Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

DM HIPERGLIKEMIA

Disusun oleh :
dr. Dhimar Dwi Yuda Novanti
 
Pembimbing :
dr. Sutowo, Sp.PD,FINASIM
 
Pendamping :
dr. Andari Retnowati
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny.S
• No.RM : 125130
• Umur : 56 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
• Alamat : Ds. Dolopo 018/005, Dolopo
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Status : Sudah menikah
• Tanggal MRS : 24 Agustus 2021
ANAMNESIS
Keluhan utama
• Badan lemas

Riwayat penyakit sekarang


• Pasien Ny.S umur 56 tahun datang ke IGD RSUD Dolopo diantar
keluarganya dengan keluhan badan lemas, berkeringat dingin dan buang
air kecil terus menerus sejak kurang lebih 2 hari sebelum masuk RS.
Pasien mengatakan dalam sehari bisa buang air kecil sebanyak kurang
lebih 10 kali. Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah. 2 hari
sebelumnya keluarga pasien sempat memeriksakan Ny. S ke mantri dekat
rumahnya namun keluhan tidak membaik. Keluarga pasien mengatakan
Ny.S sering dan suka mengkonsumsi minuman dan makanan manis.
Keluhan demam, batuk dan pilek disangkal.
Riwayat penyakit dahulu
• Keluhan serupa (+) 3 minggu yang lalu
• Riawayat penyakit diabetes melitus (-).
• Riwayat stroke disangkal
• Riwayat penyakit hipertensi disangkal

Riwayat penyakit keluarga


• Tidak ada keluarga yang menderita diabetes melitus

Riwayat sosial dan ekonomi


• Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, memiliki asuransi BPJS kelas III
dan memiliki kebiasaan sering makan dan minum manis
PEMERIKSAAN FISIK
a) Status Umum
- Kepala : normocephal
- Mata : Conjungtiva Anemis (-/-)
a) Keadaan Umum : lemah
Sklera Ikteris (-/-)
b) Kesadaran : Compos mentis - Hidung : Discharge (-/-)
c) GCS : E4V5M6 pendarahan (-/-)

d) Vital sign H1MRS devisiasi septum (-/-)


- Tekanan darah : 106/62 mmHg
nafas cuping (-/-)
- Nadi : 146 kali/menit, reguler
- Mulut : sianosis (-)
- Suhu : 36,5’C
- Telinga : simetris (+)
- Frekuensi pernafasan : 20 kali/menit
- Saturasi Oksigen : 96% room air - Leher : pembesaran kelenjar (-)JVP tidak meningkat
PEMERIKSAAN FISIK
Paru-paru
Pulmo Dekstra Sinistra
Inspeksi
Bentuk dada normal normal
Simetris Simetris
Statis Simetris Simetris
Dinamis
Palpasi
Pelebaran ICS (-) (-)
Arcus Costa Normal Normal
Perkusi Sonor seluruh lapang Sonor seluruh lapang paru
- Thorax : Paru
Auskultasi
Jantung Suara dasar Vesikuler Vesikuler
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak Suara tambahan Wheezing(-), Wheezing(-),
ronki (-/-) ronki (-/-)
Palpasi : ictus cordis kuat angkat - Abdomen : Inspeksi : normal
Perkusi :Batas atas jatung : ICS II linea parasternal sinistra Auskultasi : bising usus (+) normal
Pinggang jantung : ICS III linea parasternal sinistra Perkusi : timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Batas kiri bawah jantung : ICS V, 1 cm medial LCMS
Batas kanan bawah jantung : ICS V linea sternalis dextra - Ekstremitas : Akral hangat, Oedem (--/--), CRT <2detik

Auskultasi: Bunyi jantung I–II intensitas normal, reguler, bising


jantung
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Nilai
Hasil Satuan
24-08-2021 Rujukan Monosit 1.0 2-5 %
Hb 8.7 11.0-17.0 g/dl 150.000-
Trombosit 398 /uL
3 400.000
Eritrosit 3.60 4.0-5.0 10 /uL
MPV 7.1 7.0-11.1 /fL
Hct 27.1 35-55 vol%
GDA 490 70-125 Mg/dL
MCV 75.3 80-100 fL BUN 25.6 4.7-23.0 Mg/dl
MCH 24.2 26-34 pg/cell Kreatinin 1.38 0.7-1.2 Mg/dl
MCHC 32.1 31-35 g/dL SGOT 37 <50 U/L
RDW 14.7 10-16,0 % SGPT 16 < 50 u/L
4.0-12.0 Kalium 4.04 3.50-5.10 Mmol/L
Leukosit 12.5 /uL
Natrium 122 135-145 Mmol/L
Granulosit 92.1 50.0-80.0 %
Calcium 1.14 1.12-1.32 Mmol/L
Limfosit 6.9 25.0-50.0 %
Clorida 92 97-100 Mmol/L
Rapid test Negatif Negatif
antigen
Rapid test IgG : Non Non rekatif
Antibody rekatif
IgM : Non
reaktif
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto Thorax proyeksi PA :


Kesimpulan bacaan :
Foto Thorax Normal
DIAGNOSIS KERJA

• DM Hiperglikemi
• Insufisiensi Renal
• Imbalance elektrolit
• Anemia Mikrositik Normokromik
PENATALAKSANAAN

• Inf. Ns 1000 loading lanjut 20 tpm


• Inf. Nacl 3% 10tpm (1x)
• Inj. Ondansetron 3x1
• Inj. Novorapid 3 x 10 iu
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal S O A P
25/8/2021 Sulit tidur, lemas KU : lemah - DM hiperglikemi Inf NS 20 tpm+ loading 300cc
TD :90/50 - insufisiensi renal Inj. Ondansetron 3x1
N : 103 - imbalance elektrolit Inj novorapid 3x14iu
RR : 20 - Anemia Inf. Nacl 3% 10tpm (1x)
Suhu :36   Inj. Levemir 12 iu
SpO2 : 97% Metformin 2x500
GDA pagi : 474 Asam folat 3x1
GDA malam : Bicnat 3x1
385 Cek GDA, Hba1c
  Cek SE post koreksi

26/8/2021 Lemas KU : lemah - DM hiperglikemi Inf NS : nephrosteril (2:1)


TD : 117/67 - insufisiensi renal Inj. Ondansetron 3x1
N : 98 - imbalance elektrolit Inj novorapid 3x14iu
RR : 20 - Anemia Inj. Levemir 12 iu (Tunda)
Suhu : 36   Metformin 3x500
GDA pagi : 456 Asam folat 3x1
Hba1c : 8.8 Bicnat 3x1
GDA malam : RFT/3 hari
72 EKG basal
Na : 139, Cl : 100
27/8/2021 Lemas KU : lemah - DM hiperglikemi Inf NS : nephrosteril (2:1)
TD : 135/79 - insufisiensi renal Inj. Ondansetron 3x1
N : 91 - imbalance elektrolit Inj novorapid 3x12iu
RR : 20 - Anemia Inf. Nacl 3% 10tpm (1x)
Suhu : 36,5   Inj. Levemir 12 iu (Tunda)
SpO2 : 100% Inj. Mecobalamin 1x1
GDA pagi : 118 Inj. Lansoprazol 1x1
BUN : 15.24 Metformin 3x500
Cr : 1.45 Asam folat 3x1
UA : 2.4 Bicnat 3x1
GDA sore : 194 Transfusi PRC 1 kolf
WBC : 12.9 Inj. Furosemide 1amp pre
Hb : 7.4 transfusi
28/8/2021 Menggeh-menggeh KU : lemah   Inf NS : nephrosteril (2:1)
TD : 132/69 - DM hiperglikemi Inj. Ondansetron 3x1
N : 83 - insufisiensi renal Inj novorapid 3x12iu
RR : 20 - imbalance elektrolit Inf. Nacl 3% 10tpm (1x)
Suhu : 36,5 - Anemia Inj. Levemir 12 iu (Tunda)
SpO2 : 98%   Inj. Mecobalamin 1x1
GDA pagi : 125 Inj. Lansoprazol 1x1
WBC : 15.0 Inj. Ceftriaxone 2x1
Hb : 9.2 Metformin 3x500
GDA sore : 160 Asam folat 3x1
Bicnat 3x1
Transfusi PRC 1 kolf
 
29/8/2021 Lemas KU : lemah - DM hiperglikemi Inf NS : nephrosteril (2:1)
TD : 141/68 - insufisiensi renal Inj. Ondansetron 3x1
N : 86 - imbalance Inj novorapid 3x12iu
RR : 20 elektrolit Inf. Nacl 3% 10tpm (1x)
Suhu : 36,3 - Anemia Inj. Levemir 12 iu (Tunda)
SpO2 : 95%   Inj. Mecobalamin 1x1
GDA pagi : 146 Inj. Lansoprazol 1x1
WBC : 11.2 Inj. Ceftriaxone 2x1
Hb : 9.7 Metformin 3x500
  Asam folat 3x1
Bicnat 3x1
 

30/8/2021 Tidak ada keluhan KU : sedang - DM hiperglikemi ACC KRS


TD : 140/69 - insufisiensi renal Metformin 3x500
N : 89 - imbalance Asam folat 3x1
RR : 20 elektrolit Bicnat 3x1
Suhu : 36,5 - Anemia Ranitidin 2x1
SpO2 : 95%   Gentamicyn 0,1% ue
GDA pagi : 160
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

DM Tipe 1

DM Tipe 2

DM Gestasional

DM Tipe lainnya
MANIFASTASI KLINIS

Poliuri

Penurunan BB Polifagi

Polidipsi
PATOFISIOLOGI
KRITERIA DIAGNOSTIK
PENATALAKSANAAN DM

Pilar Penatalaksanaan DM :
1. Edukasi
2. Terapi gizi medis
3. Latihan jasmani
4. Interfensi Farmakologi
TERAPI FARMAKOLOGI
Terapi Obat Antihiperglikemia Suntik
(Insulin)
Insulin diperlukan pada keadaan:
• HbA1c saat diperiksa ≥ 7.5% dan
sudah menggunakan satu atau dua • Gagal dengan kombinasi OHO dosis
obat anti diabetes optimal
• HbA1c saat diperiksa > 9% • Stres berat (infeksi sistemik, operasi
• Penurunan berat badan yang cepat besar, IMA, stroke)
• Hiperglikemia berat yang disertai • Kehamilan dengan DM/diabetes
ketosis melitus gestasional yang tidak
• Krisis hiperglikemia terkendali dengan perencanaan
makan
• Gangguan fungsi ginjal atau hati yang
berat
• Kontraindikasi dan atau alergi
terhadap OHO
• Kondisi perioperatif sesuai indikasi
Penyulit DM
AKUT KRONIK

• KAD • Makroangiopati
• HHS PVD, CAD, Stroke
• Hipoglikemi
• Mikroangiopati
Nefropati diabetik
Neuropati diabetik
Retinopati diabetik
Krisis Hiperglikemi

KAD HHS
• Tx Rehidrasi 1L/jam • Tx = dengan KAD tanpa
(dalam 2 jam pertama) Nabic
• Insulin short Acting
( bolus + infus) diberikan pada jam ke-2
• Nabic (bila pH<7.1)
Dosis :
pH < 7 = 100 meq
pH 7-7,1 = 50 meq
• KCL (bila K<6)
Dosis K<3 = 75meq
K 3-4,5 = 50meq
K 4,5-6 = 25meq
PENYAKIT GINJAL DIABETIK

Nefropati Diabetik atau Penyakit Ginjal Diabetik (PGD) adalah


komplikasi mikrovaskular yang terjadi pada perjalanan penyakit
Diabetes Melitus (DM), bermula dari adanya hiperfiltrasi,
mikroalbuminuria dan hipertensi serta berkembang menjadi
penyakit ginjal diabetes atau nefropati diabetik
Patofisiologi Nefropati diabetik
Glikasi nonenzimatik
Kadar glukosa darah yg Glukosilasi protein
asam amino dan
tinggi membran basalis
protein

Penebalan selaput
Kapiler-kapiler
membran basalis +
Glomerulosklerosis dan glomerulus terdesak
penumpukan
hipertrofi nefron dan aliran darah
glikoprotein pada
terganggu
membran basalis

Pembuluh darah kapiler


NEFROPATI DIABETIK dan arteri , penebalan Chronic Kidney Disease
endotelial, trombosis
Diagnosis Nefropati Diabetik

Mikroalbuminuria (>30
Makroalbumin mg/24 jam ataupun
>20mg/menit )
(>300 mg/hari atau >200
μg/menit) +
Abnormalitas Serum kreatin
Menghitung abnormalitas serum kreatin
Tahapan – tahapan Nefropati Diabetik

Tahap 1 • LGF meningkat sampai dengan 40% di atas normal yang disertai
pembesaran ukuran ginjal. Albuminuria belum nyata

Tahap 2
• Perubahan struktur ginjal berlanjut, dan LGF masih tetap
meningkat. Albuminuria hanya akan meningkat setelah kendali
metabolik yg buruk

Tahap 3 • Tahap awal nefropati atau insipient diabetic nephropathy saat


mikroalbuminuria telah nyata.

• Nefropati Diabetik bermanifestasi secara klinis dengan

Tahap 4 proteinuria yang nyata dengan pemeriksaan biasa, tekanan


darah sering meningkat tajam dan LFG menurun di bawah
normal

Tahap 5 • Tahap akhir gagal ginjal, saat LFG sudah sedemikian rendah
Penatalaksanaan Nefropati Diabetik
Penanganan Nefropati Diabetik yang baik adalah bermula dari
pengendalian faktor resiko yang masih dapat dimodifikasi

Pengelolaan DM

• Terapi non medikamentosa berupa diet dan perubahan gaya hidup, serta pilihan obat oral
antidiabetik maupun insulin. dihindari pemakaian OHO golongan biguanid dan α-
glukosidase inhibitor.

Pilihan obat antihipertensi

• Terutama yang bekerja pada RAAS yaitu ACE-Inh atau ARB.

Dislipidemia

• Dislipidemia ditanggulangi dengan penggunaan Statin maupun Fibrat.

Atasi komplikasi Nefropati Diabetik

• Apabila kondisi pasien sudah mengalami CKD end stage penatalaksanaan akan ditujukan
dalam perbaikan kualitas hidup secara paliatif
KOMPLIKASI

• Gagal ginjal kronik (end-stage kidney disease)


• Cardiovascular disease
• Hipertensi
• Anemia
• Osteodistrofi renal
• Asidosis metabolik
• Gangguan keseimbangan elektrolit yaitu: sodium, kalium, khlorida.
• Retensi Cairan : Pembengkakan pada lengan dan kaki, Pumonary edema
PROGNOSIS

Apabila mikroalbuminuria telah terjadi, laju filtrasi glomerulus


akan mengalami penurunan yang bertahap. Setelah itu, 50%
penderita akan mengalami gagal ginjal stadium akhir ( End Stage
Renal Disease ) dalam 7 – 10 tahun. Kemudian apabila
makroalbuminuria terjadi, tekanan darah akan meningkat dan
perubahan patologik akan menjadi irreversibel.
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Hiponatremi
• Seseorang dikatakan hiponatremia, bila konsentrasi natrium plasma
dalam tubuhnya turun lebih dari beberapa miliekuivalen dibawah nilai
normal (135-145 mEq/L)

Penyebab Hiponatremi
• Disebabkan karena kehilangan natrium atau penambahan natrium dari
cairan ekstrasel, menyebabkan penurunan natrium pada plasma
• Berkeringat berlebih, diare, muntah-muntah, penggunaan diuretik secara
berlebihan, gangguan fungsi ginjal dan retensi cairan yg berlebihan.
Hipoclorida
• Hipoklorinemia terjadi jika pengeluaran klorida melebihi pemasukan.
Seseorang dikatakan hipoclorida, bila konsentrasi ion Cl plasma dalam
tubuhnya turun (97-100 mEq/L)

Penyebab Hipoclorida
• Penyebab hipoklorinemia umumnya sama dengan hiponatremia.
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien mengalami DM hiperglikemi dengan GDA awal pasien 490 dan termasuk
kedalam KAD, pasien mengalami penyulit DM berupa penyakit ginjal diabetik dengan
abnormalitas serum creatinin dengan penurunan GFR pada stage III, selain itu juga pasien
mengalami gangguan elektrolit berupa penurunan serum natrium dan clorida, dari hasil lab
darah didapatkan HB, MCV, MCH mengalami penurunan sehingga pasien mengalami anemia
mikrositik normokromik.

Penatalaksanaan dari KAD yang telah diberikan terapi awal yaitu Loading RL 1000 ml
dan injeksi Novorapid 10 ui dan dilanjutkan terapi DM hiperglikemi dengan insulin
rapid acting dan long acting, Nabic dan obat antidiabetes oral metformin sesuai
kadar glukosa dan sasaran kendali glikemik pasien saat rawat inap.

Penyakit ginjal diabetik sebagai penyulit DM ditatalaksana berdasarkan faktor risiko


yang mendasari yaitu terapi DM dan terapi pada gangguan elektrolit penurunan
kadar natrium dan klorida pada kasus telah dilakukan koreksi elektrolit dengan
menggunakan infus Nacl 3%. Karena kadar Hb pasien mengalamai penurunan
diberikan terapi transfusi PRC .
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai