Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

DM HIPERGLIKEMIA

Disusun oleh :

Ivan Aldiansyah Halim

Pendamping :

dr Rohmat Pujo Santoso


STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny.S
• No.RM : 21292910
• Umur : 56 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
• Alamat : Balung Lor
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Status : Sudah menikah
• Tanggal MRS :09 Mei 2022
ANAMNESIS
Keluhan utama
• Badan lemas

Riwayat penyakit sekarang


• Pasien Ny.S umur 56 tahun datang ke IGD RSUD Dolopo diantar
keluarganya dengan keluhan badan lemas, berkeringat dingin dan buang
air kecil terus menerus sejak kurang lebih 2 hari sebelum masuk RS.
Pasien mengatakan dalam sehari bisa buang air kecil sebanyak kurang
lebih 10 kali. Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah. 2 hari
sebelumnya keluarga pasien sempat memeriksakan Ny. S ke mantri dekat
rumahnya namun keluhan tidak membaik. Keluarga pasien mengatakan
Ny.S sering dan suka mengkonsumsi minuman dan makanan manis.
Keluhan demam, batuk dan pilek disangkal.
Riwayat penyakit dahulu
• Keluhan serupa (+) 3 minggu yang lalu
• Riawayat penyakit diabetes melitus (-).
• Riwayat stroke disangkal
• Riwayat penyakit hipertensi disangkal

Riwayat penyakit keluarga


• Tidak ada keluarga yang menderita diabetes melitus

Riwayat sosial dan ekonomi


• Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, memiliki asuransi BPJS kelas III
dan memiliki kebiasaan sering makan dan minum manis
PEMERIKSAAN FISIK
a) Status Umum
- Kepala : normocephal
- Mata : Conjungtiva Anemis (-/-)
a) Keadaan Umum : lemah
Sklera Ikteris (-/-)
b) Kesadaran : Compos mentis - Hidung : Discharge (-/-)
c) GCS : E4V5M6 pendarahan (-/-)

d) Vital sign H1MRS devisiasi septum (-/-)


- Tekanan darah : 106/62 mmHg
nafas cuping (-/-)
- Nadi : 146 kali/menit, reguler
- Mulut : sianosis (-)
- Suhu : 36,5’C
- Telinga : simetris (+)
- Frekuensi pernafasan : 20 kali/menit
- Saturasi Oksigen : 96% room air - Leher : pembesaran kelenjar (-)JVP tidak meningkat
PEMERIKSAAN FISIK
Paru-paru
Pulmo Dekstra Sinistra
Inspeksi
Bentuk dada normal normal
Simetris Simetris
Statis Simetris Simetris
Dinamis
Palpasi
Pelebaran ICS (-) (-)
Arcus Costa Normal Normal
Perkusi Sonor seluruh lapang Sonor seluruh lapang paru
- Thorax : Paru
Auskultasi
Jantung Suara dasar Vesikuler Vesikuler
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak Suara tambahan Wheezing(-), Wheezing(-),
ronki (-/-) ronki (-/-)
Palpasi : ictus cordis kuat angkat - Abdomen : Inspeksi : normal
Perkusi :Batas atas jatung : ICS II linea parasternal sinistra Auskultasi : bising usus (+) normal
Pinggang jantung : ICS III linea parasternal sinistra Perkusi : timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Batas kiri bawah jantung : ICS V, 1 cm medial LCMS
Batas kanan bawah jantung : ICS V linea sternalis dextra - Ekstremitas : Akral hangat, Oedem (--/--), CRT <2detik

Auskultasi: Bunyi jantung I–II intensitas normal, reguler, bising


jantung
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Monosit 1.0 2-5 %
Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan Trombosit 398 150.000- /uL
24-08-2021 Rujukan 400.000
MPV 7.1 7.0-11.1 /fL
Hb 11.7 11.0-17.0 g/dl
GDA 490 70-125 Mg/dL
Eritrosit 4.60 4.0-5.0 10 /uL
3
BUN 25.6 4.7-23.0 Mg/dl

Hct 35.1 35-55 vol% Kreatinin 1.38 0.7-1.2 Mg/dl


SGOT 37 <50 U/L
MCV 80.3 80-100 fL
SGPT 16 < 50 u/L
MCH 27.2 26-34 pg/cell Kalium 4.04 3.50-5.10 Mmol/L
Natrium 122 135-145 Mmol/L
MCHC 32.1 31-35 g/dL
Calcium 1.14 1.12-1.32 Mmol/L
RDW 14.7 10-16,0 % Clorida 92 97-100 Mmol/L
Leukosit 12.5 4.0-12.0 /uL Rapid test Negatif Negatif
antigen
Rapid test IgG : Non Non rekatif  
Granulosit 92.1 50.0-80.0 % Antibody rekatif
Limfosit 6.9 25.0-50.0 % IgM : Non
reaktif
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto Thorax proyeksi PA :


Kesimpulan bacaan :
Foto Thorax Normal
DIAGNOSIS KERJA

• DM Hiperglikemi
Imbalance elektrolit
PENATALAKSANAAN

- Inf. Ns 1000 loading lanjut 20 tpm


- Inf. Nacl 3% 10tpm (1x) DPJP
- Inj. Labsoprazole 3x1
Acc Terapi IGD
- Inj Metoclopramid 3 x 10 mg
- Ambacin 3x1 gr ADD
- Gabaxa 1x100cc
Sansulin log G 0-0-20
unit malam

Metronidazole 3x500 mg
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal S O A P
25/8/2021 Sulit tidur, lemas KU : lemah - DM hiperglikemi Inf Pz 21 tpm
TD :90/50 Inj lansoprazole 1x30mg
N : 103 Inj metoclopramide 3x10
RR : 20 mg
Suhu :36 Inj santagesik 3x1 gr
SpO2 : 97% Inj anbacim 3x1 gr
GDA pagi : 474 Inj gabaxa 1x100 cc
GDA malam : Inf nacl 500 cc/24 jam
385 Sansulin log g 0-0-30
 

26/8/2021 Lemas KU : lemah - DM hiperglikemi Inf Pz 21 tpm


TD : 117/67 Inj lansoprazole 1x30mg
N : 98 Inj metoclopramide 3x10
RR : 20 mg
Suhu : 36 Inj santagesik 3x1 gr
GDA pagi : 456 Inj anbacim 3x1 gr
Hba1c : 8.8 Inj gabaxa 1x100 cc
GDA malam : Inf nacl 500 cc/24 jam
72 Sansulin log g 0-0-30
27/8/2021 Lemas KU : lemah - DM hiperglikemi Inf Pz 21 tpm
TD : 135/79 Inj lansoprazole
N : 91 1x30mg
RR : 20 Inj metoclopramide
Suhu : 36,5
3x10 mg
SpO2 : 100%
GDA pagi : 118
Inj santagesik 3x1 gr
BUN : 15.24
Inj anbacim 3x1 gr
Cr : 1.45
Inj gabaxa 1x100 cc
UA : 2.4 Inf nacl 500 cc/24
GDA sore : 194 jam
WBC : 12.9 Sansulin log g 0-0-30
Hb : 7.4
28/8/2021 Menggeh-menggeh KU : lemah    Inf Pz 21 tpm
TD : 132/69 - DM hiperglikemi Inj lansoprazole
N : 83 1x30mg
RR : 20 Inj metoclopramide
Suhu : 36,5
3x10 mg
SpO2 : 98%
GDA pagi : 125
Inj santagesik 3x1 gr
WBC : 15.0
Inj anbacim 3x1 gr
Hb : 9.2
Inj gabaxa 1x100 cc
GDA sore : 160 Inf nacl 500 cc/24
jam
Sansulin log g 0-0-30
29/8/2021 Lemas KU : lemah - DM hiperglikemi Inf Pz 21 tpm
TD : 141/68 Inj lansoprazole
N : 86 1x30mg
RR : 20 Inj
Suhu : 36,3 metoclopramide
SpO2 : 95% 3x10 mg
GDA pagi : 146 Inj santagesik 3x1
WBC : 11.2 gr
Hb : 9.7 Inj anbacim 3x1 gr
  Inj gabaxa 1x100
cc
Inf nacl 500 cc/24
jam
Sansulin log g 0-0-
30

30/8/2021 Tidak ada keluhan KU : sedang - DM hiperglikemi ACC KRS


TD : 140/69
N : 89
RR : 20
Suhu : 36,5
SpO2 : 95%
GDA pagi : 160
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

DM Tipe 1

DM Tipe 2

DM Gestasional

DM Tipe lainnya
MANIFASTASI KLINIS

Poliuri

Penurunan BB Polifagi

Polidipsi
PATOFISIOLOGI
KRITERIA DIAGNOSTIK
PENATALAKSANAAN DM

Pilar Penatalaksanaan DM :
1. Edukasi
2. Terapi gizi medis
3. Latihan jasmani
4. Interfensi Farmakologi
TERAPI FARMAKOLOGI
Terapi Obat Antihiperglikemia Suntik
(Insulin)
Insulin diperlukan pada keadaan:
• HbA1c saat diperiksa ≥ 7.5% dan
sudah menggunakan satu atau dua • Gagal dengan kombinasi OHO dosis
obat anti diabetes optimal
• HbA1c saat diperiksa > 9% • Stres berat (infeksi sistemik, operasi
• Penurunan berat badan yang cepat besar, IMA, stroke)
• Hiperglikemia berat yang disertai • Kehamilan dengan DM/diabetes
ketosis melitus gestasional yang tidak
• Krisis hiperglikemia terkendali dengan perencanaan
makan
• Gangguan fungsi ginjal atau hati yang
berat
• Kontraindikasi dan atau alergi
terhadap OHO
• Kondisi perioperatif sesuai indikasi
Penyulit DM
AKUT KRONIK

• KAD • Makroangiopati
• HHS PVD, CAD, Stroke
• Hipoglikemi
• Mikroangiopati
Nefropati diabetik
Neuropati diabetik
Retinopati diabetik
Krisis Hiperglikemi

KAD HHS
• Tx Rehidrasi 1L/jam • Tx = dengan KAD tanpa
(dalam 2 jam pertama) Nabic
• Insulin short Acting
( bolus + infus) diberikan pada jam ke-2
• Nabic (bila pH<7.1)
Dosis :
pH < 7 = 100 meq
pH 7-7,1 = 50 meq
• KCL (bila K<6)
Dosis K<3 = 75meq
K 3-4,5 = 50meq
K 4,5-6 = 25meq
PENYAKIT GINJAL DIABETIK

Nefropati Diabetik atau Penyakit Ginjal Diabetik (PGD) adalah


komplikasi mikrovaskular yang terjadi pada perjalanan penyakit
Diabetes Melitus (DM), bermula dari adanya hiperfiltrasi,
mikroalbuminuria dan hipertensi serta berkembang menjadi
penyakit ginjal diabetes atau nefropati diabetik
Patofisiologi Nefropati diabetik
Glikasi nonenzimatik
Kadar glukosa darah yg Glukosilasi protein
asam amino dan
tinggi membran basalis
protein

Penebalan selaput
Kapiler-kapiler
membran basalis +
Glomerulosklerosis dan glomerulus terdesak
penumpukan
hipertrofi nefron dan aliran darah
glikoprotein pada
terganggu
membran basalis

Pembuluh darah kapiler


NEFROPATI DIABETIK dan arteri , penebalan Chronic Kidney Disease
endotelial, trombosis
Diagnosis Nefropati Diabetik

Mikroalbuminuria (>30
Makroalbumin mg/24 jam ataupun
>20mg/menit )
(>300 mg/hari atau >200
μg/menit) +
Abnormalitas Serum kreatin
Menghitung abnormalitas serum kreatin
Tahapan – tahapan Nefropati Diabetik

Tahap 1 • LGF meningkat sampai dengan 40% di atas normal yang disertai
pembesaran ukuran ginjal. Albuminuria belum nyata

Tahap 2
• Perubahan struktur ginjal berlanjut, dan LGF masih tetap
meningkat. Albuminuria hanya akan meningkat setelah kendali
metabolik yg buruk

Tahap 3 • Tahap awal nefropati atau insipient diabetic nephropathy saat


mikroalbuminuria telah nyata.

• Nefropati Diabetik bermanifestasi secara klinis dengan

Tahap 4 proteinuria yang nyata dengan pemeriksaan biasa, tekanan


darah sering meningkat tajam dan LFG menurun di bawah
normal

Tahap 5 • Tahap akhir gagal ginjal, saat LFG sudah sedemikian rendah
Penatalaksanaan Nefropati Diabetik
Penanganan Nefropati Diabetik yang baik adalah bermula dari
pengendalian faktor resiko yang masih dapat dimodifikasi

Pengelolaan DM

• Terapi non medikamentosa berupa diet dan perubahan gaya hidup, serta pilihan obat oral
antidiabetik maupun insulin. dihindari pemakaian OHO golongan biguanid dan α-
glukosidase inhibitor.

Pilihan obat antihipertensi

• Terutama yang bekerja pada RAAS yaitu ACE-Inh atau ARB.

Dislipidemia

• Dislipidemia ditanggulangi dengan penggunaan Statin maupun Fibrat.

Atasi komplikasi Nefropati Diabetik

• Apabila kondisi pasien sudah mengalami CKD end stage penatalaksanaan akan ditujukan
dalam perbaikan kualitas hidup secara paliatif
KOMPLIKASI

• Gagal ginjal kronik (end-stage kidney disease)


• Cardiovascular disease
• Hipertensi
• Anemia
• Osteodistrofi renal
• Asidosis metabolik
• Gangguan keseimbangan elektrolit yaitu: sodium, kalium, khlorida.
• Retensi Cairan : Pembengkakan pada lengan dan kaki, Pumonary edema
PROGNOSIS

Apabila mikroalbuminuria telah terjadi, laju filtrasi glomerulus


akan mengalami penurunan yang bertahap. Setelah itu, 50%
penderita akan mengalami gagal ginjal stadium akhir ( End Stage
Renal Disease ) dalam 7 – 10 tahun. Kemudian apabila
makroalbuminuria terjadi, tekanan darah akan meningkat dan
perubahan patologik akan menjadi irreversibel.
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Hiponatremi
• Seseorang dikatakan hiponatremia, bila konsentrasi natrium plasma
dalam tubuhnya turun lebih dari beberapa miliekuivalen dibawah nilai
normal (135-145 mEq/L)

Penyebab Hiponatremi
• Disebabkan karena kehilangan natrium atau penambahan natrium dari
cairan ekstrasel, menyebabkan penurunan natrium pada plasma
• Berkeringat berlebih, diare, muntah-muntah, penggunaan diuretik secara
berlebihan, gangguan fungsi ginjal dan retensi cairan yg berlebihan.
Hipoclorida
• Hipoklorinemia terjadi jika pengeluaran klorida melebihi pemasukan.
Seseorang dikatakan hipoclorida, bila konsentrasi ion Cl plasma dalam
tubuhnya turun (97-100 mEq/L)

Penyebab Hipoclorida
• Penyebab hipoklorinemia umumnya sama dengan hiponatremia.
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien mengalami DM hiperglikemi dengan GDA awal pasien 490 dan termasuk
kedalam KAD, pasien mengalami penyulit DM berupa penyakit ginjal diabetik dengan
abnormalitas serum creatinin dengan penurunan GFR pada stage III, selain itu juga pasien
mengalami gangguan elektrolit berupa penurunan serum natrium dan clorida

Penatalaksanaan dari KAD yang telah diberikan terapi awal yaitu Loading RL 1000 ml
dan injeksi sansulin log g

Penyakit ginjal diabetik sebagai penyulit DM ditatalaksana berdasarkan faktor risiko


yang mendasari yaitu terapi DM dan terapi pada gangguan elektrolit penurunan
kadar natrium dan klorida pada kasus telah dilakukan koreksi elektrolit dengan
menggunakan infus Nacl 3%.

Anda mungkin juga menyukai