NIM : 21904101012
a) zidovudin (AZT) merupakan pilihan utama. Namun bila Hb anak < 7,5 g/dl
maka dipertimbangkan pemberian Stavudin(d4T).
b) Dengan adanya risiko efek samping pada penggunaan d4T jangka panjang,
maka dipertimbangkan mengubah d4T ke AZT (bila Hb anak > 10 gr/dl)
setelah pemakaian 6 – 12 bulan. Bila terdapat efek anemia berulang maka
dapat kembali ke d4T.
c) Tenofovir saat ini dapat digunakan pada anak usia di atas 2 tahun. Selain itu
perlu dipertimbangkan efek samping osteoporosis pada tulang anak yang
sedang bertumbuh karena penggunaan ARV diharapkan tidak mengganggu
pertumbuhan tinggi badan.
d) EFV dapat digunakan pada anak ≥ 3 tahun atau BB ≥ 10 kg, jangan diberikan
pada anak dengan gangguan psikiatrik berat. EFV adalah pilihan pada anak
dengan TB. Jika berat badan anak memungkinkan, sebaiknya gunakan KDT.
3. Terapi profilaksis ARV bayi (PERMENKES, 2014)
4. Perbedaan sesak pada jantung dan paru pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang
Berdasarkan Etiologi
Dalam keadaan nekrosis miokard, CKMB dan Troponin I/T akan normal pada 4-6
jam pertama setelah awitan SKA, sehingga di cek lagi untuk 8-12 jam setelah awitan
angina.
Pada pasien angina kadar troponin pasien IMA akan meningkat pada darah perifer 3-4
jam setelah awitan infark dan akan menetap dalam 2 minggu. Peningkatan ringan
kadar troponin biasanya menghilang dalam 2-3 hari, namun jika terjadi nekrosis luas
peningkatan ini akan menetap sampai 2 minggu.
Pemeriksaan CKMB akan meningkat dalam waktu 4-6 jam mencapai puncak pada 12
jam dan akan menetap dalam 2 hari.