Anda di halaman 1dari 17

FEES

(FIBEROPTIC ENDOSCOPIC EVALUATION OF


SWALLOWING)
Pembimbing :
Dr. Mariana H. Yunizaf, Sp. THTKL
Disusun oleh :
Nadhiela Adani

PENDAHULUAN

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menilai


pasien dengan keluhan disfagia antara lain :
Videofluoroscopic Swallow Study (=Modified Barium
Swallow (MBS)),
Fiberoptic Endoscopic evaluation of Swallowing (FEES),
Fiberoptic Endoscopic evaluation of Swallowing with
Sensory Testing (FEESST)
Scintigraphy.

DEFINISI

Fiberoptic Endoscopic evaluation of Swallowing (FEES) adalah

pemeriksaan
evaluasi
fungsi
menelan
menggunakan nasofaringoskop serat optik lentur.

dengan

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa FEES dapat


mendeteksi dengan baik adanya aspirasi, penetrasi dan residu
faringeal apabila dibandingkan dengan videofluoroskopi.

KOMPONEN DASAR FEES

1. Penilaian anatomi dan fisiologi menelan: velar, anatomi


faring dan laring, pergerakan dan sensasi yang
berkaitan dengan proses menelan
2. Penilaian fungsi menelan makanan dan cairan secara
langsung.
3. Aplikasi manuver terapi, modifikasi diet dan strategi
perilaku, serta evaluasi efektifitasnya.

INDIKASI
1. Riwayat disfagia faringeal
2. Kesulitan mengolah sekret oral
3. Kesulitan dalam mengkoordinasikan proses menelan dan bernapas.
4. Kualitas fokal yang abnormal disertai suspek disfagia
5. Fatig selama menelan
6. Globus pharyngeus
.Aplikasi FEES pada kelompok pasien dengan disfagia telah diketahui
dalam literatur (Langmore,2001). FEES dapat diaplikasikan pada
beberapa populasi berbeda, yakni pasien-pasien dengan kelainan
neurologis seperti stroke dan tumor di kepala serta post bedah kepala
leher.

KONTRAINDIKASI

Agitasi berat dan tidak


kooperatif
Kelainan pergerakan yang
berat
Riwayat vasovagal
Riwayat epistaksis yang berat
Trauma nasal
Riwayat penatalaksanaan
pada kanker kepala maupun
leher (bedah, kemoterapi,
radioterapi)

Obstruksi pada kedua saluran


nasal
Kondisi kardiovaskuler yang
tidak stabil
Riwayat pengobatan
antikoagulan
Stenosi nasofaringeal
Fraktur pada wajah atau basis
kranii
Pasien dengan kelainan darah
Etiologi disfagia berlokasi di
esofagus.

KEUNTUNGAN

Non radiaktif
Portabel
Tidak memerlukan ruangan
khusus
Hasilnya dapat langsung
diketahui.

KELEMAHAN

Blind spot (visusalisasi


tertutup pada saat menalan)
Tidak dapat mengevaluasi
krikofaring fungsi otot-otot
faring dan laring
Tidak dapat mengevaluasi
kelainan dalam esofagus.

PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Persiapan penderita
Anamnesis lengkap dan cermat
Pemeriksaan THT rutin
Pemeriksaan darah tertutama penderita dengan kecurigaan
gangguan perdarahan.
Pemeriksaan tanda-tanda vital sesaat sebelum pemeriksaan.7
2. Anestesi
Anestesi dan atau dekongestan topikal digunakan untuk
mengurangi rasa tidak nyaman.
Pemakaian lubrikan (K-Y Jelly) di ujung endoskop dapat
memudahkan insersi endoskop.

PROSEDUR PEMERIKSAAN (LANJUTAN)


3. Persiapan Alat
Endoskop fleksibel
Light source
Stimulator sensoris pada ujung
endoskop
Monitor televise
Kamera dan video untuk merekam
Mavigraf
Minuman dan makanan yang
berwarna dengan berbagai
konsistensi.

TAHAP PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan sebelum pasien menelan (preswallowing
assesment) untuk menilai fungsi muscular dari oromotor
dan mengetahui kelainan fase oral.
2. Pemeriksaan langsung dengan memberikan berbagai
konsistensi makanan, dinilai kemampuan pasien dan
diketahui konsistensi apa yang paling aman untuk pasien.
3. Pemeriksaan terapi dengan mengaplikasikan berbagai
manuver dan posisi kepala untuk menilai apakah terdapat
peningkatan kemampuan menelan.

TEHNIK PEMERIKSAAN
1.FEES dilakukan di poliklinik atau ruang perawatan.
2.Pasien posisi duduk menghadap pemeriksa.
3.Endoskop dimasukkan ke dalam vestibulum nasi menelusuri dasar hidung,
ke arah velofaringeal masuk ke dalam orofaring.
4.Evaluasi laring dan supraglottis meliputi plika ariepiglotik, incisura
interaritenoid, plika vokalis dan plika ventrikularis, subglotik dan bagian
proksimal trakea.
5.Evaluasi pergerakan laring pada saat respirasi dan fonasi.
6.Evaluasi pengaturan secret
.Prosedur :
Evaluasi refleks adduktor laring terhadap rangsangan berupa pulsasi
udara yang diberikan melalui saluran khusus dalam endoskop
Evaluasi menelan makanan berwarna dengan berbagai konsistensi.7

EVALUASI PEMERIKSAAN
Sensitivititas pada daerah orofaring dan hipofaring yang sangat
berperan dalam terjadinya aspirasi.
Spillage (preswallowing leakage): masuknya makanan ke dalam
hipofaring sebelum refleks menelan mulai sehingga mudah terjadi
aspirasi.
Residu: menumpuknya sisa makanan pada daerah valekula, sinus
piriformis kanan dan kiri, poskrikoid dan dinding faring posterior
sehingga makanan tersebut akan mudah masuk ke jalan napas pada
saat proses menelan terjadi ataupun sesudah proses menelan.
Penetrasi: masuknya makanan ke vestibulum laring tetapi belum
melewati pita suara. Sehingga menyebabkan mudah masuknya
makanan ke jalan napas saat inhalasi.
Aspirasi: masuknya makanan ke jalan napas melewati pita suara yang
sangat berperan terhadap terjadinya komplikasi paru.

EVALUASI TRANSPOR BOLUS


1. Dilakukan penilaian transpor bolus makanan dan cairan yang telah
diberi pewarna.
2. Konsistensi makanan yang diberikan berdasarkan diet yang terakhir
diberikan dan temuan evaluasi disfagia sebelumnya.
3. Ukuran bolus yang makin besar mulai dari sendok teh (sdt), sdt,
dan 1 sdt. Cairan diberikan lewat sendok teh, cangkir dan sedotan.
4. Proses menelan di evaluasi untuk masing-masing presentasi.
5. Faktor-faktor yang dinilai adalah transit time oral, tepatnya waktu
inisisasi menelan, elevasi laring, spillage, residu, kekuatan dan
koordinasi menelan, penutupan laring (retrofleksi epiglotis dan
penutupan plika vokalis), refluks, penetrasi, dan aspirasi. Perhatikan
kemampuan membersihkan residu makanan atau miuman, penetrasi
dan aspirasi, baik secara spontan ataupun dengan cara-cara tertentu
misalnya dengan merubah posisi kepala ke kiri atau ke kanan,
menelan beberapa kali atau menelan kuat-kuat.7

KOMPLIKASI
1. Survei oleh Langmore (1995) menemukan hanya 27 kasus dari
6000 prosedur FEES yang mengalami komplikasi.
2. Rasa tidak nyaman
3. Epistaksis : Pemeriksaan dianjurkan untuk waspada pada pasien
yang diberikan terapi antikoagulan, mereka dengan kelainan
pembekuan darah serta yang memiliki riwayat bedah nasal
sebelumnya.
4. Respon vasovagal

VIDEO FEES

DAFTAR PUSTAKA
1. Arsyad, Efiaty Soepardi dkk. Disfagia. In: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala & Leher. Seventh ed. Jakarta: Balai Pnerbit FK UI. 2013.
2. Subagio, Anwar. Incidence of Dysphagia. In: The Assesment and Management of Dysphagia.
First ed. Jakarta: Medical Rehabilitation Department RSUPCM Faculty of Medicine University of
Indonesia. 2009.
3. John, Markschultz et al. Dysphagia. In: Swallowing Disorders. Available at
http://www.nidcd.nih.gov/health/voice/dysph.html. Accessed November, 6th 2014.
4. Carter, Einstwood et al. Clinical Symptoms of Dysphagia. In: Dysphagia. Available at
http://www.umm.edu/altmed/articles/dysphagia-000053.htm. Accessed November, 6th 2014.
5. Swigert
NB.
Swallowing
Therapy.
Singapore;
2000
Available
from:
http://www.issw.com.sg/swallowing-therapy.html. Accessed November, 6th 2014.
6. Elluru RG, Wilging JP. Endoscopy of the Pharynx and Esophagus. Otolaryngologi: Head & Neck
Surgery. 4th ed. Philadelphia: Mosby Inc; 2005.
7. Kelly A, Hydes K, Mclaughlin C, et.al. Fibreoptic Endoscopic Evaluation of Swallowing (FEES):
The Role of Speech and Language Therapy. RCSLT Policy Statement; 2007.
8. Postma GN, Belafsky PC, Amin MR, Et.al, editors. Head & Neck Surgery-Otolaryngology. 4th ed:
Lippincot Williams & Wilkins; 2006.
9. Nacci A, Ursino F, La Vela R. Fibreoptic Endoscopic Evaluation of swalloing. Acta Otorhinolaryngo
Ital. 2006.
10.Faust G. Fiberoptic Endoscopic Evaluation of Swallowing (FEES) Evaluate the pharyneageal
stage of swallowing and diagnose dysphagia.
Allentown: Atmos; 2010 Available from:
http://www.videostroboscopy.com/flexible_scope.html. Accessed November, 6th 2014.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai