Anda di halaman 1dari 12

Judul : Herpetofauna (Amphibi)

Tujuan : Mampu mendeskripsikan dan mengklasifikasikannya


Hari/tanggal : Senin, 26 Maret 2018
Waktu : 07:30-10:00 WITA
Lokasi : Laboratorium Unit Zoologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
A. Prosedur Kerja

1. Identifikasi Kuantitatif

a. Mengukur panjang mata (Organum visus)

b. Mengukur panjang mulut (Cavum oris)

c. Mengukur panjang kaki depan (Extremits posterior)

d. Mengukur panjang perut (Ambomen)

e. Mengukur panjang kaki belakang (Extremits anterior)

f. Mengukur panjang betis (Tibia) dan paha (femur)

g. Mengukur panjang moncong-timpanum (Tympanium)

h. Mengukur panjang tibia jari belakang (Digiti)

i. Mengukur panjang kepala (Caput)

j. Mengukur seluruh tubuh (Truncus)

2. Identifikasi Kualitatif

a. Meletakkan objek di atas papan bedah

b. Mengamati warna tubuh

c. Mengamati permukaan kulit


B. Hasil Pengamatan Keterangan:

1. Kodok Batu (Limnonectes 1. Kepala (Caput)


macrodon) 2. Kaki bagian depan (Extremits
posterior)
A. Gambar Morfologi 3. Badan (Truncus)
Gambar pengamatan 4. Perut (Abdomen)
5. Paha (Femur)
3 6. Betis (Tibia)
1
7. Jari kaki (Digiti)
6
8. Kaki bagian belakang (Extremits
9
anterior)
10 9. Mulut (Cavum oris)
8 10.Mata (Organum visus)
11
11.Sensor getar (Tympanium)
2
5
7
4

Gambar tangan

Gambar literatur
Karakter
No. Tipe Tipe Permukaan Warna
Spesies Morfometri
tympanium tungkai tubuh tubuh
1. Kodok Batu -Panjang Membulat Berselaput Berbintil Hijau
(Limnonect total: 12,3
es cm
macrodon) -Panjang
kepala: 1,4
cm
-Panjang
badan : 3,3
cm
-Panjang
betis: 2 cm
-Panjang
paha: 1,2
cm
-Jumlah
tungkai
depan: 8
(4 kanan,
4 kiri)
-Jumlah
tungkai
belakang:
10 (5
kanan, 5
kiri)
-Panjang
mata: 0,4
cm
-Panjang
mulut: 1,5
cm
B. Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Ranidae
Genus : limnonectes
Spesies : Limnonectes Macrodon

D. Deskripsi

Limnonectes macrodon biasa di sebut dengan bangkong batu atau kodok


batu yang ditemukan pada batu sekitar aliran sungai dan berwarna coklat

kehitaman, coklat kemerahan. Tekstur kulit halus namun terdapat bintil-bintil

kecil tersebar, dibelakang mata juga terdapat bintil kecil, kerongkongan berwarna

abu-abu, moncong tumpul, memiliki kepala yang melebar dan panjang,

timpanum yang jelas. Memiliki jari-jari yang besar dan jelas, ujung jari kaki

melebar, jari kaki berselaput hingga keujunya. Spesimen dewasa bervariasi dari

100 mm sampai 150 mm (Wati, 2016).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada kodok batu

(Limnonectes Macrodon) memiliki panjang total: 12,3 cm, panjang kepala: 1,4

cm, panjang badan: 3,3 cm, panjang betis: 2 cm, Panjang paha: 1,2 cm, jumlah

tungkai depan: 8 (4 kanan, 4 kiri), jumlah tungkai belakang: 10 (5 kanan, 5 kiri),

panjang mata: 0,4 cm, panjang mulut: 1,5 cm. Memiliki warna tubuh cokelat

kehitaman dan permukaan kulit yang halus serta memiliki bintil-bintil kecil yang

tersebar.
2. Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) Keterangan:

A. Gambar morfologi 1. Kepala (Caput)


2. Kaki bagian depan (Extremits
Gambar pengamatan posterior)
9 10
11 1 2 3. Badan (Truncus)
4. Perut (Abdomen)
4 4 3 5. Paha (Femur)
3
5 5 6. Betis (Tibia)
6 7. Jari kaki (Digiti)
6
8. Kaki bagian belakang (Extremits
7 anterior)
12 9. Mulut (Cavum oris)
10.Mata (Organum visus)
8 11. Sensor getar (Tympanium)
12. Selaput (Membrane) renang
Gambar tangan

Gambar literatur
B. Tabel morfometri
Karakter
No. Tipe Tipe Permukaan Warna
Spesies Morfometri
tympanium tungkai tubuh tubuh
2. Katak Panjang Membulat Berselaput Halus Hijau
Sawah total: 13 cm kegela-
(Fejervarya Panjang pan
cancrivora) kepala: 1,5
cm
Panjang
badan : 3 cm
Panjang
kaki: 8 cm
Panjang
betis: 2,5 cm
Panjang
paha: 2 cm
jumlah
tungkai
depan: 8 (4
kanan, 4
kiri)
Jumlah
tungkai
belakang: 10
(5 kanan, 5
kiri)
Panjang
mata: 0,5 cm
Panjang
mulut: 1,2
cm
C. Klasifikasi

Kindom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amfibia
Ordo : Anura
Famili : Dicroglosidae
Genus : Fejervarya
Spesies : Fajervarya Cancrivora
(Adhiaramanti, 2016)
D. Deskripsi

Fajervarya cancrivora dikenal sebagai katak sawah, ciri utamanya adalah

bentuk timpaninya bulat utuh tanpa adanya lapisan kulit yang menutupi. Diameter

timpanium sekitar separuh diameter mata. Selaput renang pada jari tangan tidak

ada, sedangkan pada jari kaki hanya menjangkau 3/4 dari panjang jari tengah.

Bagian punggung terdapat banyak guratan yang menonjol dan memanjang serta

dihiasi bercak-bercak berwarna gelap. Panjang tubuh katak sawah maksimum dapat

mencapai 120 mm. Katak sawah (Fajervan cancrivora) mempunyai kantung suara

pada jantan sedangkan pada betina tidak ada (Kurniati, 2008).

Katak sawah (Fajervarya cancrifora) merupakan famili dari Ranidae yang

memiliki penyebaran yang cukup luas di Indonesia sampai di Papua. Katak jantan

memiliki panjang 60-68 mm SLV, sedangkan katak betina memiliki 70-80 mm

SLV. Katak ini memiliki warna tubuh bervariasi dari coklat atau kehijau-hijauan

sampai abu-abu dengan garis berwarna gelap (hitam)/belang hitam pada bagian

bibir dan kaki belakang (Karim, 2012).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada katak sawah

Fajervarya cancrifora panjang total: 13 cm, panjang kepala: 1,5 cm, panjang badan:

3 cm, panjang kaki: 8 cm, panjang betis: 2,5 cm, panjang paha: 2 cm, jumlah

tungkai depan: 8 (4 kanan, 4 kiri), jumlah tungkai belakang: 10 (5 kanan, 5 kiri),

panjang mata: 0,5 cm, panjang mulut: 1,2 cm. Warna tubuh coklat dengan bercak

hitam serta permukaan tubuh yang licin.


3. Katak pohon (Polypedates leucomystax) Keterangan:

A. Gambar Morfologi 1. Kepala (Caput)


2. Kaki bagian depan (Extremits
Gambar pengamatan posterior)
1 3. Badan (Truncus)
9 3 6 4. Perut (Abdomen)
7 5. Paha (Femur)
6. Betis (Tibia)
12 7. Selaput (Membrane) renang
8. Kaki bagian belakang (Extremits
anterior)
9. Mulut (Cavum oris)
10. Mata (Organum visus)
11 2 4 5 8 11. Sensor getar (Tympanium)
12. Jari kaki (Digiti)

Gambar tangan

Gambar literatur

10
B. Tabel Morfometri
Karakter
No. Tipe Permukaan Warna
Spesies Morfometri Tipe tungkai
tympanium tubuh tubuh
3. Katak pohon Panjang total: Membulat Berselaput Halus Coklat
(Polypedates 10,6 m
leucomystax) Panjang kepala:
1,5 cm
Panjang badan :
2,9 cm
Panjang betis:
2,8 cm
Panjang paha:
2,3 cm
jumlah tungkai
depan: 8 (4
kanan, 4 kiri)
Jumlah tungkai
belakang: 10 (5
kanan, 5 kiri)
Panjang mata:
0,5 cm
Panjang mulut:
1,5 cm

C. Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Rhacoporidae
Genus : Polypedates
Spesies : Polypedates leucomystax
(Adhiaramanti, 2016)

C. Deskripsi

Polypedates leucomystax merupakan katak pohon, spesies ini memiliki

ciri morfologi dengan postur tubuh ramping, corak warna coklat, pada tungkai
belakang terdapat corak kehitaman. Mata menonjol dan terdapat lingkaran emas.

Memiliki lipatan Supratympanium. Moncong segitiga dan tidak terlalu runcing,

tungkai depannya pendek dan tidak berselaput, sedangkan tungkai belakang

panjang, terdapat selaput ¾ bagian. Habitat katak pohon (Polypedates

leucomystax) ditemukan di area bervegetasi rendah. Kadang juga banyak

ditemukan di area pemukiman warga (Yudha, dkk., 2013).

Polypedates leucomystax merupakan katak pohon yang berukuran sedang

dengan warna coklat, coklat muda atau coklat kekuningan. Katak pohon ini

memiliki postur tubuh yang ramping kulit yang relatif halus dan basah. Tungkai

depan pendek dengan jumlah jari sebanyak 4 dengan jari yang setengah

berselaput. Tungkai belakang yang sangat panjang dengan 5 jari yang hampir

sepenuhnya berselaput (Adhiaramanti, 2016).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada katak pohon

(Polypedates leucomystax) panjang total: 10,6 cm, panjang kepala: 1,5 cm,

panjang badan : 2,9 cm, panjang betis: 2,8 cm, panjang paha: 2,3 cm, jumlah

tungkai depan: 8 (4 kanan, 4 kiri), jumlah tungkai belakang: 10 (5 kanan, 5 kiri),

panjang mata: 0,5 cm, panjang mulut: 1,5 cm. Warna tubuh keabu-abuan dengan

corak kehitaman serta permukaan tubuh yang sedikit kasar.


DAFTAR PUSTAKA

Yudha, D.S., Trijoko, E.R., Alawi, F.R., Dan Tarekat, A.A., 2013,
Keanekaragaman Jenis Katak dan Kodok (Ordo Anura) di Sepanjang
Sungai Opak Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Biologi,
18(2): 54

Kurniati, H. dan Sulistyadi, E., 2017, Kepadatan Populasi Kodok Fejervarya


Cancrivora di Persawahan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jurnal
Biologi Indonesia, 13(1): 72

Wati, M., 2016, Species Dicroglossidae (Amphibia) pada Zona Pemanfaatan Tnks
di Wilayah Solok Selatan, Jurnal Biconcetta, 2(2): 7

Karim., 2012, Potensi Keanekaragaman Katak di Papua Sebagai Sumber Senyawa


Bioaktif Obat, Jurnal Fauna Indonesia, 11(2): 17

Adhiaramanti dan Sukiya., 2016, Keanekaragaman Anggota Ordo Anura di


Lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta, Jurnal Biologi, 5(6): 66-68

Anda mungkin juga menyukai