( SAP )
Topik : Vomiting
Tempat : Rumah Sakit Permata Bunda
Sasaran : Pasien yang ada di Rumah Sakit Permata Bunda
Materi : Terlampir
Penyaji : Afif Murtadho Daifulloh
Eric Juan Maldini
Ervin Oktavianto
Jefri Ari W.
Miftachul Ulum
C. Materi
1. Pengertian muntah
2. Mekanisme terjadinya muntah dan komplikasi
3. Penyebab muntah
4. Cara menangani muntah
D. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
E. Media
Leaflet
Flip Chart
F. Pelaksanaan
2.
Pelaksanaan :
35 menit
Menjelaskanbagaimanacara Memperhatikan
menangani muntah
Memberikan kesempatan untuk Bertanya
bertanya
Mendengarkan
Menjawab pertanyaan
3. Penutup : 5 menit
Menyampaikan kesimpulanMendengarkan
materi penyuluhan
G. Evaluasi
1. Pengertian
Vomiting (Muntah) adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh
isi lambung yang terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi
lambung dan abdomen (Markum : 1991).
Muntah merupakan keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi
lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke dalam lambung
(Depkes RI, 1994).
2. Mekanisme Muntah
Muntah terjadi melalui mekanisme yang sangat kompleks. Terjadinya
dikontrol oleh pusat muntah yang ada di susunan saraf pusat (otak) kita. Muntah terjadi apabila terdapat kondisi tertentu yang merangsang
gan pusat muntah kemudian dilanjutkan ke diafragma (suatu sekat antara
dada dan perut) dan otot-otot lambung, yang mengakibatkan penurunan diafragma
dankontriksi(pengerutan)otot-ototlambung.Haltersebutselanjutnya
3. Penyebab Muntah
a. Infeksi Virus dan Gastroentritis Akut
Penyebab paling sering adalah infeksi virus di antaranya adalah
gastroenteristis akut biasanya oleh virus khususnya rotavirus. Infeksi diare
pada anak paling sering disebabkan karena infeksi rotavirus. Infeksi diare
karena rotavirus ini sering diistilahkan muntaber atau muntah berak.
Gejala infeksi rotavirus atau virus lainnya berupa demam ringan, diawali
muntah sering, diare hebat, dan atau nyeri perut. Muntah dan diare
merupakan gejala utama infeksi rotavirus dan dapat berlangsung selama 3
– 7 hari. Infeksi rotavirus dapat disertai gejala lain yaitu anak kehilangan
nafsu makan, dan tanda-tanda dehidrasi. Infeksi rotavirus dapat
menyebabkan dehidrasi ringan dan berat, bahkan kematian. Infeksi virus
bukan rotavirus biasanya hanya terdapat keluhan muntah sering tanpa
diikuti diare yang hebat
b. Penderita Alergi dan hipersensitif saluran cerna
Pada anak penderita alergi khususnya dengan Gastrooesephageal Refluks.
Pada penderita ini biasanya keluhan muntah atau gumoh sering saat usia di
bawah usia 6- 12 bulan. Setelah usia itu keluhan berangsur berkurang dan
akan membaik palaing lama setelah usia 5-7 tahun. Pada umumnya usia 3-
6 bulan muntah hanya 2-5 kali perhari dan kan membaik dengan
pertambahan usia. Serangan gangguan muntah akan lebih berat saat terjadi
infeksi saluran napas atau infeksi virus lainnya. Keluhan infeksi virus
biasanya disertai keluhan demam, badan hangat, badan pegal, nyeri otot,
sakit kepala, nyeri tenggorokan, batuk atau pilek. Makanan pada penderita
alergi makanan bisa menyebabkan muntah tetapi hanya lebih ringan dan
dalam beberapa saat akan berkurang. Penderita alergi dengan GER
biasanya disertai dengan alergi pada kulit, hidung dan saluran napas.
c. Stenosis pilorus (pada bayi, ini biasanya menyebabkan “muntah proyektil”
sangat kuat dan merupakan indikasi untuk operasi mendesak)
d. Obstruksi usus
g. Ileus
i. Keracunan makanan
5. Penanganan
Pemberian cairan (minum) untuk menggantikan cairan yang telah hilang
dan mencegah terjadinya dehidrasi.
Posisikan anak pada posisi telungkup atau miring (miring ke kiri atau ke
kanan) untuk menghindari isi muntahan masuk ke saluran napas.
Perhatikan tanda-tanda dehidrasi. Dehidrasi adalah keadaan tubuh kekurangan
cairan. Dehidrasi dapat terjadi apabila anak muntah terus-menerus.
Dehidrasi yang berat dapat mengancam nyawa.
Tetap berikan cairan. Pemberian cairan (minum) sangat penting untuk mencegah
anak dehidrasi. Apabila anak menolak, tetap bujuk anak untuk minum.
Untuk Bayi, bila anda masih menyusui, berikan ASI. Dokter mungkin
akan menambahkan cairan elektrolit (oralit). Bila bayi anda mendapatkan
susu formula, dokter mungkin akan menggantikan sementara susu formula
dengan oralit selama 12-24 jam pertama, atau menganjurkan untuk
memberikan susu formula yang 2 kali lebih encer dibandingkan susu formula
yang biasa diberikan. Untuk anak yang lebih besar dapat diberikan air, air
bercampur gula (1 sendok teh gula dalam 120 ml air), dan oralit. Berikan
cairan dalam jumlah
sedikit-sedikit tapi sering (1 sendok teh tiap 1-2 menit). Apabila toleransi anak
baik atau tidak muntah lagi, tingkatkan jumlah cairan secara bertahap. Apabila
anak tetap muntah, tunggu 30-60 menit terhitung sejak muntah terakhir, lalu
berikan 1 sendok teh cairan tiap 1-2 menit. Pemberian cairan dalam jumlah
sedikit namun frekuensinya sering relatif lebih mudah ditoleransi anak dari
pada pemberian dalam jumlah banyak sekaligus.
Modifikasi pola makan. Hindari pemberian makanan yang padat, berserat dan
keras dan berlemak karena makanan tersebut relatif lebih lama dicerna dan
dapat merangsang muntah
Saat muntah berlebihan atau melebihi 5 kali sehari sebaiknya dipuasakan
sementara sambil minum obat muntah. Setelah 1 jam baru boleh minum
sedikit-sedikit tapi sering.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
VOMITING
PROFESI
Oleh:
Oleh :
(Kelompok 1)
Disetujui Oleh :
Topik : Vomiting
Tempat : Rumah Sakit Permata Bunda
Waktu : Sabtu, 19 Oktober 2013
Penyaji : Afif Murtadho Daifulloh
Eric Juan Maldini
Ervin Oktavianto
Jefri Ari W.
Miftachul Ulum