Anda di halaman 1dari 37

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki era yang modern atau lebih dikenal dengan globalisasi,

masalah demi masalah muncul sebagai akibat yang ditimbulkan oleh era

tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap makhluk hidup utamanya

manusia tidak dapat lepas dari dampak globalisasi tersebut, karena makhluk

hiduplah pelaku utama dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu, setiap manusia

harus senantiasa waspada terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan oleh

kegiatan yang dilakukannya terutama dalam melakukan hal-hal yang berkaitan

dengan lingkungan.

Aspek yang paling sensitif terhadap dampak era yang serba industri

seperti sekarang ini adalah lingkungan. Besar kecilnya kegiatan manusia pasti

akan berdampak pada kualitas lingkungan. Dengan demikian, manusia sebagai

pelaku utama lingkungan harus senantiasa mengendalikan dan menjaga

lingkungan agar tidak mengalami kerusakan. Di Indonesia, masalah lingkungan

merupakan masalah yang cukup serius yang harus segera diatasi. Lingkungan

hidup Indonesia yang dulu dikenal sangat ramah dan hijau kini seakan berubah

menjadi ancaman bagi masyarakatnya. Betapa tidak, tingkat kerusakan

lingkungan di indonesia sangat besar. Pencemaran lingkungan dan aktifitas

penebangan hutan secara illegal merupakan penyebab utamanya. Banyaknya


bencana yang sering terjadi di tanah air seperti banjir dan tanah longsor

merupakan bukti betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan di era

globalisasi. Kesadaran untuk hidup lebih baik harus senantiasa dipegang oleh

manusia khusunya yang tinggal di kota-kota besar karena manusialah penyebab

utama terjadinya bencana tersebut. Tanpa manusia sadari, ketika membuang

sampah di sembarang tempat, menebang pohon tanpa perencanaan adalah suatu

aktifitas yang membahayakan kehidupannya.

Tingkat eksploitasi dan konsumsi energi fosil yang terlalu berlebihan

selama beberapa dekat ke belakang serta pengrusakan hutan dan rendahnya

usaha konservasi lahan menyebabkan terjadinya berbagai masalah lingkungan

yang parah di Indonesia. Masalah lingkungan yang terjadi diantarannya global

warming, polusi dan pencemaran lingkungan. Semua masalah itu berujung pada

terjadinya degradasi lingkungan yang mengancam aktifitas kehidupan manusia.

Lingkungan yang terdegradasi tidak mampu lagi menyokong aktifitas

kehidupan manusia dengan baik. Berdasarkan latar belakang tersebut maka

praktikum pengelolaan lingkungan perlu dilakukan untuk mengetahui upaya

pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum pengelolaan lingkungan terhadap

pencemaran air, daratan, dan udara adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana karakteristik air yang tercemar oleh lingkungan melalui pH,

warna air, bau, dan rasa.

b. Bagaimana dengan waktu yang digunakan untuk penguraian limbah dan

mengetahui faktor yang mempengaruhi penguraian limbah.

c. Bagaimana pengelolaan pencemaran dilingkungan daratan.

d. Bagaimana kondisi lingkungan akibat aktivitas kendaraan bermotor pada

lingkungan sekitar.

C. Tujuan

Tujuan praktikum pada pengelolaan lingkungan terhadap pencemaran air,

daratan dan udara adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui karakteristik air yang tercemar oleh lingkungan melalui

pH, warna air, bau, dan rasa.

b. Untuk mengetahui berapa lama waktu yang digunakan untuk penguraian

limbah dan mengetahui faktor yang mempengaruhi penguraian limbah.

c. Untuk mengetahui pengelolaan pencemaran dilingkungan daratan.

d. Untuk mengetahui kondisi lingkungan akibat aktivitas kendaraan bermotor

pada lingkungan sekitar.


D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

a. Dapat mengetahui karakteristik air yang tercemar oleh lingkungan melalui

pH, warna air, bau, dan rasa.

b. Dapat mengetahui waktu yang digunakan untuk penguraian limbah dan

mengetahui faktor yang mempengaruhi penguraian limbah.

c. Dapat mengetahui pengelolaan pencemaran dilingkungan daratan.

d. Dapat mengetahui kondisi lingkungan akibat aktivitas kendaraan bermotor

pada lingkungan sekitar.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 22 ayat (1) bahwa

“setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan

hidup wajib memiliki Amdal” dan Pasal 34 ayat (1) bahwa “setiap usaha dan/atau

kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib Amdal, wajib memiliki UKL-

UPL”. Dokumen lingkungan ini digunakan sebagai instrumen pencegahan

pencemaran dan untuk meminimasi dampak yang dihasilkan dari usaha, maka

setiap pemrakarsa yang usahanya menghasilkan dampak negatif ke lingkungan baik

fisik maupun non fisik diwajibkan untuk membuat dokumen kelayakan lingkungan

sebelum usaha tersebut berjalan. Setelah mendapatkan rekomendasi UKL-UPL dan

kegiatan berjalan maka pemrakarsa harus melakukan pelaporan secara periodik

kepada instansi lingkungan hidup di wilayah administratifnya. Instansi yang

bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup mempunyai kewenangan dalam

pengendalian dampak lingkungan, pencemaran, dan kerusakan lingkungan serta

pengawasan pelaksanaan UKL-UPL di daerahnya (goesty, dkk., 2012).

Sungai memiliki peran strategis sebagai salah satu sumber daya alam yang

mendukung kehidupan masyarakat. Peranan sungai di dalam konteks perkotaan

menjadi sangat penting, khususnya dalam upaya mempertahankan sumber daya air

yang berkelanjutan. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan salah

satu aspek dari Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) pada suatu Wilayah

Pengembangan Sumber Air (WPSA) yang merupakan upaya pendayagunaan


sumbersumber air secara terpadu dengan upaya pengendalian dan pelestariannya.

Pengelolaan DAS tidak terlepas dari berbagai permasalahan, antara lain masalah

penurunan sumberdaya alamiah, polusi dari berbagai sumber, serta konflik

penggunaan lahan di sekitar DAS. Saat ini kondisi DAS di sebagian besar daerah di

Indonesia cenderung menurun. DAS memikul beban yang sangat berat dengan

meningkatnya kepadatan penduduk di sekitar DAS dan meningkatnya pemanfaatan

atau eksploitasi sumber daya alam secara intensif sehingga kondisi DAS mengalami

degradasi. Selain penurunan kualitas air, terjadi pula kecenderungan kecenderungan

peningkatan bencana di sekitar DAS, seperti tanah longsor, erosi dan sedimentasi.

Musibah yang belum lama terjadi di Situ Gintung (Gambar 1) merupakan sebuah

kejadian bencana sekitar DAS yang merupakan gabungan masalah kurangnya

pemeliharaan infrastruktur dan dampak negatif dari eksploitasi lingkungan. Hal ini

terjadi baik di kawasan hulu berupa penebangan hutan karet dan pengurugan situ,

maupun di kawasan hilir berupa perubahan lahan irigasi dan persawahan untuk

kepentingan ekonomi. Eksploitasi lingkungan yang terjadi antara lain ditunjukkan

oleh berkurangnya luas situ akibat adanya pembangunan permukiman. Selain

penurunan kualitas air, terjadi pula kecenderungan peningkatan bencana di sekitar

DAS, seperti tanah longsor, erosi dan sedimentasi. Musibah seperti kejadian

bencana sekitar DAS yang merupakan gabungan masalah kurangnya pemeliharaan

infrastruktur dan dampak negatif dari eksploitasi lingkungan. Hal ini terjadi baik di

kawasan hulu berupa penebangan hutan karet dan pengurugan situ, maupun di
kawasan hilir berupa perubahan lahan irigasi dan persawahan untuk kepentingan

ekonomi. Eksploitasi lingkungan yang terjadi antara lain ditunjukkan oleh

berkurangnya luas situ akibat adanya pembangunan permukiman (Suganda, 2009).

Perekonomian merupakan hal penting yang harus senantiasa dikembangkan

karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Namun, di tengah maraknya

pembangunan perekonomian sekarang ini, terjadi masalah dilematis yang cukup

rumit, yaitu menyangkut pembangunan perekonomian pada satu sisi dan pelestarian

alam pada sisi yang lain. Berkurangnya sumberdaya alam, polusi pabrik dan alih

fungsi lahan hijau menjadi lahan perekonomian, merupakan contoh akibat dari

pembangunan ekonomi yang tidak selaras dengan pelestarian alam. Pembangunan

ekonomi berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan dibidang

ekonomi yang tidak hanya berorientasi hasil untuk saat ini tetapi juga berorientasi

pada masa depan dengan titik fokus pada keberlangsungan pelestarian lingkungan,

sebagaimana diketahui bahwa barometer keberhasilan sebuah pembangunan adalah

keselarasan antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pembangunan

berkesinambungan yang ditandai dengan tidak terjadinya kerusakan sosial dan

kerusakan alam. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan

harus diterapkan demi keberlanjutan kehidupan karena akan menjamin

keberlanjutan eksistensi alam dan lingkungan hidup (Gupito, 2013).


Pembangunan yang terus berkembang sangatlah berpengaruh terhadap

kestabilan kondisi lingkungan. Dan perlu diketahui semakin meningkatnya upaya

pembangunan akan menyebabkan semakin menigkatnya dampak terhadap

lingkungan. Keadaan ini mengindikasikan perlukannya dampak pengendalian

lingkungan hidup, sehingga resiko kerusakan terhadap lingkungan hidup dapat

ditekan sekecil mungkin. Pihak pemerintah daerah maupun swasta hendaknya

menyediakan sarana untuk mendukung perkembangan pembangunan dan

menganalisis dampak yang diakibatkan dari perkembangan pembangunan tersebut

(Christie, 2013).

III. METODE PRAKTIKUM


A.Waktu dan Tempat
Praktikum pengelolaan lingkungan dilaksanakan pada hari Minggu, 6 April

2015 pukul 14.00-17.00 WITA . Bertempat di persawahan dan perkebunan

konda, perumahan BTN kendari permai, lingkungan kampus baru Universitas

Halu Oleo, pasar mandonga, jalan raya depan pasar baru sampai lippo plaza

kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum pengelolaan lingkungan dapat

dilihat pada tabel 1.


Tabel 1. Alat dan kegunaannya

No Nama Alat Kegunaan


1. Alat tulis Untuk mencatathasil
pengamatan
2. Kamera untuk mengambil gambar
pada lokasi pengamatan
Bahan yang digunakan pada praktikum pengelolaan lingkungan

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Lokasi Tempat pengamatan

No Nama Bahan Kegunaan


1 Lingkungan kampus Objek pengamatan
2 Lingkungan pasar Objek pengamatan
3 Lingkungan Padat kendaraan Objek pengamatan
4 Lingkungan pemukiman Objek pengamatan
5 Lingkungan persawahan Objek pengamatan
6 Lingkungan perkebunan Objek pengamatan

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum pengelolaan lingkungan lingkungan,

yaitu :
1. Mengamati dan mencatat kondisi lingkungan kampus, persawahan,

perkebunan, lingkungan padat kendaraan, dan lingkungan pasar.


2. Mengamati profil masing-masing objek pengamatan.
3. Membandingkan pengelolaan lingkungan masing-masing objek

pengamatan.
4. Menganalisis (Analisis SWOT).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Pengamatan pada lingkungan kampus

No Lokasi Parameter Lingkungan Uraian kondisi eksistem


Pengamatan

1 2 3 4
1 Fakultas Fisik : Kondisi gedung fakultas
peternakan  Gedung peternakan cukup baik.
Namun dilihat dari unsur
estetikanya penampakan
luarnya memang terlihat
bagus. Tetapi, bagian
dalam masih belum teratur
karna masih adanya
bangunan-bangunan baru.
Sehingga penataannya
masih kurang baik.
 Tempat Kondisi tempat parkiran
parkiran pada fakultas peternakan
tertata dengan rapi.
 Sistem Kondisi tempat sampah
persampahan pada fakultas peternakan
lumayan bersih dari
keberadaan sampah.
Tempat-tempat sampah
yang ada disekitaran
fakultas ini diletakkan pada
tempat-tempat yang sesuai.
Misalnya pada tempat-
tempat yang
memungkinkan para
mahasiswa dapat
membuang sampah di
tempat tersebut. Salah
satunya yang menjadi
sasaran para mahasiswa
yaitu di bawah tangga.

 Taman Penataan dan pemeliharaan


taman pada fakultas
peternakan lumayan tertata
dengan rapi. Hanya saja
vegetasinya masih sangat
terbatas.
Hayati : Tanaman-tanaman yang
 Tanaman terdapat pada sekitaran
pekarangan kampus yaitu tanaman-
tanaman pohon besar yang
dijadikan sebagai pohon
lindung. Kondisi tanaman
pekarangan ini masih
sangat asri sehingga masih
dalam kondisi yang stabil.
 Hewan ternak Hewan-hewan ternak yang
terdapat pada fakultas
pertanian yaitu ayam
(Gallus gallus domesticus),
sapi (Bos taurus), dll.
Selain hewan ternak, juga
terdapat hewan budidaya
yang seperti budidaya ikan
lele (Clarias batracus), dan
masih banyak yang
lainnya.
Sosial budaya Aktivitas belajar mengajar
 Aktivitas yang terjalin pada fakultas
belajar peternakan terjadi antara
mengajar mahasiswa dan dosen yang
bersangkutan, antar
mahasiswa dengan
mahasiswa yang lainnya.
Hubungan sosial dan
budaya antara keduanya
akan selaras apabila ada
hubungan timbal balik
yang baik serta adanya
komunikasi yang baik pula.

1 2 3 4
2 Fakultas MIPA Fisik : Kondisi gedung pada
 Gedung fakultas Mipa tertata
dengan rapi dan terdapat
bangunan-bangunan yang
masih baru.

 Tempat Kondisi parkiran pada


parkiran fakultas mipa masih
kurang tertata karena
masih banyaknya
mahasiswa yang memarkir
kendaraannya di
sembarang tempat.
 Sistem Kondisi sampah pada
persampahan fakultas mipa sangat
memprihatinkan. Masih
banyak mahasiswanya
yang belum sadar akan
pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan.
 Lab praktek Kondisi laboratotium pada
fakultas mipa tertata
dengan sangat baik,
didukung pula dengan
pemeliharaannya yang
baik.
 Taman Kondisi taman pada
fakultas mipa sangat
teratur dengan
rapi.didukung pula dengan
pemeliharaannya. Banyak
vegetasi-vegetasi yang
tumbuh pada taman-taman
tersebut.
Hayati : Lokasi pekarangan pada
 Tanaman fakultas mipa terdapat
pekarangan berbagai macam vegetasi-
vegetasi yang tumbuh.

1 2 3 4
Sosial budaya Kegiatan sosial budaya
yang ada pada fakultas
mipa yaitu terdapat
musolah al-miskyat yang
didalamnya terdapat
organisasi yang dinamakan
organisasi
MPM(mahasiswa pecinta
musolah). Melalui
organisasi inilah banyak
mahasiswa lebih saling
mengenal.
3 Fisip Fisik : Kondisi gedung pada fisip
 Gedung lumayan tertata dengan
baik.
 Tempat Tempat parkiran pada fisip
parkiran tidak tersedia sehingga
mahasiswa memarkir
kendaraannya di
sembarang tempat.
 Sistem Tempat sampah pada fisip
persampahan sangat kurang sehingga
masih banyak sampah yang
berserakan
 Taman Kondisi tamannya lumayan
tertata, banyak vegetasi-
vegetasi yang tumbuh
Hayati : Taman pekarangan pada
Taman pekarangan fisip terdapat pohon besar
yang dijadikan sebagai
hewan lindung
Sosial budaya Kegiatan sosial budaya
yang terjalin pada fisip
sangat terjaga, yang
didukung dengan adanya
musolah, dan biasanya di
tempat itulah banyak
terjadi
komunikasi/hubungan
yang sangat erat antara
sesamanya.

 Gambar pengamatan pada lingkungan kampus


2. Pengamatan pada lingkungan persawahan & perkebunan

No LokasiPengamatan Parameter Uraian Kondisi Eksistem


Lingkungan
1 2 3 4
1. Sawah Fisik
Luas Wilayah Luas area persawahan
berkisar 2 sampai 3 ha
Topografi Topografi atau bentuk
permukaan bumi pada
area persawahan adalah
bertopografi datar
Sumber Air Sumber air yang
digunakan dalam proses
pengairan sawah berasal
dari bendungan yang
bermuara pada kali
wanggu
Jenis Lahan Jenis lahan yang
digunakan untuk area
persawahan berasal dari
hutan yang digarap
dengan menggunakan
traktor
Jenis Tumbuhan Jenis tanaman pada area
persawahan yaitu jenis
padi local (Oryza sativa)
Jenis Hama Hamayang didapatkan
dalam area persawahan
didominasi oleh jenis
mamalia pengerat seperti
tikus dan jenis molusca
Jenis penyakit Penyakit yang ditemukan
pada padi (Oryza sativa)
di area persawahan konda
yitu penyakit busuk leher,
bercak merah.
Social budaya Social dan budaya antara
petani satu dengan yang
lain sangat baik, dengan
terbentuknya kelompok
tani
1 2 3 4
2. Kebun Fisik
Luas wilayah Luas wilayah yang
digunakan untuk area
perkebunan yaitu seluas
2,5 ha
Jenis Lahan Lahan yang digunakan
untuk area perkebunan
yaitu berasal dari hutan
yang sengaja diambil alih
fungsi menjadi area
perkebunan.
Topografi Bentuk permukaan bumi
atau topografi pada area
perkebunan yaitu bentuk
datar
Hayati Tanaman yang ditanam
Jenis tanaman pada area perkebunan
adalah rambutan
(Nephelium lappaceum)
dan jeruk ( Citrus sp.)
Jenis hama Hama yang sering
dijumpai di perkebunan
rambutan yaitu ulat dan
jamur
Jenis penyakit Penyakit yang menyerang
tanaman rambutan dan
jeruk yaitu mati pucuk
Sosial budaya Interaksi antara pemilik
kebun dengan pengelola
terjalin dengan baik

 Gambar pengamatan persawahan dan perkebunan


 Gambar pengamatan pada perkebunan

3. Pengamatan pada lingkungan padat kendaraan

No . Lokasi pengamatan Parameter lingkungan Uraian kondisi


eksistem
1 2 3 4
1. Titik I Fisik Keadaan jalan
 Keadaan jalan pada lingkungan
padat kendaraan,
pada titik I,
keadaan jalannya
kurang memadai
atu rusak ringan.

 Parkiran mobil, dan Parkirannya


motor kurang memadai,
dan penataan
kendaraanya
kurang teratur.
 Rambu lalu lintas Rambu lalu lintas
yang ada di
lingkungan padat
kendaraan baik
atau memadai.
 Tingkat kebisingan Tingkat
kebisingan pada
padat kendaraan
ini sangat bising
dikarenakan ada
sebagian besar
motor yang
tingkat
kebisingannya
sangat tinggi.
 Polusi/debu Polusi atau debu
di padat
kendaraan ini
sangat berdebu
akibat ada mobil-
mobil besar yang
mengeluarkan
banyak polusi.

Hayati Keadaan
 tumbuhan tumbuhan pada
plamboyan, akasia, pengamatann
trambesin, palem. dititikk I, kurang
seimbang karena
kebanyakan
tumbuhan yang
berada di
samping jalan
raya.
Sosial budaya Sosial budaya
pada padat
kendaraan di titik
I terdapat
pedagang kaki
lima yang
menjual
dagangannya di
pinggir jalan
raya. Selain
pedagang kaki
lima terdapat juga
penjagaa yang
bertugas di
bagian lampu
merah.
2. Titik II Fisik Keadaan jalan di
 Keadaan jalan padat kendaraan
di titik II, sudah
sangat memadai
dalam hal ini
keadaan jalannya
luasdan rata serta
bagus.

 Rambu lalu lintas Rambu lalu lintas


yang berada di
lingkungan padat
kendaraan kurang
memadai
 Tingkat kebisingan Tinngkat
kebisingannya
sedang karena
Cuma sebagian
kecil kendaraan
yang tingkat
kebisingannya
tinggi.
 Polusi/debu Polusi atau debu
yang terdapat di
lingkungann
padat kendaraan
yaitu kurang
berdebu.
Hayati Keadaan
 tumbuhan tumbuhan pada
plamboyan, pengamatann
akasia, trambesin, dititik II, seibang
palem. antara sisi jalan
yang kiri dan
yang kanan.

Sosial budaya Sosial budaya


pada padat
kendaraan di titik
II, terdapat
pedagang kaki
lima yang
menjual
dagangannya di
pinggir jalan raya
dan terjadi
hubungan antara
penjual dan
pembeli.
3. Titik III Fisik Keadaan jalan di
 Keadaan jalan padat kendaraan
di titik III, kurang
memadai atau
rusak ringan.
 Rambu lalu lintas Rambu lalu lintas
yang berada di
lingkungan padat
kendaraan kurang
memadai

 Tingkat kebisingan Tinngkat


kebisingannya
sedang karena
Cuma sebagian
kecil kendaraan
yang tingkat
kebisingannya
tinggi.

Hayati Keadaan
 tumbuhan tumbuhan pada
plamboyan, pengamatann
akasia, trambesin, dititik II, seibang
palem. antara sisi jalan
yang kiri dan
yang kanan.
Sosial budaya Sosial budaya
pada padat
kendaraan di titik
II, terdapat
pedagang kaki
lima yang
menjual
dagangannya di
pinggir jalan raya
dan terjadi
hubungan antara
penjual dan
pembeli.

 Gambar pengamatan volume kendaraan dalam waktu 10 menit


 Jenis tanaman yang terdapat pada jalan lampu merah

 Kondisi jalan bagus

 Kondisi jalan rusak ringan


4. Pengamatan pada lingkungan pasar

No. Lokasi Parameter Uraian kondisi Catatan


pegamatan lingkungan eksisten
1 2 3 4 5
Pasar basa Fisik Keluhan dari
-gedung Masih layak untuk pedagang
di tempati tetapi bahwa
kurang baik karena kurangnya
bangunannya sudah tempat parker
tua. yang ada
- tempat sehingga para
parkiran Tidak teratur dan pengunjung
masih banyak parkir di
parkir di sembarang sembarang
tempat tempat , dan
- sistem tempat buang
persampahan Ada tempat air kecilx
pembuangan,tetapi masih kurang
pedagang masih sehingga
sering membuang masih
sampah di dalam mondar-
- Penataan lingkungan pasar. mandir ke
pedagang lantai 1 untuk
Letak antara buang air
pedagang masih kecil,
kurang beraturan listriknya
masih bercampur sering mati,
- Barang dengan antar
yang di pedagang ikan dan
perdagan kue
gkn
Segala kebutuhan
masyarakat,dan
yang sangat
mendominasi di
perdagangkan yaitu
- Sistem Sembilan bahan
drainase pokok dan
kebutuhan lainya
Drainasenya kurang
baik. Terdapat
banyak sampah

Hayati Antara pedagang


dan pembeli dalam
lingkungan pasar
Sosial budaya Hubungan antara
pedagang dan
pedagang, pedagang
dan pembeli serta
trans saksi yang
terjadi di dalam
lingkungan pasar

 Gambar pengamatan lingkungan pasar


5. Pengamatan pada lingkungan pemukiman

Lokasi Parameter Uraian kondisi eksistem


N pengamatan lingkungan
o
1 2 3 4
Pemukiman Fisik
penduduk  fasilitas sanitasi
- Drainase Kondisi drainase pada
pemukiman penduduk
masih sangat tidak terjaga
karena terdapat
pembuangan sampah yang
dilakukan pada drainase
sehingga saluran airnya
menjadi terhambat
menyebabkan air menjadi
tergenang
- Limbah cair Kondisi limbah cair yang
dihasilkan oleh limbah
rumah tangga merupakan
saluran pembuangan dalam
yang dikluarkan menuju
kedrainase
-Persampahan Kondisi persampahan
semua warga dipusatkan
pada pembuangan sampah
yang terletak disamping
pintu gerbang namun
karena kurangnya tempat
pembuangan sampah yang
ada tiap-tiap rumah
sehingga pembuangan
sampah dilakukan juga
didepan rumah dan
menyebabkan lingkungan
tercemar oleh sampah
-Air bersih Kondisi air bersih yang
terdapat pada pemukiman
dipusatkan pada satu aliran
yang disebarkan kesemua
rumah penduduk namun
ada juga yang
menggunakan sumur
sederhana tetapi
menggunakan mesin untuk
mengalirkannya
 Pembangunan Kondisi pemukimannya
sangat padat misalnya pada
dua rumah hanya terdapat
satu tembok penyambung
saja sehingga sangat
terlihat kepadat
penduduknya
Hayati Kepadatan penduduk cukup
tinggi, tanaman-tanaman
yang terdapat dipekarangan
rumah penduduk yaitu
markisa (Passiflora edulis),
rambutan (Nephelium
lappaceum), belimbing
(Averrohoa carambola),
dll. Terdapat tanaman
dijalan utama yang disebut
dengan tanjung,
diperbatasan bagian timur
masih terdapat banyak
vegetatif, terdapat rawa
atau kali tempat hidup
beberapa jenis ikan air
tawar dan terdapat pula
hewan ternak dalam
produksi yang kecil.
Sosial budaya Kegiatan sosial budaya
yang ada pada pemukiman
penduduk terdapat satu SD
dan beberapa taman kanak-
kanak, tempat ibadah
(mesjid dan gereja), dan
pula pelayanan kesehatan
masyarakat seperti klinik,
apotik dan puskesmas.

 Gambar pengamatn pada pengukiman penduduk pada pembuangan sampah.


 Rumah penduduk

B. Pembahasan

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,

pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan

pengendalian lingkungan hidup. Lingkungan hidup sendiri memiliki arti

kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup,
temasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri

kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.

Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya

gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan

menjadi berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena

campur tangan manusia dan dapat pula karena faktor alami. Dampak dari

perubahannya belum tentu sama, namun akhirnya manusia juga yang mesti

memikul serta mengatasinya .

Pengelolaan lingkungan dapat terlihat dalam berbagai kondisi

lingkungan. Pratikum kali ini dilakukan untuk mengamati pengelolaan

lingkungan pada lima kondisi lingkungan yang berbeda, yaitu lingkungan

kampus, lingkungan pasar, lingkungan padat kendaraan, lingkungan

pemukiman dan lingkungan persawahan. Dari berbagai kondisi lingkungan

yang diamati, maka terlihat pengelolaan lingkungan pada berbagai kondisi

sudah berjalan dengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari tingkat kebersihan,

tata letak dan cara pengelolaannya.

Pengelolaan lingkungan merupakan tanggung jawab bagi

masyarakat. Pengelolaan lingkungan hidup di peruntukkan bagi masyarakat

agar tercapai kesejahteraan dan keseimbangan dalam berinteraksi dengan


alam. Akan tetapi ada pula masyarakat yang belum mengetahui pentingan

bersahabat dengan alam. Banyak kita temui berbagai permasalah alam yang di

timbulkan oleh ulah manusia itu sendiri dan berakhir bencana yang mereka

tuai sendiri. Misalnya saja akibat polusi yang berasal dari kendaraan-

kendaraan bermotor ataupun asap pabrik yang pastinya dapat merusak

lingkungan.Polusi tidak hanya pada udara melainkan juga bisa terjadi pada air

dan tanah. Permasalahan mengenai polusi faktor utama penyebabnya adalah

bertambahnya jumlah kendaraan dan terus meningkatnya manusia dalam

penggunaan sumber daya alam.

Lingkungan kampus merupakan lingkungan akademik yang di

dalamnya terdapat berbagai sarana dan prasarana kampus dengan

pemeliharaan dan pengelolaan. Pengelolaan kampus kurang dikelolah

dengan baik. Pengamatan didasari oleh tiga parameter yaitu lingkungan

fisik, hayati dan sosial budaya. Pengamatan pada fakultas peternakan dengan

parameter lingkungan fisik, hayati dan sosial budaya. Pada parameter

lingkungan fisik yang diamati berupa gedung, tempat parkir, sistem

persampahan dan taman. Kondisi gedung baik namun dilihat dari nilai

estetikanya yang kurang. Dikarenakan masih dalam proses pembangunan

gedung baru dengan jalan yang berair dengan kondisi kandang ternak yang

juga kurang terawat. Penataan parkiran teratur dan rapi. Sampah ternak yang

dibuang di kolam ikan sebagai pakan ikan. Sistem persampahan pada bagian
luar tertata rapi dengan jumlah yang memadai, namun pada bagian dalam

terlihat sebaliknya. Kondisi pada parameter hayati berupa taman pekarangan

dan hewan ternak, menunjukkan bahwa tanaman perarangan masih dalam

kondisi yang stabil. Hewan-hewan ternak yang terdapat pada fakultas

pertanian yaitu ayam (Gallus gallus domesticus) dan sapi (Bos taurus).

Selain hewan ternak, juga terdapat hewan budidaya yang seperti ikan lele

(Clarias batracus).

Kondisi pada parameter sosial budaya yaitu Aktivitas belajar

mengajar yang terjalin pada fakultas peternakan terjadi antara mahasiswa dan

dosen yang bersangkutan, antar mahasiswa dengan mahasiswa yang lainnya.

Hubungan sosial dan budaya antara keduanya akan selaras apabila ada

hubungan timbal balik yang baik serta adanya komunikasi yang baik pula.

Pengamatan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA) disetiap parameter menunjukkan kondisi yang baik dan stabil.

Mulai dari penataan dan pemeliharaan gedung, taman, parkiran, dan

laboratorium hingga pada parameter lingkungan hayati dan sosial budaya.

Pada taman dan pekarangan terdapat berbagai macam vegetasi. Hubungan

sosial budaya pada setiap individu dengan individu, individu dengan

kelompok, dan komunitas dengan komunitas ataupun sebaliknya terjalin

dengan begitu erat. Namun kondisi sistem persampahan yang kurang baik

seperti masih banyaknya mahasiswa yang membuang sampah sembarangan,


bahkan pada hari libur para karyawan sampah menumpuk di tong sampah.

Tempat penampungan sampah yang sangat memprihatinkan dengan sampah

yang berserakan di mana-mana hingga mengganggu pemandangan area

FMIPA itu sendiri. Pengamatan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dengan

parameter yang sama menunjukkan kondisi yang samadengan FMIPA pada

sistem persampahannya.

Sawah merupakan lahan pertanian basah untuk menanam padi.

Pengamatan pada perkebunan dan persawahan didasari oleh tiga parameter

yaitu parameter lingkungan fisik, hayati dan sosial budaya. Luas wilayah

area persawahan berkisar 2 hingga 3 Ha bertopografi datar. Pada lahan

perkebunan, jenis lahan yang digunakan berupa lahan peralihan dari hutan.

Tumbuhan pertama yang ditanam pada lahan tersebut adalah Merica. Tetapi

tanaman tersebut tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga mengalami

kegagalan perkembak biakan. Menurut Bapak Mansur Sorumba, kegagalan

tersebut diakibatkan oleh komposisi tanah. Temperatur tanah merupakan

faktor yang sangat beragam namun pengaruhnya terhadap tumbuhan

tanaman bergantung pada intensitas cahaya, panjang hari, variasi musiman,

curah hujan dan warna serta tekstur tanah. Ketika komposisi tersebut tidak

baik, itulah sebab kegagalan budi daya ( N.S Subra Rao dalam buku

Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman).


Sumber air yang digunakan dalam proses pengairan dikebun berasal

dari rawa yang dihubungkan langsung ke kebun. Hama yang menyerang

tanaman dikebun didominasi oleh ulat daun dan semut, hama lain seperti

kepompong dan jamur. Pembasmian hama di lakukan dengan cara member

semprotan air tanpa bahan kimia dan pembabatan yang rusak secara manual.

Penyakit yang ditemukan pada padi seperti busuk leher, tungro, penggerek

batang, bercak merah. Pada lahan persawahan, pengelolaan padi dilakukan

dengan cara pemupukan menggunakan pupuk urea. Penggunaan bahan kimia

merupakan salah satu masalah dalam lingkungan yang dapat menimbulkan

pencemaran pada air dan mengancam organisme dalam perairan. Apalagi

aliran irigasi persawahan bermuara langsung ke kali Wanggu. Sosial budaya

antara para petani terjalin dengan baik. ini terlihat dari adanya kelompok

tani. Luas lahan yang digunakan pada perkebunan yaitu 2,5 Ha. Peanyakit

yang menyerang tanaman rambutan dan jeruk didomonasi penyakit mati

pucuk. Penyakit yang menyerang tumbuhan dikebun Bapak Mansur

membuat kerugian panen. Penataan pohon rambutan dan jeruk di tata denga

rapi. Sehingga terlihat asri dan bersih dengan sumber air yang dibentuk

seperti danau kecil. Interaksi antara pemilik dengan pengelolah kebun terjalin

dengan baik.

Pengamatan pada lingkungan padat kendaraan dibagi menjadi tiga

plot yaitu plot 1,2, dan 3. Keadaan jalan raya pada plot 1 dan 3 rusak ringan,
dengan jumlah kendaraan pada titik satu lebih banyak, sehingga

menyebabkan kebisingan, dan berdebu, dan tumbuhan yang berada di

sekitarnya 4 jenis tumbuhan diantaranya plamboyan, akasia, trambesi, dan

palem. Sedangkan rambu-rambu lalu lintas baik. parkiran mobil dan motor

yang tidak teratur dapat menghabat jalannya lalu lintas seperti macet.

Selanjutnya pada titik dua yang keadaan jalan rata, luas dan baik, kebisingan

rendah, debu sedang, rambu-rambu lalu lintas kurang baik, dan banyak

kendaraan yang melintasi jalan ini, jenis tumbuhan di sekiar titik dua sama

dengan titik satu. Titik terakhir dengan situasi jalan rusak sedang, dengan

kebisingan sedang, debu sedang, jenis jenis tumbuhan yang sama dan rambu-

rambu lalu lintas kurang lengkap. Kerusakan jalan dan kurangnya rambu-

rambu lalu lintas yang terjadi dapat menyebabkan keecelakaan lalu lintas.

Polusi udara yang ditimbulkan menyebabkan flu, batuk, dan gangguan

pernapasan lainnya. Gas yang di hasilkan oleh kendaraan dapat

meningkatkan suhu permukaan bumi akibat gas rumah kaca yang dihasilkan.
Lingkungan pasar merupakan lingkungan tempat berlangsungnya

interakssi jual beli antar pedagang dan pembeli. Gedung dan area pasar

tradisional yang kurang terawat membuat pasar tradisional menjadi kumuh.

Parkir kendaraan yang tidak beraturan, ditambah lagi perilaku pengendara

bermotor yang melawan arus lalu lintas, membuat lalu lintas di pasar menjadi

semeraut. Penataan pedagang yang tidak teratur dan adanya lapak-lapak yang

menggunakan area parkir. Sistem persampahan yang tidak memadai membuat


sampah berserakan di seluruh area pasar yang membuat drainase kurang

berfungsi dengan baik akibat sampah yang menumpuk sepanjang saluran

drainase. Kondisi pasar yang seperti ini membuat para pengunjung merasa

tidak aman dan nyaman. Terjadi polusi tanah yang diakibatkan oleh berbagai

macam sampah plastik.


Pengamatan pada lingkungan pemukiman dimulai dari fasilitas

sanitasi seperti drainase, limbah cair, persampahan, dan air bersih. Kondisi

limbah cair yang dihasilkan oleh limbah rumah tangga merupakan saluran

pembuangan dalam yang dikluarkan menuju kedrainase. Kondisi drainase

pada pemukiman penduduk masih sangat tidak terjaga karena terdapat

pembuangan sampah yang dilakukan pada drainase sehingga saluran airnya

menjadi terhambat menyebabkan air menjadi tergenang. Kondisi

persampahan semua warga dipusatkan pada pembuangan sampah yang

terletak disamping pintu gerbang namun karena kurangnya tempat

pembuangan sampah yang ada tiap-tiap rumah sehingga pembuangan sampah

dilakukan juga didepan rumah dan menyebabkan lingkungan tercemar oleh

sampah. Kondisi air bersih yang terdapat pada pemukiman dipusatkan pada

satu aliran yang disebarkan kesemua rumah penduduk namun ada juga yang

menggunakan sumur sederhana tetapi menggunakan mesin untuk

mengalirkannya. Kondisi pemukimannya sangat padat misalnya pada dua

rumah hanya terdapat satu tembok penyambung saja sehingga sangat terlihat

kepadat penduduknya. Kepadatan penduduk cukup tinggi, tanaman-tanaman


yang terdapat dipekarangan rumah penduduk yaitu markisa (Passiflora

edulis), rambutan (Nephelium lappaceum), belimbing (Averrohoa carambola),

dll. Terdapat tanaman dijalan utama yang disebut dengan tanjung,

diperbatasan bagian timur masih terdapat banyak vegetatif, terdapat rawa atau

kali tempat hidup beberapa jenis ikan air tawar dan terdapat pula hewan

ternak dalam produksi yang kecil.


Kegiatan sosial budaya yang ada pada pemukiman penduduk terdapat

satu SD dan beberapa taman kanak-kanak, tempat ibadah (mesjid dan gereja),

dan pula pelayanan kesehatan masyarakat seperti klinik, apotik dan

puskesmas. Masyarakat yang kurang sadar akan kebersihan lingkungan dan

pengelolaan lingkungan dapat mendatangkan berbagai bencana, penyakit,

serta kerusakan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai