PENDAHULUAN
DEFINISI
pemeriksaan
evaluasi
fungsi
menelan
menggunakan nasofaringoskop serat optik lentur.
dengan
INDIKASI
1. Riwayat disfagia faringeal
2. Kesulitan mengolah sekret oral
3. Kesulitan dalam mengkoordinasikan proses menelan dan bernapas.
4. Kualitas fokal yang abnormal disertai suspek disfagia
5. Fatig selama menelan
6. Globus pharyngeus
.Aplikasi FEES pada kelompok pasien dengan disfagia telah diketahui
dalam literatur (Langmore,2001). FEES dapat diaplikasikan pada
beberapa populasi berbeda, yakni pasien-pasien dengan kelainan
neurologis seperti stroke dan tumor di kepala serta post bedah kepala
leher.
KONTRAINDIKASI
KEUNTUNGAN
Non radiaktif
Portabel
Tidak memerlukan ruangan
khusus
Hasilnya dapat langsung
diketahui.
KELEMAHAN
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Persiapan penderita
Anamnesis lengkap dan cermat
Pemeriksaan THT rutin
Pemeriksaan darah tertutama penderita dengan kecurigaan
gangguan perdarahan.
Pemeriksaan tanda-tanda vital sesaat sebelum pemeriksaan.7
2. Anestesi
Anestesi dan atau dekongestan topikal digunakan untuk
mengurangi rasa tidak nyaman.
Pemakaian lubrikan (K-Y Jelly) di ujung endoskop dapat
memudahkan insersi endoskop.
TAHAP PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan sebelum pasien menelan (preswallowing
assesment) untuk menilai fungsi muscular dari oromotor
dan mengetahui kelainan fase oral.
2. Pemeriksaan langsung dengan memberikan berbagai
konsistensi makanan, dinilai kemampuan pasien dan
diketahui konsistensi apa yang paling aman untuk pasien.
3. Pemeriksaan terapi dengan mengaplikasikan berbagai
manuver dan posisi kepala untuk menilai apakah terdapat
peningkatan kemampuan menelan.
TEHNIK PEMERIKSAAN
1.FEES dilakukan di poliklinik atau ruang perawatan.
2.Pasien posisi duduk menghadap pemeriksa.
3.Endoskop dimasukkan ke dalam vestibulum nasi menelusuri dasar hidung,
ke arah velofaringeal masuk ke dalam orofaring.
4.Evaluasi laring dan supraglottis meliputi plika ariepiglotik, incisura
interaritenoid, plika vokalis dan plika ventrikularis, subglotik dan bagian
proksimal trakea.
5.Evaluasi pergerakan laring pada saat respirasi dan fonasi.
6.Evaluasi pengaturan secret
.Prosedur :
Evaluasi refleks adduktor laring terhadap rangsangan berupa pulsasi
udara yang diberikan melalui saluran khusus dalam endoskop
Evaluasi menelan makanan berwarna dengan berbagai konsistensi.7
EVALUASI PEMERIKSAAN
Sensitivititas pada daerah orofaring dan hipofaring yang sangat
berperan dalam terjadinya aspirasi.
Spillage (preswallowing leakage): masuknya makanan ke dalam
hipofaring sebelum refleks menelan mulai sehingga mudah terjadi
aspirasi.
Residu: menumpuknya sisa makanan pada daerah valekula, sinus
piriformis kanan dan kiri, poskrikoid dan dinding faring posterior
sehingga makanan tersebut akan mudah masuk ke jalan napas pada
saat proses menelan terjadi ataupun sesudah proses menelan.
Penetrasi: masuknya makanan ke vestibulum laring tetapi belum
melewati pita suara. Sehingga menyebabkan mudah masuknya
makanan ke jalan napas saat inhalasi.
Aspirasi: masuknya makanan ke jalan napas melewati pita suara yang
sangat berperan terhadap terjadinya komplikasi paru.
KOMPLIKASI
1. Survei oleh Langmore (1995) menemukan hanya 27 kasus dari
6000 prosedur FEES yang mengalami komplikasi.
2. Rasa tidak nyaman
3. Epistaksis : Pemeriksaan dianjurkan untuk waspada pada pasien
yang diberikan terapi antikoagulan, mereka dengan kelainan
pembekuan darah serta yang memiliki riwayat bedah nasal
sebelumnya.
4. Respon vasovagal
VIDEO FEES
DAFTAR PUSTAKA
1. Arsyad, Efiaty Soepardi dkk. Disfagia. In: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala & Leher. Seventh ed. Jakarta: Balai Pnerbit FK UI. 2013.
2. Subagio, Anwar. Incidence of Dysphagia. In: The Assesment and Management of Dysphagia.
First ed. Jakarta: Medical Rehabilitation Department RSUPCM Faculty of Medicine University of
Indonesia. 2009.
3. John, Markschultz et al. Dysphagia. In: Swallowing Disorders. Available at
http://www.nidcd.nih.gov/health/voice/dysph.html. Accessed November, 6th 2014.
4. Carter, Einstwood et al. Clinical Symptoms of Dysphagia. In: Dysphagia. Available at
http://www.umm.edu/altmed/articles/dysphagia-000053.htm. Accessed November, 6th 2014.
5. Swigert
NB.
Swallowing
Therapy.
Singapore;
2000
Available
from:
http://www.issw.com.sg/swallowing-therapy.html. Accessed November, 6th 2014.
6. Elluru RG, Wilging JP. Endoscopy of the Pharynx and Esophagus. Otolaryngologi: Head & Neck
Surgery. 4th ed. Philadelphia: Mosby Inc; 2005.
7. Kelly A, Hydes K, Mclaughlin C, et.al. Fibreoptic Endoscopic Evaluation of Swallowing (FEES):
The Role of Speech and Language Therapy. RCSLT Policy Statement; 2007.
8. Postma GN, Belafsky PC, Amin MR, Et.al, editors. Head & Neck Surgery-Otolaryngology. 4th ed:
Lippincot Williams & Wilkins; 2006.
9. Nacci A, Ursino F, La Vela R. Fibreoptic Endoscopic Evaluation of swalloing. Acta Otorhinolaryngo
Ital. 2006.
10.Faust G. Fiberoptic Endoscopic Evaluation of Swallowing (FEES) Evaluate the pharyneageal
stage of swallowing and diagnose dysphagia.
Allentown: Atmos; 2010 Available from:
http://www.videostroboscopy.com/flexible_scope.html. Accessed November, 6th 2014.
TERIMA KASIH