e) Tatalaksana
Bila ketulian sudah menyebabkan kesulitan berkomunikasi dengan
volume percakapan biasa, dapat dicoba pemasangan alat bantu dengar /ABD
(hearing aid).
Apabila ketulian sudah sangat buruk, sehingga dengan memakai ABD
pun tidak dapat berkomunikasi dengan adekuat maka dilakukan latihan
pendengaran (auditoty training), dan belajar untuk dapat membaca ucapan
bibir (lip reading), mimik dan gerakan anggotia badan, serta bahasa isyarat
untuk dapat berkomunikasi. Di samping itu juga dapat dilakukan rehabilitasi
suara agar dapat mengendalikan volume tinggi rendah dan irama pada saat
perkacakapan.
Pada pasien yang telah mengalami tuli total bilateral dapat
dipertimbangkan untuk pemasangan implan koklea (cochlear implant).
f) Prognosis
Prognosis noise-induced hearing loss (NIHL) bergantung pada derajat
kerusakan yang sudah terjadi. Jika pasien sudah mengalami permanent
threshold shift, maka kerusakan bersifat ireversibel dan belum ada tata
laksana yang dapat mengembalikan fungsi pendengaran seperti semula.
b) Etiologi
Tuli mendadak dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain oleh
iskemia koklea, infeksi virus, trauma kepala, trauma bising yang keras,
Perubahan tekanan atmosfir, autoimun, obat ototoksik, penyakit Meniere,
dan neuroma akustik. Tetapi yang biasanya dianggap sebagai etiologi dan
sesuai dengan definisi diatas adalah iskemia koklea dan infeksi virus.
Iskemia koklea merupakan penyebab utama tuli mendadak. Keadaan
ini dapat disebabkan oleh karena spasme, trombosis atau perdarahan
arteri auditiva interna. Pembuluh darah ini merupakan Arteri ujung (end
artery), sehingga bisa terjadi gangguan pada pembuluh darah ini koklea
sangat mudah mengalami kerusakan. Iskemia mengakibatkan degenerasi
luas pada sel-sel ganglion Stria vaskularis dan ligamen spinalis. kemudian
diikuti oleh pembentukan jaringan ikat dan penulangan. kerusakan sel-sel
rambut tidak luas dan membran basal jarang terkena.
Beberapa jenis virus seperti virus parotitis, virus campak, virus
influenza B dan mononukleosis menyebabkan kerusakan pada organ corti,
membran tektoria dan selubung Myelin saraf akustik. Ketulian yang terjadi
biasanya berat, terutama pada frekuensi sedang atau tinggi.
c) Menifestasi Klinis
- Gangguan pendengaran umumnya unilateral
- Hanya 1-2% bersifat bilateral
- Tuli sensorineural
- Rasa penuh di telinga
- Awitan gejala ≤ 72 jam
- Tinutus
- Vertigo
d) Prognosis
Prognosis tuli ditentukan oleh jenis tulinya. Tuli konduktif pada umumnya
memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan tuli sensorineural. Hal
lain yang perlu dipertimbangkan untuk menilai prognosis tuli adalah tingkat
keparahan dari gangguan pendengaran yang terjadi beserta etiologi penyakit
yang mendasari.
1. Trauma Akustik
1) Definisi
Trauma akustik adalah cedera pada telinga bagian dalam yang sering
disebabkan oleh paparan kebisingan desibel tinggi. Cedera ini dapat terjadi
setelah terpapar suara tunggal yang sangat keras atau dari paparan suara
dengan desibel yang signifikan dalam jangka waktu yang lebih lama. Banyak
orang yang terkena trauma akustik yang signifikan akan mengalami
gangguan pendengaran, yang bisa bersifat sementara - kadang disebut
temporary threshold shift (TTS) - atau dalam beberapa kasus permanen -
kadang disebut permanent threshold shift (PTS). Jika trauma akustik cukup
signifikan, pasien juga dapat mengalami ruptur gendang telinga (perforasi
membran timpani). Cedera dapat dikaitkan dengan satu suara yang sangat
keras seperti ledakan atau dengan paparan dalam jangka waktu yang lama
untuk menurunkan volume suara keras seperti mesin.
2) Etiologi
Trauma akustik adalah penyebab umum gangguan pendengaran
sensorik. Kerusakan pada mekanisme pendengaran di dalam telinga bagian
dalam dapat disebabkan oleh:
- Ledakan di dekat telinga
- Menembakkan pistol di dekat telinga
- Paparan jangka panjang terhadap suara keras (seperti musik keras atau
mesin)
- Setiap suara yang sangat keras di dekat telinga
Trauma akustik dapat disebabkan oleh pajanan bising yang terus-
menerus. Trauma akustik dapat disebabkan oleh pajanan bising yang terus–
menerusataupun suara keras dan atau secara tiba-tiba yang biasanya
dihasilkan oleh suaraataupun suara keras dan atau secara tiba-tiba yang
biasanya dihasilkan oleh suaraledakan bom, petasan, tembakan, konser, dan
ledakan bom, petasan, tembakan, konser, dan telepon telinga (earphone).
3) Patomekanisme
Patomekanisme trauma akustik akut melibatkan gangguan pada telinga
dalam yang menyebabkan tuli sensorineural. Trauma akustik akut juga dapat
menyebabkan acoustic shock injury (cedera syok akustik). Apabila trauma
akustik akut dibarengi dengan cedera ledakan atau aural blast injury, juga
dapat terjadi kerusakan pada membran timpani yang berujung pada tuli
konduktif.
4) Menifestasi Klinis
- Gangguan pendengaran parsial yang paling sering melibatkan paparan
suara bernada tinggi. Gangguan pendengaran mungkin perlahan
memburuk.
- Suara bising, dering di telinga (tinnitus).
- Ringing (suara berisik ditelinga)
- Gejala sensasi penuh
- Nyeri telinga
- Kesulitan melokalisir suara
- Kesulitan mendengar di lingkungan bising
5) Prognosis
Prognosis trauma akustik akut lebih baik pada kasus yang lebih
ringan dan waktu antara paparan dengan terapi yang lebih singkat.
DAFTAR PUSTAKA