Anda di halaman 1dari 3

TUGAS WOC KEPERAWATAN ANAK 1

Dosen Pembimbing :

Khodijah, M.Kep

Disusun oleh :

1. Dwi Guna Agung R (C1019014)


2. Fitrotur Rachma (C1019021)
3. Maya kholidah (C1019029)
4. Putri Eka Anggraeni (C1019039)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI MANDALA HUSADA

SLAWI 2020-2021
Definisi

Asfiksia Merupakan suatu


keadaan bayi baru lahir yang
WOC ASFIKSIA mengalami gangguan tidak
segera bernapas secara spontan
dan teratur setelah lahir
Paralisi pusat Paralisis lama, lilitan tali
Faktor lain :
pernapasan pusat, presentasi janin
Obat-obatan
abnormal Komplikasi
Etiologi
Asfiksia pada bayi baru lahir dapat
1. Factor ibu
menimbulkan komplikasi pada
2. Factor plasenta
ASFIKSIA bagian organ yaitu
3. Factor fetus (lilitan tali
pusat, meconium a) Otak
kental) Kardiovaskuler b) Jantung dan paru-paru
Janin kekurangan O2 Paru-paru
4. Factor lama persalinan c) Fastrointestinal
& kadar CO2
5. Factor neonates
mningkat hipoksia d) Ginjal
(kelainan kongebital)
Gang Paru-paru
Suplai O2 dalam
COP vaskularisasi terisi
darah
paru cairan
Perfusi O2 ke jaringan
Resiko
Ganggu metabolisme
ketidakseimbangan
& perubahan asam
suhu tubuh Ketidakefektifan
perfusi jaringan
Ketidakefektifan
Nafas cepat bersihan jalan nafas

Apneu
Pemeriksaan penunjang

DJJ & TD - Leukosit 22,91%


Hipertensi - Neutrofil 16,5 %
pulmonal - Limfosit 3,3 %
- Hemoglobin 15,72 gdl

Ketidakefektifan
pola nafas
Hipertakipnea INTERVENSI
KETIDAKEFEKTIFAN
Resiko sindrom kematian PERFUSI JARINGAN
Janin tidak bereaksi bayi mendadak
terhadap rangsangan 1. Monitor ttv
2. Posisikan kepala (30°)
tanpa bantal
3. Beri obat sesuai
medikasi
Intervensi ketidakefektifan pola
Tanda dan gejala nafas
Penatalaksanaan
1. Kulit yang pucat atau 1. Monitor status INTERVENSI RESIKO
- Membersihkan jalan nafas kebiru-biruan (sianosis) pernapasan dan KETIDAKSEIMBANGAN SUHU
dengan menghisap lendir 2. Kesulitan bernapas oksigenasi TUBUH
dengan menggunakan kassa ditandai dengan napas 2. Ajarkan pasien
steril cuping atau pernapasan bagaimana menggunakan 1. Kaji adanya factor-faktor
- Potong tali pusat dengan perut inhaler sesuai resep yang memperberat resiko
teknik aseptik dan antiseptik 3. Denyut nadi yang rendah 3. Motivasi pasien untuk 2. Pantau suhu tubuh dan
- Pertahankan suhu tubuh 4. Anggota badan kaku atau bernapas pelan, dalam, lingkungan
agar tidak memperburuk lemas (hiotonia) berputar & batuk 3. Hilangkan atau kurangi
keadaan 5. Respons yang buruk 4. Kolaborasi dengan dokter factor-faktor pemberat
terhadap stimulasi masalah pola napas resiko
Daftar Pustaka
Mariane, G.H,. Susan, F,. & Lauren, Y (2017). The pediatric emergency medicine

resources. United Status of America: Jones & Bartlet learning.

Luxner, K.L. (2011). Delmars’s pediatric nursing care plan. United States of

America: Thomason Delmar Learning

Hidayat, A Aziz Alimul. 2015. Pengantar Ilmu keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medikal

Dinas Kesehatan. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Pasuruan. Pemerintah kabupaten Pasuruan.
Pasuruan Nursalam, 2013.

Asfiksia Neonatorum, Penyebab dan Tanda Bayi Kekurangan Oksigen Selepas Lahir

Heather, T. Herdman. 2015 Analisis Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Saryono, Skp., Mkes. 2014 Hubungan jenis persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum di ruang
perinatologi dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUD Wangaya Kota Denpasar

Sharber, J. (2011). The efficacy of tepid sponge bathing to reduce fever in young children. American
Journal Emergency Medical, 188-192

World Health Organization. The World Health Report 2005: make every mother and child count. Geneva:
WHO; 2005.

IDAI. Asfiksia Neonatorum. Dalam: Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Jakarta: Badan Penerbit
IDAI; 2004.h. 272-276. (level of evidence IV)

Anda mungkin juga menyukai