Tuli Saraf Koklea Nada terputus dan terus menerus berimpit hanya sampai frekuensi 1000 hz dan
grafi kotinue makin kecil
Tuli Saraf Retro koklea Nada Terputus dan terus menerus berpisah
Audiometri Obyektif
• Terdapat 3 cara pemeriksaan yaitu :
1. Audiometri Impedans
2. Electro kokleografi
3. Envoke rensponse Audiometri
Audiometri impedans
• Audiometri impedans pada pemeriksaan kelenturan membrane timpani
dengan tekanan tertentu pada Meatus Acusticus Eksterna.
• Timpanometri yaitu untuk mengetahui keadaan dalam kavum timpani.
Misalnya ada cairan , gangguan rangkaian tulang pendegaran , dan
kekakuan pada membrane timpani.
• Fungsi Tuba Estacius : Untuk mengetahui Fungsi Tuba ( Terbuka atau
Tertutup ).
• Refleks stapedius Pada telinga normal, reflek stapedius muncul pada
Rangsangan 70 – 80 db.
• Pada Lesi koklea ambang rangsang reflex stapedius menurun. Sedangkan
pada Lesi retrokolea ambang rangsang itu naik.
Electro kokleografi
• Pemeriksaan ini digunakan untuk merekam gelombang – gelombang
yang khas dari evoke elctro potensial koklea.
• Caranya dengan elektroda jarum. Membran timpani ditusuk sampai
ke promontorium kemudian dilihat grafiknya.
Envoke Rensponce Audiometri
• Pada pemeriksaan ini dipakai elektroda permukaan. Kemudian
direkam gelombang – gelombang yang datang dari batang otak.
Terdapat 5 macam gelombang :
Gelombang I : Datang Dari koklea
Gelombang II : Datang dari Nucleus Koklearis
Gelombang III : Datang dari Nucleus oliva superior
Gelombang IV : Datang dari leminiscus lateralis
Gelombang V : Datang Dari Folikulus Inferior
Pemeriksaan Tuli Anorganik :
• Pemeriksaan ini di perlukan untuk memeriksa seseorang yang pura
pura tuli ( menginginkan asuransi ).
1. Cara Stenger memberikan 2 nada suara yang bersamaan pada
ke-2 teliga. Kemudian pada sisi yang sehat nada di jauhkan.
2. Dengan Audiometri nada murni secara berulang dalam satu
minggu. Hasil audiogram berbeda.
3. Dengan Impedans.
Audiologi Anak
• Untuk memeriksa ambang dengar anak dilakukan didalam ruangan
Khusus ( Free Field).
• Cara memeriksanya dengan beberapa cara :
1. Neometer dibunyikan suara kemudian perhatikan reaksi anak.
2. Free field test- Dilakukan pada ruangan Kedap suara anak
sedang bermain kemudian diberikan rangsang bunyi. Perhatikan
reaksinya.
3. Screening Untuk screening ( Tapis masal ) dipakai hantaran
udara saja dengan frekuensi 500 hz, 1000 hz, dan 2000 hz.
Jenis Gangguan Pendengaran
• Gangguan Pendengaran Jenis Konduktif
• Adanya masalah di dalam telinga luar atau tengah. Pada gangguan pendengaran
jenis ini, transmisi gelombang suara tidak dapat mencapai telinga dalam secara
efektif.
• Gejala yang ditemui pada gangguan pendengaran jenis ini adalah seperti berikut:
1. Riwayat keluarnya carian dari telinga atau riwayat infeksi telinga sebelumnya
2. ada cairan dalam telinga dan seolah-olah bergerak dengan perubahan posisi
kepala, tinitus (biasanya suara nada rendah atau mendengung)
3. Kadang-kadang penderita mendengar lebih jelas pada suasana ramai.
• Melalui tes garputala dijumpai Rinne negative, tes Weber didapati lateralisasi ke
arah yang sakit, dan tes Scwabach didapati Schwabach memanjang.
Gangguan Pendengaran Jenis Sensorineural
• Adanya masalah di telinga bagian dalam dan saraf pendengaran.
Gangguan pendengaran jenis ini umumnya irreversibel. Gejala yang
ditemui pada gangguan pendengaran jenis ini adalah seperti berikut :
1. Penderita lebih sukar mengartikan atau mendengar suara atau
percakapan dalam suasana gaduh dibanding suasana sunyi.
2. Terdapat riwayat trauma kepala, trauma akustik, riwayat pemakaian
obat-obat ototoksik, ataupun penyakit sistemik sebelumnya.
• Pada tes garputala Rinne positif, tes Weber ada lateralisasi ke arah
telinga sehat, tes Schwabach ada pemendekan hantaran tulang.
Gangguan Pendengaran Jenis Campuran
• Disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural.
• Gejala yang timbul juga merupakan kombinasi dari kedua komponen
gejala gangguan pendengaran jenis hantaran dan sensorineural.
• Pada pemeriksaan fisik atau otoskopi tanda-tanda yang dijumpai
sama seperti pada gangguan pendengaran jenis sensorineural.
• Tes garputala Rinne negative, tes weber lateralisasi ke arah yang
sehat, tes Schwabach memendek.
Penatalaksanaan
• Penatalaksanaan tuli sensorineural disesuaikan dengan penyebab
ketulian. Tuli karena pemakaian obat-obatan yang bersifat ototoksik,
diatasi dengan penghentian obat. Jika diakibatkan oleh bising,
penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya dari lingkungan bising atau
memakai APD untuk menurunkan faktor risiko.
• Apabila gangguan pendengaran sudah mengakibatkan kesulitan
berkomunikasi bisa menggunakan alat bantu dengar dan implant
koklea.
Cara Pencegahan Gangguan Pendengaran
• Gunakanlah pelindung pendengaran.
• Waspadai kebisingan, kapan pun waktunya usahakan untuk
mengecikan volume radio, televisi atau speaker.
• Berhati-hatilah menggunakan earphone. Jika menggunakan earphone
maka aturlah volume agar tidak terlalu keras.
• Berikan waktu bagi telinga untuk beristirahat.
• Periksalah telinga secara teratur, tes pendengaran dan pemeriksaan
telinga.