Anda di halaman 1dari 11

DiniPROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KANDUNGAN AIR TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN TRANSPIRASI TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin) DI DESA

BATU PUTIH, KECAMATAN BATU PUTIH, KABUPATEN KOLAKA

UTARA.

OLEH

NAMA : HERWANSAH

NIM : 171430676

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

KOLAKA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman Nilam (Pogostemon cablin) merupakan salah satu tanaman

penghasil minyak atsiri yang dikenal dengan minyak nilam (patchouli oil).

Minyak nilam merupakan komoditas ekspor yang digunakan sebagai bahan

baku wewangian (parfum), kosmetika, farmasi, dan kebutuhan industri

makanan. Karena sifat aromanya yang sangat kuat, minyak ini lebih banyak

digunakan dalam industri parfum. Minyak nilam bersifat fiksatif yang

mempunyai kemampuan dalam mengikat aroma wangi dan mencegah

penguapan zat pewangi sehingga harumnya dapat bertahan lama. Saat ini

baik alami atau sintetis belum ada yang dapat menggantikan minyak nilam.

Indonesia merupakan negara pengekspor minyak nilam terbesar berkisar

90% (Manurung, 2010).

Tujuan ekspor minyak nilam meliputi negara Singapura (37,17%),

Amerika Serikat (17,92%), Spanyol (16,45%),Prancis (8,85%), Switzerland

(6,93%), Inggris (4,42%). Hal itu merupakan peluang besar bagi para petani

untuk membudidayakan tanaman nilam (Anonim, 2010).

Nilam merupakan tanaman tropis yang juga dapat hidup pada daerah sub

tropis, tumbuh baik pada ketinggian tempat sampai 1.200 mdpl, dan

optimum pada ketinggian 100-400 mdpl. Tanaman ini menyukai iklim yang

hangat dan basah dengan curah hujan antara 1.500-3.000 mm per tahun dan

merata sepanjang tahun, pH tanah 5,5-7,0, kelembaban 70-90%, dan suhu


24-28oC. Jenis tanah yang baik adalah regosol, latosol, dan aluvial. Tekstur

tanahnya liat berpasir atau liat berdebu, dan mempunyai daya resapan yang

baik, serta tidak tergenang air pada musim hujan (Ramya et al. 2013).

Nilam termasuk tanaman perdu yang memiliki jaringan sukulen dengan

struktur perakaran yang relatif dangkal. Karakter morfologi perakaran yang

demikian mengakibatkan nilam peka terhadap defisit lengas tanah. Cekaman

kurang air merupakan salah satu cekaman lingkungan yang dapat

menyebabkan penghambatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta

penurunan hasil, serta dehidrasi pada tanaman Nilam (Setiawan, 2013).

Transpirasi merupakan proses kehilangan air dalam bentuk uap air dari

jaringan tumbuhan melalui stomata. stomata yang banyak akan

menyebabkan tanaman mampu menyerap CO2 dan menghasilkan O2

(Hariyanti, 2010).

Transpirasi dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor internal

seperti besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin

dipermukaan daun, jumlah bulu pada daun, jumlah stomata, bentuk dan letak

stomata. Factor eksternal diantaranya suhu, kelembapan, cahaya, angin, dan

kandungan air. Transpirasi akan semakin besar jika banyaknya jumlah daun

karena banyaknya jumlah stomata. Laju transpirasi juga dipengaruhi oleh

luas permukaann daun pada tumbuhan. Hal tersebut dikarenakan daun yang

luas memiliki jumlah stomata yang banyak, sehingga laju transpirasi akan

tinggi (Papuangan, 2014) .


Laju transpirasi mempunyai relasi dengan jenis tanaman dan populasi

tanaman. Perbedaan jenis tanaman berpengaruh terhadap laju transpirasinya.

Tiap vegetasi mempunyai struktur akar dan tajuk yang berbeda-beda.

Struktur tajuk, fisiologi tanaman, indeks luas daun dan conductance stomata

berpengaruh terhadap transpirasi. Volume air tanah yang mampu diserap

oleh tanaman sangat bergantung pada pola perakaran, semakin tinggi

penetrasi akar pada tanah maka akan semakin banyak air yang mampu

diserap oleh tanaman sehingga volume air yang mengalami transpirasi juga

semakin tinggi. Perbedaan struktur kanopi dapat dilihat dari perbedaan

struktur batang serta daun yaitu luas daun tanaman, dimana semakin tinggi

indeks luas daun tanaman maka semakin tinggi laju transpirasi tanaman

(Sugeng, 2016).

Pada tanaman nilam sering terjadi kekurangan air yang dapat

mengakibatkan gangguan-gangguan yang serius dalam banyak proses

fisiologis. Diantara proses fisiologis yang penting dalam proses

pertumbuhan tanaman adalah transpirasi. Proses tersebut tidak hanya

berhubungan dengan produktivitas suatu tanaman tetapi juga dengan

kemampuan adaptasinya, sehingga studi mengenai proses tersebut sangat

penting; hal ini disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa kegiatan penanaman

di lapangan seringkali mengalami kegagalan (tingkat kematian tinggi) akibat

transpirasi berlebihan (Marjenah, 2010).


Air merupakan salah satu mediator yang penting untuk pertumbuhan

tanaman selain sinar matahari. Air sangat berperan dalam proses

metabolisme tanaman. Kandungan air tanaman dipengaruhi oleh faktor

lingkungan, khususnya cuaca. Bila transpirasi menguap berlebihan dalam

jangka waktu lama, misalnya karena adanya musim kemarau selama 3-5

bulan menyebabkan tanaman mengalami cekaman atau stres berakibat

potensial air daun dan tanaman menjadi rendah, luas permukaan daun

menjadi berkurang karena terkurasnya cadangan makanan akibat

menurunnya aktivitas fotosintesis yang disebabkan menurunnya permukaan

stomata daun. Pada tanaman nilam. (Marjenah, 2010).

Bila tanaman terkena kondisi penurunan ketersediaan air, proses yang

pertarna kali terhambat adalah transpirasi, diikuti oleh fotosintesis,

kemudian respirasi serta proses-proses lainnya. Pengaruh kekurangan air

dalam tubuh tanaman dapat mengurangi pertumbuhan vegetatif tanaman,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebab kekurangan air

berpengaruh hampir pada semua proses yang terjadi di dalam tubuh

tanaman. (Marjenah, 2010).


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, tanaman nilam (pogostemon cablin)

merupakan salah satu jenis tanaman yang pertumbuhannya sangat didominasi

oleh ketersediaan air tanah. Namun, pada penelitian ini terdapat rumusan

masalah dimana kurangnya kandungan air tanah dapat mengakibatkan

tanaman nilam akan mengalami gangguan terhadap proses pertumbuhan dan

proses transpirasinya serta mengakibatkan tanaman menjadi tidak produktif.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh kandungan air tanah pada pertumbuhan

tanaman nilam (pogostemon cablin) di Desa Batuputih, Kec. Batuputih,

Kab. Kolaka utara.

2. Untuk mengetahui pengaruh kandungan air tanah terhadap transpirasi

tanaman nilam (pogostemon cablin)di Desa Batuputih, Kec. Batuputih,

Kab. Kolaka utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai pedoman dalam meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas

tanaman nilam (pogostemon cablin).

2. Sebagai referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya pada tanaman

nilam (pogostemon cablin).


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Nilam
 Tanaman nilam (Pogostemon cablin) termasuk dalam famili labiate.
Tanaman ini merupakan tumbuhan semak dengan tinggi antara 0,30 – 1,30 m.
Tanaman ini merupakan tumbuhan daerah tropis dengan curah hujan yang merata
yaitu sebesar 2300 – 3000 mm setiap tahun dan dapat tumbuh baik didaerah
dataran tinggi dan dataran rendah, serta menghendaki tanah yang mempunyai
humus dan unsur hara yang tinggi juga drainase yang baik.
Tanaman nilam dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 1000 m
diatas permukaan laut dan tumbuh baik pada daerah tropis. Secara agroklimat
tanaman nilam mempunyai syarat tumbuh sebagai berikut: (a) tanah; gembur,
banyak mengandung bahan organik, tidak tergenang air dan Ph 6 – 7, (b) suhu;
180 C – 270 C, (c) ketinggian tempat; 100 m – 400 m diatas permukaan laut, (d)
curah hujan; 2300 – 3000 mm/tahun, dan (e) kelembaban; 60 – 70%.
            Nilam mempunyai akar serabut dengan bentuk daun bulat dan lonjong.
Daun yang masih muda berwarna hijau muda, sedangkan daun yang sudah tua
berwarna hijau tua dengan panjang  6,33 – 7,64 cm dan lebar 5,34 – 6,25 cm.
batangnya berkayu, berdiameter 10 – 20 mm, dan berbentuk persegi. Permukaan
batang kasar, berwarna hijau ketika muda, dan hijau kecoklatan ketika sudah tua.
Dalam ilmu taksonomi tumbuhan, tanaman nilam diklasifikasikan sebagai berikut:
            Divisio             : Spermatophyta
            Kelas               : Angiospermae
            Ordo                : Lamiales
            Family             : Labiate
            Genus              : Pogostemon
            Spesies            : pogostemon, spp.

2.2Pertumbuhan
Secara harfiah, pertumbuhan diartikan sebagai perubahan yang dapat
diketahui atau ditentukan berdasarkan sejumlah ukuran atau kuantitasnya.
Pertumbuhan meliputi bertambah besar dan bertambah banyaknya sel-sel pada
jaringan. Proses pertumbuhan pada tanaman terdiri dari pembelahan sel, lalu
diikuti pembesaran sel dan terakhir adalah diferensiais sel. Pertumbuhan hanya
terjadi pada lokasi tertentu saja, yaitu pada jaringan meristem. Jaringan meristem
merupakan jaringan aktif yang dapat membelah diri.
Pertumbuhan pada tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan ukuran panjang
pada bagian batang tumbuhan karena adanya aktivitas jaringan meristem primer.
Sedangkan pertumbuhan sekunder adalah pertambahan besar dari organ tumbuhan
karena adanya aktivitas jaringan meristem sekunder yaitu cambium pada kulit
batang, cambium batang dan akar.
 Proses yang terjadi pada pertumbuhan adalah suatu kegiatan yang irreversible
(tidak dapat kembali ke bentuk semula). Proses yang terjadi pada pertumbuhan
adalah suatu kegiatan yang irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula).
Akan tetapi, pada beberapa kasus, proses tersebut dapat reversible (terbalikkan)
karena pada pertumbuhan terjadi pengurangan ukuran dan jumlah sel akibat
kerusakkan sel atau dediferensiasi sel. Pada tumbuhan, bunga, buah dan batang
disusun oleh sel yang berbeda. Walaupun semua organ memiliki aktivitas
pembelahan sel. Bunga dan buah merupakan organ reproduksi yang disusun oleh
sel-sel reproduktif atau embrionik, sedangkan cabang atau batang disusun oleh
sek-sel tubuh atau somatic.
Sel-sel tubuh atau somatik memiliki potensi untuk kembali membentuk jaringan
yang sama, sedangkan sel embrionik tidak. Dengan aktivitas perbanyakan sel
tersebut, akan dihasilkan kembali sel-sel meristematis yang akan menjadi batang,
akar, daun, dan bagian reproduktif.
Adapun sle embrionik akan mati karena tidak ada sokongan sel lainnya. Selama
proses tumbuhnya akar, batang ataupun daun pertumbuhan dapat dikuantifikasi
dalam bentuk panjang akar, jumlah daun, tinggi tumbuhan atau bahkan berat total
tumbuhan. Berdasarkan gambaran tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pertumbuhan merupakan perubahan kuantitatif dari ukuran sel, organ, atau
keseluruhan organisme.

2.3 Transpirasi
Transpirasi adalah Proses kehilangan air dalam bentuk uap air dari
jaringan tumbuhan melalui stomata, stomata yang banyak akan menyebabkan
tanaman mampu menyerap CO2 dan menghasilkan O2 (Hariyanti, 2010).
Transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti
besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin dipermukaan
daun, jumlah bulu pada daun, jmlah stomata, bentuk dan letak stomata. Faktor
eksternal diantaranya suhu, kelembapan, cahaya, angin, dan kandungan air.
Transpirasi akan semakin besar jika banyaknya jumlah daun karena banyaknya
jumlah stomata. Laju transpirasi juga dipengaruhi oleh luas permukaann daun
pada tumbuhan. Hal tersebut dikarenakan daun yang luas memiliki jumlah
stomata yang banyak, sheingga laju transpirasi akan tinggi (Papuangan, 2014) .
Laju transpirasi mempunyai relasi dengan jenis tanaman dan populasi
tanaman. Perbedaan jenis tanaman berpengaruh terhadap laju transpirasinya. Tiap
vegetasi mempunyai struktur akar dan tajuk yang berbeda-beda. Struktur tajuk,
fisiologi tanaman, indeks luas daun dan conductance stomata berpengaruh
terhadap transpirasi. Volume air tanah yang mampu diserap oleh tanaman sangat
bergantung pada pola perakaran, semakin tinggi penetrasi akar pada tanah maka
akansemakin banyak air yang mampu diserap oleh tanaman sehingga volume air
yang mengalami transpirasi juga semakin tinggi. Perbedaan struktur kanopi dapat
dilihat dari perbedaan struktur batang serta daun yaitu luas daun tanaman, dimana
semakin tinggi indeks luas daun tanaman maka semakin tinggi laju transpirasi
tanaman (Sugeng, 2016).

2.4Pengaruh kadar air terhadap tanaman Nilam


Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua
bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet
lain. Manfaat air bagi tumbuh-tumbuhan yaitu untuk mempertahankan ketegakan
tumbuhan, untuk transportasi, bahan makanan dari akar ke seluruh bagian pohon,
dan untuk proses fotosintesis. Pertumbuhan berlangsung efektif pada malam hari,
karena kandungan air dalam tumbuhan lebih tinggi dari pada siang hari.
Dalam fisiologi tumbuhan,  air merupakan hal yang sangat penting sehingga
menjadi hal utama yang diperhatikan pada budidaya pertanian.  Kekurangan air
akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangannya menjadi abnormal.
Kekurangan yang terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan akan
menyebabkan tanaman tersebut menderita dan kemudian mati.
Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah hormon perkecambahan awal.
Fitohormon dan asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat.
Selain itu, masuknya air pada biji menyebabkan enzim bekerja aktif. Bekerjanya
enzim merupakan proses kimia.
Enzim amylase bekerja memecah tepung menjadi maltose, selanjutnya maltose
dihidrolisis oleh maltase menjadi glukosa. Protein juga dipecah menjadi asam
amino, senyawa glukosa masuk ke dalam proses metabolisme dan dipecah
menjadi energi dan senyawa karbohidrat yang menyusun struktur tubuh asam
amino lalu dirangkaikan menjadi protein yang berfungsi menyusun struktur sel
dan enzim-enzim baru. Terutama asam-asam lemak yang dipakai untuk
menyususn membrane sel.

2.5 Hipotesis
a. H=1
kurangnya kandungan air tanah dapat memengaruhi pertumbuhan dan transpirasi
tanaman nilam.
b.    H=0
kurangnya kandungan air tanahtidak memengaruhi pertumbuhan dan transpirasi
tanaman nilam.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1   Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian


a. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Batuputih, Kecamatan Batuputih, Kabupaten
Kolaka utara.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 30 hari.

3.2   Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode wawancara. Narasumber yang
diwawancarai adalah seorang petani Nilam. Metode lain yang digunakan adalah
studi pustaka, metode ini digunakan dalam mencari definisi, teori, dan data-data
yang relevan sesuai dengan penelitian.

3.3   Instrumen Penelitian
Instrument utama penelitian adalah peneliti sendiri, alat-alat pendukung
seperti alat tulis, buku panduan, dan laptop.

3.4   Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif,  yaitu analisis
menggunakan data-data berupa tulisan-tulisan.
DAFTAR PUSTAKA

Binsani R. (2016). Evaporasi dan Transpirasi Tiga Spesies Dominan dalam


Konservasi Air di Daerah Tangkapan Air (DTA) Mata Air Geger Kabupaten
Bantul Yogyakarta. Jurnal Pendidikan biologi. 1 (3).

Kumekawa, Y., H. Miyaka, K. Ohga, H. Hayakawa, J. Yokoyama, K. Ito,


S.Tebaya, R. Arakawa, and T. Fukuda. (2013). Comparative Analyses of Stomatal
Size and Density Among Ecotypes of Aster hispidus (Asteraceae). American
Journal of Plant Sciences, 4: 524-527.

Marjenah, Pengaruh Kandungan Air Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Transpirasi


Semai SllOreo leproslIlo Miq. (Effect a/Soil Moisture Content to Growth and
Transpiration ofShorea leprosula Miq. Seedling. Jurnal penelitian dipterokarpa, vol.4
No.1. Juni, 2010.

Anda mungkin juga menyukai