Anda di halaman 1dari 5

JURNAL ANALIS FARMASI

Volume 2, No. 4 Oktober 2017 Hal 278-282

UJI DAYA HAMBAT BEBERAPA DEODORAN TERHADAP BAKTERI


PENYEBAB BAU KETIAK Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus
epidermidis DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM

INHIBITORY TEST OF DEODORANTS ON THE BAKTERY OF


CHILDHOOD CAUSES Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus
epidermidis WITH DIFFUSION DISC METHOD

Yudhi Chandra1

ABSTRAK
Deodoran diindikasi memiliki aktivitas antibakteri. Pada penelitian ini dilakukan
untuk menentukan aktivitas antibakteri deodoran yang dipasarkan di salah satu mini
market yang berada di Perumahan Bukit Kemiling Permai (BKP), Kemiling, Bandar
Lampung. Sampel yang digunakan yaitu delapan deodoran diuji antibakteri
menggunakan metode difusi cakram. Pada bakteri tersebut dilakukan uji pewarnaan
gram, didapati hasil untuk Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri gram positif
dan Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri gram negatif. Hasil Uji antibakteri
dari delapan deodoran yang diuji delapan memiliki aktifvitas menghambat bakteri.
Didapati zona hambat terhadap bakteri Pseudomonas aeuginosa pada sampel A yaitu
7,4 mm, B yaitu 19,2 mm, C yaitu 10,0 mm, D yaitu 12,1 mm, E yaitu 18,6 mm, F
yaitu 10,8 mm, G yaitu 12,6 mm, H yaitu 18,95 mm dan daya hambat terhadap
bakteri Staphylococcus epidermidis pada sampel A yaitu 12,65 mm, B yaitu 10,75
mm, C yaitu 14,31 mm, D yaitu 21,4 mm, E yaitu 23,55 mm, F yaitu 7,7 mm, G yaitu
19,6 mm, H yaitu 15,1 mm. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa deodoran
yang diuji memiliki aktivitas antibakteri.

Kata kunci: Difusi cakram, deodoran, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus


epidermidis, Antibakteri

ABSTRACT
Deodorant is indicated to have antibacterial activity. In this study was
conducted to determine the activity of antibacterial deodorant marketed in one of the
mini market located in Perumahan Bukit Kemiling Permai (BKP), Kemiling, Bandar
Lampung. The samples used were eight antibacterial deodorants tested using disc
diffusion method. In the bacteria is done gram staining test, found results for
Staphylococcus epidermidis is a gram-positive bacteria and Pseudomonas aeruginosa
is a gram-negative bacteria. The results of the antibacterial test of eight deodorants
tested eight had an inhibitory activity of bacteria. Inhibited zone of Pseudomonas
aeuginosa in sample A is 7.4 mm, B is 19.2 mm, C is 10,0 mm, D is 12,1 mm, E is
18,6 mm, F is 10,8 mm , G is 12,6 mm, H that is 18,95 mm and inhibitory power to
Staphylococcus epidermidis bacteria in sample A that is 12,65 mm, B that is 10,75
mm, C that is 14,31 mm, D that is 21,4 mm , E is 23.55 mm, F is 7.7 mm, G is 19.6
mm, H is 15.1 mm. From this study, it can be concluded that the deodorant tested has
antibacterial activity.

Keywords: Diffusion of disc, deodorant, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus


epidermidis, Antibacterial

PENDAHULUAN normal. Keringat dihasilkan oleh


Berbagai macam aktivitas baik kelenjar keringat yang bernama
ringan maupun berat akan memicu kelenjar ekrin dan apokrin. Kelenjar
sekresi keringat dalam badan. Sekresi ekrin terdapat di hampir seluruh
keringat merupakan metabolisme yang permukaan kulit.

1) Akademi Analis Farmasi Dan Makanan Putra Indonesia Lampung


Uji Daya Hambat Beberapa Deodoran Terhadap Bakteri Penyebab Bau Ketiak
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis Dengan Metode Difusi Cakram

Sedangkan kelenjar apokrin epidermidis dengan menggunakan


terletak di daerah ketiak, payudara, metode difusi cakram.
daerah anus dan kemaluan (Rohman,
2011). METODOLOGI PENELITIAN
Bau badan merupakan masalah Populasi
yang cukup penting dan dapat Populasi dari penelitian ini
mengganggu aktivitas seseorang. adalah produk deodoran yang
Menurut Wijayakusuma (2008), bau dipasarkan di Perumahan Bukit
badan dapat terjadi karena kurang Kemiling Permai (BKP), Kecamatan
menjaga kebersihan badan dan adanya Kemiling, Lampung.
bakteri yang menguraikan keringat
menjadi zat yang berbau kurang sedap. Sampel
Diantara berbagai jenis kelenjar kulit, Sampel yang digunakan pada
bau badan manusia berasal dari penelitian ini adalah 8 produk deodoran
kelenjar apokrin. Kelenjar apokrin dari 8 produsen yang terdiri dari 6
mengeluarkan sebagian besar senyawa sediaan roll-on dan 2 spray yang dijual
kimia yang diperlukan flora kulit di salah satu mini market yang berada
sehingga menghasilkan bau (Mitha, di Perumahan Bukit Kemiling Permai
2015). (BKP), Kemiling, Bandar Lampung.
Masalah bau badan dapat
dialami oleh setiap orang dan dapat Prosedur Penelitian
disebabkan oleh beberapa hal, seperti Uji Pewarnaan Gram (Yasmin dan Fitri,
faktor genetik, kondisi kejiwaan, faktor 2011)
makanan, faktor kegemukan dan bahan 1 Diambil akuades diteteskan pada
pakaian yang dipakai. Keringat yang kaca objek ditambahkan 1 ose
dikeluarkan seseorang terlibat biakan sampel, lalu difiksasi di atas
dalam proses timbulnya bau badan, api.
dimana kelenjar apokrin telah terinfeksi 2 Tetesi pewarnaan kristal violet dan
oleh bakteri yang berperan dalam biarkan selama 1 menit, cuci
proses pembusukan (Jacoeb, 2007). dengan air mengalir, kemudian
Bau badan dapat diatasi dengan tetesi lugol biarkan selama satu
menjaga kebersihan tubuh secara menit dan kembali dicuci dengan
teratur dan pemakaian sediaan topikal air mengalir.
khusus seperti antiperspiran dan 3 Selanjutnya tetesi alkohol 96%
deodoran. Antiperspiran dan deodoran biarkan selama 10 - 20 detik, cuci
mengandung suatu antiseptik yang dengan air mengalir dan
berfungsi untuk menahan atau tambahkan safranin biarkan selama
mengurangi dekomposisi bakteri 20 - 30 detik kemudian cuci lagi
sehingga dapat mengontrol bau badan dengan air mengalir.
(Musfiroh dan Sriwidodo, 2008). 4 Tahap selanjutnya keringkan
Pada penelitian sebelumnya di dengan menggunakan kertas serap
Nigeria yang dilakukan oleh Egbuori dan tambahkan minyak emersi dan
dkk (2013) yang meneliti 20 deodoran amati di bawah mikroskop.
(14 roll on & 6 spray) diketahui bahwa, 5 Bila hasil pewarnaan diperoleh
17 deodoran menghambat aktivitas bakteri berwarna merah maka
bakteri S. epidermis, 15 deodoran bakteri tersebut adalah bakteri
menghambat bakteri P. mirabilis, 11 gram negatif, sedangkan bila
deodoran menghambat bakteri E. coli , diperoleh bakteri berwarna ungu
dan 10 deodoran menghambat bakteri maka bakteri tersebut adalah gram
P. aeruginosa. positif.
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka peneliti ingin melakukan Uji Antimikroba (SNI 8234, 2016)
penelitian pada beberapa deodoran a. Dengan cara mengambil biakan
sediaan spray dan roll-on dalam murni Pseudiomonas aeruginosa
menghambat aktivitas bakteri dan Staphylococcus epidermidis
penyebab bau ketiak Pseudomonas berumur 24 jam dari stock kultur
aeruginosa dan Staphylococcus murni dan dimasukkan kedalam

Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017 279


Yudhi Chandra

tabung reaksi yang berisi NaCl


0,9% steril sebanyak 3-5 ml
dengan standar kekeruhan Mac
Farland 1.
b. Dimasukkan lidi kapas steril
kedalam tabung yang berisi
suspensi.
c. Lidi kapas steril ditekan pada
dinding tabung kemudian
dipulaskan pada media Nutrien Setelah dilakukan Pewarnaan
Agar secara merata. Gram dan Uji Daya Hambat Deodoran
d. Diambil kertas cakram yang telah terhadap bakteri Pseudomonas
direndam selama beberapa menit aeruginosa dan Staphylococcus
didalam larutan deodoran dengan epidermidis didapatkan pada Uji
pinset steril dan diletakkan di atas Penelitian yaitu terbentuk zona
lempeng agar yang ditanami hambatan (wilayah bening) sekitar
bakteri Pseudomonas aeruginosa cakram. Selanjutnya diameter zona
dan Staphylococcus epidermidis. hambatan yang terbentuk diukur
e. Sebagai kontrol negatif digunakan dengan jangka sorong.
kertas cakram yang direndam
selama beberapa menit didalam Tabel 1.
aquades steril dan sebagai kontrol Hasil Pengamatan Diameter Hambatan
positif digunakan baku triklosan Deodoran terhadap pertumbuhan
diletakkan diatas media yang telah Pseudomonas aeruginosa.
ditanami Pseudomonas aeruginosa Sampel
Pengulangan Diameter
I II rata – rata
dan Staphylococcus epidermidis. A 7,3 mm 7,5 mm 7,4 mm
f. Diinkubasi pada suhu 370C selama B 19,5 mm 18,9 mm 19,2 mm
24 jam. C 9,8 mm 10,2 mm 10,0 mm
D 12,1 mm 12,1 mm 12,1 mm
g. Diamati ada atau tidaknya zona E 18,6 mm 18,6 mm 18,6 mm
hambat (wilayah jernih) yang F 10,5 mm 11,1 mm 10,8 mm
G 12,7 mm 12,5 mm 12,6 mm
terbentuk disekitar kertas cakram.
H 19,1 mm 18,8 mm 18,95 mm
h. Pembacaan :
1. Jika terjadi zona hambat
Tabel 2.
(wilayah jernih) disekitar kertas
Hasil Pengamatan Diameter Hambatan
cakram, sampel atau zat yang
Deodoran terhadap pertumbuhan
digunakan dapat menghambat
Staphylococcus epidermidis.
pertumbuhan bakteri. Pengulangan Diameter
Sampel
2. Jika tidak terjadi zona hambat I II rata – rata
A 12,7 mm 12,6 mm 12,65 mm
(wilayah jernih) disekitar kertas B 10,5 mm 11,0 mm 10,75 mm
cakram, sampel atau zat yang C 14,7 mm 14,0 mm 14,35 mm
digunakan tidak dapat D 21,3 mm 21,5 mm 21,4 mm
E 23,5 mm 23,6 mm 23,55 mm
menghambat pertumbuhan F 7,7 mm 7,7 mm 7,7 mm
bakteri. G 19,7 mm 19,5 mm 19,6 mm
H 15,2 mm 15,0 mm 15,1 mm

HASIL PENELITIAN
Tabel 3.
Sebelum dilakukan Uji Daya
Hasil Pengujian Kontrol Positif dan
Hambat terlebih dahulu dilakukan
Kontrol Negatif
pengujian pewarnaan gram untuk
Pseudomonas Staphylococcus
mengetahui bakteri yang diujikan Kontrol
Aeruginosa Epidermidis
merupakan bakteri gram positif dan Kontrol Positif 16,5 mm 14,2 mm
negatif. Kontrol Negatif - -
Pewarnaan Gram
Gram Negatif Gram Positif PEMBAHASAN
Bau badan merupakan keadaan
yang ditandai dengan bau yang
berlebihan dibagian tubuh, biasanya
bau tidak enak yang keluar dari kulit,

280 Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017


Uji Daya Hambat Beberapa Deodoran Terhadap Bakteri Penyebab Bau Ketiak
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis Dengan Metode Difusi Cakram

lebih sering terjadi karena hasil sekresi pertumbuhan bakteri dengan diameter
kelenjar keringat. Permasalahan bau zona hambat sebesar 16,5 mm pada
badan ini tidak saja dapat mengganggu bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
hubungan sosial seseorang, namun 14,2 mm pada bakteri Staphylococcus
juga dapat menjadi pertanda higiene epidermidis. Pada penelitian ini
yang buruk dan dapat berhubungan digunakan triklosan karena triklosan
dengan penyakit tertentu. merupakan zat kimia yang dapat
Deodoran adalah suatu produk membunuh aktivitas bakteri gram
yang ditujukan untuk mengurangi atau positif dan gram negatif.
menutupi bau ketiak melalui kerja Setelah dilakukan penelitian
antimikroba terhadap organisme- terhadap bakteri Pseudomonas
organisme. Zat – zat yang aeruginosa dapat dilihat bahwa adanya
menghambat pertumbuhan bakteri zona hambat pada pertumbuhan
antara lain alumunium kloralhidrat bakteri Pseudomonas aeruginosa. Hasil
yang berfungsi untuk menghambat penelitian memperlihatkan bahwa zona
keluarnya keringat sehingga bakteri hambat yang terbentuk berbeda – beda
tidak dapat menguraikan keringat yang pada tiap sampel. Zona hambat yang di
kan menjadikan bau badan dan adanya dapat pada sampel A yaitu 7,4 mm, B
triklosan yang berfungsi sebagai yaitu 19,2 mm, C yaitu 10,0 mm, D
antimikroba. Sampel deodoran ini yaitu 12,1 mm, E yaitu 18,6 mm, F
sendiri diambil di salah satu mini yaitu 10,8 mm, G yaitu 12,6 mm, H
market yang terlatak di perumahan yaitu 18,95 mm.
Bukit Kemiling Permai (BKP) , Kemiling, Pada penelitian terhadap bakteri
Bandar Lampung. Dari hasil Staphylococcus epidermidis didapati
pengambilan sampel tersebut didapati bahwa adanya zona hambat pada
sampel sejumlah delapan dari delapan pertumbuhan bakteri Staphylococcus
produsen yang terdiri dari enam epidermidis. Hasil penelitian
sediaan roll on dan dua sediaan memperlihatkan bahwa zona hambat
semprot. yang terbentuk berbeda – beda pada
Penelitian ini dilakukan dengan tiap sampel. Zona hambat yang di
uji pewarnaan gram untuk mengetahui dapat pada sampel A yaitu 12,65 mm,
jenis bakteri yang di uji. Prinsip dari B yaitu 10,75 mm, C yaitu 14,31 mm,
pewarnaan gram yaitu saat bakteri D yaitu 21,4 mm, E yaitu 23,55
diwarnai dengan zat pewarna primer mm, F yaitu 7,7 mm, G yaitu 19,6 mm,
(kristal violet), bakteri gram positif H yaitu 15,1 mm.
akan menyerap zat warna tersebut Dari hasil pengujian daya
sehingga berwarna violet. Sedangkan hambat sampel doedoran terhadap
bakteri gram negatif akan melepas zat bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
warna primer saat dicuci dengan Staphylococcus epidermidis
alkohol dan kemudian akan menyerap menunjukkan adanya zona hambatan
zat warna terakhir yang diberikan yaitu (wilayah jernih) yang artinya seluruh
safranin sehingga berwarna merah. sampel deodoran yang beredar di mini
Dari pengujian perwarnaan gram dapat market yang berada di Perumahan
disimpulkan bahwa Pseudomonas Bukit Kemiling Permai (BKP), Kemiling,
aeruginosa merupakan jenis bakteri Bandar Lampung dapat menghambat
gram negatif karena menghasilkan pertumbuhan bakteri Pseudomonas
warna merah pada saat di amati aeruginosa dan Staphylococcus
menggunakan mikroskop dan epidermidis.
Staphylococcus epidermidis merupakan
jenis bakteri gram positif karena KESIMPULAN
menghasilkan warna violet atau biru Hasil Uji antibakteri dari delapan
tua saat di amati menggunakan deodoran yang diuji delapan memiliki
mikroskop. aktifvitas menghambat bakteri.
Dalam penelitian ini Didapati zona hambat terhadap bakteri
menggunakan triklosan sebagai kontrol Pseudomonas aeuginosa pada sampel A
positif. Hasil penelitian menunjukan yaitu 7,4 mm, B yaitu 19,2 mm, C
bahwa triklosan dapat menghambat yaitu 10,0 mm, D yaitu 12,1 mm, E

Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017 281


Yudhi Chandra

yaitu 18,6 mm, F yaitu 10,8 mm, G Staphylococcus epidermis. jurnal


yaitu 12,6 mm, H yaitu 18,95 mm dan Pengajaran MIPA.Vol XII.No.2.
daya hambat terhadap bakteri 2. Mitha, O.S. 2015. Uji Aktivitas
Staphylococcus epidermidis pada Antibakteri Minyak Nilam
sampel A yaitu 12,65 mm, B yaitu (Pogostemon Cablin Benth) Dalam
10,75 mm, C yaitu 14,35 mm, D yaitu Sediaan Deodoran Cair.
21,4 mm, E yaitu 23,55 mm, F yaitu Univertisitas Atma Jaya Yogyakarta
7,7 mm, G yaitu 19,6 mm, H yaitu 15,1 Fakultas Teknobiologi Program
mm. Berdasarkan analisa dari hasil Studi Biologi Yogyakarta.
penelitian yang diperoleh, maka Ha 3. Musfiroh, I., dan Sriwidodo.
dapat diterima karena dapat 2008. Uji Aktivitas Antibakteri
disimpulkan bahwa : deodoran yang Minyak Nilam (Pogostemon Cablin
tersedia di masyarakat mempunyai Benth) Dalam Sediaan Deodoran
daya hambat terhadap pertumbuhan Cair. Skripsi S-1. Univertisitas
bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Atma Jaya Yogyakarta Fakultas
Staphylococcus epidermidis. Teknobiologi Program Studi Biologi
Yogyakarta.
SARAN 4. Rohman, A. 2011. Formulasi Dan
1. Perlu dilakukan penelitian lebih Mekanisme Kerja Antiprespiran.
lanjut untuk mengetahui apakah Universitas Ahmad Dahlan
dalam menghambat bakteri Yogyakarta.
Pseudomonas aeruginosa dan 5. SNI, 2016. Uji Sensitivitas Bakteri
Staphylococcus epidermidis Yang Di Isolasi Dari Ikan Dan
mempunyai daya tahan hambatan Lingkungan Terhadap Antimikrob
yang lama. Dengan Menggunakan Metode
2. Perlu dilakukan pengujian lebih Difusi Cakram. Badan Standarisasi
lanjut untuk mengetahui bakteri Nasional SNI:8234:2016
apa saja yang dapat dihambat oleh 6. Wijayakusuma, H.M.H. 2008.
deodoran selain bakteri Ramuan Lengkap Herbal
Pseudomonas aeruginosa dan Taklukan Penyakit. Pustaka
Staphylococcus epidermidis. Bunda, Jakarta. Halaman 28.
7. Yasmin, Y., Fitri, L., 2011. Isolasi
DAFTAR PUSTAKA Dan Pengamatan Morfologi Koloni
1. Jacoeb, T.M.A. 2007. Aktivitas Bakteri Kitinolitik. Jurnal Ilmiah
Antibakteri Ekstrak Daun Patikan Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi
Kebo (Euphorbia Hirta) Terhadap Volume 3, Nomor 2, Desember
Pertumbuhan Bakteri 2011, hlm 20 - 25

282 Jurnal Analis Farmasi Volume 2 No. 4 Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai