PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini sebagai berikut
1. Memahami pengertian fisika kesehatan
2. Memahami penerapan fisika kesehatan
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah sebagai berikut
1. Untuk memahami pengertian fisika kesehatan
2. Untuk memahami penerapan fisika kesehatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Klasifikasi Tonometer
Tonometer secara umum diklasifikasikan menjadi 2 metode yaitu:
a. Metode langsung
Metode langsung : dengan menggunakan kanul di insersikan ke
dalam bilik mata depan, salah satu ujung yang lain dihubungkan
dengan alat manometrik untuk mengukur tekanan yang diberikan.
Walaupunmetode ini merupakan cara yang paling akurat tapi
sangat tidak mungkin oleh karena sangat diluar kelaziman.
b. Metode tidak langsung
Metode tidak langsung terbagi menjadi
Metode kontak
Metode kontak terbagi menjadi 2 yaitu:
o Indentasi tonometer
o Applanasi tonometer
Metode non kontak
Indentasi Tonometer
4
Merupakan pengukuran bola mata dengan jari
pemeriksa. Dengan menggunakan jari telunjuk kedua tangan.
Tekniknya :
b. Tonometer Schiotz
5
Tonometer terdiri dari bagian:
Frame : skala, petunjuk, pemegang, tapak berbentuk
konkaf
Pencelup
Beban: 5,5 mg; 10 mg; 15 mg
Teknik :
6
Tonometer Schiotz harus dipastikan terletak pada
kornea kemudian pemeriksa membaca penunjuk pada
skala bacaan tometer
Alat diangkat dari mata dan subjek dizinkan untuk
mengedipkan kelopak matanya
Bila skala bacaan adalah 4 atau kurang, maka salah satu
pemberat pada pencelup harus ditambah untuk
mendapatkan keakuratan tonometri
Kemudian pemeriksaan dilanjutkan pada mata yang
satunya lagi sesuai dengan prosedur mata yang terlebih
dahulu telah diperiksa
Tonometer harus dibersihkan atau disterilkan bila
subjek yang diperiksa diduga mengidap penyakit
menular.
c. Tonometer Goldmann
7
Teknik
8
untuk menyelipkan di bawah bulu kelopak mata tanpa
menyentuhnya, bila perlu kelopak mata diangkat sedikit
lalu prisma diposisikan berada di tengah
Pemeriksa mulai melihat dari biomikroskop, citra yang
direfleksikan dari ujung tonometer bisa jadi penuntun.
Citra yang tampak menyerupai busur berwarna ungu
pucat dan bergerak sebagaimana posisi disesuaikan.
Bila busur tampak simetris dalam dua pertengahan
biprisma, instrument dalam posisi benar.
Joystick diarahkan kedepan dengan perlahan, tepat
permukaan kornea tersentuh, tampak dua busur
berwarna terang dan arkus akan saling bertemu.
Bagi pemeriksa berpengalaman bila kornea keluar
sedikit dari garis pelurusan bisa disesuaikan tanpa harus
menarik kembali tonometer. Cakra tombol tonometer
harus disesuaikan sehingga tepi bagian dalam arkus
superior dan bagian dalam arkus inferior saling bertemu
dengan tepat
Bila salah satu semilingkaran terganggu, prosedur
pemeriksaan harus diulang
Bila semilingkaran saling tumpang tindih dan ukuran
tidak berubah saat tombol cakra diubah, maka
tonometer telah terlalu terdorong ke depan dan harus
ditarik
Pasien harus dibiarkan mengedip sebelum prosedur
ulang dilakukan
Dianjurkan pemeriksaan dilakukan pada kedua mata
Bila tonometri telah selesai dilakukan prisma
dibersihkan dengan air dan diseka dengan tissue bersih
dan kering.
9
d. Tonometer Perkins
Alat :
Bersifat portable
Pencahayaan pada prisma berasal dari baterai.
Tekanan yang diberikan secara manual.
10
Tehnik :
f. Tonometer Mackay-Marg
11
Alat :
Tehnik :
12
2. Pneumatonometer
Alat :
13
Tehnik :
14
4. Tonometer non kontak
Tehnik :
Menjelaskan apa saja yang akan kita lakukan pada saat
pemeriksaan Mengatur ketinggian alat sehingga posisi pasien
tepat
Pasien dilarang untuk berkedip dan menghindar apabila ada
hembusan udara mengenai matanya
Dapat dioperasikan oleh personil non medis
15
5. Dynamic Contour Tonometry
16
Pada saat pengukuran akan timbul suara sebagai acuan bahwa
posisi tip tepat pada kornea.
Hasil pembacaan dapat dilihat pada layar
6. Transpalpebra Tonometer
Alat :
17
Tehnik :
18
7. Ultrasonograf (USG)
1. USG 2 Dimensi
19
2. USG 3 Dimensi
3. USG 4 Dimensi
4. USG Doppler
20
8. Elektrokardiogram (EKG)
21
Elektrokardiogram (EKG) dapat digunakan untuk mendeteksi
kondisi-kondisi seperti:
Serangan jantung.
Penyakit jantung koroner.
Gagguan elektrolit.
Keracunan dan efek samping obat.
Evaluasi efektivitas dari alat pacu jantung.
Tidak ditemukan kontraindikasi pada elektrokardiogram,
kecuali pasien menolak dilakukan pemeriksaan.
BAB III
22
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa fisika kesehatan
masih sangat berkaitan dengan peralatan kesehatan dan perkembangan
teknologi, karena sebagian besar prinsip kerjanya menggunakan konsep
fisika yang diaplikasikan pada sebuah alat kesehatan yang berteknologi
terkini.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas maka disarankan dapat menggunakan alat-alat
kesehatan dengan sebaik-baiknya, menggunakan alat-alat kesehatan dari
luar guna melengkapi peralatan Rumah Sakit yang ada di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
23
Lubis, Rodiah Rahmawaty.2009.Tonometer.Medan:01102019
http://ardot44.blogspot.com/2013/05/sop-pemeriksaan-tonometri-schiotz.htnl?
m=1
24