The description of dental and oral hygiene on the fourth grade students of state
primary school (SDN) 17/V Kuala Tungkal
ABSTRAK
Latar Belakang : Kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor lokal,
yang berpengaruh secara dominan dalam terjadinya berbagai penyakit gigi dan
mulut. Kerusakan gigi dan jaringan penyangga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah kebersihan gigi dan mulut yang buruk. Mulut dikatakan
bersih apabila bebas dari plak dan kalkulus. Untuk itu menilai kebersihan gigi dan
mulut seseorang dapat digunakan kriteria OHI-S (Oral Hygiene Indeks-Simplified)
dari Green dan Vermilion. Penilaian meliputi debris dan calculus pada gigi indeks.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebersihan gigi dan mulut
pada murid kelas IV SDN 17/V Kuala Tungkal.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
survei deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas IV. Sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan total sampling yang berjumlah 30 murid.
Data di peroleh dengan melakukan pemeriksaan debris indeks dan kalkulus indeks
.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria debris indeks pada murid
kelas IV SDN 17/V Kuala Tungkal dengan kriteria baik 40%, kriteria sedang 50%,
dan yang kriteria buruk 10%. Kalkulus indeks dengan kriteria baik 83,3%, kriteria
sedang 16,7%), dan kriteria buruk tidak ada. Kriteria OHI-S berdasarkan jenis
kelamin pada murid kelas IV yang berkriteria baik ditemukan pada perempuan
yaitu sebanyak 9 murid (52,9%) sedangkan pada laki-laki 9 murid (69,2%) yang
berkriteria sedang ditemukan pada perempuan sebanyak 7 murid (41,2%)
sedangkan pada laki-laki sebanyak 3 murid (23,1%) dan yang buruk pada murid
perempuan sebanyak 1 murid (5,9%) sedangkan pada murid laki-laki sebanyak 1
murid (7,7%).
Kata Kunci : Debris, Kalkulus, OHI-S
ABSTRACT
Background : Dental and oral hygiene is one of the local factors, the dominant
influence in the occurrence of a variety of dental and oral diseases. Teeth and
supporting tissue decay are influenced by several factors, one of them is when the
dental and oral hygiene is poor. The mouth is called clean when it is free of plaques
and calculus. The OHI-S (Oral-Hygiene Index Simplified) criteria of the Green and
Vermilion can be used to examine the person’s dental and oral hygiene. The
assessment includes debris and calculus on the index teeth. The purpose of the study
is to find out the description of dental and oral hygiene on the fouth grade students of
SDN 17/V Kuala Tungkal.
Methods : The type of research used in the study is a descriptive survey method. The
research populations are the fourth grade students. The technique used to take the
samplings in this research is a total sampling technique, 30 students. Data obtained
are by conducting the examination the debris index and calculus index.
Results : The results of the research showed that the debris index criteria on the
fourth grade students of SDN 17/V Kuala Tungkal with good criterion were 40%, on
the moderate criterion were 50%, and on poor criterion were 10%. Based on the
calculus index on good criterion were 83,3%, the moderate criterion were 16,7%, and
there was no on bad criterion. Based on the OHI-S criteria by gender on the fourth
grade female students on good criterion were 9 students (52,9%), while in male were
9 (69,2%). On moderate criterion, there were 7 female students (41,2%), while in
male found 3 students (23,1%) and poor criterion in female was 1 student (5,9%),
while the male there was 1 student (7,7%).
Keywords : Debris, Calculus, the OHI-S
PENDAHULUAN
gigi dan mulut. Pembangunan kesehatan gigi memiliki tujuan untuk mencapai
derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal, dalam pelaksanaan
layanan kesehatan dari paradigma sakit ke pradigma sehat, sejalan dengan visi
nasional yang antara lain mempunyai tujuan untuk mewujudkan bangsa yang maju
dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju
adalah bangsa yang mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, dengan mutu
kehidupan yang tinggi pula, serta mempunyai sikap kejiwaan yang menopang dan
dan kejuangan, yang ditunjukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas,
dan produktif, serta mempunyai daya juang yang tinggi (Depkes, 2004).
kebiasaan menyikat gigi setiap hari, pada waktu mandi pagi dan mandi sore
(93,8%) dan hanya sedikit yang melakukan sesuai anjuran pada saat setelah
makan pagi dan sebelum tidur malam dan presentase penduduk yang berperilaku
benar menggosok gigi masih rendah yaitu 2,3% (Depkes RI, 2013).
kriteria tertentu yang disebut Indeks. Indeks adalah angka yang menyatakan
keadaan klinis yang didapat pada waktu dilakukan pemeriksaan. Angka yang
menunjukan kebersihan gigi dan mulut ini adalah angka yang diperoleh
gigi dan mulut yang diperoleh berdasarkan penilaian yang subyektif misalnya baik,
cukup, sedang, kurang, kurang sekali agaknya kurang dapat diterima, karena
1989). Kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor lokal, yang
berpengaruh secara dominan dalam terjadinya berbagai penyakit gigi dan mulut.
Kerusakan gigi dan jaringan penyangga dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah kebersihan gigi dan mulut yang buruk. Mulut dikatakan bersih
apabila bebas dari plak dan kalkulus. Untuk itu menilai kebersihan gigi dan mulut
1987).
pemeriksaan OHI-S yang berkriteria baik pada murid perempuan yaitu sebanyak
21 murid (39%) sedangkan pada murid laki-laki sebanyak 14 murid (25%) yang
sedangkan pada murid laki-laki sebanyak 2 murid (4%) dan yang berkriteria
buruk pada murid perempuan sebanyak 1 murid (2%) sedangkan pada murid laki-
laki sebanyak 4 murid (7%). Berdasarkan hasil penelitian Mawuntu dkk (2015)
Kebersihan gigi dan mulut pada murid SDN 17/V Kuala Tungkal pada saat
melakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut terdapat banyak debris
pada murid kelas IV SDN 17/V Kuala Tungkal. Selain itu, setelah dilakukan
wawancara diketahui bahwa kegiatan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) tidak
ada di sekolah tersebut. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai gambaran kebersihan gigi dan mulut pada murid kelas IV
METODE
Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif yaitu untuk menjelaskan atau
Populasi dalam penelitian ini adalah pada murid kelas IV SDN 17/V Kuala
Tungkal yang berjumlah 30 orang dan pengambilan sampel ini adalah total
sampling dimana pengambilan sampel dengan mengambil seluruh populasi pada
dan mulut dengan menggunakan alat sonde dan kaca mulut. Data yang sudah
dikumpulkan diolah dengan secara manual dan hasilnya disajikan dalam bentuk
tabel.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian pada bulan Oktober 2020 pada murid kelas IV
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kriteria Debris Indeks dan Kalkulus Indeks Pada
Murid Kelas IV
SDN 17/V Kuala Tungkal Tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa kriteria debris indeks pada murid
kelas IV SDN 17/V Kuala Tungkal yang berkriteria baik sebanyak 12 murid (40%),
berkriteria sedang 15 murid (50%), dan yang berkriteria buruk sebanyak 3 murid
(10%) dan kriteria kalkulus indeks yang berkriteria baik sebanyak 25 murid
ada.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil OHI-S Pada Murid Kelas IV SDN 17/V
Kuala Tungkal Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2020
kelamin pada murid kelas IV SDN 17/V Kuala Tungkal yang berkriteria baik
ditemukan pada perempuan yaitu sebanyak 9 murid (52,9%) sedangkan pada laki-
dan yang buruk pada murid perempuan sebanyak 1 murid (5,9%) sedangkan pada
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa kriteria debris indeks pada murid
kelas IV SDN 17/V Kuala Tungkal yang berkriteria baik sebanyak 12 murid (40%),
berkriteria sedang 15 murid (50%), dan yang berkriteria buruk sebanyak 3 murid
(10%). Hal ini disebabkan oleh kebiasaan anak yang kurang baik dalam menjaga
kebersihan gigi dan mulut, serta kurang perhatiannya orang tua akan kebersihan
dan kesehatan gigi dan mulut anaknya. Debris adalah endapan lunak yang terjadi
bakteri dan bersih 5-30 menit setelah makan, tetapi ada kemungkinan sebagian
masih tertinggal pada permukaan gigi dan membran mukosa. Aliran saliva, aksi
mekanis dari lidah, pipi dan bibir serta bentuk dan susunan gigi rahang akan
debris makanan dari rongga mulut bervariasi menurut jenis makanan dan
Menurut Manson (cit. Putri, dkk., 2011) menyikat gigi sebaiknya dilakukan
2 kali sehari yaitu setiap kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam serta
gigi menurut (Sriyono, 2005) yaitu untuk menghilangkan dan membersihkan gigi
mengaplikasikan pasta gigi yang berisi suatu bahan khusus yang ditunjukkan
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa kriteria kalkulus indeks pada murid
kelas IV SDN 17/V Kuala Tungkal yang berkriteria baik sebanyak 25 murid
ada. Kalkulus adalah suatu endapan keras yang terletak pada permukaan gigi
dibiarkan lama dengan adanya zat-zat metabolisme akan bersifat basa, kalsium
yang ada dalam ludah akan mengendap pada lapisan plak terjadilah pengapuran
lapisan plak sehingga lapisan plak mengeras menjadi karang gigi. Menurut
penelitian Loe dkk (1965 cit. Putri dkk., 2011) menunjukkan bahwa gejala
gingivitis mulai terlihat 10-21 hari setelah prosedur pembersihan gigi dan mulut
dihentikan. Kalkulus selain keras juga mempunyai sifat kasar, sehingga
pembersihan rutin secara mandiri dengan sikat gigi, dan berkumur dengan teratur
dan benar. Perawatan yang dilakukan dokter gigi yaitu melakukan pembersihan
kelamin pada murid kelas IV SDN 17/V Kuala Tungkal yang berkriteria baik
ditemukan pada perempuan yaitu sebanyak 9 murid (52,9%) sedangkan pada laki-
dan yang buruk pada murid perempuan sebanyak 1 murid (5,9%) sedangkan pada
murid laki-laki sebanyak 1 murid (7,7%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Gopdianto (2015) bahwa status kebersihan mulut melalui pemeriksaan OHI-S yang
sedangkan pada murid laki-laki sebanyak 14 murid (25%) yang berkriteria sedang
pada murid perempuan yaitu sebanyak 13 murid (23%) sedangkan pada murid
laki-laki sebanyak 2 murid (4%) dan yang berkriteria buruk pada murid
murid (7%). Berdasarkan hasil penelitian Mawuntu dkk (2015) yang dilakukan di
SD Khatolik dengan jumlah siswa sebanyak 65 murid bahwa status OHI-S yang
Hasil penelitian OHI-S pada murid kelas IV SDN 17/V Kuala Tungkal
menunjukkan masih adanya murid yang tingkat kebersihan gigi dan mulutnya
berkeriteria buruk. Hal ini dapat disebabkan karena masih adanya kebiasaan murid
yang kurang baik dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Kebersihan gigi dan
mulut merupakan salah satu faktor lokal yang berpengaruh dalam terjadinya
berbagai penyakit gigi. Kerusakan gigi dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah kebersihan mulut yang buruk. Mulut dikatakan bersih apabila gigi
yang terdapat didalamnya bebas dari plak dan kalkulus (Nio, 1987).
KESIMPULAN
1. Kriteria debris indeks pada murid kelas IV SDN 17/V Kuala Tungkal yang
(50%), dan yang berkriteria buruk sebanyak 3 murid (10%) dan kriteria
2. Kriteria OHI-S berdasarkan jenis kelamin pada murid kelas IV SDN 17/V Kuala
pada laki-laki sebanyak 3 murid (23,1%) dan yang buruk pada murid
Depkes RI. (1995). Tata Cara Kerja Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Di
Puskesmas, Jakarta: Depkes.
Gopdianto, R., Rattu, A.J.M, Mariati, N.W. (2015) Status Kebersihan Mulut Dan
Perilaku Menyikat Gigi Anak Sd Negeri 1 Malalayang. Jurnal e-GiGi (eG),
Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015.
Kemenkes RI. (2012). Buku Panduan Kader Kesehatan Gigi Dan Mulut Di
Masyarakat, Jakarta: KemenkesRI.
Manson JD dan Eley, DM. (1993). Buku Ajar Periodontiti Edisi II, Jakatra:
Hipokrates.
Mawuntu, M.M., Pangemanan, D.H.C., & Mintjelungan, C. (2015). Gambaran Status
Kebersihan Mulut Siswa Sd Katolik St. Agustinus Kawangkoan. Jurnal e-
GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015.
Nio BK. (1987). Preventif Dentistry, Bandung: Seksi Pendidikan Kesehatan Gigi
Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia.
Pratiwi, D. (2007). Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari-hari, PT. Kompas Media
Nusantara, Jakarta.