Anda di halaman 1dari 11

A Scoop of Dream

Saturday, 18 October 2014

KULTUR JARINGAN TANAMAN : STERILISASI


PERALATAN

LAPORAN PRAKTIKUM

KULTUR JARINGAN TANAMAN

ACARA I

STERILISASI PERALATAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan suatu usaha untuk pengembangan tanaman secara

vegetatif yang dapat mengembangkan tanaman dalam jumlah yang besar dalam

waktu yang relatif singkat. Pengertian kultur jaringan sendiri adalah usaha untuk

mengisolasi, menumbuhkan dan meregenerasi protoplas, sel, jaringan dan organ tanaman dalam

keadaan aseptis di dalam media yang kaya nutrisi. Teknik kultur jaringan akan berhasil bilamana

memenuhi persyaratan dalam kultur jaringan yaitu media yang cocok, kondisi lngkungan yang

sesuai dan dalam kondisi aspetis atau steril.

Dari persyaratan tersebut maka diperlukan sterilisasi dalam melakukan kegiatan kultur

jaringan. Menurut MoesoSuryowinoto (2000) Berhasil tidaknya kultur jaringan sangat

bergantung pada keadaan aseptic atau sterilnya komponen-komponen kultur jaringan yang
meliputi eksplan (bagian tanaman yang akan dikultur), peralatan yang digunakan, pekerja yang

melakukan kultur maupun ruangan yang digunakan untuk kultur jaringan.

Sterilisasi peralatan yang terbuat dari gelas seperti erlenmeyer, test

tube, petridishdisterilkan dengan autoclave. Sebelum digunakan peralatan dicuci dan disikat

dengan detergen kemudian dibilas air tawar, tunggu kering, setelah itu ditutup rapat dengan

alumunium foil dan plastik Setelah itu diatur rapi dalam autoclave, autoclave ditutup rapat dan

dioperasikan pada suhu 121˚C dengan tekanan 1 atm, selama 30 menit (Sari dan Abdul, 2012).

Widarto (2000) mengatakan bahwa banyak peralatan yang digunakan dalam sistem

kultur jaringan, tetapi pada dasarnya dikelompokan menjadi dua golongan yaitu:

1. Peralatan ringan, meliputi pinset, pisau, gelas ukur, gelas piala, erlemeyer, botol media,

petridish, pipet, gunting, corong, panic, kompor gas, dll

2. Peralatan berat, meliputi mesin penggojok, LAF (Laminar Air Flow), timbangan listrik atau

analitik, mesin distilator, oven, mikroskop, pH meter, pendingin ruangan,autoclave dan

entkas.

Sterilisasi alat harus dilakukan dalam percobaan kultur jaringan untuk mencegah

terjadinya kontaminasi yang dapat merusak kelangsungan percobaan yang dilakukan

dilaboratorium. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, cara tersebut meliputi

sterilisasi secara mekanik, kimia, maupun sterilisasi secara fisik.

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat diketahui bahwa sterilisasi sangatlah penting

dalam kegiatan perkembangbiakan secara in vitro atau melalu kultur jaringan. Hal tersebutlah

yang mendasari mengapa praktikum sterilisasi peralatan ini dilakukan.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari Praktikum Kultur Jaringan Tanaman Acara Sterilisasi Peralatan adalah

meningkatkan ketrampilan mahasiswa dalam melakukan sterilisasi peralatan dengan

menggunakan autoklaf.
II. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum Kultur Jaringan Tanaman Acara Sterilisasi Peralatan dilaksanakan pada

hari Kamis tanggal 28 November 2013 pukul 14.00 WIB Bertempat di LaboratoriumAgronomi

Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

A. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum Kultur Jaringan Tanaman Acara Sterilisasi

Peralatan antara lain: detergen/ sabun dan air bersih.

B. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum Kultur Jaringan Tanaman Acara Sterilisasi

Peralatan antara lain: glass ware terdiri daribotol kultur, erlenmeyer dan petridish,dissecting

kit terdiri dari scalpel dan pinset, autoklaf, aluminium foil, karet gelang, kompor, serta kertas

payung/ pembungkus.

C. Prosedur Kerja

1. Glass ware dan dissecting kit dicuci bersih dengan sabun, dibilas dengan air lalu dikeringkan.

2. Setelah kering mulut botol ditutup dengan aluminium foil, untuk pinset dan scalpel

dibungkus dengan kertas payung.


3. Glass ware dan dissecting kit disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 17,5

psi selama 30 menit.

4. Selama sterilisasi autoklaf ditutup rapat sehingga tekanan di dalam autoklaf naik.Tekanan

tinggi tersebut dipertahankan selama 30 menit dengan mengecilkan api, selanjutnya katup

dibuka untuk membuang uap air sehingga tekanan akan turun hingga ke tekanan 0 psi dan

dilakukan sampai tiga kali.

5. Autoklaf dibuka dan peralatan yang sudah disterilisasi dikeluarkan. Peralatan yang sudah

disterilkan disimpan di tempat yang bersih.

III. PEMBAHASAN

Syarat utama dalam kegiatan kultur jaringan adalah kondisi yang aseptis atau steril untuk

semua komponen dalam kultur jaringan. Kegiatan kultur diawali dengan sterilisasi alat dan bahan.

Sterilisasi alat dan bahan adalah perlakuan untuk menjadikan suatu alat atau bahan yang bebas dari

mikroorganisme yang tidak diingikan seperti jamur dan bakteri. Alat- alat yang digunakan yaitu botol

kultur, cawan petri, erlenmeyer, batang pengaduk, gelas piala, pipet serta peralatan glass ware

lainnya harus bersih dan steril. Sterilisasi alat yang dilakukan pada praktikum ini adalah

menggunakan autoclave. Alat-alat yang di sterilisasi yaitu peralatan yang berupa glass

waredan dissecting kit. glass ware dan dissecting kit ini di sterilisasi dengan menggunakan autoclave

pada suhu 120˚ C dengan tekanan 17,5 psi selama 30 menit karena pada tekanan ini bakteri dan

jamur yang terdapat dalam peralatan akan mati.

Tidak hanya glass ware dan dissecting kitsaja yang digunakan pada praktikum kultur

jaringan. Berikut adalah peralatan yang akan digunakan pada praktikum kultur jaringan beserta

fungsinya.

1. Autoclave
Autoclave merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi alat dan media kultur

jaringan, peralatan yang biasa di sterilisasi menggunakan autoclave adalah glass

ware dan dissecting kit. Gabriel (1988) mengemukakan bahwa autoclave merupakan alat yang

mampu mensterilkan bermacam- macam alat dan bahan yang digunakan dalam lingkup

mikrobiologi yakni menggunakan uap air yang bertekanan panas. Jadi autoclaveadalah alat yang

digunakan untuk mensterilkan alat atau bahan- bahan yang dalam hal ini dugunakan pada teknik

kultur jaringan.Autoclave bekerja berdasarkan prinsip tekanan panas uap air. Beberapa mikroba

akan mati apabila berada pada kondisi lingkungan panas tinggi, tetapi ada pula mikroba yang

masih bisa hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrim seperti mampu hidup di lingkungan yang

suhunya tinggi. Autoclave digunakan pada tekanan 17,5 psi dan suhu 120°C.

Gambar 1. Autoclave Gambar 2. Laminair Air Flow

2. Laminar Air Flow (LAF)

Laminar Air Flow (LAF) merupakan lemari yang digunakan sebagai tempat ketika akan

melakukan penanaman eksplan dalamkultur jaringan. Menurut Sriyanti dan Ari Wijayani (2012)

prinsip kerja dari laminar air flow ini adalah dengan mengalirkan arus udara yang laminair ke

dalam almari penabur melalui saringan yang besar dengan ukuran mesh 0,22-0,24 mikron.

Bakteri dan jamur ditahan oleh saringan ini, sehingga udara yang masuk kedalam laminar air

flow sudah steril dan membuat ruangan menjadi steril pula.

Sama seperti peralatan yang lainnya,laminar air flow pun harus melalui tahap

sterilisasi. Laminar air flow terlebih dahuludisemprot dengan alkohol 70 % di bagian dalamnya.

Setelah sterilisasi dengan alkohol,pintu laminar air flow ditutup dan lampu ultraviolet

(UV) dinyalakan selama ½ sampai 1 jam. Setelah sterilisasi dengan lampu ultraviolet

(UV) pekerjaan dapat segera dimulai.

3. Botol Kultur

Botol kultur digunakan sebagai tempatmedia yang digunkanan untuk menanam eksplan.

Botol kultur ini harus dicuci hingga bersih terlebih dahulu menggunakan detergen. Hal ini
dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada dinding botol guna

menghindari kontaminasi.

Gambar 3. Botol kultur Gambar 4. Gelas piala Gambar 5. Gelas ukur

4. Gelas Piala

Gelas piala merupakan wadah yang terbuat dari borosilikat. Gelas piala yang digunakan

untuk bahan kimia yang bersifat korosif terbuat dari PTPE. Fungsi gelas piala pada kultur

jaringan adalah untuk mengaduk, mencampur dan memanaskan larutan yang akan digunkan

untuk pembuatan media.

5. Gelas ukur

Gelas ukur adalah gelas berbentuk tabung dengan skala pada dindingnya. Pada

praktikum ini gelas ukur digunakan untuk mengukur jumlah larutan yang akan digunakan dalam

jumlah cukup banyak seperti akuades. Gelas ukur termasuk dalam glass ware, ukuran volume

gelas ukur bermacam-macam misalnya : 100 ml, 300 ml sampai 1000 ml. Gelas ukur biasanya

jarang disterilkan karena penggunaannya hanya untuk pembuatan medium

saja.

6. Botol Erlenmeyer

Botol erlemeyer adalah botol berdasar lebar, botol ini terbuat dari kaca bening yang

tahan panas. Erlemeyer pada kultur jaringan dipergunakan untuk tempat dan sarana

menuangkan air suling maupun untuk tempat media dan penanaman eksplan. Ukuran erlemeyer

bermacam-macam dari volume 50 ml, 100 ml, 200 ml, 250 ml, sampai 2 liter.

Gambar 6. Erlenmeyer Gambar 7. Cawan petri Gambar 8. Bunsen


7. Cawan Petri

Cawan petri atau petridish adalah jenis gelas piala yang dibutuhkan dalam kultur

jaringan untuk memotong eksplan yang akan ditanam pada media. Cawan petri biasanya

disterilisasi bersama dengan kertas saring di dalamnya tetapi sebelumnya cawan petri ini harus

dicuci bersih kemudian dikeringkan dan setelah kering dibungkus dengan kertas payung coklat

untuk disterilisasi dengan autoclave.

8. Bunsen

Lampu spirtus atau bunsen digunakan untuk sterilisasi dissecting kit (scalpel dan

pinset) di dalam laminar air flow pada saat penanaman atau sub-culture. Sterilisasi dengan

menggunakan bunsen ini dengan cara mencelupkan dissecting kit kedalam alkohol kemudian

dibakar diatas api bunsen.

9. Pipet Tetes

Pipet tetes (drop pipette) berfungsi membantu memindahkan cairan dari wadah yang

satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil tetes demi tetes. Pipet tetes ini memiliki

ketelitian yang kurang dalam memindahkan larutan karena hanya dapat digunakan dengan

perkiraan.

Gambar 9. Pipet tetes Gambar 10. Pinset Gambar 11. Scalpel

10. Pinset

Dalam kultur jaringan pinset digunakan untuk memegang atau mengambil irisan

eksplan atau untuk menanam eksplan. Teknik penanaman eksplan harus diusahakan agar ujung

pinset tidak mengenai media supaya tidak terkontaminasi.

11. Scalpel
Scalpel atau pisau dalam kultur jaringan digunakan untuk mengiris atau memotong

eksplan. Scalpel ini termasuk dalam peralatan yang masuk kategori dissecting kit. Sebelum

digunkan scalpel harus disterilisasi di dalam autoclave dan dengan di flamir yaitu scalpel

dicelupkan dalam alkohol kemudian dibakar di atas api bunsen.

12. Alumunium Foil dan Seal

Alumunium foil digunakan sebagai penutup botol kultur. Aluminium foil dipotong

persegi dan ukuran potongan aluminium foil dibuat sedemikian rupa sehingga aluminium foil

tersebut menutupi bagian terbuka dari botol kultur sampai 2 inchi ke bawah pada tepi botol

kultur atau wadah lainnya. Dan untuk lebih merapatkan penutupan dapat dipakaiseal.

Aluminium foil ini tahan panas sehinggasaat dipanaskan dalam autoclave pun tidak masalah.

Gambar 12. Alumunium foil Gambar 13. Seal

13. Magnetik Stirrer dan Hot Plate

Magnetic stirrer digunakan untuk menghomogenkan larutan media yang akan dibuat

nantinya. Magnet pengaduk ini nantinya akan berputar pada dasar botol dimana magnet akan

menempel karena adanya gaya tarik menarik magnet. Kecepatan putaran dapat diatur sesuai

keinginan. Ada beberapa jenis magnetic stirrer yang dilengkapi dengan hot plate yang bisa

digunakan untuk memanaskan.

Gambar 14. Hot plate Gmabar 15. Magnetic Strirrer

14. Hand Sprayer

Hand sprayer digunakan untuk menyemprotkan alkohol untuk sterilitasilaminar air

flow dan tangan serta alat-alat yang akan dimasukkan ke dalam laminar air flow.

Gambar 16. Hand sprayer Gambar 17. pH meter elektrik


15. pH Meter Elektrik

pH meter digunakan untuk mengetahui nilai atau tingkat kemasaman suatu jenis

bahan. pH meter sangat diperlukan karena dalam pembuatan media, ada parameter tingkat

kemasaman yang harus dipenuhi yaitu diantara 5,7- 5,8. Cara menggunakan pH meter yaitu,

sensor pada pH meter dicelupkan kedalam larutan yang akan dibuat menjadi media, nantinya

akan muncul angka pada layar yang menunjukkan nilai kemasaman larutan tersebut.

16. Kertas Payung

Kertas payung berguna untuk membungkus peralatan seperti dissecting kitsaat di

sterilisasi di dalam autoclave.

Gambar 18. Spatula Gambar 19. Corong Gambar 20. Tisu

Selain peralatan-peralatan tersebut ada pula peralatan-peralatan lain yang digunakan

dalam kegiatan kultur jaringan, seperti spatula untuk mengaduk larutan secara manual saat

pembuatan media, corong untuk memasukkan larutan agar tidak meluber, rak kultur untuk

menempatkan botol kultur baik setelah sterilisasi maupun yang sudah berisi media dan eksplan, tisu

untuk membersihkan atau mengelap botol yang basah, serta sarung tangan untuk membungkus

tangan dan masker yang digunakan untuk menutupi mulut agar tidak terjadi kontaminasi pada

media maupun eksplan yang ditanam.

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum Acara Sterilisasi Peralatan dapat disimpulkan bahwa:

1. Telah dapat dilakukan tahapan sterilisasi peralatan menggunakan autoclave.

2. Alat- alat yang disterilkan dengan autoclaveadalah botol kultur, erlenmayer, petridish, gelas

piala, pipet tetes serta batang pengaduk.

B. Saran

1. Harus berhati-hati dalam melakukan sterilisasi menggunakan autoclave apalagi yang di sterilisasi

adalah peralatan yang terbuat dari kaca

2. Setelah peralatan disterilisasi sebaiknya ditempatkan pada tempat yang steril, tidak hanya tempat

yang bersih saja.

DAFTAR PUSTAKA
Gabriel, J. F., 1988. Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta.

Sari, I. P., dan Abdul Manan. 2012. “Pola Pertumbuhan Nannochloropsis Oculata pada Kultur Skala
Laboratorium, Intermediet, dan Massal”. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 4(2):123-
127.

Sriyanti, Daisy P. dan Ari Wijayani. 2012. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan Petunjuk
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern. Kanisius, Yogyakarta.

Suryowinoto, Moeso. 2000. Pemuliaan Tanaman Secara In-Vitro. Kanisius, Yogyakarta.

Widarto, L. 2000. Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Stek, Cangkok, Sambung, Okulasi dan Kultur
Jaringan. Kanisius, Yogyakarta.

Mimsin Yuda Kartika di 00:56


Share

No comments:
Post a Comment



Home

View web version


About Me

Mimsin Yuda Kartika


View my complete profile
Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai