PENDAHULUAN
1
adalah iritasi mukosa mulut pada saat dilakukan pencetakan gigi pada
perawatan prostodontik.
I.2. Skenario
2
I.3. Rumusan Masalah
I.3.5. Apa saja hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi refleks
muntah?
I.4. Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
tampak pucat, denyut jantung dan pernapasan yang meningkat, mual,
terjadi tremor akibat menahan muntah yang menyebabkan
terangsanganya otot-otot sehingga timbul tremor tersebut. Selain itu
terjadi juga peningkatan suhu tubuh, gelisah pada penderita dan nyeri
pada tubuh.
Diterima dan
Rangsangan Menyentuh diteruskan serabut Medulla
taktil /adanya area sensitive saraf eferen oblongata
sentuhan / (trigger zone)
sentuhan
Muntah
5
II.3 Faktor yang mempengaruhi refleks muntah
1. Kelainan sistemik
2. Faktor psikologik
3. Faktor Fisiologik
6
Berupa rangsangan yang datang dari luar rongga mulut dapat berupa
rangsangan penglihatan, pendengaran dan penciuman. Rangsangan
penglihatan, pasien dengan melihat alat yang akan digunakan untuk
perawatan sudah dapat menimbulkan rangsangan muntah misalnya
kaca mulut, sendok cetak, bahan cetak. Dapat pula terjadi reaksi
muntah karena melihat pasien lain muntah. Rangsangan pendengaran,
dengan mendengar pasien lain muntah sudah terangsang timbul reaksi
muntah. Rangsangan penciuman, bau dapat menimbulkan rangsangan
untuk muntah misalnya bau bahan cetak, obat-obatan dan bau rokok
dari dokternya.
4. Faktor latrogenik
5. Faktor lain
7
II.4 Daerah pemicu refleks muntah
8
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Mapping
FAKTOR
GEJALA
RANGSANGAN
PENCEGAHAN
SARAF
AFEREN
9
MEDULA
SARAF
EFEREN
KONTRAKSI
MUNTAH
III.2 Pembahasan
10
2. Pusat muntah (terletak di formasio lentrikular lateral dari
medula),
11
dengan kecepatan dua sampai 3cm/detik; proses ini benar-benar dapat
mendorong sebagian besar isi usus kembali ke duodenum dan
lambung dalam waktu 2-5 menit. Kemudian, pada saat bagian atas
traktus gastrointestinal, terutama duodenum, menjadi sangat
meregang dimana peregangan ini menjadi faktor pencetus yang
menimbulkan tindakan muntah yang sebenarnya. Pada saat
muntah, kontraksi intrinsik kuat terjadi baik pada duodenum
maupun pada lambung, bersama dengan relaksasi sebagian
dari sfingter esophagus. bagian bawah, sehingga membuat
muntahan mulai bergerak ke dalam esophagus. Dari sini, kerja
muntah spesifik yang melibatkan otot-otot abdomen mengambil
alih dan mendorong muntahan ke luar.
Menstimulasi vomiting
center pada SSP
Otot pernapasan
berkontraksi melawan
celah suara yang tertutup
Terjadi pembesaran
kerongkongan dan
kontraksi abdominal
Muntah
13
(Chemoreseptor Trigger Zone/CTZ) yang berada pada sistem saraf
pusat (Central Nervous System). Pusat-pusat koordinasi ini dapat
diaktifkan dengan berbagai cara, diantaranya :
14
kerongkongan masuk kembali ke dalam lambung. Siklus dari muntah
berlangsung cepat hingga semua isi lambung yang masuk ke
kerongkongan dikeluarkan semua melalui mulut. Pada kondisi muntah
juga terjadi peningkatan produksi saliva, peningkatan kecepatan
pernapasan dan detak jantung, pembesaran pupil, dan berkeringat
dingin.
15
Nyeri hebat yang terjadi di berbagai organ tubuh.
16
Rangsangan penciuman, bau dapat menimbulkan rangsangan
untuk muntah misalnya bau bahan cetak, obat-obatan dan bau
rokok dari dokternya.
Faktor latrogenik
17
Iritasi pada mukosa traktus gastrointestinal bagian atas karena
impuls diteruskan dari mukosa ke medulla oblongata melalui
jalur-jalur aferen di saraf simpatis dan vagus.
Rangsangan yang dipicu oleh emosi karena terjadi di jalur-jalur
aferen lain yang mencapai area pengendali muntah dai
diensefalon dan system limbic sehingga saat orang mencium
bau yang memualkan, melihat sesuatu yang menjijikkan akan
muntah.
Jenis kelamin. Wanita lebih mudah mengalami perasaan muntah
dari pada pria karena wanita lebih sensitive.
Penyakit system pencernaan seperti maag.
1. Nausea :
18
dari duodenum kearah anthrum lambung atau secara bersamaan
terjadi kontraksi anthrum dan duodenum
2. Retching :
Mual
Batuk
Pucat
19
Peningkatan kuantitas air ludah
Berkeringat dingin
Pembesaran pupil
Lakrimasi
20
Manajemen Manajemen untuk menghadapi pasien dengan
kecenderungan muntah dapat dilakukan pada praktek kedokteran gigi
pada umumnya. Namun, pasien dengan masalah gagging yang parah
awalnya mungkin memerlukan rujukan ke dokter yang berwenang
dalam pengelolaan pasien seperti ini. Hal ini bukan berarti praktisi
pada umumnya tidak dapat mengatasi masalah gagging reflex pada
pasien. Seringkali, pasien dapat menerapkan teknik manajemen yang
diberikan oleh praktisi sehingga dapat mencegah gagging reflex.
21
Relaksasi Refleks muntah dapat timbul karena rasa cemas.
Relaksasi dapat membantu memperbaiki atau merubah cara berpikir
pasien yang dapat menyebabkan rasa cemas berlebihan. Contohnya
adalah dengan meminta pasien untuk rileks pada otot-otot tertentu,
dimulai dari kaki dan berlanjut ke atas, sementara dokter terus
memberikan jaminan rasa aman dan tenang pada pasien. Distraksi
Teknik distraksi berguna untuk mengalihkan perhatian pasien dan
teknik ini memungkinkan untuk prosedur perawatan yang singkat.
Seorang dokter dapat mengajak pasien berkomunikasi, atau meminta
pasien untuk berkonsentrasi pada pernapasan, misalnya menghirup
udara melalui hidung dan menghembuskannya melalui mulut. Hal ini
sangat bermanfaat terutama sebelum memulai pengobatan, agar pasien
mampu memvisualisasikan rasa nyaman dan aman. Metode ini dapat
dilakukan juga dengan meminta pasien untuk melakukan kegiatan
yang menyebabkan kelelahan otot, misalnya dengan meminta pasien
menaikkan kaki dan menahannya untuk beberapa saat. Ketika otot
pasien semakin lelah, maka diperlukan usaha lebih untuk menahan
kaki dalam posisi tinggi, sehingga mengalihkan perhatian pasien dari
prosedur intraoral. Teknik distraksi dapat dikombinasi dengan
prosedur relaksasi, jika pasien sulit untuk mengatasi refleks muntah
dengan teknik relaksasi saja. Teknik distraksi bermanfaat untuk pasien
dengan refleks muntah yang ringan, dan pada prosedur perawatan
yang singkat. Namun, teknik-teknik ini mungkin tidak memadai jika
digunakan pada pasien dengan refleks muntah yang parah tanpa
kombinasi dengan teknik lainnya.
22
berpengalaman dapat menggunakan pendekatan sugesti yang canggih
untuk membantu mengatasi refleks muntah.
TEKNIK FARMAKOLOGI
Sedasi
23
sedasi intravena digunakan pada pasien dimana sedasi inhalasi tidak
efektif terhadap pasien tersebut.
· Ukuran sendok cetak sedikit lebih besar dari rahang untuk ketebalan
dari bahan cetak.
24
memerlukan untuk mengalihkan perhatian penderita terhadap apa
yang dilakukan.
Pengobatan
25
Metoklopramide cukup efektif, cisapride sebagai prokinetik
memberikan hasil yang baik, sebenarnya komplikasi jarang terjadi.
Antihistamines
Anticholinergic
Cannabinoids
Steroid
26
Steroid mempunyai sifat antiemetik, tetapi kelompok obat ini tak
digunakan sebagai obat primer pada mutah. Efek samping antiemetik
yang menguntungkan pada pengobatan steroid oleh indikasi lain.
Betadrenergic antagonist
BAB IV
KESIMPULAN
27
berkumur atau minum menggunakan air es, terapi obat-obatan,
psikologi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
28
Guyton, Arthur C. and Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
Edisi 9. Jakarta : EGC
29