Anda di halaman 1dari 6

Diyana, minta tolong tabel sama gambarnya dikasih keterangan ya.

misal
tabel 1, tabel 2, gambar 1, gambar 2, dst.. makasihh ^^
4.3 Hasil Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakcoy
Parameter pengamatan yang digunakan dalam mengukur pertumbuhan dan
produksi tanaman pakcoy adalah tinggi tanaman, jumlah daun dan juga berat
basah tanaman pakcoy.
4.3.1 Tinggi Tanaman Pakcoy
Berikut adalah tabel dan grafik data hasil pengamatan tinggi tanaman
pakcoy dengan perlakuan kontrol, 100% bahan anorganik, 100% bahan organik
dan 50% bahan organik + 50% bahan anorganik pada umur 1 mst sampai dengan
3 mst.
Tabel. Data Tinggi tanaman pakcoy pada beberapa perlakuan
Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3
Kelompok/
1 2 3 1 2 3 1 2 3
perlakuan
MST MST MST MST MST MST MST MST MST
B1
3,2 4,3 5 2,7 3 4,5 3,3 5 6
(Kontrol)
B2
(100% 3,4 4,1 4,5 2 2,5 3,5 2,4 3 5
anorganik)
P2
(50%
organik + 2,5 3 5 2,5 3 4,5 2 3,5 4,5
50%
anorganik
Q2
11 12 5,5 12,8 13 4 12,5 12,8
(100% 4,5
organik)
Rerata Tinggi Tanaman Pakchoy
14
Tinggi Tanaman (cm) 12
10
8
6
4
2
0
1 MST 2 MST 3 MST

B1 (Kontrol) B2 (100% Anorganik)


P2 (50% organik + 50% anorganik) Q2 (100% organik)

Gambar. Grafik parameter tinggi tanaman pakchoy


Berdasarkan grafik pengamatan tinggi tanaman pakcoy dengan rata-rata
tinggi tanaman pakcoy pada 1 MST hingga 3 MST dengan menggunakan 3
tanaman sampel didapatkan hasil bahwa tanaman Q2 dengan perlakuan 100%
bahan organik memiliki tinggi yang lebih unggul dibandingkan dengan tanaman
pakcoy kelas B1 dengan perlakuan kontrol, B2 dengan perlakuan 100% bahan
anorganik dan P2 dengan perlakuan 50% bahan organik + 50% bahan anorganik.
Rata-rata tinggi tanaman pakcoy tertinggi dimiliki oleh kelas Q2 dengan
perlakuan 100% bahan organik dengan tinggi 12,6 cm sedangkan rata-rata
terendah dimiliki oleh kelas B2 dengan perlakuan 100% bahan anorganik dengan
tinggi 4,3 cm.
4.3.2 Jumlah Daun Pakcoy
Berikut adalah tabel dan grafik data hasil pengamatan jumlah daun pada
tanaman pakcoy dengan perlakuan kontrol, 100% bahan anorganik, 100% bahan
organik dan 50% bahan organik + 50% bahan anorganik pada umur 1 mst sampai
dengan 3 mst.
Tabel. Data Jumlah daun tanaman pakcoy pada beberapa perlakuan
Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3
Kelompok/
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Perlakuan
MST MST MST MST MST MST MST MST MST
B1
3 5 5 3 6 7 3 5 7
(Kontrol)
B2
(100% 3 6 4 2 6 7 3 4 3
anorganik)
P2
(50%
organik + 2 4 6 2 4 6 2 3 5
50%
anorganik
Q2
3 11 8 5 6 6 4 6 6
(100%
organik)

Rerata Jumlah Daun Tanaman Pakchoy


9

7
Jumlah Daun (helai)

0
1 MST 2 MST 3 MST

B1 (Kontrol) B2 (100% Anorganik)


P2 (50% organik + 50% anorganik) Q2 (100% organik)

Gambar. Grafik parameter jumlah daun pakcoy


Berdasarkan grafik di atas didapatkan hasil bahwa rata – rata jumlah daun
pakcoy pada 3 tanaman sampel dengan umur 1 MST hingga 3 MST. Dengan
jumlah daun terbanyak dimiliki oleh kelas Q2 dengan perlakuan 100% bahan
organik dengan jumlah 7 helai daun dibandingkan dengan tanaman pakcoy kelas
lain, sedangkan rata – rata jumlah daun pakcoy terendah dimiliki oleh kelas B2
dengan perlakuan 100% bahan anorganik dengan jumlah 5 helai daun.
4.3.3 Berat Bersih Tanaman Pakcoy
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan berat basah tanaman pakcoy
dengan perlakuan kontrol, 100% bahan anorganik, 100% bahan organik dan 50%
bahan organik + 50% bahan anorganik pada umur 3 mst.

Tabel. Data berat basah tanaman pakcoy


Kelompok/perlakuan Berat Basah (gr)
B1
10
(Kontrol)
B2
5
(100% anorganik)
P2
16,7
(50% organik + 50% anorganik
Q2
(100% 7,1
organik)

Berdasarkan data berat basah 3 tanaman pakcoy dengan perlakuan yang


berbeda setelah dipanen didapatkan hasil bahwa berat basah tanaman pakcoy
tertinggi dimiliki oleh kelompok P2 dengan perlakuan 50% bahan organik + 50%
bahan anorganik dengan berat 16,7 gram dibandingkan dengan kelompok yang
lain, sedangkan berat basah terendah dimiliki oleh kelompok B2 dengan
perlakuan 100% bahan anorganik yang memiliki berat 5 gram.
4.3.4 Pembahasan
Berdasarkan ketiga parameter pengamatan pada tanaman pakcoy,
didapatkan rata-rata tanaman yang unggul dari tinggi daun dan jumlah daun pada
umur 1 MST hingga 3 MST dimiliki oleh kelas Q2 dengan perlakuan 100% bahan
organik. Hal ini terjadi karena pada lahan agroforestri banyak penutup lahan yang
beragam sehingga banyak seresah yang menutupi tanah. Seresah sendiri dapat
mencirikan suatu tanah dianggap subur sesuai dengan pendapat Aprianis (2011),
seresah mempunyai peranan penting bagi tanah dan mikroorganisme yang ada di
dalamnya. Seresah yang telah mengalami proses penguraian atau dekomposisi
akan menghasilkan hara sehingga langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Tanah yang mengandung banyak seresah akan mendukung proses penguraian oleh
organisme tanah. Selain seresah penambahan pupuk organik juga memberikan
peran penting bagi tanaman, seperti yang dikatakan Sudirja (2006) pemberian
pupuk organik dapat menambah cadangan unsur hara yang ada di dalam tanah,
memperbaiki struktur tanah dan menambah kandungan bahan organik tanah.
Semakin banyak pemberian dosis pupuk organik akan memberikan peran penting
bagi tanah karena dapat mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah
melalui perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologinya. Penambahan kompos ke
dalam tanah dapat memperbaiki struktur, tekstur, dan lapisan tanah sehingga akan
memperbaiki keadaan aerasi, drainase, dan kemampuan daya serap tanah terhadap
air (Djuarnani, et al., 2005)
Pada parameter tertinggi berat basah tanaman pakcoy dimiliki oleh
kelompok P2 dengan perlakuan 50% bahan organik + 50% bahan anorganik.
Penambahan pupuk anorganik seperti KCL, SP36 dan Urea akan memperbaiki
produktivitas suatu tanaman. Menurut Wijaya (2010), penambahan nitrogen pada
tanaman dapat mendorong pertumbuhan organ-organ yang berkaitan dengan
fotosintesis seperti daun. Tanaman yang cukup mendapat suplai nitrogen akan
membentuk daun yang memiliki helaian lebih luas dengan kandungan klorofil
yang lebih tinggi sehingga tanaman dapat menghasilkan karbohidrat dalam jumlah
yang tinggi untuk menopang kebutuhan vegetatif. Penambahan kalium juga
berperan penting untuk hasil tanaman pakcoy, hal ini dikarenakan kalium
berpengaruh penting terhadap pembentukan klorofil, karbohidrat dan translokasi
gula di dalam tanaman. Pada fotosintesis kalium secara langsung memacu
pertumbuhan dan indeks luas daun, sehingga meningkatkan asimilasi CO2 serta
meningkatkan translokasi produk fotosintesis (Jumin, 2002), sedangkan
penambahan fosfor pada tanaman pakcoy sangat penting untuk mendukung
perkembangan akar, pertumbuhan awal akar tanaman, luas daun, dan
mempercepat panen. Pertambahan bobot segar tanaman meningkat seiring dengan
meningkatnya ukuran tinggi tanaman, jumlah daun tanaman dan pertambahan luas
daun tanaman. Hasil dari fotosintesis diakumulasikan ke berbagai jaringan
tanaman, sehingga seiring dengan pertambahan ukuran organ pada tanaman maka
bobot segar tanaman juga meningkat (Shinta, et al., 2017)
DAPUS

Aprianis, Y. 2011. Produksi dan Laju Dekomposisi Serasah Acacia crassicarpa


A. Cunn. Di PT. Arara Abadi. Tekno Tanaman Hutan. Vol 4 No.1:41 - 47.
Djuarnani, N., Kristiani, dan B.S Setiawan. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos.
Jakarta .Agromedia Pustaka
Jumin, H. B. 2002. Agroekologi: Suatu Pendekatan Fisiologis. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Shinta, Hariyono, D., Maghfiroeh D. 2017. Penggunaan kompos sampah kota dan
pupuk urea terhadap Pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy (Brassica rapa
L.)
Sudirja. 2006. Bawang Merah. http//www.lablink.or.id/agro/bawangmrh/
alternariapartrait. Diakses 10 Maret 2016.
Wijaya, K. (2010). Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk
Organik Cair Hasil Perombakan Anaerob Limbah Makanan Terhadap
PertumbuhanTanaman Sawi ( Brassica juncea L.)

Anda mungkin juga menyukai