salah ketika diminta
Pada kenyataannya anak masih sulit menjawab beberapa pertanyaan tentang
untuk mengkonsumsi sayur dalam manfaat mengkonsumsi sayur.Siswa-
jumlah yang memadai. Anak siswa juga mengungkapkan tiap kali
mengkonsumsi sayur rata-rata sebesar mereka makan, mereka akan
70,4g/hari dengan konsumsi sayur menyisihkan sayur dan membuangnya.
terendah 15g/hari dan konsumsi sayur Sesuai dengan penelitian yang telah
tertinggi 148g/hari (Nutrition dilakukan Putriana(2010)
Information Centre 2013). Prevalensi ini mengungkapkan bahwa konsumsi sayur
dapat berakibat buruk bagi tumbuh pada anak usia sekolah tergolong rendah
kembang anak. Anak dapat mempunyai yaitu sekitar 90% anak usia sekolah
peluang besar untuk menderita kurang mengkonsumsi sayuran dan buah <3
gizi karena makanan yang dikonsumsi porsi/hari. Proporsi yang cukup besar
dalam jumlah sedikit (Fitriani 2009). pada anak di dunia yang tidak memenuhi
Sebuah penelitian oleh The Gateshead rekomendasi World Health Organization
Millenium Baby Study pada tahun 2006 (WHO) dalam konsumsi sayur dan buah,
di Inggris menyebutkan 20% orangtua yakni setidaknya 400 gram/hari atau
melaporkan anaknya mengalami masalah sebanyak 3-5 porsi sehari. Kebutuhan
makan, dengan prevalensi tertinggi anak sayur yangdianjurkan WHO yakni 150–
hanya mau makan makanan tertentu 200 gram setara 1–2 mangkuk sehari
(Wright 2007). (Krolner 2011). Penyebabnya karena
Menurut Food and Agriculture anak memilih-milih makanan yang
Organization (FAO) pada tahun 2010 disukainya, hanya mau makan makanan
hanya 63,3% anak usia sekolah dasar di tertentu saja dan cenderung menghindari
Indonesia yang mengkonsumsi sayur. makan sayur (Carruth 2010).
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Faktor-faktor yang menyebabkan
(SUSENAS 2014) didapatkan 83,64% konsumsi sayur pada anak dipengaruhi

Page | 2
Al-Tamimi Kesmas / Vol. XX, No. X, Tahun XXXX

oleh karakteristik anak /individu, mampu dalam berpikir (think),


karakteristik orangtua dan karakteristik mengungkapkan pendapat secara
lingkungan. Anak lebih memilih berpasangan (pair), serta berbagi
makanan junk food yang mayoritas tidak pendapat (share) untuk memecahkan
menyediakan menu sayur (Fitriani suatu permasalahan dan mempelajari
2009). Orang tua memiliki peran materi dalam bentuk kerjasama antar
penting dalam memenuhi gizi seimbang anggota kelompok (Carss 2007). Model
pada anak. Dukungan orangtua dalam pembelajaran TPS ini memberikan
meningkatkan konsumsi sayur pada anak kesempatan kepada tiap siswa untuk
salah satunya dengan memberikan dan bekerja mandiri dan bekerjasama
menyiapkan menu sayur untuk bekal dengan orang lain. Keunggulan teknik
maupun makanan sehari-hari (Carruth ini adalah optimalisasi partisipasi siswa
2010). Pengetahuan anak tentang (Theobald 2011). Pendidikan kesehatan
pentingnya sayur perlu ditingkatkan agar dengan metode TPS ini cocok digunakan
terbentuk kebiasaan mengkonsumsi untuk anak usia sekolah karena anak
sayur(Nurmasita 2014). akan berusaha berpikir, saling merespon
Menurut hasil penelitian dan membantu dalam berdiskusi (Arini
Nurmahmudah (2015) peran pendidikan 2015). Metode pembelajaran ini
kesehatan sangat berpengaruh pada digunakan oleh peneliti karena
peningkatan pengetahuan anak tentang berdasarkan penelitian yang dilakukan
sayur, terlebih jika menggunakan media oleh Santi (2013), TPS ini efektif untuk
belajar untuk memberikan pemahaman meningkatkan pemahaman dan keaktifan
yang baik untuk anak, disesuaikan anak usia sekolah dasar dalam
dengan tahapan umur anak. berdiskusi. Kelemahan model
Permasalahannya jika anak memasuki pembelajaran ini membutuhkan waktu
usia sekolah, anak mulai mendapat yang lama, karena siswa membutuhkan
pengaruhdari lingkungan luar, seperti waktu tambahan untuk memahami dan
guru, teman sebaya dan orang lain mengubah suatu kebiasaan/ tindakan
disekolah, dan juga adanya pengaruh (Rahayu 2012). Siswa merasa kesulitan
dari media, ini akan memberikan tersendiri untuk memahami suatu
dampak penurunan tingkat kesukaan konsep sehingga membutuhkan proses
konsumsisayur pada anak(Aulia 2014). dalam pelurusan konsep oleh fasilitator
Menurut Notoamodjo (2007), (Lie 2007). Namun model pembelajaran
peningkatan pengetahuan sangat TPS ini siswa dilatih bernalar dan
diperlukan demi tercapainya derajat berpikir serta diharapkan siswa mampu
kesehatan yang lebih baik, semakin meningkatkan pengetahuan dan
tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki mengubah kecenderungan anak (sikap)
seseorang maka akan lebih mudah anak untuk memilih perilaku mengkonsumsi
untuk berperilaku hidup sehat. Model sayur.
pembelajaran kooperatif think pair share Berdasarkan latar belakang
(TPS) ini merupakan metode tersebut maka perlu dilakukan penelitian
pembelajaran yang bertujuan siswa guna mempelajari pengaruh pendidikan

Page | 3
Al-Tamimi Kesmas / Vol. XX, No. X, Tahun XXXX

kesehatan dengan model pembelajaran SDI KHM Noer belum memiliki UKS,
think pair share terhadap pengetahuan apabila ada siswa mengalami sakit di
dan sikap anak usia sekolah dalam istirahatkan di ruang guru atau musholla.
SDI KHM Noer Surabaya jarang
konsumsi sayur untuk tercapainya
mendapatkan pendidikan kesehatan dari
derajat kesehatan yang optimal bagi puskesmas sebelumnya mengenai nutrisi
anak. / gizi tentang konsumsi sayur, begitu
juga dengan media pendidikan kesehatan
METODE belum terpajang di sekolah ini seperti
Penelitian ini menggunakan poster, leaflet atau brosur di dinding
desain penelitian pra-eksperimental mading sekolah. SDI KHM Noer juga
(one- group pra-post test design). tidak memiliki kantin sekolah, biasanya
Populasi dalam penelitia ini adalah siswa anak-anak membeli jajan di pedagang
kelas IV di SDI KHM Noer Surabaya. luar sekolah, jenis makanan yang dijual
Pengambilan sampel dengan tehnik total juga mengandung tinggi kalori dan
sampling. Responden dalam penelitian kurang terjaga kebersihannya. Anak-
ini sejumlah 40 responden. Variabel anak cenderung tidak membawa bekal
independen dalam penelitian ini adalah dari rumah sehingga mereka membeli
pendidikan kesehatan dengan model jajanan di lapak pedagang di luar
pembelajaran think pair share. Variabel sekolah. Keadaan ini membuat siswa
dependen dalam penelitian ini adalah membeli makanan yang tidak sehat dan
pengetahuan dan sikap. Pengumpulan kurang gizi di sekolah, padahal anak
data menggunakan kuesioner. Data pada usia sekolah memerlukan asupan
dianalisa menggunakan uji statistik gizi yang sehat dan optimal.
Wilcoxon Sign Rank Test untuk Data demografi responden
pengetahuan dan sikap dengan Data demografi responden ini
signifikansi α≤0,05. menguraikan tentang karakteristik
responden meliputi: urutan anak dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN keluarga, jenis kelamin, umur anak,
infomasi mengenai pentingnya konsumsi
Gambaran umum lokasi penelitian
sayur, sumber informasi dan pengalaman
SDI KHM Noer adalah salah satu
responden mendapatkan pendidikan
sekolah dasar yang berlokasi di Jalan
kesehatan.
Kedung Mangu Masjid no.28 Kelurahan
Sampel yang digunakan pada
Sidotopo Wetan, Kecamatan Kenjeran
penelitian ini adalah siswa kelas 4 di SDI
Kota Surabaya Jawa Timur. Bangunan
KHM Noer sebanyak 40 siswa. Siswa
SDI ini terletak satu gedung dengan MTs
yang memenuhi syarat sebagai sampel
KHM Noer, untuk bangunan SDI terdiri
penelitian sebanyak 40 siswa.
dari 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang
Penetapan responden dilakukan
laboratorium komputer, 1 ruang kepala
dengan teknik purposive sampling.
sekolah dan 1 musholla. Jumlah siswa
Karakteristik responden dapat dilihat
SDIKHM Noer adalah 235 dengan
pada tabel 5.1: Tabel 5.1 Distribusi data
jumlah siswa kelas 4 pada tahun ajaran
responden di SDI KHM Noer pada bulan
2016/2017 berjumlah 40 siswa yang
Juni 2017.
terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 19
n Karakteristik n %
siswa perempuan. Kegiatan belajar
o responden
mengajar dimulai pada pukul 07.00 WIB
1 umur
dan berakhir pada pukul 11.30 WIB
10 14 35%
dengan waktu istirahat pukul 09.00 WIB.

Page | 4
Al-Tamimi Kesmas / Vol. XX, No. X, Tahun XXXX

11 26 65% pentingnya konsumsi sayur. Ada juga


Total 40 100% beberapa responden yang tidak pernah
2 Jenis kelamin mendapatkan informasi mengenai
Laki-laki 21 52,5 pentingnya konsumsi sayur. Sebagian
% besar responden mendapat informasi
Perempuan 19 47,5 mengenai pentingnya konsumsi sayur
% melalui guru sekolah, sedangkan
Total 40 100% sebagian kecil responden mendapat
3 Urutan anak dalam informasi mengenai pentingnya
keluarga konsumsi sayur melalui media (TV,
1 14 35% radio, koran). Berdasarkan tabel 5.1
2 10 25% menunjukkan bahwa sebagian besar
3 6 15% responden sebelumnya tidak pernah
4 4 10% mendapatkan pendidikan kesehatan atau
5 6 15% penyuluhan mengenai pentingnya
Total 40 100% konsumsi sayur sedangkan sebagian
4 Pengalaman kecil reponden pernah mendapatkan
mendapat informasi pendidikan kesehatan atau penyuluhan
pentingnya mengenai pentingnya konsumsi sayur.
konsumsi sayur Variabel yang diukur
Pernah 31 77,5
% Bagian ini menyajikan hasil penelitian
Tidak pernah 9 22,55 yang menunjukkan pengaruh pendidikan
Total 40 100% kesehatan dengan model pembelajaran
5 Sumber informasi think pair share terhadap pengetahuan
Orang tua 20 405 dan sikap anak dalam konsumsi sayur di
Guru sekolah 23 46% SDI KHM Noer Surabaya.
Media 7 14% Pengetahuan tentang konsumsi sayur
Total 50 100% sebelum dan sesudah diberikan
6 Pengalaman pendidikan kesehatan dengan model
mendapat pembelajaran think pair share.
penyuluhan/pendidi
kan kesehatan Tabel 5.2 Pengetahuan tentang
Pernah 16 40% konsumsi sayur sebelum dan sesudah
Tidak pernah 24 60% diberikan pendidikan kesehatan dengan
Total 40 100% model pembelajaran think pair sharedi
SDI KHM Noer Surabaya pada bulan
Data demografi responden yang Juni 2017
ditujukan pada tabel 5.1 menunjukkan
kategori Sebelum Sesudah
umur responden sebagian besar anak
berusia 11 tahun dan sebagian kecil anak n % n %
berusia 10 tahun. Sebagian besar Baik 1 2,5% 33 82,5%
responden adalah laki-laki yaitu 21 anak Cukup 17 42,5% 7 17,5%
dan jumlah responden perempuan 19 Kurang 22 55% 0 0%
anak. Sebagian besar responden adalah Total 40 100% 40 100%
anak pertama dan sebagian kecil adalah Welcome sign rank test p=0,000
anak ke-4. Mayoritas responden pernah
mendapatkan infomasi mengenai

Page | 5
Al-Tamimi Kesmas / Vol. XX, No. X, Tahun XXXX

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan dengan sikap positif 20 responden dan


bahwa mayoritas responden memiliki sikap negatif sebanyak 20 responden.
pengetahuan yang meningkat setelah Mayoritas responden menunjukkan
diberikan intervensi pendidikan peningkatan sikap. Responden setelah
kesehatan pentingnya konsumsi sayur diberikan intervensi yang bersikap
dengan model pembelajaran think pair positif sebanyak 24 responden,
share. Sebagian besar responden berada sedangkan yang bersikap negatif
dalam kategori baik setelah intervensi. sebanyak 16 responden. Hasil uji
Pengetahuan meningkat menjadi 33 statistik wilcoxon sign rank test nilai sig
responden berpengetahuan baik dan 7 (2-tailed) menunjukkan ada perbedaan
responden berpengetahuan cukup. Hasil hasil sikap sebelum dan sesudah nilai
uji statistik wilcoxon sign rank test nilai signifikasi p= 0,000 yaitu p ≤ 0,05. H1
sig (2-tailed) menunjukkan ada diterima yaitu ada pengaruh pendidikan
perbedaan tingkat pengetahuan sebelum kesehatan dengan model pembelajaran
dan sesudah dengan nilai signifikasi p= think pair share terhadap sikap anak usia
0,000 yaitu p ≤ 0,05. H1 diterima yaitu sekolah dalam konsumsi sayur.
ada pengaruh pendidikan kesehatan
dengan model pembelajaran think pair Analisis pengaruh pendidikan
share terhadap pengetahuan anak usia kesehatan dengan model
pembelajaran think pair share
sekolah dalam konsumsi sayur.
terhadap pengetahuan anak dalam
Sikap tentang konsumsi sayur sebelum konsumsi sayur
dan sesudah diberikan pendidikan Pengetahuan seseorang
kesehatan dengan model pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor,
think pair share. diantaranya
Tabel 5.3Sikap tentang konsumsi sayur umur, pendidikan, pekerjaan, minat,
sebelum dan sesudah diberikan pengalaman, kebudayaan dan informasi
(Mubarak 2009). Peningkatan
pendidikan kesehatan dengan model
pengetahuan pada 35 responden
pembelajaran think pair share di SDI merupakan hasil setelah dilakukan
KHM Noer Surabaya pada bulan Juni intervensi pendidikan kesehatan dengan
2017. model pembelajaran think pair share.
Kategori Sebelum Sesudah Penelitian sebelumnya menyebutkan
n % n % bahwa model pembelajaran TPS
Positif 20 50% 24 60% mengajak siswa untuk bekerja secara
Negatif 20 50% 26 40% mandiri maupun kelompok melalui
Total 40 100% 40 100% pendekatan struktural yang menekankan
Welcome dign rank test p=0,000 pada struktur yang dirancang untuk
Berdasarkan tabel 5.3 mempengaruhi pola berpikir dan
berinteraksi siswa (Nurjanah 2010).
menunjukkan bahwa sebelum diberikan
Responden yang memiliki
pendidikan kesehatan pentingnya pengetahuan baik adalah responden yang
konsumsi sayur dengan model mampu menjawab dengan benar 15-20
pembelajaran think pair share, soal. Responden yang memiliki
responden memiliki sikap yang sama pengetahuan cukup adalah responden
yang mampu menjawab dengan benar

Page | 6
Al-Tamimi Kesmas / Vol. XX, No. X, Tahun XXXX

11-14 soal. Responden yang memiliki memposes informasi dan komunikasi


pengetahuan kurang adalah responden serta mengembangkan kemampuan
yang mampu menjawab dengan benar berpikir (Bamiro 2015). Penelitian
<10 soal. Sebanyak 35 responden menunjukkan bahwa model
mengalami peningkatan nilai pembelajaran TPS membantu siswa
pengetahuan, 5 responden tidak dalam mengembangkan pemahaman
mengalami perubahan nilai, dan tidak ada konseptual, informasi, penarikan
responden yang mengalami penurunan kesimpulan dan membantu untuk
nilai. membentuk pendapat serta menganggap
Pada responden sebelum sudut pandang oranglain (Theobald
diberikan intervensi, responden banyak 2011).
menjawab salah pada item soal Pengetahuan yang meningkat
mengenai kandungan gizi pada sayur dan akan menambah pemahaman anak dalam
dampak kekurangan makan sayur, perilaku konsumsi sayur dengan baik
Sebanyak 31 responden menjawab salah dan sehat. Hal ini didukung oleh
pada item soal dampak makan sayur. Hal penelitian sebelumnya yang dilakukan
ini dikarenakan soal yang bersifat oleh (Anggraeni 2017) bahwa
teoritis, responden belum mengetahui pengetahuan yang baik dapat mengubah
apa saja kandungan gizi pada sayur dan perilaku anak dalam mengonsumsi sayur
dampak kekurangan makan sayur bagi dan buah. Model pembelajaran TPS ini
tubuh, sehingga responden merasa membuat pengetahuan siswa meningkat
kesulitan menjawab item soal tersebut. karena mengajak siswa untuk berperan
Setelah diberikan intervensi dari 31 aktif, menghargai pendapat orang lain
responden yang menjawab salah pada dan mencoba untuk berpikir
item soal dampak kurang makan sayur, menyelesaikan suatu permasalahan
25 responden menjawab benar item soal (Gloiani 2009). Model pembelajaran
tersebut. Hasil tersebut menunjukkan TPS ini mengajak siswa untuk aktif dan
bahwa responden telah memperoleh kooperatif dalam partisipasi dan kerja
pendidikan kesehatan yang diberikan sama dalam kelompok pembelajaran.
dengan baik. Hasil analisis statistik Siswa memiliki motivasi yang tinggi
untuk variabel pengetahuan karena didorong dari rekan sebaya, siswa
menggunakan uji wilcoxon signed rank dituntut untuk sikap tolong menolong
test menunjukkan adanya pengaruh dalam perilaku sosial (Santi 2013). Hal
yang signifikan setelah dilakukan ini juga dikuatkan oleh penelitian
intervensi, dengan sig (2- tailed) nilai Rahayu (2012) yang menyimpulkan
signifikasi p= 0,000 yaitu p ≤ 0,05 siswa turut aktif mengemukakan
artinya H1 diterima yang artinya terjadi pendapatnya dengan cara menghargai
peningkatan pengetahuan pada pendapat orang, saling mengoreksi
responden setelah dilakukan intervensi kesalahan, dan saling membetulkan satu
pendidikan kesehatan dengan model sama lainnya. Model pembelajaran TPS
pembelajaran think pair share. melibatkan seluruh siswa di dalam kelas
Mayoritas responden memiliki yang dengan cepat dan mudah
pengetahuan yang meningkat dalam diimplementasikan kepada siswa (Lubis
kategori baik setelah dilakukan 2012).
intervensi pendidikan kesehatan dengan Meskipun kelompok responden
model pembelajaran think pair share. telah diberikan suatu intervensi berupa
Model pembelajaran TPS ini pendidikan kesehatan dengan model
mengajak siswa lebih mampu pembelajaran TPS masih saja ditemukan

Page | 7
Al-Tamimi Kesmas / Vol. XX, No. X, Tahun XXXX

5 responden yang tidak mengalami pelaksanaan pembelajaran ini pada bulan


perubahan nilai atau tetap. Hal ini puasa, sehingga tidak bisa mengubah
disebabkan beberapa faktor diantaranya kategori pengetahuan responden dari
(1) faktor internal seseorang, yaitu faktor cukup menjadi baik.
yang ada dalam diri individu misalnya
intelegensia, minat dan juga kondisi Analisis pengaruh pendidikan
fisik, (2) faktor eksternal, yaitu faktor kesehatan dengan model pembelajaran
yang berasal dari luar individu itu
sendiri misalnya keluarga, masyarakat think pair share terhadap sikap anak
dan juga sarana, dan (3) faktor dalam konsumsi sayur
pendekatan belajar yaitu faktor upaya Sebelum diberikan pendidikan
belajar seseorang terhadap suatu inovasi kesehatan dengan model pembelajaran
misalnya strategi dan metode TPS, responden memiliki sikap positif
pembelajaran (Nursalam 2008). dan negatif. Hasil pre-test menunjukkan
Terjadinya pengetahuan yang tetap pada nilai sama yaitu sebanyak 20 responden
responden disebabkan faktor internal dan memiliki sikap positif dan 20 responden
faktor eksternal. Responden (P5, P12, memiliki sikap negatif. Responden yang
P23 dan P28) dilihat dari data memiliki sikap negatif beberapa
didapatkan tidak penah mendapatkan diantaranya tidak pernah mendapatkan
pendidikan kesehatan/ penyuluhan informasi mengenai perilaku konsumsi
sebelumnya mengenai perilaku konsumsi sayur. Hal tersebut didukung dengan
sayur. Penyebab pengetahuan kurang teori yang menyatakan bahwa infomasi
dan cukup mengenai pentingnya yang didapat dari media massa dan
konsumsi sayur pada anak disebabkan lembaga pendidikan dapat mengarahkan
karena media informasi. Fakta ini pendapat seseorang sehingga dapat
didukung oleh teori Green (1991) memberikan landasan kognitif bagi
menyebut bahwa kurangnya sarana dan terbentuknya sikap yang positif (Cahyani
prasarana dalam hal ini adalah informasi 2013). Informasi yang pernah didapatkan
ataupun pendidikan kesehatan dapat oleh seseorang bisa mempengaruhi sikap
mempengaruhi tingkat pengetahuan anak seseorang agar menjadi positif (Hariani
yang belum masuk dalam kategori baik. 2011). Hal ini didukung penelitian
Data post test menunjukkan sebelumnya yang dilakukan oleh
bahwa masih ada 7 responden yang Prajawati (2014), bahwa setelah
memiliki pengetahuan cukup. diberikan pendidikan kesehatan,
Responden nomor P20 dan P25 beberapa responden dengan sikap yang
berpengetahuan cukup karena mengalami sebelumnya negatif berubah menjadi
peningkatan pengetahuan dari kategori positif.
yang kurang. Responden nomor P5, Tahapan pembentukan sikap
P12, P23, P28 memiliki kateori yang akan mengubah sikap seseorang dari
sama / tetap yaitu kategori cukup. Hal negatif menjadi positif (Wepiyanti
ini menunjukkan bahwa ada informasi 2015). Setelah pendidikan kesehatan
yang dapat diserap ketika pendidikan dengan model pembelajaran think pair
kesehatan model pembelajaran TPS share, semua item soal dapat dijawab
berlangsung, akan tetapi informasi yang dengan baik oleh responden , sedangkan
diterima tidak bisa optimal karena item soal yang dijawab paling rendah
kemampuan responden dalam yaitu soal mengenai sikap anak dalam
memfokuskan perhatian dan menerima mengelolah kandungan gizi sayur dan
informasi yang disebabkan waktu mengonsumsi sayur dengan benar. Item

Page | 8
Al-Tamimi Kesmas / Vol. XX, No. X, Tahun XXXX

soal tersebut adalah termasuk soal dalam kooperatif, suatu metode yang
kategori tingkatan responsible. memungkinkan seluruh siswa dapat aktif
Responsible adalah tingkatan paling dalam pembelajaran (Gloiani 2009).
tinggi untuk membentuk sikap positif Tiap individu memiliki waktu untuk
sehingga membutuhkan intensitas berpikir kemudian berpasangan untuk
pendidikan kesehatan yang sering (Lie mendiskusikan masalah yang diberikan,
2007). dan mempresentasikan hasil diskusi di
Setelah dilakukan intervensi kelas (Lie 2007). Hal ini sesuai dengan
yakni pendidikan kesehatan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arini
model pembelajaran think pair share (2015) yang menjelaskan bahwa seluruh
menunjukkan 24 responden memiliki siswa dapat berpikir kritis dan berusaha
sikap positif. Sikap positif ini untuk memecahkan masalah dan
ditunjukkan oleh hasil nilai responden T menghargai pendapat orang lain. Hal ini
> T mean (Azwar 2008). Sebanyak 16 bisa efektif dalam mengembangkan
responden memiliki sikap negatif dengan sikap positif tiap individu untuk berpikir
ditunjukkan nilairesponden T < T mean. mandiri dan saling kerjasama dalam
Perbedaan sikap responden pada kelompok (Bamiro 2015). Perubahan
pre-test dan post- test melalui uji sikap yang terjadi dikarenakan responden
wilcoxon signed rank test didapatkan menerima materi, merespon materi
hasil bahwa p=0,000 dimana p≤ 0,05 dengan tanggapan yang berasal dari
yang berarti H1 diterima yaitu ada pasangan kelompok lain, mendiskusikan
pengaruh pendidikan kesehatan dengan bersama dari studi kasus yang diberikan,
model pembelajaran think pair share selanjutnya responden menghargai
terhadap sikap anak usia sekolah dalam bahwa materi yang disampaikan bernilai
konsumsi sayur di SDI KHM Noer positif (Dejestiya 2016).
Surabaya. Hubungan ini menunjukkan Terdapat tiga komponen yang
bahwa intervensi yang diberikan peneliti membentuk struktur sikap, diantaranya
efektif terhadap peningkatan sikap yaitu: (1) komponen kognitif (komponen
siswa dengan hasil signifikan. perceptual) yaitu berisi kepercayaan
Peningkatan sikap yang yang berhubungan dengan persepsi
didapatkan saat post tes yaitu 12 individu tehadap objek sikap dengan apa
responden meningkat 30% dari kategori yang dilihat dan diketahui, pandangan
sikap negatif menjadi positif. keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi,
Peningkatan ini sesuai dengan teori yang kebutuhan emosional dan infomasi dari
dijelaskan oleh Green (1991) yang orang lain; (2) komponen afektif
menyebutkan bahwa dengan pemberian (komponen emosional) adalah
pendidikan kesehatan dapat merubah komponen yang menunjukkan dimensi
faktor predisposisi, salah satu fakor emosional subjektif individu terhadap
predisposisi adalah sikap seseorang. objek sikap, baik bersifat positif maupun
Adanya pendidikan kesehatan negatif; (3) komponen konatif
menggunakan model pembelajaran TPS (komponen perilaku) yaitu komponen ini
menyebabkan informasi yang diserap merupakan predisposisi atau
oleh anak dapat mengubah pola pikir kecenderungan bertindak terhadap objek
yang negatif menjadi positif (Rahayu sikap yang dihadapinya(Maulana 2009).
2012). Meskipun sudah dilakukan
Model pembelajaran think pair intervensi berupa pendidikan kesehatan
shareyang digunakan dalam penelitian dengan model pembelajaran TPS, masih
ini menggunakan metode pembelajaran ditemukan hasil post-test menunjukkan 7

Page | 9
Al-Tamimi Kesmas / Vol. XX, No. X, Tahun XXXX

responden mengalami penurunan dan Surabaya Kelurahan Sidotopo Wetan


21 responden tidak memiliki Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya
perubahan sikap secara signifikan. Hasil pada tanggal 15 Juni sampai dengan 17
analisis menunjukkan bahwa apabila Juni 2017, maka disimpulkan:
dihubungkan Pendidikan kesehatan dengan model
dengan pengetahuan, maka ada pembelajaran think pair share dapat
responden yang memiliki sikap negatif meningkatkan pengetahuan anak usia
namun memiliki pengetahuan baik, ada sekolah terhadap konsumsi sayur di SDI
pula yang memiliki sikap negatif namun KHM NOER Surabaya. Setelah
memiliki pengetahuan yang cukup. diberikan pendidikan kesehatan dengan
Faktor-faktor yang mempengaruhi model pembelajaran think pair share,
pembentukan sikap adalah pengalaman mayoritas responden memiliki
pribadi, kebudayaan, orang lain yang pengetahuan yang meningkat dengan
dianggap penting, media massa, institusi kategori baik.
atau lembaga, serta faktor emosi dari Pendidikan kesehatan dengan
individu (Azwar 2008). model pembelajaran think pair share
Menurut Azwar (2008), dapat mengubah sikap anak usia sekolah
Pengetahuan responden dengan kategori menjadi sikap yang positif terhadap
cukup akan menimbulkan respon yang konsumsi sayur di SDI KHM NOER
kurang maksimal sehingga keyakinan Surabaya. Pada penelitian ini
untuk bersikap kurang ada penguatan menunjukkan data bahwa pengetahuan
yang mendasar. Pengetahuan responden yang baik belum tentu diiringi sikap
dalam kategori baik menimbulkan yang positif. Hal ini bisa terjadi karena
respon meskipun memiliki pengetahuan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
yang baik namun faktor afektif maupun sikap seperti pengalaman individu,
konatifnya mungkin bersikap kurang pengaruh orang lain dan faktor
(Dhian 2009). Selain itu tetapnya emosional.
pembentukan sikap responden setelah Pendidikan kesehatan dengan
intervensi diberikan belum adanya model pembelajaran think pair
keyakinan terhadap materi pendidikan sharedapat meningkatkan pengetahuan
kesehatan yang diberikan, atau faktor anak di SDI KHM NOER Surabaya
emosional dari responden yang tidak dalam perilaku konsumsi sayur karena
mendukung saat berlangsungnya dalam model pembelajaran TPS
pendidikan kesehatan karena intervensi mengajak siswa untuk berperan aktif
dilakukan pada sela-sela kegiatan dalam memecahkan suatu permasalahan
sekolah dan disaat bulan ramadhan. dan berpikir kritis sehingga anak mampu
Faktor lain yang mungkin berpengaruh mengingat materi yang diberikan.
adalah pendidikan kesehatan yang Pendidikan kesehatan dengan model
berlangsung dalam waktu relatif singkat pembelajaran think pair sharedapat
belum dapat meningkatkan sikap secara meningkatkan sikap anak di SDI KHM
signifikan karena proses pembentukan Noer Surabaya dalam perilaku konsumsi
sikap memerlukan waktu yang cukup sayur karena model pembelajaran TPS
lama (Cooke 2008) menuntut anak untuk menghargai
pendapat orang lain dan menghargai
oranglain yang sedang mengutarakan
SIMPULAN pendapat. Menghargai orang lain akan
Berdasarkan hasil penelitian yang memunculkan sikap positif dari masing-
telah dilakukan di SDI KHM Noer masing anak.

Page | 10
Al-Tamimi Kesmas / Vol. XX, No. X, Tahun XXXX

Bamiro, A,O,. 2015. Effects of Guided


Discovery and ThinkPair-Share
DAFTAR PUSTAKA Strategies on Secondary School
Almatsier, S., 2004. Prinsip Dasar Ilmu Students’ Achievement in Chemistry,
Gizi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Scopus, 5, p.1-7,
(https://www.scopus.com/record/display.
Anggraeni,A, Sukartini, & Kristiawati., uri?eid=2-s2.0-
2017. Consumpion of Fruit and 84927725537&origin=resultslist&sort=p
Vegetable with Risk of Obesity in lf-
School-Age Children. Jurnal Ners, 12, f&src=s&st1=Think+Pair+Share+&st2=
p.27-32, (http://e- &sid=04cab5b37a17423892f486917
journal.unair.ac.id/index.php/JNERS/arti 22ad54b&sot=b&sdt=b&sl=32&s=TITL
cle/view/3448/pdf_1) E-ABS-
Arends, R., 2004. Classroom Instruction KEY%28Think+Pair+Share+%29&relpo
and Management, New York: Mc. Grow s=19&citeCnt=0&searchTerm=)
Hill Book Co. Bestari, G.C., 2014. Pengaruh Edukasi
Arikunto, 2009. Prosedur Penelitian Gizi Menggunakan Media Buku Cerita
Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Bergambar Terhadap Perubahan
Riena Cipta. Konsumsi Buah Dan Sayur Anak di
Arini, F., 2015. Pengaruh Pendidikan PAUD Cemara Semarang. Skripsi
Kesehatan Metode Pembelajaran Fakultas Kedokteran Universitas
Kooperatif Think Pair Share (TPS) Diponegoro.
Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Cahyani,T,. 2012. Pengaruh
Tindakan Anak dalam Pencegahan Pendidikan Kesehatan Dengan Media
Dengue Hemorraghic Fever (DHF). Gambar Berseri Terhadap Perilaku
Skripsi Fakultas Keperawatan Jajan Sehat Anak Usia Sekolah di
Universitas Airlangga. SDN Banjarsari 01 dan 02 Selorejo
Astawan, M., 2008. Khasiat Warna- Blitar. Skripsi Universitas Airlangga
Warni Makanan, Jakarta: Gramedia Carruth, BR, et all, 2010. Prevalence Of
Pustaka Utama. Picky Eaters Among Infants And
Asy’ariyah, N., 2015. Storytelling Toddlers And Their Caregivers
Sebagai Upaya Meningkatkan Decisions About Offering a New Food.
KonsumsiSayur. Jurnal Journal of the American Dietetic
Pediomaternal, Assosiation
Universitas Airlangga, 3, .
p73-82,
(http://journal.unair.ac.id/storytelling-
sebagai-upaya-meningkatkan- konsumsi-
sayur-article-8460-media-130-category-
3.html)
Aulia, F., 2014. Menu Lezat Dan
Bergizi Tinggi Untuk Balita,
Yogyakarta: ElangPersada Media.
Azwar, S., 2008. Sikap Manusia Teori
dan Pengukurannya 2nd ed., Jakarta:
EGC.

Page | 11

Anda mungkin juga menyukai