Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH GANGGUAN MAKAN DAN

MENELAN MAKALAH RESUM TENTANG DISFAGIA

Dosen Pengampu : Alfiani Vivi Susanto, S.Tr. Kes.,


MKM Nama : Rahmawati Ramadhani
Kelas : 2B
NIM : P27229021201

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TERAPI WICARA DAN


BAHASA POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022
DAFTAR ISI
A. Definisi dan pengertian gangguan makan dan menelan.................................................3
B. Konsep dasar gangguan makan dan menelan.................................................................3
C. Menelan normal dan prosesnya......................................................................................4
D. Daftar pustaka.................................................................................................................6

2
A Definisi Dan Pengertian Gangguan Makan Dan Menelan
Disfagia berasal dari bahasa Yunani yaitu dys yang artinya sulit dan phagein berarti
memakan. Disfagia memiliki banyak definisi tetapi yang sering digunakan adalah kesulitan
dalm menggerakan makanan dari mulut kedalam lambung.
Prevalensi dysphagia pada pasien strok berada pada rentang 30-67% (Edmiaston, connor,
loehr, dan Nassief, 2010). Gangguan menelan juga merupakan salah satu factor resiko aspirasi
dimana keadaan individu yang berada pada resiko masuknya sekresi gastrointestinal, sekresi
orofaring, benda padat ataupun cairan kedalam saluran trakeobronkial (Herdman, 2015).
B Konsep Dasar Gangguan Makan Dan Menelan
Penelitian yang menggunakan instrument berupa lembar observasi yang diadopsi dari
instrument Gugging Swallowing Screen (GUSS) untuk menyeleksi dan menilai resiko aspirasi
pada pasien disfagia stroke yang terdiri dari dua bagian:
1. GUSS tahap I yang digunakan untuk menetapkan pasien sudah dapat dilatih atau
belom (tahap penilaian awal), pasien yang dapat dilatih apabila sudah mampu
batuk dengan sengaja dan mampu menelan air liurnya sendiri.

3
2. GUSS tahap II digunakan sebagai instrument penilaian untuk latihan menelan
yang responden diobservasi berdasarkan empat kritaria yaitu, menelan lambat,
batuk involuntary, air liur menetes, dan adanya suara parau.

Pada penelitian terapi menelan pada pasien stroke iskemik dimulai pada hari kelima,
sedangkan pada pasien stroke dimulai pada hari ketujuh. Langkah-langkah dalam melakukan
terapi menelan.
1. Penilaian awal
Penilaian awal berguna untuk menentukan pasien mana yang dapat diberikan
terapi menelan, tes menelan dimulai dengan meminta pasien untuk menelan air
liurnya sendiri, sedangkan untuk pengobatan ataupun kondisi pasien yang
mengakibatkan jumlah air liurnya maka pasien dapat diberikan air minum.
2. Latihan menelan
Latian menelan nimulai dengan menempatkan sepotong nutrisi semisolid pada
ujung depan lidah pasien agar memudahkan pasien untuk mengunya dan menelan
makanan, meminta pasien untuk menghirup nafas dan ditahan, kemudian mulai

4
proses menelan, setelah selesai menelan pasien diminta batuk kemudian ditelan
kembali.
C Menelan Normal Dan Proses menelan
Menelan merupakan proses kompleks yang melibatkan 20 muskulus dan 5 nervus (Nazarko,
2007). Dimana proses menelan normal memerlukan koordinasi aktivitas otot mulut, faring,
laring, dan esophagus yang dipersarafi oleh sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer yang
terdiri dari empat fase yaitu:
1. Fase persiapan oral (oral preparatori oral)
Fase preparatori oral dimana makanan akan dimanipulasi dan dikunyah. Lidah
memosisikan makanan diatas gigi pada saat gigi atas dan gigi bawah bertemu dan
menghancurkan material diatasnya, selama mengunya, lidah mencampurkan
makanan dengan saliva. Tekanan yang ada dalam otot bukal akan menutup sulkus
lateral dan mencegah makanan jatuh kearah lateral kedalam sulkus diantara
mandibula dan pipi.
2. Fase oral
Fase oral diawali saat lidah mulai pergerakan posterior dari bolus makanan.
Selama fase ini lidah mendorong bolus ke arah posterior sampai terjadi pemicuan
fase faring. Oral transit time adalah waktu yang dihitung sejak awal pergerakan
lidah untuk memulai fase oral sampai saat bolus head melewati titik antara arkus
faringeus anterior dan titik dimana batas bawah mandibula menyilang pada dasar
lidah dengan nilai normal sekitar 1-1,5 detik, selanjutnya pusat pengenalan
sensorik pada medulla dan nucleus traktus solitaries yang mengidentifikasi
stimulus menelan dan mengirimkan informasi ke nucleus ambigus yang kemudian
menginisiasi fase faringeal. Pada saat bolus head melewati setiap titik yang
terletak antara arkus faringues bagian anterior dan daerah dimana dasar lidah
melintas pada tepi bawah mandibula, fase oral berakhir dan fase faringeal dipicu.
3. Fase faringeal
Fase faringeal akan dimulai saat terjadinya proses pemicuan,. Pharyngeal transit
time adalah waktu yang dihitung sejak bolus bergerak dari titik dimana fase
faringeal dipicu melewati cricopharyngeal juncture kedalam esophagus dengan
nilai normal 0,35-0,48 detik dan maksimum bisa sampai 1 detik.

5
4. Fase esophageal
Waktu transit esophageal diukur dari saat bolus memasuki esophagus pada UES,
melewatinya, dan masuk kedalam lambung melalui LES, dengan nilai normal
yang bervariasi dari 8-20 detik. Gerakan peristaltic yang dimulai pada saat puncak
esophagus mendorong bolus dengan pola berurutan kearah kaudal sepanjang
esophagus sampai LES terbuka dan memungkinkan bolus untuk memasuki
lambung.

6
DAFTAR PUSTAKA

REHABILITASI MEDIK PADA PENDERITA DISFAGIA


https://ejournal.unsrat.ac.id https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiX5uK
50NfyAhVMeH0KHUpoDL0QFnoECCIQAQ&url=https%3A%2F%2Fjurnal.ugm.ac.id%2Fjkk k
%2Farticle%2Fdownload%2F35295%2F25321&usg=AOvVaw1vFkwY9tLqcL7TJhwW9R3W
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiZqbq
68tryAhWNf30KHT0oCt8QFnoECAIQAQ&url=http%3A%2F%2Fjournal.poltekkes-
mks.ac.id%2Fojs2%2Findex.php%2Fmediakeperawatan%2Farticle%2Fdownload%2F967%2Fp
df&usg=AOvVaw1puQd-A2Us_uekxr27Drpc

Anda mungkin juga menyukai