Anda di halaman 1dari 14

Praktikum KEO

(Swamedikasi
Penyakit Mual dan
Muntah pada Anak)

Nama Mahasiswa (NIM)


Sindi Oktavia (1811102415132)
Annisa Safitri Azzahra (2011102415019)
Annisa Maharani Putri (2011102415124)
Indi Virginia Mundu (2011102415072)
Nurdian Eka Rahayu (2011102415159)
Shela Rita Murgiati (2011102415151)
BAGIAN I
SWAMEDIKASI PENYAKIT MUAL DAN MUNTAH PADA
ANAK

A. DEFINISI

Mual diartikan sebagai keinginan untuk muntah atau gejala yang


dirasakan ditenggerokan dan di daerah sekitar lambung, yang
menandakan kepada seseorang bahwa ia akan segera muntah. Muntah di
artikan sebagai pengeluaran isi lambung melalui mulut, yang seringkali
membutuhkan dorongan yang sangat kuat (Falah, 2020).

Mual adalah sensasi tidak menyenangkan yang samar-samar


mengarah ke tenggorokan atau perut dengan kecenderungan untuk
muntah. Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara paksa;
melibatkan proses kompleks di bawah kendali sistem saraf pusat
yang menyebabkan pengeluaran air liur, pucat, berkeringat dan
takikardia, muntah biasanya disertai mual (Patoni, 2023).

Adapun Nausea atau rasa mual merupakan perasaan ingin muntah.


Keluhan ini dapat terjadi tanpa diikuti oleh muntah (vomitus) atau dapat
mendahului dan disertai gejala muntah. Lintasan saraf yang spesifik
untuk rasa mual belum diketahui, tetapi peningkatan salvias, penurunan
aktivitas fungsional lambung, dan perubahan motilitas usus halus
berkaitan dengan rasa mual. Rasa mual juga dapat distimulasi oleh pusat
yang lebih tinggi di dalam otak (Kowalak, et all. 2017).

Mual dan muntah bukan merupakan suatu penyakit. Kejadian tersebut


biasanya muncul dikarenakan suatu penyakit tertentu atau efek samping

Praktikum Komunikasi dan Edukasi Obat


1
dari obat-obat tertentu, Mual dan muntah dapat muncul pada pasien
dengan berbagai kondisi, seperti pasien mengalami infeksi, alergi
makanan, gangguan organ dan sebagainya (Patoni, 2023).

Menurut Asosiasi Perawat Pasca Anestesi Amerika/ASPAN (2016). Mual


muntah dibedakan menjadi 3 yaitu:

1) Mual

a) Sensasi subjektif dibelakang tenggorok atau epigastrium

b) Aktivitas kortikal sadar

c) Kesadaran akan kebutuhan untuk muntah

d) Tidak ada gerakan otot ekspulsif

e) Mungkin tidak berujung pada muntah

2) Retching

a) Upaya akan terjadinya muntah

b) Tidak produktif

c) Meliputi sesak nafas dan gagging Muntah dan retching adalah


gabungan dari episode emesis.

3) Muntah

a) Pengeluaran isi lambung melalui organ mulut atau hidung

b) Reflek yang dikendalikan oleh batang otak

c) Mungkin atau tidak mungkin didahului mual

Praktikum Komunikasi dan Edukasi Obat


2
d) Gerakan otot terkoordinasi

e) Terkait dengan perubahan fisiologis; peningkatan denyut jantung,


peningkatan frekuensi nafas, berkeringat.

Mual muntah pada anak-anak terutama anak yang sedang menjalani


perawatan di rumah sakit merupakan hal yang tidak bisa kita
abaikan. Mual muntah ini jika dibiarkan dapat mengakibatkan
gangguan yang lebih serius seperti dehidrasi bahkan penurunan
kesadaran. Patofisiologi mual biasanya melibatkan interaksi yang
kompleks antara motilitassaluran pencernaan, jalur saraf sensorik,
regulasi sistem saraf pusat, regulasi saraf otonom, dan juga kondisi
kesehatan psikologis (Arruda & Yeh, 2019).

B. PENYEBAB

Secara umum muntah diakibatkan oleh pusat muntah medulla oblongata


dan berlangsung menurut beberapa mekanisme yaitu secara langsung
kesaluran cerna dan secara tidak langsung melalui CTZ (Fitrah, 2014).

1) Akibat rangsangan langsung dari saluran cerna (Makoreseptor)

Bila peristaltik dan perlintasan lambung terjadi masalah maka akan


terjadi mual, apabila gangguan tersebut makin lama makin hebat maka
pusat muntah akan dirangsang melalui saraf vagus sehingga dapat
mengakibatkan muntah, hal ini dapat terjadi karena adanya kerusakan
mukosa usus dan lambung, termasuk dalam hal ini distensi lambung
merupakan faktor yang berperan penting.

2)Secara tidak langsung melalui CTZ (kemoreseptor)

Praktikum Komunikasi dan Edukasi Obat


3
Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) memiliki banyak reseptor yang
berdekatan dengan pusat muntah, dengan bantuan neurotransmitter
dopamine CTZ menerima isyarat-isyarat mengenai kehadiran zat-zat
kimia asing di dalam sirkulasi kemudian rangsangan tersebut
diteruskan kemedull blongata sebagai pusat muntah

Mual dan muntah yang terjadi pada anak dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor. Berikut di bawah ini beberapa penyebab mual dan muntah
(Kurniawan, 2019):

1. Infeksi Saluran Pencernaan: Seperti infeksi virus atau bakteri yang


dapat menyebabkan gastroenteritis.
2. Infeksi Saluran Pernapasan: Flu atau infeksi pernapasan atas bisa
memicu mual muntah pada anak.
3. Alergi Makanan: Reaksi alergi terhadap makanan tertentu dapat
menimbulkan gejala mual dan muntah.
4. Penyakit Perut: Gangguan pada lambung, seperti gastritis atau
penyakit refluks, dapat menjadi penyebab.
5. Migrain: Pada beberapa anak, migrain dapat disertai dengan mual dan
muntah.
6. Ketidaknyamanan Emosional atau Stres: Kondisi emosional atau
stres pada anak bisa memengaruhi sistem pencernaan.
7. Kondisi Medis Serius: Beberapa penyakit serius seperti penyakit
ginjal, diabetes, atau gangguan pada sistem saraf juga dapat menjadi
penyebab.

C. GEJALA

Praktikum Komunikasi dan Edukasi Obat


4
Mual dan muntah yang terjadi pada anak-anak dapat dikenali dengan
beberapa tanda dan gejala, di antaranya yaitu ((Aruuda, 2019):
1. Keluar Air Liur Lebih Banyak: Anak mungkin mengalami
peningkatan produksi air liur sebelum muntah.
2. Perubahan Warna Kulit: Mual muntah dapat menyebabkan kulit
pucat atau terlihat lebih pucat dari biasanya.
3. Keluhan Perut Sakit: Anak mungkin mengeluhkan sakit atau tidak
nyaman di daerah perut.
4. Berubahnya Nafsu Makan: Nafsu makan anak bisa menurun,
terutama jika mual berlanjut.
5. Demam: Beberapa kondisi penyebab mual muntah dapat disertai
demam.
6. Lemas dan Lethargy: Anak mungkin terlihat lemah atau kurang
berenergi.
Mual muntah ini jika dibiarkan dapat mengakibatkan gangguan yang
lebih serius seperti dehidrasi bahkan penurunan kesadaran. Patofisiologi
mual biasanya melibatkan interaksi yang kompleks antara motilitas
saluran pencernaan, jalur saraf sensorik, regulasi sistem saraf pusat,
regulasi saraf otonom, dan juga kondisi kesehatan psikologis.

D. TERAPI FARMAKOLOGI

Terapi farmakologi adalah suatu terapi yang menggunakan obat-obat


tertentu dalam meringankan dan menghilangkan gejaja-gejala suatu
penyakit ataupun mengobati penyakit. Beberapa terapi farmakologi yang
dapat digunakan untuk mengatasi mual dan muntah pada anak yaitu
(Consilini, 2022):
1. Nama obat : Promethazine
Indikasi : Mual dan muntah

Praktikum Komunikasi dan Edukasi Obat


5
Dosis : Anak usia di atas 2 tahun 0,25 – 1 mg/kg
(maksimum 25 mg)
Aturan pakai : Setiap 4 – 6 jam
Efek samping obat : Mengantuk, mulut kering dan insomnia
2. Nama Obat : Metoklopramide
Indikasi : Mual dan muntah
Dosis : 0,1 mg/kg (Maksimum 10 mg/dosis)
Aturan pakai : Setiap 6 jam
Efek samping : Diare, pusing dan sakit kepala
3. Nama Obat : Antimo
Indikasi : Mual dan muntah mabuk perjalanan
Dosis : Anak 8 – 12 tahun 25 mg (Maksimum 150
mg)
Aturan pakai : Setengah jam sebelum perjalanan (Jika perlu
dapat diulang setiap 4 jam)
Efek samping : Mengantuk, konstipasi dan pusing
4. Nama obat : Mantino
Indikasi : Mual dan muntah mabuk perjalanan
Dosis : Anak 6 – 12 tahun 25 – 50 mg (Maksimum
150 mg)
Aturan pakai : Setiap 6 – 8 jam
Efek samping : Pusing, sakit kepala dan mengantuk
5. Nama obat : Oralit
Indikasi : Dehidrasi akibat muntah dan diare
Dosis : 5 – 12 tahun, 6 gelas (6 sachet)
Aturan pakai : Pada 3 jam pertama
Efek samping : Hilang selera makan

Praktikum Komunikasi dan Edukasi Obat


6
Hal-hal yang perlu di perhatikan pada penyakit mual dan muntah anak
ialah :
 Perhatikan tanda-tanda dehidrasi Menurut Mayo Clinic (2021),
tanda-tanda dehidrasi pada anak seperti mulut kering,
berkurangnya produksi air seni, dan mata yang cekung perlu
diwaspadai. Dehidrasi dapat berbahaya bagi anak.
 Perhatikan penyebabnya cari tahu apa penyebab mual dan
muntahnya apakah karena infeksi, masuk angin, alergi, atau
mabuk kendaraan misalnya. Kenali penyebabnya untuk tindakan
mengatasi yang lebih tepat.
 Berikan cairan pengganti yang tepat Pemberian oralit atau larutan
elektrolit oral direkomendasikan untuk mencegah dan mengobati
dehidrasi akibat muntah dan diare pada anak
 Hindari pemberian makanan yang berlemak dan susu American
Academy of Pediatrics (2018) menyarankan untuk menghindari
pemberian makanan berlemak, susu dan jus buah saat anak
mengalami muntah akut, beralihlah ke makanan ringan rendah
serat.
 Berikan makanan ringan Jangan memberikan makanan berat dulu
jika anak muntah. Berikan makanan ringan seperti bubur, sup,
roti panggang atau jus buah tanpa gas.
 Beri waktu istirahat Anak perlu banyak istirahat saat mengalami
mual dan muntah agar energi dan kondisi tubuhnya pulih kembali
(Cincinnati Children’s, 2021).

E. TERAPI NON FARMAKOLOGI

Praktikum Komunikasi dan Edukasi Obat


7
Terapi non farmakologi merupakan suatu pengobatan yang bertujuan
untuk meringankan dan menghilangkan gejala suatu penyakit, atau
mendukung terapi pengobatan agar mencapai derajat kesehatan atau
kesembuhan yang diinginkan tanpa menggunakan obat-obatan sintesis
atau berbahan kimia. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan efikasi
obat, mengurangi efek samping obat dan sebagainya yang bersifat
noninstruktif, noninfasif, sederhana dan murah (Sari, 2021). Terapi non
farmakologi yang dapat dilakukan untuk menangani mual muntah pada
anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya yaitu (Patoni,
2023):

1. Mind-body interventions yang meliputi hipnoterapi, biofedback,


cognitif behavioral therapi, dan art therapy.
2. Pemberian suplemen herbal yaitu menggunakan jahe dan kapsul
ekstra daun papermint.
3. Penggunaan aromatherapy dengan berbagai jenis aroma dan tehnik
berbeda.
4. Melakukan akupuntur dan akupresur pada titik tertentu seperti titik
pericardium.
F. CONTOH KASUS

Berikut di bawah ini contoh beberapa kasus mual dan muntah yang terjadi
pada anak (Fassano, 2020):

1. Kasus 1
Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun dirawat di unit gawat darurat
rumah sakit karena muntah-muntah dan penurunan berat badan yang
serius. Pasien dan orang tuanya melaporkan bahwa gejala ini dimulai
sekitar 3 bulan sebelumnya dan memburuk dalam 3 minggu terakhir.
Mual dan muntah terjadi di pagi hari dan mereda di kemudian hari.

Praktikum Komunikasi dan Edukasi Obat


8
Pasien juga melaporkan kelelahan dan sensasi regurgitasi dan rada
terbakar di tenggorokan. Pada pemeriksaan berat badan 36,4 kg dan
tinggi badan 148,6 cm. Dia telah memulai pengobatan dengan
lansoprazole 5 hari sebelumnya, tanpa penurunan gejala.
Omeprazole diresepkan dan pasien dirujuk ke ahli gastoenterologi
anak dan psikolog anak. Setelah diresepkan omeprazole oleh dokter,
pasien melaporkan bahwa mual dan muntahnya sedikit berkurang.

2. Kasus 3
Ibu dari seorang anak berusia 5 tahun (BB 17kg) datang ke apotek
untuk membeli obat. Pasien datang dengan keluhan mual mau
muntah dan demam, keluhan yang dialami setelah bangun tidur tadi
pagi dan belum mengkonsumsi obat apapun. Rekomendasi obat apa
yang anda berikan untuk kasus ini?
a. Kamolas syr 3-4 kali sehari 5 ml
Komposisi : Paracetamol 250 mg/5 ml
Pasien mengeluh demam, maka pemilihan terapi yang diberikan
untuk anak usia 5 tahun dengan BB 20 kg adalah Kamolas Syr
sudah tepat karena obat Paracetamol sebagai antipiretik yang
mampu mengatasi demam pasien.
- Lama penggunaan : 4-7 hari apabila belum ada perbaikan.
- Lama penyimpanan: 2 minggu sampai 2 bulan setelah dibuka
- Efek samping obat kamolas syr : nyeri lambung, ruam pada
kulit.
- Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap parasetamol. Pasien
dengan disfungsi hati dan ginjal.
- Simpan obat di tempat sejuk dan kering, serta terhindar dari
sinar matahari langsung.

Praktikum Komunikasi dan Edukasi Obat


9
- Istirahat yang cukup, kompres hangat, dan banyak minum.
b. Vometa Sirup 5 mg/60 ml 3 kali sehari 5 ml
Komposisi: Domperidon
Pasien mengeluh Mual mau Mutah, maka pemilihan terapi yang
diberikan kepada pasien adalah Vometa Sirup yang mengandung
Domperidon sebagai antiemetic untuk mengatasi rasa mual
pasien.
- Lama penggunaan: Jangan gunakan obat ini lebih 2 minggu
karena obat ini merupakan obat yang digunakan dalam
pengobatan jangka pendek.
- Lama penyimpanan: 2 minggu sampai 2 bulan setelah dibuka
- Efek samping obat: Pusing, Mulut terasa kering, terbakar,
atau terjadi iritasi.
- Kontraindikasi: tidak boleh berbarengan obat phenelzine,
tranylcypromine, furazolidone, dan selegiline.
- Simpan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari paparan
sinar matahari langsung.
- Hindari makanan yang berbau, berminyak dan berlemak,
pedas, terlalu manis, panas. Sebaiknya makan makanan yang
dingin, dan tempatkan pasien pada ruangan yang sejuk.

Praktikum Komunikasi dan Edukasi Obat


10
DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatrics. (2018). Treatment and Prevention of


Vomiting

Arruda, J., dan Yeh, A. M. 2019. Integrative Approach to Pediatric


Nausea. Pediatric Annals, 48 (6).

Cincinnati Children’s. (2021). Nausea and Vomiting.

Consolini, D. M. 2022. Mual dan Muntah pada Bayi dan Anak. Panduan
Merck.

Falah, M., dan Permana, D. 2020. Penggunaan Obat Anti Mual dan
Muntah pada Pasien Mual dan Muntah di Puskesmas Karang Rejo
Kota Tarakan. Yarsi Journal Of Pharmacology, 1 (2).

Fasano, A., dkk. 2020. Case 1-2020: An 11-Year-Old Boy with Vomiting
and Weight Loss. N Engl J Med, 382 (2).

Kurniawan. 2019. Pengaruh Media Busy Board terhadap Motorik Halus


Anak Usia 3-4 Tahun. Jurnal Pg Paud, 8 (1).

Mayo Clinic. (2021). Dehydration in children.

Patoni, A. P., dan Allenidekania, Wanda, D. 2023. Efektivitas Pemberian


Aromaterapi dalam Mengurangi Mual Muntah pada Anak: Telaah
Sistematis. Jurnal Keperawatan, 15 (2).

Praktikum Komunikasi dan Edukasi Obat


11
Sari, D. N., dan Anri. 2021. Terapi Pijat Tangan dan Minuman Herbal
Jahe Madu untuk Ibu Hamil dengan Mual Muntah. Jurnal Kesehatan
Komunitas, 7 (3).

Praktikum Komunikasi dan Edukasi Obat


12

Anda mungkin juga menyukai