Anda di halaman 1dari 6

SARAF YANG BERPERAN KETIKA BICARA

Untuk berbicara, manusia menerima rangsang baik melalui organ reseptor umum
maupun organ reseptor khusus, impulsnya dihantarkan melalui saraf otak atau saraf spinal
dan dilanjutkan ke SSP area sensorik. Pengaruh sensorik disampaikan ke area motorik untuk
kembali turun ke SST dan akhirnya sampai ke efektor aktivitas bicara.

Reseptor Sensorik

Organ reseptor umum (eksteroreseptif, interoreseptif, propioreseptif) dan organ reseptor


khusus (penglihatan, pendengaran, keseimbangan, penghidu, pengecap) menerima rangsang.

Saraf Aferen

Saraf otak I-XII dan saraf spinal menghantarkan impuls saraf ke pusat pemrosesan di SSP

SSP

SSP area Broca (area motorik bicara), area Wernicke (area auditif), pusat ideamotor (pusat
refleks dalam memilih kata dan kalimat) merupakan pusat-pusat yang terlibat dalam proses
bicara.

Saraf Eferen

Saraf eferen dari SSP ke SST menyampaikan sinyal saraf kepada efektor untuk melakukan
aktivitas bicara.

1
  Pada hemisfer dominan otak atau sistem susunan saraf pusat terdapat pusat-pusat
yang mengatur mekanisme berbahasa yakni dua pusat bahasa reseptif area 41 dan 42
(area wernick), merupakan pusat persepsi auditori-leksik yaitu mengurus pengenalan dan
pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). Area Wernicke
adalah area bicara sensorik, dihubungkan dengan area broca oleh berkas serabut saraf yang
disebut fasciculus arcuata. Area ini membentuk pemahaman bahasa tulisan dan lisan serta
memungkinkan orang dapat membaca sebuah kalimat, mengerti kalimat tersebut, dan
mengucapkannya dengan suara keras (Snell, 2007). Area 39 broadman  adalah pusat
persepsi visuo-leksik yang mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang
bersangkutan dengan bahasa tulis yang terletak di girus angulus. Sedangkan area Broca
(area 44 dan 45) adalah area bicara motorik yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
motorik bicara. Apabila lesi akan menyebabkan gangguan bicara (afasia) (Mardjono dan
Sidharta, 2008). Selain itu area broca adalah pusat bahasa ekspresif. Pusat-pusat tersebut
berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi.

2
Area Broca

Area Broca pada otak ditemukan oleh paul Broca (ahli saraf Prancis) ketika sedang
meneliti pasien yang sedang mengalam kesulitan dalam bahasa (afasia). Area broca terletak
di frontalis superior di lobus frontalis pada korteks otak besar. Area broca terletak berdekatan
dengan area Wernicke. Keduanya ditemukan hanya pada salah satu belahan otak saja, yaitu
belahan otak kiri. Keduanya juga berfungsi untuk mengontrol kemampuan bahasa.

Area Broca tidak hanya berfungsi dalam bahasa dalam sistem motorik, tetapi juga
terlibat dalam kemampuan bahasa yang sangat kompleks seperti proses kata, tata bahasa,
membedakan kalimat aktif dan pasif, subjek, verbal, objek dan keterangan. Area broca yang

3
membedakan antara “Ali memukul bola” menjadi Ali yang memukul dan bola yang dipukul.

Orang dengan kerusakan pada area Broca pada otak dapat mengerti bahasa dengan
baik tetapi tidak dapat membentuk kata-kata atau menghasilkan suara. Area Broca terhubung
ke lain daerah otak yang dikenal sebagai daerah Wernicke. Area Wernicke berhubungan
dengan pengolahan dan pemahaman bahasa.

Area Wernicke

Area Wernicke adalah area bahasa kedua yang ditemukan oleh Carl Wernicke (ahli
saraf Jerman) yang menemukan daerah itu selama belajar pasien yang memiliki gejala serupa
dengan pasien Area Broca tetapi kerusakan pada bagian berbeda dari otak mereka. Aphasia
Wernicke adalah istilah untuk gangguan yang terjadi pada kerusakan ke daerah pasien
Wernicke.

4
Aphasia Wernicke tidak hanya mempengaruhi pemahaman kata-kata. Orang dengan
aphasia Wernicke juga mengalami kesulitan mengingat nama benda, sering kali merespons
dengan kata-kata yang terdengar serupa, atau nama-nama benda yang terkait, seolah-olah
mereka mempunyai waktu yang sulit mengingat asosiasi kata. Kerusakan pada area wernicke
ini akan memberikan respon kata yang lambat dari penderitanya.

Yang perlu kita ketahui bahwa ada syaraf yang berpengaruh dalam proses berbicara
diantaranya :

1.   Nervus Trigeminus (N.5)


Syaraf ini menggerakan beberapa otot yang mengatur gerakan rahang bawah dan
dengan demikian penting untuk mengunyah dan berbicara

2.   Nervus Facialis (N.7)


Syaraf ini mengatur motorik muka, otot-otot lingkar mata dan mulut,dan otot pipi,
syaraf ini penting untuk makan dan bicara.

3.   Nervus Gloso-Faringus (N.9)


Syaraf ini mengatur sebagian motorik faring: mengangkat dan memperbesar faring

4.   Nervus Fagus (N.10)


Syaraf ini mengatur velum, faring, dan laring. Syaraf ini penting untuk menelan dan
bicara. Juga mengatur organ-organ di perut dan di dada, hingga juga penting untuk
pernafasan

5.  Nervus Hipoglosus (N.12)


Syaraf ini mengatur motorik lidah (semua otot lidah diatur syaraf ini)

5
DAFTAR PUSTAKA

Barrett, Kim E, dkk. 2010. Ganong’s Review of Medical Physiology. 23rd edition. United
States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.

http://78nine.wordpress.com/area-fungsional-serebrum/

http://dwi-maryono.blogspot.com/2012/04/gangguan-bicara-dan-syaraf-yang.html

http://childspeechclinic.wordpress.com/2012/10/01/proses-fisiologi-bicara-dan-bahasa/

http://luv2dentisha.wordpress.com/2010/10/30/fisiologi-bicara/

http://www.psychologymania.com/2012/06/kemampuan-bahasa-di-kotrol-otak-pada.html

Anda mungkin juga menyukai