Anda di halaman 1dari 22

A.

Konsep Dasar Perkembangan Tumbuhan

Pengertian pertumbuhan selalu dikaitkan dengan perkembangan, pada hal


kedua istilah tersebut memiliki pengertian dan konsep yang berbeda, walaupun
sama-sama merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan adalah
proses bertambahnya jumlah protoplasma sel pada suatu organisme yang disertai
dengan pertambahan ukuran, berat dan jumlah sel yang bersifat tidak dapat
kembali pada keadaan sebelumnya, sedangkan pengertian perkembangan pada
perisipnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresip yang terjadi dalam
rentang kehidupan organisme, tanpa membedakan asfek-asfek yang terdapat
dalam diri organisme tersebut.
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel
(tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan
pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan
terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara
kuantitatif. Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan
berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan merupakan proses yang tidak dapat diukur yaitu bersifat kualitatif,
tidak dapat dinyatakan dengan angka. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
dimulai sejak perkembangan biji. Kecambah kemudian berkembang menjadi
tumbuhan kecil yang sempurna. Setelah tumbuh hingga mencapai ukuran dan usia
tertentu, tumbuhan akan berkembang membentuk bunga dan buah atau biji
sebagai alat perkembang biakannya. Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di
daerah meristematis (titik tumbuh), yaitu bagian yang mengandung jaringan
meristem. Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung akar, dan kambium.
Aktivitas jaringan meristem yang bila dibandingkan dengan jaringan meristem di
kambium. Oleh karena itu pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan pada makhluk hidup bersel banyak (multiselluler) ditandai
dengan pertambahan ukuran sel (sel bertambah besar dan panjang) dan
pertambahan jumlah sel. Sedangkan pertumbuhan pada makhluk ber sel satu
(uniselular) ditandai dengan penambahan ukuran sel. Adanya proses pertumbuhan
ini dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Tanaman yang bertambah
panjang di tempat gelap belum dikatakan tumbuh walaupun volumenya
bertambah, karena bobot kering sebenarnya menurun akibat respirasi yang terus
berlangsung, sedangkan fotosintesa tidak terjadi. Dalam keadaan normal
pertumbuhan bukan saja pertambahan volume tetapi juga diikuti oleh
pertambahan bobot kering. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan
sel, lalu diikuti oleh pembesaran sel dan terakhir adalah difrensiasi sel.
Pertumbuhan hanya terjadi pada lokasi tertentu saja, yaitu pada jaringan meristem.
Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah.

Tahap-Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dimulai sejak perkecambahan
biji. Kecambah kemudian berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna.
Setelah tumbuh hingga mempunyai ukuran dan usia tertentu, tumbuhan akan
berkembang membentuk bunga, buah atau biji sebagai alat perkembangbiakan.
1. Pertumbuhan Biji

Gambar 1. Pertumbuhan biji

Biji untuk bisa tumbuh harus melalui beberapa proses tahapan antara lain :
a. Biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya
bertambah dan menjadi lunak.
b. Pada saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga
menghasilkan berbagai reaksi kimia.
c. Kerja enzim ini antara lain mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan
mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada
saat perkecambahan berlangsung.
2. Tahap Perkecambahan

Gambar 2. Tahap perkecambahan

Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji


yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Proses
perkecambahan yang terjadi pada biji adalah :
1) Proses fisika.
Proses ini terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi), akibat dari potensial air
rendah pada biji yang kering.
2) Proses kimia
Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin.
Hormon ini akan mendorong aleuron untuk mensintesis dan mengeluarkan
enzim. Enzim bekerja dengan menghidrolisis cadangan makanan yang
terdapat dalam endosperm. Enzim amylase menghidrolisis pati dalam
endosperm menjadi glukose. Glukosa ini diperlukan untuk pertumbuhan
embrio menjadi bibit tanaman.

B. Struktur dan Perkembangan Meristem Primer dan Apikal

Pada awal perkembangan tumbuhan, seluruh sel memiliki kemampuan


membelah, pada tahap selanjutnya pembelahan sel terjadi hanya di bagian-bagian
tertentu. Jaringan yang masih memiliki kemampuan membelah (bersifat
embrionik) disebut meristem. Pembelahan sel sebenarnya masih dapat terjadi pada
jaringan lain tetapi jumlahnya terbatas. Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan,
meristem terbagi menjadi :
1. Meristem apeks, adalah meristem yang berada di ujung batang dan ujung
akar.
2. Meristem lateral, adalah meristem yang menyebabkan organ bertambah
lebar ke arah lateral.
3. Meristem interkalar, adalah meristem yang berada diantara jaringan yang
sudah berdiferensiasi, misalnya pada ruas-ruas tumbuhan Graminae.

Jaringan meristem berdasarkan asal pembentukannya terbagi menjadi dua,


yaitu:
1. Meristem Primer
Meristem yang berasal dari sel–sel embrio, misalnya terdapat pada ujung
akar yang biasanya disebut dengan titik tumbuh apikal sehingga mampu tumbuh
memanjang. meristem primer merupakan jaringan lanjutan dari promeristem yang
sel-selnya masih aktif membelah. Meristem apikal mempunyai sel-sel yang
berkembang langsung dari sel-sel embrionik yang terdapat di ujung pucuk utama
dan pucuk lateral serta ujung akar. Berdasarkan fungsinya, meristem pada ujung
akar pada daerah diferensiasi dibagi menjadi tiga sistem jaringan yaitu protoderm
yang akan menjadi epidermis, meristem dasar yang akan berkembang menjadi
jaringan dasar dan prokambium yang akan berkembang menjadi silinder pusat.

Gambar 3. Meristem primer


2. Meristem Sekunder
Meristem yang jaringan (sel-selnya) telah berdiferensiasi dan berfungsi
sebagai jaringan dewasa dan dapat membelah-kembali menjadi meristem lagi.
Meristem sekunder meliputi kambium dan kambium gabus (felogen). Aktivitas
meristem sekunder dalam proses pertumbuhan berdampak kepada beberapa hal
yaitu :
o Terbentuknya lingkaran tahun pada batang tanaman
o Bertambahnya diameter batang tanaman
o Terbentuknya jaringan berkas angkut sekunder
o Terbentuknya jari-jari empelur

Gambar 4. Meristem sekunder

Pada meristem apeks primer dapat dibedakan antara promeristem dan


daerah meristematis dibawahnya dimana sel telah mengalami diferensiasi sampai
taraf tertentu. Promeristem terdiri dari pemula-pemula apeks bersama dengan sel
derivatnya yang masih berdekatan dengan pemula. Daerah meristematik di
bawahnya yang telah sebagian terdiferensiasi terdiri dari :
1) Protoderm yang menghasilkan epidermis
2) Prokambium yang membentuk jaringan pembuluh primer
3) Meristem dasar yang membentuk jaringan dasar seperti parenkim.
Jaringan meristem, memiliki ciri-ciri dinding sel tipis, bentuk sel
isodiametris dibanding sel dewasa, jumlah protoplasma sangat banyak. Biasanya
protoplas sel meristem tidak memiliki cadangan makanan dan kristal, sedangkan
plastida masih pada tahap pro plastida. Pada Anggiospermae sel meristem
memiliki vakuola kecil yang tersebar diseluruh protoplas.

Meristem Apikal
1. Meristem Apeks Pucuk
Apeks pucuk adalah bagian yang tepat di atas primordium daun yang paling
muda yang bersifat meristematis. Bentuk apeks pucuk dari arah memanjang, pada
umumnya sedikit cembung dan dapat berubah-ubah.

Gambar 5. Meristem apeks pucuk pada anggiospermae

Teori yang dianut hingga sekarang adalah Teori Tunica Corpus oleh
Schmidt (1924), yang menyatakan bahwa terdapat 2 daerah pada meristem apeks
pucuk yaitu :
1) Tunika pada lapisan terluar yang membelah antiklinal akan berdiferensiasi
menjadi epidermis.
2) Corpus dibawah tunica, membelah ke segala arah dan membentuk semua
jaringan selain epidermis.

Gambar 6. Meristem apeks pucuk pada Coleus


2. Meristem Apeks Akar
1) Pteridophyta
o Terdiri dari satu atau lebih sel ( 3-5 sel).
o Berupa kumpulan sel.
2) Anggiospermae dan Gymnospermae
Seperti teori Hanstein pada apeks pucuk, meristem apeks akar terdiri dari:
Protoderm, meristem korteks, dan meristem silinder pembuluh (Gambar 3 dan 4).

Gambar 7. Bagan meristem apeks akar

Gambar 8. Sayatan memanjang meristem apeks pucuk

C. Struktur dan Perkembangan Meristem Parenkim, Kolenkim, dan


Sklerenkim

Jaringan Parenkim 
Merupakan jaringan yang terbentuk dari meristem dasar dan memiliki
bentuk serta fungsi yang bervariasi. Fungsi Jaringan Parenkim diantaranya terkait
erat dengan sel epidermis permukaan yang berkontribusi besar terhadap penetrasi
dan penyerapan cahaya serta mengatur pertukaran gas. Dinding permeabel
memungkinkan pengangkutan molekul kecil antara sel dan sitoplasma.

Gambar 9. Struktur jaringan parenkim

Parenkim palisade yang dikombinasikan dengan sel mesofil sepon yang


ditemukan di bawah lapisan jaringan epidermis membantu penyerapan cahaya
yang digunakan dalam fotosintesis, Sel parenkim sinar ditemukan dalam kayu
yang mengangkut bahan di sepanjang batang tanaman, Sel-sel parenkim juga
ditemukan dalam jumlah yang baik di dalam xilem dan floem tanaman vaskular,
membantu dalam transportasi air dan bahan makanan.
Beberapa juga terlibat dalam sekresi biokimia nektar dan pembuatan elemen
sekunder yang bertindak sebagai bahan pelindung dari pemberian makan
herbivora. Dan sel-sel parenkim yang ditemukan dalam umbi-umbian akar seperti
kentang, tanaman polongan, membantu dalam penyimpanan makanan. Ciri-ciri
jaringan parenkim sendiri diantaranya Sususan sel yang tidak rapat. Tidak selalu
berkloroplas. Tersusun atas sel-sel hidup. Letak inti sel mendekati dasar sel.
Mampu bersifat meristematik karena dapat membelah diri. Memilki banyak
vakuola. Ukuran selnya besar. Terdapat banyak rongga antarsel. Berdasarkan
bentuknya, jaringan parenkim dibedakan menjadi:
 Parenkim palisade, bentuknya memanjang dan tegak.
 Parenkim bunga karang, bentuknya menyerupai bunga karang.
 Parenkim bintang, bentuknya menyerupai bintang dengan ujung jaringan
saling berhubungan.
 Parenkim lipatan, bentuk dinding sel melipat ke dalam.
Berdasarkan fungsinya, jaringan parekim dibedakan menjadi :
 Parenkim fotosintesis, didalamnya terdapat sel yang mengandung krorofil
disebut klorenkim.
 Parenkim penyimpanan bahan makanan. Parenkim penyimpanan air.
 Parenkim penyimpanan udara, didalamnya terdapat sel yang mengandung
rongga-rongga udara disebut aerenkim.
 Parenkim transportasi.

Jaringan Penyokong (Jaringan Penunjang)


Jaringan penyokong (jaringan penunjang) merupakan jaringan yang
memiliki dinding yang tebal untuk menunjang tubuh tumbuhan agar dapat berdiri
dengan kokoh. Terdiri dari jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.

Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat pada organ tumbuhan
yang masih aktif dalam pertumbuhan. Struktur sel kolenkim sebagai sel yang
panjang dengan dinding sel tebal primer. Dinding sel biasanya tidak teratur dan
terdiri dari molekul selulosa dan pektin  di beberapa titik, mereka menyerupai sel
parenkim yang berubah menjadi sel kolenkim. Ketika beberapa sel menumpuk,
tubuh Golgi bersama dengan retikulum endoplasma muncul bersama untuk
membentuk dinding sel primer.

Gambar 10. Struktur jaringan kolenkim

Ketika dua sel berfusi, mereka membentuk dinding primer tipis yang tidak
berdiferensiasi menjadi sel collenchyma. Oleh karena itu semakin banyak sel
menumpuk dan melebur, mereka kemudian membentuk dinding sel primer
fungsional yang kuat dan tidak teratur. Sel-sel yang baru terbentuk ini akan
memanjang untuk memberikan dukungan bagi tanaman agar dapat tumbuh.
Namun, dinding primer tidak memiliki lignin, kompleks organik polimer
yang membentuk jaringan struktural yang kuat dari tanaman vaskular yang
memberikannya dukungan yang kuat, terutama pada kayu dan kulit kayu dan juga
mencegah pembusukan. Fungsi sel kolenkim, diantaranya:
 Menjadi sel-sel hidup dalam jaringan tanaman, mereka memberikan
dukungan ke area tanaman yang tumbuh. Karena dinding sel kekurangan
lignin, ia tetap lentur memberikan bagian-bagian tanaman seperti batang
muda, akar muda, dan dukungan daun plastik muda (elastis).
 Mereka menawarkan fleksibilitas dan kekuatan tarik untuk jaringan tanam,
memungkinkan tanaman membungkuk.
 Mereka juga memungkinkan bagian tanaman tumbuh dan memanjang.
 Kolenkim dapat bergabung dengan kloroplas dan melakukan proses
fotosintesis.

Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penguat tumbuhan yang terdiri atas sel-sel
mati. Dinding sel sklerenkim sangat kuat, tebal, dan banyak mengandung lignin.
Berdasarkan bentuknya, sklerenkim dibagi menjadi dua macam, yaitu serabut dan
sel batu (sklereid). Serabut atau serat berasal dari jaringan meristem dan
umumnya terdiri atas sel-sel panjang dan bergerombol membentuk anyaman atau
pita.
Gambar 11. Struktur jaringan sklerenkim

Contohnya adalah pelepah daun pisang. Sedangkan sel batu (sklereid)


merupakan jaringan sklerenkim yang bentuk selnya membulat dengan dinding sel
yang mengalami penebalan. Contohnya adalah tempurung kelapa atau kulit biji
keras. Ciri-ciri jaringan sklerenkim, diantaranya:
 Tersusun dari sel-sel mati.
 Mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya kuat dan keras.
 Tidak mengandung protoplas.
 Dinding sel tebal.
 Berdasarkan bentuknya, sel sklerenkim dibedakan menjadi : Sklereid (sel
batu), sel mati, berbentuk bulat, dan berdinding keras (tahan terhadap
tekanan).
 Fiber (serabut sklerenkim), berbentuk panjang, terdapat pada permukaan
batang.

D. Struktur dan Perkembangan Epidermis

Jaringan epidermis adalah jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling


luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar,
batang, hingga daun.Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang
berbentuk pipih dan rapat.  Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung
jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat.Jaringan epidermis daun
terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun.Jaringan epidermis daun
tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel penutup stomata.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena
penguapan (membatasi transpirasi), kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak),
perubahan temperature dan hilangnya zat-zat makanan (angin, hujan, dan lain-
lain).
Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel, tapi pada beberapa
tumbuhan sel protoderm pada daun membelah dengan bidang pembelahan sejajar
dengan permukaan (periklinal), dan turunannya membelah lagi sehingga terjadi
epidermis berlapis banyak (misalnya: velamen pada akar anggrek). Sebagian besar
terdiri dari sesl-sel yang tak terspesialisasi.Bentuk, ukuran susunan sel epidermis
berbeda-beda pada berbagai jenis tumbuhan. Tapi semuanya rapat satu sama lain.

Struktur Morfologi dan Anatomi Jaringan Epidermis


Jaringan epidermis sebagai jaringan yang berfungsi sebagai pelindung,
mempunyai struktur morfologi dan anatomi yang kokoh. Jaringan epidermis
terhitung kokoh karena tersusun dari sel yang rapat satu sama lain. Sel epidermis
memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan hasil metabolisme, seperti plastid
dan grana yang sedikit (tidak membentuk klorofil), pati, dan protein, serta
antosianin. Pada dinding sel luar epidermis terdapat daerah dengan luar antar fibril
yang lebar, mengandung kutin yang membentuk lapisan kutikula di permukaan
luar epidermis. Kutikula umumnya tertutup oleh bahan yang bersifat lilin,
merupakan lapisan datar atau berbentuk batang.
Sel epidermis secara umum memang mempunyai bentuk, ukuran, serta
susunan yang beragam, tetapi selalu tersusun rapat membentuk lapisan yang
kompak tanpa ruang interseluler. Dalam epidermis petal (daun mahkota), kadang-
kadang terbentuk ruang udara, namun selalu dilapisi oleh kutikula.
Sel epidermis umumnya tubular, pada helaian daun tumbuhan dikotil
dinding antiklinal sel epidermisnya kebanyakan berlekuk-lekuk. Dalam batang,
dan teristimewa pada daun tumbuhan monokotil, sel epidermis bentuknya
memanjang. Dalam epidermis biji-bijian tertentu (Leguminosae dan Punica), sel
epidermis dalam arah radial relatif sangat ramping dan berbentuk tongkat. Dalam
tumbuhan tertentu, sel epidermis berbentuk heksagon bila dilihat dari permukaan.
Namun sebenarnya berbentuk polihedron.
Gambar 12. Struktur epidermis
E. Struktur Kelenjar Sekresi Luar dan Dalam

Sekresi adalah peristiwa terpisahnya substansi dari protoplas, yang


dikeluarkan adalah berupa kelebihan ion, hasil fotosintesis, sisa metabolisme
berupa alkaloid, tanin, terpen, kristal, juga zat khusus seperti enzim dan hormon.
Struktur sekresi dibagi menjadi struktur sekresi luar dan struktur sekresi dalam.

Struktur sekresi luar


Dalam kelompok ini termasuk rambut kelenjar serta kelenjar dipermukaaan
tumbuhan, nektarium atau kelenjar madu serta hidatoda.
a. Rambut kelenjar : terdiri dari 1 sel (Gambar 1), lebih dari satu sel (Gambar
2) atau berkelompok, contoh :

Gambar 13. rambut kelenjar bersel satu dari Urtica

Gambar 14. Rambut kelenjar ber sael banyak pada Coleus


b. Nektarium/ kelenjar madu, yang berisi gula, biasanya terletak dekat xylem
dan floem pada jaringan epidermis atau dibawah nya, ditemukan pada bunga
atau diluar bunga.
c. Hidatoda, terletak di ujung atau ditepi daun. Air yang keluar dari xilwm
disebut epitem.

Struktur Sekresi Dalam


a. Ideoblas
 Sel yang terspesialisasi untuk menyimpanmetabolit.
 Ukuran sel idioblas sedikit berbeda dibandingkan dengan sel-sel di
sekitarnya, tersusun tunggal atau dalam barisan yang panjang.
 Latisifer, litosis pada ficus (didalam sel terdapat kristal sistolit).
 Idioblas dapat mengandung resin, tannin, lendir, kristal, minyak dll.

b. Latisifer
 Sel atau sekelompok sel penghasil lateks.
 Ditemukan pada sejumlah besar jenis dan marga tumbuhan.
Tipe Latisifer :
1) Latisifer sederhana (nonarticulated)
 Berasal dari sel tunggal yang memanjang seiring dengan pertumbuhan
tanaman.
 Kadang-kadang bercabang.
 Tidak bercabang : vinca, cannabis.
 Bercabang : euphorbia, nerium, Ficus, Asclepias.
2) Latisifer majemuk (articulated)
 Tersusun atas satu seri sel, baik bercabang maupun tidak bercabang.
 Ujung dari masing-masing sel tetap utuh, berpori atau membentuk
lubang/perforasi_anastomosis atau tidak beranastomosis tidak
beranastomosis : musa, allium.
 Beranastomosis : sonchus, carica, manihot, papaver, hevea pada hevea,
latisifer umumnya terdapat pada kulit batang.
 Latisifer yang paling utama terbentuk pada kulit batang paling dalam,
yang berasal   dari cambium.
F. Struktur Dan Perkembangan Xilem Dan Floem

Floem
Floem berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat-zat makanan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Floem tersusun atas sel-sel
yang masih aktif atau hidup dan yang telah mati. Jaringan floem adalah suatu
jaringan dewasa yang kompleks. Pelaksanaan fungsi floem didukung oleh sel-
sel penyusunnya. Floem terdiri dari beberapa sel atau unsur yaitu unsur-unsur
kibral, sel pengantar, sel albumen, parenkim floem, dan serat-serat
floem. Perhatikan Gambar 2. Unsur-unsur kibral atau tapis terdiri atas dua macam,
yaitu sel-sel tapis dan komponen buluh tapis. Sel-sel penyusun buluh tapis
mempunyai dinding melintang yang berfungsi sebagai sekat-sekat. Sekat-sekat ini
mempunyai pori-pori dan berfungsi sebagai tapisan atau saringan.

Gambar 15. Struktur jaringan floem


Parenkim floem merupakan jaringan parenkim yang terdapat di bagian
pembuluh tapis (floem). Pada bagian ini terdapat sel-sel pengantar dan sel-sel
albumen. Sel albumen merupakan sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkim
pembuluh tapis. Sel-sel ini kaya akan zat putih telur. Jaringan parenkim pada
floem terdiri dari sel-sel yang masih hidup dan melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu. Parenkim floem berfungsi untuk menyimpan zat-zat tepung,
lemak, dan zat organik lainnya serta merupakan tempat akumulasi beberapa zat,
misalnya tanin dan resin.
Sel pengantar atau pengiring terdiri dari sel-sel masih hidup dan bersifat
meristematis. Fungsi sel-sel pengantar belum diketahui secara pasti.
Namun, diperkirakan bahwa sel pengantar berfungsi sebagai pembawa hormon-
hormon bagi penyembuhan luka dan menyalurkan zat-zat makanan bagi sel-sel
tapis. Serat-serat floem terdiri atas floem primer maupun sekunder. Floem primer
terbentuk dalam organ-organ tumbuhan yang masih mengadakan
pertumbuhan memanjang. Adapun serat-serat floem sekunder terbentuk dari sel-
sel kambium.

Xilem
Jaringan xilem adalah jaringan dewasa yang kompleks dan tersusun dari
berbagai macam sel. Pada umumnya, sel-sel penyusun xilem telah mati
dengan dinding sel yang tebal dan mengandung lignin. Xilem berfungsi
mengangkut air dan zat-zat mineral (hara) dari akar ke daun serta sebagai jaringan
penguat. Xilem terdiri atas beberapa unsur atau sel-sel yaitu unsur trakeal (trakea
dan trakeida), serat xilem, dan parenkim xilem. Perhatikan Gambar 2.

Gambar 16. Struktur jaringan xilem


Trakea merupakan bagian terpenting pada xilem tumbuhan bunga
(Anthophyta). Trakea tersusun atas tabung-tabung yang berdinding tebal karena
adanya lapisan selulosa sekunder dan diperkuat lignin sebagai bahan pengikat.
Lubang atau noktah yang terdapat di ujung-ujung sel trakea disebut perforasi.
Trakea hanya terdapat pada Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan tidak
terdapat pada Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka), kecuali anggota
Gnetaceae (golongan belinjo).
Trakeida mempunyai diameter lebih kecil dibandingkan trakea, walaupun
dinding selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeida 30 milimeter
dan panjangnya beberapa milimeter. Trakeida terdapat pada semua tumbuhan
Spermatophyta (tumbuhan berbiji). Pada ujung sel trakeida terdapat lubang seperti
saringan. Pada batang anggota tumbuhan Dicotyledoneae, jika dilihat dari arah
luar letak xilem berada pada bagian dalam sesudah kambium. Sementara itu pada
akar, xilem terletak di tengah dan berbentuk menjari dikelilingi floem. Pada akar
Monocotyledoneae, letak xilem berdampingan dengan floem dan xilem di sebelah
luar. Antara xilem dan floem tidak dibatasi oleh kambium. Xilem dan floem
tersusun atas unsur-unsur yang berbeda-beda.

G. Struktur Dan Perkembangan Kambium

Kambium adalah suatu lapisan pada sistem sel pada tanaman yang jaringan
tersebut membelah secara aktif juga bertanggung jawab menjadi perkembangan
sekunder suatu tanaman. Kambium bisa ditemukan di akar dan batang.
Berdasarkan sel-sel yang akan terbentuk, ada 2 jenis kambium adalah kambium
pembuluh dan kambium gabus. Perubahan hanya digunakan di tanaman
gymnospermae dan dikotil.
Bagian dari kulit merupakan kambium gabus. Toko memproduksi kain
gabus (phelem, phellem atau gabus) untuk bagian luar. Jaring gabus
mengendalikan saluran masuk dan keluar air dan mengantisipasi hal seperti
serangga dan banyak fungsi mekanis lainnya.
Di bagian dalam, kambium gabus membentuk lapisan kulit gabus pada
sejumlah spesies tanaman yang disebut pheloderm. Perubahan vaskular atau
pembuluh yaitu suatu bagian yang umumnya disebut sebagai kambium biasa.

Gambar 17. Struktur kambium


Fungsi Umum dari Kambium
Kambium adalah lapisan jaringan meristemik pada tanaman, sel-sel yang
bertanggung jawab aktif dan berbagi tanaman sekunder. Perubahan terjadi pada
akar dan batang, perubahan itu merupakan kombinasi dari tanaman yang keras.
Berikut adalah fungsi dari kambium:
1. Daunnya dapat membawa fotosintesis melalui tanaman
2. Transportasi air dari akar ke daun selama fotosintesis
3. Pembentukan xilem dan floem.

Ciri-ciri dari Kambium


Perubahan hanya terjadi pada tanaman dikotil dan gymnospermae. Aktivitas
kambium dapat menghasilkan jaringan gabus (phelem, cork, atau phellem) di luar
ruangan. Jaringan memiliki fungsi untuk mengontrol masuk dan keluarnya air dan
mencegah infestasi oleh parasit dan fungsi mekanis lainnya. Pertumbuhan jenis
sekunder yang dapat menyebabkan ekspansi tangkai, tahun pembentukan dan jari-
jari sumsum. Jari-jari sumsum adalah jaringan parenkim yang menghubungkan
kulit dengan sumsum dan antara ilem dan floem adalah sel-sel pertukaran yang
secara aktif membelah.
Di akar dan batang tanaman dikotil, jaringan primer dan jaringan floem
yang hidup untuk waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu fungsinya diambil
alih oleh jaringan kambium sekunder yang dapat diproduksi oleh pertukaran yang
aktif berbagi.

Struktur dari Kambium


Kambium ialah meristem lateral karena terletak di daerah luar batang dan
akar. Untuk sebagian besar semak dan pohon, wilayah kambium adalah silinder
berlapis-lapis dengan penampang yang membentuk cincin kontinu. Ketika kabium
aktif, ia jenis dari banyaknya lapisan ke sel, tetapi ketika diam (tidak aktif).
Lapisan tersebut dianggap sebagai lapisan dua sisi karena dapat
menghasilkan turunan di banyak arah. Selanjutnya pembelahan perlicinal, sel-sel
di kembangakan menjadi sel-sel yang tetap di bagian luar agar aktif sebagai
perubahan atau sel eksternal mengembangkan jadi sel internal tetap valid sebagai
sel penukar.
Hal tersebut merupakan interpretasi yang umum. Bukti sangat meyakinkan
yaitu jika xilem paralel dan floem sekunder adalah gambar cermin satu sama lain.
Pada titik tertentu, perubahan tersebut menciptakan jari empiris baru yang dapat
ditemukan di xilem dan floem. Sementara gearbox dikeluarkan ke dalam bersama-
sama dengan penebalan silinder xilem. Sel tersebut akan membelah menjadi
bidang fisi antiklin sehingga dapat memperbesar area tangensial. Oleh karena itu,
area roda gigi mengkompensasi luasnya silinder xilem.
Disebutkan di atas bahwa transmisi sepenuhnya silindris. Namun, sejumlah
kecil kayu terbentuk di kebanyakan tanaman contohnya Euphorbiaaceae, sukulen
dan sebagian besar dikotida, termasuk pepaya. Tumbuhan terlihat seperti tanaman
herbal. Di sini kambium terlihat seperti serangkaian pita tipis yang dibatasi oleh
bundel asli bundel pembuluh darah. Aktivitas terbatas kambium berarti bahwa file
tersebut dalam bentuk tiang kayu atau jaring kayu.

H. Struktur dan Perkembangan Akar pada Tumbuhan 

Akar adalah bagian tubuh tumbuhan yang berada dalam tanah. Bentuk akar
sebagian besar meruncing. Terkadang, akar memiliki ujung yang berwarna
cerah. Akar berfungsi sebagai penopang dan penguat berdirinya tumbuhan. Untuk
memperoleh zat dari luar tubuh, akar tumbuhan berperan dalam proses
penyerapan air dan garam mineral dari dalam tanah. Akar berfungsi sebagai
tempat penyimpanan cadangan makanan, contohnya adalah ketela pohon dan
kentang. Selain menjulur dari dasar tunas, akar tumbuhan juga dapat keluar dari
permukaan tanah. Akar demikian bisa muncul dari batang ataupun daun. Kita
dapat menyebut akar yang tumbuh pada bagian yang tidak semestinya ini dengan
nama akar liar atau adventitious (lihat Gambar 18). 
Gambar 18. Akar liar (adventitious) pada tanaman jagung

Berdasarkan jenisnya, akar tumbuhan terbagi menjadi dua, yaitu sistem akar


tunggang dan sistem akar serabut. Sistem akar tunggang dimiliki oleh akar
tumbuhan dikotil, sedangkan sistem akar serabut dimiliki oleh akar tumbuhan
monokotil. Pada sistem akar tunggang terdapat satu akar tunggang besar, namun
akar lateralnya kecil. Sementara pada sistem akar serabut, akarnya mirip benang-
benang. Perhatikan Gambar 19.

Gambar 19. Sistem akar tunggang dan sistem akar serabut


Secara morfologis, akar terdiri atas leher akar (pangkal akar), batang akar,
cabang akar, serabut akar, rambut akar, ujung akar, dan tudung akar (kaliptra).
Perhatikan Gambar 20. 
Gambar 20. Akar dan bagian-bagiannya
Bagian akar yang secara langsung terhubung dengan batang disebut leher
akar. Sementara bagian yang berada di antara leher dan ujung akar dinamakan
batang akar. Selanjutnya, akar juga memiliki bagian menonjol pada batang yang
membentuk cabang akar. Selain itu, ada juga akar halus bercabang-cabang yang
disebut serabut akar. Lalu, akar juga memiliki bagian yang mengalami diferensiasi
pada jaringan epidermisnya. Bagian ini dinamakan rambut akar. Sementara,
bagian ujung akar yang berfungsi sebagai pelindung mesistem saat akar
memanjang menembus tanah disebut tudung akar.
Di belakang tudung akar terdapat berbagai zona pertumbuhan primer. Zona
yang dimaksud adalah zona pembelahan sel, zona pemanjangan, dan
zona pematangan. Perhatikan Gambar 4.

Gambar 21. Zona pertumbuhan akar dan struktur akar


Pada zona pembelahan sel terdapat meristem apikal atau meristem primer.
Meristem apikal menghasilkan sel-sel meristem dan mengganti sel tudung akar
yang mengelupas saat menembus tanah. Sel pusat tenang juga terdapat pada
lapisan ini. Fungsi sel pusat tenang adalah sebagai cadangan pemulihan meristem
saat mengalami kerusakan. Di dalam zona ini terdapat protoderm, prokambium,
dan meristem dasar. Masing-masing akan menghasilkan tiga sistem jaringan.
Zona pembelahan sel berhubungan dengan zona pemanjangan. Di dalam
zona ini sel-sel mengalami perpanjangan sepuluh kali panjang asalnya. Akibatnya,
ujung akar terdorong semakin jauh ke dalam tanah. Sementara zona pematangan
pada akar mengalami spesialisasi dan diferensiasi sesuai fungsinya.

Referensi :
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk
SMA dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta,
p. 386.
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI.
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

Anda mungkin juga menyukai