Anda di halaman 1dari 17

D.

KARAKTERISTI
K GULMA
GULMA-SI TUMBUHAN PENGGANGGU

Saat ini gulma dikenal sebagai kelas hama penganggu


yang sangat penting secara ekonomis, karena berdampak
pada hasil panen tanaman.
Daya rusak gulma ini ternyata berkolerasi positif
dengan sifat ‘unggul’ yang dimilikinya dan sifat tersebut
sangat menentukan daya kompetisi dan distribusi gulma.
DAYA RUSAK GULMA BERKOLERASI POSITIF DENGAN SIFAT UNGGUL
YANG DIMILIKINYA. SIFAT ISTIMEWA INI MEMUNGKINKAN GULMA
DAPAT MENGUASAI LAHAN YANG TELAH DIGANGGU MANUSIA.

1. Penguasaan Areal yang Baik 3. Daya Adaptasi Tinggi


Produksi biji yang banyak menjadikan gulma Sebagian besar gulma tergolong C4
berpotensi menguasai areal dengan populasi sehingga lebih efisien dalam proses
besar dan pertumbuhan populasi yang fotosintesisnya. Gulma tertentu seperti
cepat. alang-alang dapat mengubah lingkungan
hingga sesuai untuk pertumbuhannya.
2. Biji Memiliki Masa Domansi
4. Penyebaran Yang Luas
Biji baru berkecambah apabila lingkungan
telah memungkinkan gulma tumbuh baik. Gulma-gulma tertentu memiliki sarana untuk
Pada kondisi kurang menguntungkan biji meyebarluaskan bijinya. Seperti duri pengait,
gulma dapat bertahan hidup dalam jangka rambut-rambut, sabut atau sayap. Organ
waktu tertentu. tersebut membantu penyebaran gulma
dengan bantuan angin, air dan mamalia.
D.1. KOMPETITIF
 Kompetisi gulma-tanaman pada system produksi tanaman dikaitkan dengan ketersediaan sarana
tumbuh yang terbatas jumlahnya seperti air, hara, cahaya, CO2 dan ruang tumbuh. Kompetisi ini
disebut kompetisi langsung sedangkan kompetisi tak langsung terjadi melalui proses penghambatan
pertumbuhan akibat adanya senyawa kimia yang dikeluarkan tumbuhan didekatnya.
 Konsep kompetisi
menggambarkan pola interaksi
biotik yang berakibat kedua
belah pihak sama-sama
dirugikan.
 Kerugian yang diderita
masing-masing pihak tidak
selalu sama.
 Pada kondisi dilapangan
penentu tingkat kompetisi bisa
terjadi secara bersamaan.
 JENIS GULMA
- tiap jenis gulma memiliki pola pertumbuhan atau habitus (perakaran, tinggi, luas
kanopi, jumlah cabang dan sebagainya) dan laju pertumbuhan yang berbeda.
- beberapa gulma yang memiliki pertumbuhan mmenjalar atau memanjat dapat
memanjat tanaman atau gulma lainnya. Sifat tersebut akan menguntungkan dari segi
kompetisi dalam memperoleh sumber energy utama yang diperlukan tumbuhan.
- sifat genetis atau kekerabatan yang semakin dekat akan memerlukan sarana tumbuh
yang hampir sama selain factor habitus. Oleh karena itu gulma-gulma atau tanaman
yang satu family akan mengalami persaingan yang lebih tinggi.
- beberapa jenis gulma yang sering dijumpai pada perkebunan the misalnya dapat
menekan jumlah cabang the 8-27%. Hal tersebut akan menekan jumlah ranting dan
daun yang nantinya akan dipanen.
 KERAPATAN GULMA
- Densitas atau kerapatan gulma yang tumbuh di suatu areal pertanian bervariasi
menurut musim yang ada. Perbedaan kerapatan antar gulma akan menentukan
besarnya gangguan gulma tersebut.
Grafik Ambang Kerusakan Tanaman ( Crop Damage Threshold)

Pada tingkatan populasi gulma yang


Tidak terjadi kehilangan rendah (<Pa) persaingan antara
hasil tanaman dengan gulma belum
terjadi sehingga penurunan atau
kehilangan hasil tidak terlihat.
Pada saat populasi gulma melebihi
ambang kerusakan tanaman (Pa)
maka pada tingkatan populasi itulah
hasil tanaman akan menurun.

Kerusakan tanaman
- semakin rapat populasi gulma yang ada dalam suatu areal pertanian, maka produksi
tanaman yang dihasilkan akan semakin menurun.
- populasi gulma yang rapat biasanya akan diimbangi oleh peningkatan bobot
keringnya dengan semakin bertambahnya waktu. Bobot kering gulma mewakili
tingakat pertumbuhannya.
- semakin berat suatu gulma maka pertumbuhannya semakin baik dan tentunya daya
saingnya terhadap tanaman juga semakin baik.
 WAKTU KEHADIRAN
GULMA
-Setiap tanaman memiliki masa kritis terhadap persaingan dengan gulma. Secara
umum, masa kritis untuk tanman semusim seperti padi, jagung, kedelai atau sayuran
adalah sepertiga awal tanaman.
-Tanaman perkebunan masa kritisnya terjadi pada saat fase tanaman belum
menghasilkan, fase ini menggambarkan konndisi tanaman yang masih lemah,
kemampuan bersaing dengan gulma masih rendah.
-Gulma yang muncul setelah masa kritis tanaman terhadap persaingan dengan gulma
juga dapat menimbulkan masalah serius melalui penurunan kualitas pembungaan,
mempengaruhi pemanenan dan pemeliharaan dan dapat menghasilakan biji atau
organ perkembangbbiakan lain yang akan menimbulkan masalah pada musim
berikutnya.
 KULTUR TEKNIS
- Beberapa tindakan budidaya tanaman, yang berakibat pada tinggi rendahnya daya
saing gulma terhadap tanaman adalah pengendalian gulma, pemilihan jenis tanaman,
pengaturan jarak tanaman, pengolahan tanah, pemupukan, pengairan, penggunaan
mulsa, pengaturan pola tanam dsb.
- Pengaruh tindakan budidaya tanaman terhadap daya saing gulma tersebut sangat
ditentukan oleh tingkat kemajuan usaha tani yang diterapkan.
- semakin maju usaha tani, maka pelaku usaha tani akan sangat memperhatikan
penurunan hasil akibat adanya gulma sehingga mereka berusaha menekan sekecil
mungkin daya saing gulma terhadap tanaman.
 ALELOKIMIA
- beberapa jenis gulma, seperti alang-alang, temebelek ayam dan teki serta beberapa
jenis gulma lain mengeluarkan senyawa kimia yang disebut alelokimia ke
lingkungan sekitarnya.
- senyawa ini meningkatkan daya saing gulma yang bersangkutan dengan cara
menekan pertumbuhan gulma disekitarnya.
-Tanaman bambu, sengon dan akasia juga mengeluarkan alelokimia.
- penekanan pertumbuhan tumbuhan lain yang berada di sekitarnya melalui proses
pelepasan alelokimia disebut alelopati.
D.2 PERSISTEN
Gulma senantiasa muncul dari masa ke masa pada lahan yang diganggu manusia,
oleh karena itu gulma dijuluki tumbuhan yang persisten atau bertahan selalu ada
sepanjang masa.
Beberapa factor yang menyebabkan yaitu jumlah biji yang banyak, masa hidup
yang panjang dan mudah diangkut atau terangkut ke lain tempat.
Khusus gulma musiman, sifat unggul tersebut masih ditambah lagi dengan
pembentukan organ perkembangbiakan secara vegetative, seperti rizom, umbi atau
stolon.
 JUMLAH BIJI YANG BANYAK

- Jumlah biji yang banyak dapat menjamin kelangsungan hidup gulma pada kondisi
dibawah optimum (suboptimum) misalnya kesuburan rendah, pengolhan tanah yang
berulang-ulnag, kekeringan dan penggunaan herbisida.
- biji- biji gulma yang telah masak sebagian besar tidak terangkut ke luar lokasi tapi
tertumpuk pada permukaan tanah dan selanjutnya akan tumbuh pada musim
berikutnya.
JUMLAH BIJI YANG DIHASILKAN PER
INDIVIDU

JENIS GULMA NAMA LATIN JUMLAH BIJI


Teki Cyperus esculentus L. 2.400
Jajagoan/Jawan Echinochloa crus-galli P.Beauv 7.000
Jagungan Setaria faberi Herm. 10.000
Velvetleaf Abutilon theoprasti Medicus 17.000

Sumber: Ross dan Lembi, 1985


 DORMANSI BIJI DAN MASA HIDUP YANG PANJANG
Masa dormansi adalah kondisi biji gagal berkecambah walaupun kondisi
lingkungan mendukung perkecambahan.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mematahkan dormansi biji :
1. Merusak selaput biji yang bersifat impermeable terhadap air dan oksigen serta
menahan munculnya embrio.
2. Menghilangkan penghambat perkecambahan.
3. Memperlakukan biji dengan suhu rendah/vernalisasi.
4. Memperlakuukan biji dengan cahaya
Dormansi biji gulma memiliki andil besar terhadap persistensi gulma karena organ
perkembang biakan tidak akan berkecambah pada kondisi yang kurang baik. Sifat ini
tidak ada pada tanaman budidaya.
 BIJI MUDAH TERSANGKUT
Biji gulma dapat terangkut dari suatu tempat ke tempat lainnya melalui alat-alat
pertanian, hasil tanaman, angina, air dan manusia.
Penggunaan alat-alat pertanian yang kotor akan memindahkan biji gulma dari suatu
tempat ke tempat lain.
Begitu pula dengan biji gulma yang ukurannya hampir sama dengan biji tanaman
akan memungkinkan biji tersebut terangkut bersama biji tanaman dan menyebar ke
lain tempat.
Sifat mudah terangkut menjadi penyebab biji gulma dijuluki sebagai pelanconng
yang hebat.
D.3 PERNICIOUSNESS (SANGAT
MERUGIKAN)
Sifat gulma yang terakhir adalah jahat, merusak, atau sangat merugikan.
Apabila kerugian akibat gulma diukur dengan penurunan jumlah dan mutu hasil,
serta tambahan biaya, maka konsekuensi ekonomis kehilangan tersebut sangat
mengejutkan.
Biaya pengendalian gulma yang dikeluarkan pada budidaya tanaman pangan
seperti padi sawah dan palawija sekitar 100 – 200 ribu/ha/musim.
Apabila gulma tidak dikendalikan kemungkinan besar akan terjadi gagal panen.
Persaingan teki dengan
tanaman padi sawah.

Anda mungkin juga menyukai