: Roni Handika
(131610101068)
Scriber papan
: Elissa Arianto
(131610101075)
Scriber meja
: Danarwati Budiningrum
(131610101074)
Anggota :
1.
Adriano Joshua
(131610101065)
2.
Alvin Ananda S.
(131610101066)
3.
(131610101073)
4.
(131610101076)
5.
(131610101078)
6.
Atika Suryadewi
(131610101079)
7.
(131610101081)
8.
Fredi Akbar M.
(131610101083)
9.
Miftachul Husna
(131610101084)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan rahmat dan ridho-Nya laporan hasil tutorial skenario yang berisi
tentang Refleks Muntah dapat tersusun setelah mengalami beberapa pembahasan.
Pembuatan makalah ini didasarkan pada hasil pelaksanaan tutorial yang
menggunakan metode seven jumps.
Agar hasil tutorial yang telah kami laksanakan dapat bermanfaat, maka
dibuatlah laporan ini agar dapat dipelajari kembali dan mungkin dapat bermanfaat
untuk adik kelas kami nanti.
Atas terselesaikan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih atas
kerjasama dan keaktifan rekan-rekan satu kelompok serta kepada tutor yang telah
membimbing kami. Makalah ini telah diupayakan sebisa mungkin dengan
mengacu pada beberapa sumber materi dan diskusi kelompok, namun demikian
harus diakui masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan sehingga kritik
dan saran perbaikan sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................
1.2 SKENARIO.....................................................................
1.4 MANFAAT..
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................
BAB II
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN...............................................................
15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gagging reflex merupakan salah satu alarm dari tubuh yang menandakan
bahwa sedang terdapat racun yang masuk ke dalam tubuh. Gagging reflex atau
yang biasa disebut dengan reflex muntah ini merupakan suatu proses yang
kompleks yang melibatkan otak dan gastrointestinal tract. Dimana muntah ini
terjadi melalui rangsang yang dibawa ke otak oleh saraf aferen dan akan
dibawa keluar dari otak oleh saraf eferen dihantarkan ke bagian glandula
saliva, otot abdominal, pusat pernapasan, dan saraf cranial. Selanjutnya,
reaksi-reaksi
yang
ditimbulkan
dari
bagian-bagian
tersebut
dapat
untuk mengeluarkan segala yang ada dalam mulut dan perutnya. Adanya
bahan cetak pada palatum di bagian langit-langit dirasakan memberikan
rangsangan muntah. Pasien merasa nyaman setelah muntah, selanjutnya dokter
gigi memberikan penjelasan dan melakukan tindakan pencegahan agar tidak
muntah.
1.3 Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan skenario diatas, dapat dirumuskan beberapa
masalah, antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana terjadinya mekanisme muntah?
2. Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi sistem pencernaan yang
berhubungan dengan reflex muntah?
3. Apa saja factor yang menyebabkan terjadinya reflex muntah?
1.4 Tujuan Pembelajaran
Dari beberapa hal diatas, tujuan pembelajaran yang ingin kami capai, antara
lain sebagai berikut:
1. Mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan mekanisme terjadinya
reflex muntah.
2. Mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan anatomi, histologi, dan
fisiologi sistem pencernaan yang berhubungan dengan reflex muntah.
3. Mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan factor penyebab
terjadinya reflex muntah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gagging reflex atau efek muntah merupakan suatu mekanisme fisiologis
untuk melindungi tubuh terhadap benda asing atau bahan yang berbahaya bagi
tubuh. Benda-benda tersebut dapat masuk melalui saluran pernapasan atau
pencernaan.
Gagging reflex kerap kali terjadi pada saat suatu benda asing menyentuh
area pencetus atau trigger zone pada rongga mulut yang kemudian akan
dilanjutkan dengan gagging reflex. Trigger zone merupakan daerah sensitif yang
berada di bagian posterior rongga mulut. Sentuhan benda asing dapat merangsang
daerah itu yang akan menyebabkan gagging reflex. Letak trigger zone pada setiap
individu berbeda, dan sensitivitasnya pun berbeda. Tetapi pada kebanyakan orang,
trigger zone di rongga mulut terdapat pada 5 daerah utama yaitu anterior dan
posterior faucil pillar, 1/3 posterior lidah, palatum molle, uvula, dinding posterior
dari faring, dan trakea bagian atas.
Sebagian orang memiliki trigger zone yang lebih luas pada daerah rongga
mulutnya, dan sebagian memiliki area trigger zone yang sempit. Tetapi, ada
sebagian kecil orang yang memiliki trigger zone dengan sensitivitas sangat kecil
sehingga memiliki gagging reflex yang minimal.
Mekanisme fisiologis gagging reflex dimulai saat rangsangan diberikan
pada vomiting center atau pusat muntah, selain itu juga pada chemoreseptor
trigger zone atau CTZ yang berada pada sistem saraf pusat. Ketika vomiting
center dirangsang, maka saraf motorik akan bereaksi pada otot abdomen untuk
menyebabkan muntah. Gerakan antiperistaltik terjadi pada gastrointestinal tract
yang membawa sebagian isi usus halus kembali ke lambung. Kemudian dari
lambung, akan dikeluarkan melalui esophagus dan rongga mulut.
Pada bidang kedokteran gigi, gagging reflex seringkali terjadi pada saat
akan dilakukan pencetakan rahang. Seringkali bahan untuk pencetakan rahang
yang digunakan akan mengenai trigger zone pada rongga mulut dan menyebabkan
gagging reflex. Pada beberapa orang yang memiliki sensitivitas trigger zone yang
kecil, efek dari bahan ini mungkin tidak terlalu terlihat dalam mekanisme gagging
reflex. Namun pada beberapa orang yang memiliki sensitivitas tinggi pada trigger
zone di rongga mulutnya, mungkin hipersensitivitas, maka tentu saja hal ini
menjadi masalah yang cukup besar bagi pasien dan dokter gigi yang
menanganinya. Pada satu sisi, gagging reflex menyebabkan gangguan pada
treatment yang dilakukan dokter gigi pada pasiennya, namun pada sisi lain hal itu
tidak dapat terhindarkan. Karena itu, dilakukan treatment atau penangananpenanganan untuk mengatasi gagging reflex yang tidak terkontrol.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mapping
3.2 Mekanisme Refleks Muntah
3.3 Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Sistem Pencernaan
3.4 Faktor-faktor Terjadinya Refleks Muntah
Ada 3 faktor:
a. Faktor pasien: riwayat operasi, usia, kehamilan, obesitas
b.
b.
Faktor psikologi
c.
d.
e.
f.
g.
pertentangan indra
yang
dapat
mual
digunakan:
Sikloisin,
Prometazon,
kombinasi
odonperidon.
b. Muntah kehamilan : terjadi pada minggu ke 6-14, terjadi kenaikan pesat
HCG.
Obat yang dapat digunakan: vitamin B6, Prometazon, Proklorkerasin
mengalami efek tersebut, dan ketika mulai beradaptasi, maka efek tersebut
akan berkurang intensitasnya. Hypnosis juga dapat mengurangi gagging
reflex dengan cara menanamkan sugesti ke otak pasien. Hal ini biasa
dilakukan oleh hipnoterapis untuk mengurangi gagging reflex. Nitrogen
oksida yang merupakan laughing gas juga memiliki peran untuk mengurangi
gagging reflex, selain itu dapat dibantu dengan akupuntur. Akupuntur biasa
dilakukan pada telinga.
3.6
BAB IV
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
De Brac ME, Elseviers MM. Analgesic neprhopathy NE JM 1998;338(7):446-52
11
12