Anda di halaman 1dari 10

Makalah

EKOLOGI TUMBUHAN
" Cekaman Air Terhadap Kekeringan dan Genangan pada Pertumbuhan
Tanaman"
Dosen pengampu
Sutriani Kaliu S.P., M.Sc.

NAMA : HERWANSAH
NIM : 171430676
KELAS : A/6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Cekaman air terhadap
kekeringan dan genangan pada pertumbuhan tanaman” dengan baik tanpa
halangan apapun.

Penulis menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna, karena manusia


pasti mempunyai kekurangan. Penulis juga tidak lepas dari sifat kekurangan
itu,sehingga apa yang tertulis dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
walaupun penulis usahakan semaksimal mungkin. Oleh karena itu, penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi menjadi
lebih sempurna.

Akhirnya penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat


bermanfaat bagi pembaca dan khususnya pada diri kami sendiri serta dapat
memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua.

Kolaka, 20 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Cekaman kekeringan........................................................................ 2
B. Cekaman genangan.......................................................................... 4
C. Adaptasi tanaman terhadap lingkungannya..................................... 5
BAB III PENUTUP......................................................................................... 6
A. Kesimpulan...................................................................................... 6
B. Saran................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengaruh cekaman air terhadap pertumbuhan tanaman tergantung pada
tingkat cekaman yang dialami dan jenis atau kultivar yang ditanam. Pengaruh
awal dari tanaman yang mendapat cekaman air adalah terjadinya hambatan
terhadap pembukaan stomata daun yang kemudian berpengaruh besar terhadap
proses fisiologis dan metabolisme dalam tanaman (PennyPacker, et al., 1990).
Tanaman yang mengalami cekaman air stomata daunnya menutup sebagai
akibat menurunnya turgor sel daun sehingga mengurangi jumlah CO2 yang
berdifusi ke dalam daun. Kecuali itu dengan menutupnya stomata, laju transpirasi
menurun sehingga mengurangi suplai unsur hara dari tanah ke tanaman, karena
traspirasi pada dasarnya memfasilitasi laju aliran air dari tanah ke tanaman,
sedangkan sebagian besar unsur hara masuk ke dalam tanaman bersama-sama
dengan aliran air (Kramer, 1972).
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengaruh cekaman kekeringan air terhadap pertumbuhan tanaman
2. Apa pengaruh cekaman genangan air terhadap pertumbuhan tanaman
3. Bagaimana adaptasi tanaman terhadap lingkungannya
C. Tujuan
Tujuan dari penyususnan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan
tanaman
2. Untuk mengetahui pengaruh cekaman genangan terhadap pertumbuhan
tanaman
3. Untuk mengetahui adaptasi tanaman terhadap lingkungannya

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cekaman Kekeringan
Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan suatu akibat yang
tidak dapat dicegah dari keperluan membuka dan menutupnya stomata untuk
masuknya CO2 dan kehilangan air melalui transpirasi lebih besar melalui stomata
daripada melalui kutikula. Indeks luas daun yang merupakan ukuran
perkembangan tajuk, sangat peka terhadap cekaman air, yang mengakibatkan
penurunan dalam pembentukan dan perluasan daun, peningkatan penuaan dan
perontokan daun, atau keduanya. Perluasan daun lebih peka terhadap cekaman air
daripada penutupan stomata. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan penuaan
daun akibat cekaman air cenderung terjadi pada daun-daun yang lebih bawah,
yang paling kurang aktif dalam fotosintesa dan dalam penyediaan asimilat,
sehingga kecil pengaruhnya terhadap hasil.
Pada kondisi cekaman kekeringan, tanaman jagung mengalami kelayuan
atau penggulungan daun yang merupakan gejala kritis tanaman dan defisit air di
mana laju kehilangan air melalui transpirasi lebih besar dibanding laju absorbsi air
oleh akar (Banziger et al. 2000). Pada kondisi lengas tanah 12,6%, seluruh
genotipe jagung umumnya mengalami tingkat kelayuan (penggulungan daun)
yang beragam.
Martin, dkk (1994) menjelaskan bahwa cekaman air yang terjadi pada
paruh kedua dari siklus hidup tanaman ercis mengakibatkan penurunan nilai LAI
(leaf area index) setelah fase pembungaan. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil
biji ercis bila dibandingkan dengan hasil pada musim tanam sebelumnya, dimana
curah hujan selama paruh pertama siklus hidupnya lebih besar. Kekurangan air
dapat menghambat laju fotosintesis, karena turgiditas sel penjaga stomata akan
menurun. Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada
daun akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada
akhirnya akan mengurangi laju fotosintesa. Disamping itu penutupan stomata
merupakan faktor yang sangat penting dalam perlindungan mesophyta terhadap

2
cekaman air yang berat. Waktu antara penyebaran benih dan pemasakan dapat
diperpendek atau diperpenjang tergantung pada intensitas dan waktu terjadinya
cekaman air. Hasil penelitian Turk dan Hal pada tahun 1980 dan Lawn tahun 1982
menunjukkan bahwa kacang tunggak berbunga dan masak lebih awal dibawah
tingkat cekaman air sedang, tetapi cekaman air yang berat menunda aktivitas
reproduktif.
Kedalaman perakaran sangat berpengaruh terhadap jumlah air yang
diserap. Pada umumnya tanaman dengan pengairan yang baik mempunyai sistem
perakaran yang lebih panjang daripada tanaman yang tumbuh pada tempat yang
kering. Rendahnya kadar air tanah akan menurunkan perpanjangan akar,
kedalaman penetrasi dan diameter akar .Peningkatan pertumbuhan akar di bawah
kondisi cekaman air ringan sampai sedang mungkin sangat penting dalam
menyadap persediaan air baru bagi suatu tanaman.Hasil penelitian Nour dan
Weibel tahun 1978 menunjukkan bahwa kultivarkultivar sorghum yang lebih
tahan terhadap kekeringan, mempunyai perkaran yang lebih banyak, volume akar
lebih besar dan nisbah akar tajuk lebih tinggi daripada lini-lini yang rentan
kekeringan.Hasil penelitian Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) menunjukkan
bahwa perakaran tanaman ercis yang mengalami cekaman air pada paruh kedua
dari siklus hidupnya tidak dapat menjelajahi keseluruhan lapisan tanah pada
kedalaman 45 – 75 cm. Dengan kata lain tanaman ercis tidak dapat mengekstrak
air di bawah kedalaman 70 cm. akibat lebih lanjut cekaman air akan menurunkan
hasil tanaman, dan bahkan tanaman gagal membentuk hasil. Jika cekaman air
terjadi pada intensitas yang tinggi dan dalam waktu yang lama akan
mengakibatkan penuaan atau kematian pada tanaman.

3
B. Cekaman Genangan
Genangan air tanah telah lama diidentifikasi sebagai stres abiotik utama
dan kendala yang diberikannya pada akar memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Bila peristiwa ini terjadi pada
musim semi, maka genangan air ini dapat mengurangi perkecambahan benih dan
perkembangan bibit. Dengan demikian, genangan air merupakan faktor penting
yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup
spesies tanaman, tidak hanya pada ekosistem alami, tetapi juga pada sistem
pertanian dan hortikultura (Dat et al. 2006).
Setelah penggenangan, terjadi perubahan yang cepat pada sifat tanah. Pada
saat air memenuhi pori-pori tanah, udara didesak keluar, difusi gas berkurang dan
senyawa beracun terakumulasi akibat kondisi anaerobik. Semua perubahan ini
sangat mempengaruhi kemampuan tanaman untuk bertahan hidup. Sebagai
responsnya, resistensi stomata meningkat, fotosintesis dan konduktivitas hidrolik
akar menurun, dan translokasi fotoassimilat berkurang. Namun demikian, salah
satu adaptasi terbaik tanaman terhadap hipoksia/anoksia adalah peralihan proses
biokimia dan metabolisme yang umum terjadi pada saat ketersediaan O 2 terbatas
(Dat et al. 2004). Sintesis yang selektif satu set dari sekitar 20 protein stres
anaerobik (ANPS) memungkinkan terjadinya proses metabolisme penghasil
energi tanpa oksigen di bawah kondisi yang anaerob (Subbaiah dan Sachs 2003).
Kaitan tumbuhan mengalami cekaman air genangan adalah kekurangan
oksigen, contohnya tumbuhan yang disiram terlalu banyak air bisa mengalami
kekurangan oksigen karena tanah kehabisan ruangan udara yang menyediakan
oksigen untuk respirasi seluler akar. Beberapa tumbuhan secara struktural
diadaptasikan ke habitat yang sangat basah. Sebagai contoh, akar pohon bakau
(halofit) yang terendam air, yang hidup di rawa pesisir pantai, adalah sinambung
dengan akar udara yang menyediakan akses oksigen.

4
C. Adaptasi Tanaman Terhadap lingkunganya
Adaptasi morfologi adalah proses evolusi penyesuaian bentuk tubuh,
struktur tubuh atau alat-alat tubuh organisme terhadap lingkungannya. Perubahan
atau adaptasi morfologi merupakan salah satu bentuk adaptasi yang mudah
diamati karena merupakan perubahan bentuk luar. Berdasarkan kemampuan
penyerapan air, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan xerofit, hidrofit, higrofit,
halofit dan mesofit.
a) Tumbuhan Xerofit
Tumbuhan Xerofit yaitu tumbuhan yang hidup pada daerah yang
kekurangan air/minim air. Contohnya Kurma dan Kaktus. Daun kecil berbentuk
duri untuk mengurangi penguapan. Batang sukulen yang kaya akan air. Lapisan
kutikula tebal untuk mengurangi penguapan. Berakar serabut yang sangat panjang
untuk mencari air dan hara mineral di dalam tanah. Kloroplas hanya pada bagian
tepi sel, bagian tengah berisi air . terdapat empulur, kotreks dan epidermis yang
tebal. Tipe stomata parasitik.
b) Tumbuhan Hidrofit
Tumbuhan hidrofit merupakan tumbuhan yang hidupnya berada di dalam
air. Adaptasi strukturalnya terkait dengan kandungan air yang tinggi dan
kekurangan ketersediaan oksigen. Dikategorikan dalam 3 hal, yaitu : tumbuhan
melayang, tumbuhan terapung, tumbuhan tenggelam.
c) Tumbuhan Halofit
Tumbuhan halofit merupakan tumbuhan pantai yang hidup pada kondisi selalu
tergenang ataupun terkadang tergenang air laut (cekaman air garam). Tumbuhan
ini hidup pada kondisi kadar salinitas air laut yang tinggi. Oleh karena itu,
tumbuhan pantai umumnya memiliki adaptasi yang unik terhadap kondisi
lingkungan tersebut.
d) Tumbuhan mesofit
Tumbuhan mesofit merupakan tumbuhan yang hidup di lingkungan yang
kandungan airnya, kandungan kelembaban dan temperatur yang cukup. Hidup di
habitat dengan tanah yang beraerasi baik.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan Pendahuluan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
a) Cekaman merupakan suatu keadaan dimana tanaman merasa tercekam dan
tidak nyaman pada kondisi tersebut, pada umumnya keadaan tercekam
banyak merugikan pada tanaman
b) Cekaman yang melanda tanaman akan mebuat tanaman melakukan
penyesuaian dengan kondisi tersebut dengan salah satunya adalah dengan
mengurangi transpirasi.
c) Tumbuhan akan menyesuaikan cekaman air kekeringan maupun
kekeringan (cekaman ringan) dengan syaratnya sesuai habitat tumbuhnya.
Contohnya tanaman hidrofit eceng gondok akan memperbesar batang
gabus untuk mempercepat penguapan( morfologi).

B. Saran
Manusia adalah makhluk yang sering berbuat salah karena manusia tidak
sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Dan apabila dalam
pembuatan makalah ini banyak terdapat kesalahan dan jauh dari sempurna, maka
kami meminta kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan pembuatan
makalah lain kedepannya. Atas saran perbaikan makalah ini yang diberikan
pembaca , maka penulis mengucapkan terima kasih.

6
DAFTAR PUSTAKA
Mathius, N. T. Dkk. 2004. Respons Biokimia Beberapa Progeni Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Cekaman Kekeringan Pada Kondisi Lapang.
Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor.
http://www.ipard.com/infopstk/publikasi/e-jurnal/biotek/mp72-02-01.pdf.

Krasensky, J., & C. Jonak. 2012. Drought, Salt, and Temperature Stress-Induced
Metabolic Rearrangements and Regulatory Networks. Jurnal. of Exp. Bot. 1-16.

Sutoro, I. Somodireja, dan S. Tirtoutomo. 1989. e- jurnal/Pengaruh cekaman air


dan reaksi pemuliaan tanaman jagung dan sorgum pada fase pertumbuhan
vegetatif. Penelitian pertanian 9(4): 148: 151.

Harnowo, D. 1993. Respons Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) terhadap


Pemupukan Kalium dan Cekaman Kekeringan pada Fase Reproduktif. Tesis S2
Program Pascasarjana IPB. Bogor

Masam. Lokakarya Pengembangan Kedelai Melalui Pendekatan Pengelolaan


Tanaman Terpadu (PTT) di Lahan Masam. Jurnal/BPTP Lampung 30 September
2004.

Penny-Packer, B. W., K. T. Leath., W. L. Stout, and R. R. Hill. 1990. Technique


for stimulating field drought stress in the green house. Jurnal Agr. J. 82 (5): 951–
957.

Anda mungkin juga menyukai