hewan membuang makanan tersebut. Ini tidak diragukan lagi merupakan fungsi yang bermakna
penting dari sensasi rasa pahit karena banyak toksik yang mematikan yang terdapat dalam
tanaman beracun yang merupakan alkaloid dan semua ini dapat menimbulkan rasa yang sangat
pahit. (Guyton dan Hall,1997:842)
Gagging yang juga sering disebut gag reflex adalah suatu mekanisme pertahanan diri.
Gagging merupakan suatu kontraksi dari otot konstriktor di faring karena adanya
stimulasi dari reseptor sensori di soft palate oleh rasangan fisik atau obat sistemik. Gag Reflex
atau sering juga disebut pharyngeal reflex merupakan suatu peristiwa kontak antara benda asing
dengan membrane mukus fauces yang menyebabkan terjadinya gagging. Gag Reflex mencegah
benda asing melintasi tenggorokan diluar cara menelan normal dan membantu mencegah
tersangkutnya benda asing tersebut di tenggorokan.
Gag Reflex merupakan sensasi subjektif yang berawal dari tingkat cortical. Lebih
tepatnya, gag reflex merupakan suatu reflex bawaan yang bertujuan untuk melindungi sistem
pernafasan dan sistem pencernaan dari benda asing yang dapat merusaknya. Walaupun bisa juga
reflex yang didapat yang dikondisikan oleh berbagai rangsangan seperti : visual, olfaktori,
akustik, fisik, kimia atau racun yang disebarkan lewat aliran darah atau cairan serebrospinal.
Menurut Bradley (1981) Gagging adalah suatu refleks yang diawali oleh rangsangan mekanis
dari facial pillars, dasar lidah, palatum dan dinding faring bagian posterior. Refleks yang terjadi
merupakan mekanisme pertahanan alami dan dapat terjadi melalui beberapa jalur aferen.6,7 Gag
reflex normal dapat berubah menurut keadaan, mekanisme vital bagi pertahanan kontrol primer
oleh persarafan parasimpatetik dari sistem saraf otonom.
Cara pencetakan yang cermat dilakukan dengan mendudukkan dengan posisi kepala, tubuh
berada dalam satu garis lurus, tegak dan rileks.
Ukuran sendok cetak sedikit lebih besar dari rahang untuk ketebalan dari bahan cetak.
Pencetakan dengan posisi yang benar operator di belakang kanan untuk rahang atas dan di
depan untuk rahang bawah.
Pencetakan dilakukan pada rahang bawah lebih dahulu dan pasien diminta bernafas melalui
hidung dan bahan cetak jangan diperlihatkan pasien dan konsistensinya jangan encer.
Bagian posterior sendok cetak ditekan terlebih dulu, kepala penderita ditundukkan sampai
dagu menyentuh dada.
Dalam mengalihkan perhatian pasien pada rangsangan muntah dapat dilakukan dengan
lembut dan bijaksana, dan pada saat lain dengan kata atau tindakan keras.
Pada pencetakan dianjurkan memanipulasi jaringan mulut dan muka untuk mengalihkan
perhatian dan mengadakan pembicaraan dan menjelaskan tentang pencetakan yang akurat.
Pada pasien yang kurang dapat mentolerir terhadap rangsangan muntah disarankan pada
waktu pencetakan pasien diajak melakukan percakapan dengan topik tertentu. Misalnya
menghitung secara cepat sampai 50 atau 100 dan meminta pasien untuk membaca dengan keras.
Menurut Krol (10), untuk mengalihkan perhatian pasien diinstuksikan untuk mengangkat
kakinya dan menahannya di udara. Karena otot pasien lelah maka perhatian akan muntah dapat
dialihkan.