Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum

Ilmu Gulma dan Pengendaliannya

SEED BANK

Nama : Yuyun Cahyani

Nim : 21011014003

Kelas : Proteksi Tanaman

Kelompok : IV (Empat)

Asisten : Ardiansyah Syafaat, SP., MP

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

MAKASSAR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh di tempat dan waktu yang salah
menurut kepentingan manusia yakni: merugikan, tidak diinginkan, dan tidak
bermanfaat. Ilmu gulma adalah ilmu yang relatif baru yang berkembangs setelah
ilmu penyakit tanaman dan ilmu hama. Gulma termasuk ke dalam jenis tumbuhan
pengganggu yang notabennya yang memberikan dampak negatif pada tumbuhan
utama. Gulma merupakan spesies tumbuhan liar yang mampu beradaptasi dengan
perubahan lingkungan yang terjadi serta berkembang sejak adanya kegiatan
pertanian. Keberadaan gulma pada dasarnya tidak selalu negatif, namun fungsi
merugikan dari keberadaan gulma ini lebih banyak (Rahardjanto, A., dkk. 2021).
Gulma dikenal sebagai tumbuhan yang mampu beradaptasi pada ritme
pertumbuhan tanaman budidaya. Pertumbuhan gulma cepat, daya regenerasinya
tinggi apabila terluka, dan mampu berbunga walaupun kondisinya dirugikan oleh
tanaman budidaya. Secara fisik, gulma bersaing dengan tanaman budidaya untuk
ruang, cahaya, dan secara kimiawi untuk air, nutrisi, gas-gas penting, dan dalam
peristiwa allelopati. Beberapa jenis gulma dapat memperbanyak diri dengan tuber
(modifikasi dari akar yang berisi cadangan makanan) (Rahardjanto, A., dkk.
2021).
Mekanisme perbanyakan gulma termasuk salah satu yang paling efisien di
alam. Efisiensi seperti ini diperoleh melalui seleksi alam dan adaptasi ekologi.
Perkembangbiakan dapat dilakukan dengan biji atau dengan organ vegetatif. Pada
gulma semusim, perkembangbiakan dilakukan melalui produksi biji. Biji
dihasilkan dalam jumlah banyak dan sebagian besar memiliki dormansi. Biji
didefinisikan sebagai sel telur yang masak yang telah dibuahi dan mempunyai
lembaga, persediaan makanan, dan lapisan perlindungan. Biji mengandung semua
bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memindahkan sifatsifat keturunan yang
diperoleh dari tumbuhan induknya, mampu mempertahankan hidup kecambahnya
meskipun hanya sementara sehingga dapat menyerap makanannya sendiri (Ulfa,
S. W. 2018).
Populasi biji gulma di dalam tanah sangat bervariasi jumlahnya tergantung
dari komposisi jenis gulma yang tumbuh di atasnya dan juga sejarah dari tanah itu
sendiri. Jika tanah semula digunakan untuk peternakan, maka sebagian besar dari
biji-biji yang ada merupakan biji gulma yang biasa dijumpai di daerah
peternakan, sedangkan lahan pertanian akan mempunyai populasi biji yang
berkaitan dengan gulma-gulma pertanian. Populasi biji gulma di lahan pertanian
pada umumnya terdiri dari beberapa jenis yang dominan dengan jumlah biji yang
cukup tinggi, beberapa jenis dengan jumlah yang cukupan, dan banyak jenis yang
mempunyai biji hanya sedikit saja. Polapola produksi biji, penyebaran, dan
penyimpanan pada setiap tahapan dalam suatu suksesi kita akan jumpai bahwa
jenis-jenis pemula mempunyai simpanan biji yang cukup besar jika dibandingkan
dengan jenis-jenis pertengahan atau jenis-jenis akhir. Ini menunjukkan bahwa
jenis-jenis pemula mampu menghasilkan biji dalam jumlah yang cukup besar.
Strategi semacam ini mempunyai potensi reproduksi yang tinggi dikombinasikan
dengan adanya dormansi menyebabkan adanya simpanan biji di dalam tanah yang
cukup besar dan tetap jumlahnya setiap waktu (Ulfa, S. W. 2018).
Benih-benih yang mengalami dormansi tersebut kebanyakan tersimpan di
dalam tanah atau biasanya disebut dengan seed bank. Menurut Fenner dan
Thompson (2005) seed bank yaitu simpanan biji berupa gulma atau propagul
yang ada di dalam tanah, dan ketika faktor pertumbuhan memungkinkan akan
berkembang menjadi individu yang baru. Ersyad (2017) menyatakan bahwa
keberadaan seed bank di dalam tanah dapat diketahui dengan cara melihat adanya
individu baru yang tumbuh kembali (regrowth) setelah terjadi kebakaran hutan.
Istilah soil seed bank disebut juga dengan kumpulan cadangan benih yang berada
di dalam tanah yang dapat berkecambah ketika faktor lingkungan
menguntungkan, dan tumbuh hingga menghasilkan benih yang banyak dan
kemudian benih-benih tersebut kembali ke dalam tanah sebagai soil seed bank
(Ulfa, S. W. 2018).
Seed bank memegang peran penting dalam regenerasi di hutan alam terutama
hutan yang mengalami kebakaran. Utomo (2013) menambahkan bahwa generasi
berikut yang akan muncul sangat ditentukan oleh kompatibilitas biji-biji dalam
dalam tanah untuk dapat tumbuh dan berkembang. Informasi tentang cadangan
biji di dalam tanah penting dalam studi ekologi suatu ekosistem karena dapat
menggambarkan vegetasi yang ada di atasnya dan juga untuk mengetahui potensi
jenis tanaman lain yang akan tumbuh di habitat tersebut. Cadangan biji pada
hutan sekunder berperan penting sebagai sumber biji untuk proses kolonisasi
tanaman dalam proses suksesi (Ulfa, S. W. 2018).

1.2 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui potensi biji yang dapat berkecambah pada lapisan top soil,
sub soil, kedalaman 30 cm dan 50 cm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Seed Bank
Bank biji didefinisikan sebagai jumlah biji viabel yang tersimpan di
permukaan tanah dan di dalam tanah, kerapatan biji yang tersimpan di tanah
menurun dengan bertambahnya altitude, latitude dan semakin bertambahnya usia
proses suksesi serta menurunnya intensitas gangguan. Secara umum terbentuknya
vegetasi dapat melalui dua cara yaitu melalui biji (secara generatif) atau
pembiakan secara vegetatif. Beberapa jenis tumbuhan dapat berkembang melalui
tunas-tunas yang tumbuh dari bulbus, dan tunas rizome dan umbi seperti
kebanyakan dari famili Liliaceae, Amaryllidaceae dan Oxalidaceae. Berbeda
dengan seed bank, bud bank biasanya telah ada secara vegetatif. Namun
tumbuhan yang terbentukdari biji, propagul-propagul vegetatifnya dapat tersebar
melalui ruang dan waktu dan memerlukan faktor-faktor lingkungan tertentu untuk
memecahkan dormansinya seperti kelembaban atau temperatur (Ilyas, S. 2012). 
Bank Biji adalah kumpulan dari biji yang belum tumbuh dan memiliki
kemampuan potensial untuk menggantikan tanaman-tanaman dewasa baik itu
tanaman semusim ataupuntahunan yang dapat mati oleh penyakit, atau gangguan
lainnya. Bank biji dapat ditemukan pada berbagai habitat, seperti rumput
musiman, padang rumput, tanah pertanian, lahanterlantar, di dalam hutan bahkan
dapat pula ditemukan di rawa (Ilyas, S. 2012). 
Biji yang dihasilkan gulma sebagian besar jatuh ke tanah dan berada pada
lapisan olah tanah atau rhizosfer sehingga terakumulasi (Seed Bank). Biji gulma
mempunyai viabilitas yang tinggi dalam waktu yang lama meskipun biji belum
sempurna atau masih muda. Biji gulma hanya akan menimbulkan masalah bila
tumbuh menjadi individu dewasa. Seed bank dilahan pertanian, ditimbulkan oleh
banyak spesies, meskipun dalam suatu saat ciri infestasi gulma akan didominasi
oleh spesies tertentu saja (Ilyas, S. 2012). 
2.2 Jenis dan Ciri Biji Gulma
Benih benih gulma telah lama dikenal mempunyai kemampuan tumbuh
yang sangat tinggi dibandingkan dengan tanaman budidaya dan tetap dapat
tumbuh setelah bertahun-tahun, dormasinya terkenal sangat lama. Hal ini
disebabkan mungkin karena terdapatnya mekanisme khusus adaptasi pada benih
gulma. Gulma adalah tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang
berbeda-beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai yang kaya nutrisi.
Sifat inilah yang membedakan antara gulma dengan tanaman budidaya.
Kemampuan gulma mengadakan regenerasi besar sekali, khususnya pada gulma
parenial (Herman, dkk 2015).
Gulma parenial dapat menyebar dengan cara vegetatif. Luasnya
penyebaran karena daun dapat dimodifikasikan, demikian pula pada bagian-
bagian lain, hal inilah yang membuat gulma unggul dalam persaingan dengan
tanaman budidaya. Di samping itu, gulma juga dapat membentuk biji yang
jumlahnya banyak yang memungkinkan gulma untuk cepat berkembangbiak.
Dilapangan faktor air (termasuk kandungan air tertentudalam benih) biasanya
memegang peranan penting untuk berkecambahnya benih gulma, disamping
faktor-faktor lainnya seperti faktor kedalaman tanah (adanya benih dalam tanah),
cahaya matahari dan sebagainya (Herman, dkk 2015).
Faktor yang paling penting dalam suatu populasi gulma di suatu daerah
pertanian atau habitat-habitat lainnya adalah biji-biji gulma yang berada dalam
tanah yang dihasilkan oleh gulma yang tumbuh sebelumnya. Pada kebanyakan
lahan pertanian terdapat biji-biji gulma yang sewaktu-waktu dapat berkecambah
dan tumbuh bila keadaan lingkungan menguntungkan. Banyaknya biji-biji gulma
dalam tanah atau set ban merupakan gabungan dari biji-bijian dihasilkan oleh
gulma sebelumnya dan biji-biji yang masuk dari luar dikurangi dengan biji yang
mati dan berkecambah serta biji yang terbawa keluar titik biji-biji yang berasal
dari luar daerah sumbangannya tidak berarti dalam menentukan ukuran set bank
dibandingkan dengan biji-bijian dihasilkan oleh gulma sebelumnya (Rizqi, M. F.
2018). 
2.3 Penyebaran Biji Gulma
Penyebaran gulma biasanya tidak dikehendaki keberadaannya karena
memiliki pengaruh yang negatif terhadap tanaman pertanian. Tanaman gulma
mempunyai daya kompetisi yang sangat tinggi sehingga gulma dianggap sebagai
tanaman yang merugikan manusia karena daya kompetisinya tinggi yang dapat
menurunkan hasil panen. Kompetisi semacam ini dapat berupa kompetisi
ruang,air, hara, maupun cahaya (Suryatini, L. S. 2018).
Gulma sebagai rumah inang sementara dari penyakit atau parasit tanaman
pertanian yang disebabkan oleh banyak penyakit, parasit, dan hama yang tidak
hanya hidup pada tanaman pertanian saja, tetapi juga pada gulma khususnya
yangsecara taksonomi erat kaitannya. Penyebaran dan pengendalian gulma dapat
menyebabkan kurangnya mutu hasil pasca panen. Beberapa bagian dari
gulmayang ikut terpanen akan memberikan pengaruh negatif terhadap hasil
panenan (pasca panen). Misalnya dapat meracuni, mengotori, menurunkan
kemurnian, ataupun memberikan rasa dan bau yang tidak asli (Suryatini, L. S.
2018).
Adanya tanaman gulma dalam jumlah populasi yang tinggi akan
menyebabkan kesulitan dalam melakukan kegiatan pertanian dan menghambat
kelancaran aktivitas pertanian. Misalnya pemupukan, pemanenan dengan alat-alat
mekanis, dan lain-lain. Struktur dan bentuk biji adalah kunci penetuan penyebaran
gulma dan sebagian besar spesies gulma memiliki kedua sifat yang memang telah
terancang agar penyebarannya paling efisien. Struktur adaptasi dan mudah
beradaptasi bersama dengan aktifitas manusia sangat mendukung penyebaran
gulma ini (Cahyani, R. 2021). 
2.4 Perkembangbiakan Dengan Biji
Biji merupakan salah satu alat perkembangbiakan tanaman, yang memiliki
arti penting bagi kelanjutan pertumbuhan tanaman. Biji atau benih yang akan
digunakan seringkali mengalami kerusakan oleh berbagai macam organisme
perusak berupa hama dan patogen, atau juga karena kulit biji yang tebal, sehingga
menyebabkan kualitas benih menjadi turun atau sangat rendah. Biji yang telah
masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat
tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses
perkecambahannya (Suryatini, L. S. 2018).
Dormansi pada benih dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim,
bahkan sampai beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan tipe
dormansinya. Penyebab dan mekanisme dormansi merupakan hal yang sangat
penting diketahui untuk dapat menentukan cara pematahan dormansi yang tepat,
sehingga biji dapat berkecambah dengan cepat dan seragam. Masa dormansi
tersebut dapat dipatahkan dengan skarifikasi mekanik maupun kimiawi
(Suryatini, L. S. 2018).
Proses perkecambahan benih saga merupakan suatu rangkaian kompleks
dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Agar benih dapat
berkecambah normal, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkecambahan
benih. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi dua yaitu yang pertama faktor
internal yang meliputi: tingkat kemasakan benih, ukuran benih, masa dormansi
dan zat penghambat perkecambahan. Kedua merupakan faktor eksternal meliputi:
air, temperatur, oksigen, cahaya dan media tanam (Dielista, M. H. 2020).
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Gulma
Penyebaran gulma dari tempat satu ke tempat yang lain dapat terjadi
melalui aktivitas sendiri, dengan bantuan alam, maupun dengan bantuan makluk
lain. Aktivitas atau kekuatan sendiri. Jenis gulma dart famili Leguminoceae
mampu melakukan aktivitas sendiri yang menyebarkan keturunannyamelalui biji.
Biji Leguminoceae yang telah masak, menyebabkan polong pecah sehingga biji
terlempar ke luar. Misalnya: Mimosa pigra, Crotalaria juncea. Dengan bantuan
alam. Penyebaran dengan bantuan angin dapat mencapai jarak yang sangat jauh.
Penyebaran dengan cara ini terjadi pada jenis gulma yang memiliki biji serta
dilengkapi alat untuk penyebaran. Misalnya: Imperata cylindrica, Eupatorium
odoratum (Simangunsong, 2018).
Air. – Penyebaran semacam ini banyak terjadi pada gulma air. Aliran air
dapat membawa biji gulma menyebar ke tempat lain. Misalnya: Eichhornia
crassipes, Setaria viridis (Simangunsong, 2018).
Tanah, alat pertanian dan pupuk kandang. – Penyebaran gulma dapat
dilakukan dengan bagian gulma di atas tanah dan di bawah tanah. Bagian di atas
tanah yakni oleh biji, spora dan potongan batang, sedangkan bagian di bawah
tanah oleh rimpang, geragih, umbi dan akar. Pada umumnya gulma lebih
dirasakan pada perkebunan besar seperti perkebunan karet, kopi, teh kelapa sawit,
kina dan sebagainya. Hal ini erat kaitannya dengan faktor tenaga kerja dan
mekanisasi yang terbatas yang menggunakan alat-alat pertanian (Simangunsong,
2018).
Pada pertanian rakyat di Jawa yang pada umumnya bersifat usahatani
kecil dan padat karya, gulma belum dirasakan sebagai masalah yang besar karena
pola pertanian di Jawa umumnya adalah padi sawah yang intensif dengan
pengairan yang teratur. Biji gulma yang keras yang termakan oleh binatang
ternak, tidak rusak oleh pencernaan dan keluar kembali bersama kotoran pada
tempat yang berbeda yang berupa pupuk kandang. Perpindahan semacam ini
sering disebut Endozooctory. Biji gulma yang menempel pada bagian luar tubuh
binatang dapat menyebarkan gulma yang disebut Epizooctory. Misalnya Themeda
arguens dan Trywnphyta lapata. Burung yang makan bagian biji yang berlendir
menyebabkan terikutnya biji (Simangunsong, 2018).
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

Hari/Tanggal Kedalaman Tanah


5 cm 10 cm 20 cm 25 cm
Selasa, 0 0 0 0
25/10/2022
Selasa, 0 1 0 0
1/11/2022
Kamis 1 1 0 0
9/11/2022
Selasa, 0 0 0 0
15/11/2022
Rabu, 1 1 0 0
16/11/2022
Ahad, 2 2 0 0
20/11/2022
Selasa, 2 2 1 1
22/11/2022
Rabu, 3 3 1 1
23/11/2022
Jumlah 7 8 2 2
GRAFIK SEED BANK
GULMA

5-10 cm20-25 cm30-35 cm35-50 cm


4

0
25/10 1/119/11 15/11 16/11 20/11 22/11 23/11

4.2 Pembahasan
Tanah yang digunakan dalam percobaan praktikum seed bank adalah
sampel tanah biasa yang diambil dari lingkungan area Fakultas Pertanian UIM.
Tekstur tanah tersebut bersifat liat, karena merupakan tanah hasil budidaya
tanaman yang sudah tidak pernah ditanami namun apabila digali hingga
kedalaman yang telah ditentukan, tanah menjadi sedikit gembur.
Kehadiran gulma pada suatu pertanaman berkaitan dengan deposit biji
gulma di dalam tanah. Biji gulma dapat tersimpan dan bertahan hidup selama
puluhan tahun dalam kondisi dorman, dan akan berkecambah ketika kondisi
lingkungan untuk perkecambahan dapat terpenuhi. Untuk perkecambahan biji
gulma perlu cahaya, air, suhu, oksigen dan kelembaban. Terangkatnya biji gulma
ke lapisan atas permukaan tanah maka akan mendapatkan cahaya dan oksigen,
serta tersedianya kelembaban yang sesuai untuk perkecambahan mendorong
gulma untuk tumbuh dan berkembang.
Tanah yang digunakan dalam percobaan praktikum seed bank adalah
sampel tanah biasa yang diambil dari lingkungan area Fakultas Pertanian UIM.
Tekstur tanah tersebut bersifat liat, karena merupakan tanah hasil budidaya
tanaman yang sudah tidak pernah ditanami namun apabila sudah di gali hingga
kedalaman yang di tentukan, tanah menjadi sedikit gembur. Dalam praktikum
seed bank ini dilakukan pengambilan 4 sampel, yaitu dengan masing-masing
kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm dan 25 cm.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui simpanan biji
gulma atau dormansi serta jenis gulma yang akan tumbuh. Perlakuan pertama
dilakukan pencakulan tanah dari berbagai kedalaman mulai dari 5 cm, sampai
dengan kedalaman 25 cm.
Selain itu, pertumbuhan gulma diamati mulai dari perkecambahan sampai
dengan mengidentifikasi jenis-jenis vegetasi gulma, namun karena gulma yang di
amati belum mencapai masa dewasa sehingga belum diketahui gulma jenis apa
yang tumbuh karena memang ukurannya yang terlalu kecil.
Apabila dilihat dari tabel pengamatan yang dilakukan hanya 1 gulma yang
tumbuh pada seed bank soil dengan kedalaman 5-10 cm dengan jenis gulma
berdaun lebar, begitu juga dengan seed bank soil pada kedalaman 20-25 hanya
terdapat jenis gulma daun lebar namun hanya berukuran kecil. Pada tanggal 16
dan 20 November, dalam seed bank dengan kedalaman 20-25 cm terdapat gulma
dengan tinggi sekitar 0,1 cm namun pada tanggal 22 dan 23 November dalam
seed bank dengan kedalaman 20-25 tidak terdapat gulma.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan ternyata dari hasil penelitian kami bahwa simpanan biji gulma
dalam tanah banyak terdapat pada kedalama 5-10 cm. Kita ketahui bahwa
kedalam tersebut merupakan kedalam untuk tanaman pertanian sehingga,
pertumbuhan gulma juga pasti akan bisa mendominasi apa bila tidak di lakukan
pengendalian.dan jenis vegetasi yang tumbuh banyak dari daun lebar disusul
rumput-rumputan.
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun agar penulisan laporan-laporan selanjutnya
dapat lebih baik lagi. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, R. (2021). Keragaman Tumbuhan Gulma Berkhasiat Obat Di Kecamatan


Gunung Agung Tulang Bawang Barat Sebagai Sumber Belajar Biologi Materi
Keanekaragaman Hayati Berupa Buku Digital (E-Book) (Doctoral
Dissertation, Universitas Muhammadiyah Metro).

Dielista, M. H. (2020). Teknik Penanganan Pasca Panen Produksi Benih Kacang


Hijau (Vigna Radiata) Varietas Vima-3 Di Kebun Ip2tp Kendalpayak Malang.

Herman, H., & Harjoko, A. (2015). Pengenalan Spesies Gulma Berdasarkan Bentuk
Dan Tekstur Daun Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan. Ijccs (Indonesian
Journal Of Computing And Cybernetics Systems), 9(2), 207-218.

Ilyas, S. (2012). Ilmu Dan Teknologi Benih: Teori Dan Hasil Penelitian. Pt Penerbit
Ipb Press.

Rahardjanto, A., Setyawan, F. E. B., Patmawati, P., Nyono, N., & Lathif, S. (2021).
Memahami Kearifan Lokal Pada Konservasi Das Daerah Hulu.

Rizqi, M. F. (2018). Keanekaragamanan Komunitas Gulma Pada Tingkat Kedalaman


Dan Jarak Pengambilan Tanah Pasca Erupsi Gunung Sinabung Di Kabupaten
Karo (Doctoral Dissertation).

Simangunsong, Y. P., Zaman, S., & Guntoro, D. (2018). Manajemen Pengendalian


Gulma Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.): Analisis Faktor-
Faktor Penentu Dominansi Gulma Di Kebun Dolok Ilir, Sumatera
Utara. Buletin Agrohorti, 6(2), 198-205.

Suryatini, L. S. (2018). Analisis Keragaman Dan Komposisi Gulma Pada Tanaman


Padi Sawah. Jst (Jurnal Sains Dan Teknologi), 7(1), 77-89.
Ulfa, S. W. (2018). Efektivitas Bioherbisida Dari Limbah Cair Pulp Kakao Dalam
Pengendalian Berbagai Jenis Gulma Di Kebun Masyarakat Kecamatan Deli
Tua Kabupaten Deli Serdang.
LAMPIRAN

Proses Penggalian Tanah

Anda mungkin juga menyukai