LAPORAN PRAKTIKUM
ACARA I
STERILISASI PERALATAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
vegetatif yang dapat mengembangkan tanaman dalam jumlah yang besar dalam
waktu yang relatif singkat. Pengertian kultur jaringan sendiri adalah usaha untuk
mengisolasi, menumbuhkan dan meregenerasi protoplas, sel, jaringan dan organ tanaman dalam
keadaan aseptis di dalam media yang kaya nutrisi. Teknik kultur jaringan akan berhasil bilamana
memenuhi persyaratan dalam kultur jaringan yaitu media yang cocok, kondisi lngkungan yang
Dari persyaratan tersebut maka diperlukan sterilisasi dalam melakukan kegiatan kultur
bergantung pada keadaan aseptic atau sterilnya komponen-komponen kultur jaringan yang
meliputi eksplan (bagian tanaman yang akan dikultur), peralatan yang digunakan, pekerja yang
tube, petridishdisterilkan dengan autoclave. Sebelum digunakan peralatan dicuci dan disikat
dengan detergen kemudian dibilas air tawar, tunggu kering, setelah itu ditutup rapat dengan
alumunium foil dan plastik Setelah itu diatur rapi dalam autoclave, autoclave ditutup rapat dan
dioperasikan pada suhu 121˚C dengan tekanan 1 atm, selama 30 menit (Sari dan Abdul, 2012).
Widarto (2000) mengatakan bahwa banyak peralatan yang digunakan dalam sistem
kultur jaringan, tetapi pada dasarnya dikelompokan menjadi dua golongan yaitu:
1. Peralatan ringan, meliputi pinset, pisau, gelas ukur, gelas piala, erlemeyer, botol media,
2. Peralatan berat, meliputi mesin penggojok, LAF (Laminar Air Flow), timbangan listrik atau
entkas.
Sterilisasi alat harus dilakukan dalam percobaan kultur jaringan untuk mencegah
dilaboratorium. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, cara tersebut meliputi
dalam kegiatan perkembangbiakan secara in vitro atau melalu kultur jaringan. Hal tersebutlah
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari Praktikum Kultur Jaringan Tanaman Acara Sterilisasi Peralatan adalah
menggunakan autoklaf.
II. METODE PELAKSANAAN
hari Kamis tanggal 28 November 2013 pukul 14.00 WIB Bertempat di LaboratoriumAgronomi
A. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum Kultur Jaringan Tanaman Acara Sterilisasi
B. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Kultur Jaringan Tanaman Acara Sterilisasi
Peralatan antara lain: glass ware terdiri daribotol kultur, erlenmeyer dan petridish,dissecting
kit terdiri dari scalpel dan pinset, autoklaf, aluminium foil, karet gelang, kompor, serta kertas
payung/ pembungkus.
C. Prosedur Kerja
1. Glass ware dan dissecting kit dicuci bersih dengan sabun, dibilas dengan air lalu dikeringkan.
2. Setelah kering mulut botol ditutup dengan aluminium foil, untuk pinset dan scalpel
4. Selama sterilisasi autoklaf ditutup rapat sehingga tekanan di dalam autoklaf naik.Tekanan
tinggi tersebut dipertahankan selama 30 menit dengan mengecilkan api, selanjutnya katup
dibuka untuk membuang uap air sehingga tekanan akan turun hingga ke tekanan 0 psi dan
5. Autoklaf dibuka dan peralatan yang sudah disterilisasi dikeluarkan. Peralatan yang sudah
III. PEMBAHASAN
Syarat utama dalam kegiatan kultur jaringan adalah kondisi yang aseptis atau steril untuk
semua komponen dalam kultur jaringan. Kegiatan kultur diawali dengan sterilisasi alat dan bahan.
Sterilisasi alat dan bahan adalah perlakuan untuk menjadikan suatu alat atau bahan yang bebas dari
mikroorganisme yang tidak diingikan seperti jamur dan bakteri. Alat- alat yang digunakan yaitu botol
kultur, cawan petri, erlenmeyer, batang pengaduk, gelas piala, pipet serta peralatan glass ware
lainnya harus bersih dan steril. Sterilisasi alat yang dilakukan pada praktikum ini adalah
menggunakan autoclave. Alat-alat yang di sterilisasi yaitu peralatan yang berupa glass
waredan dissecting kit. glass ware dan dissecting kit ini di sterilisasi dengan menggunakan autoclave
pada suhu 120˚ C dengan tekanan 17,5 psi selama 30 menit karena pada tekanan ini bakteri dan
Tidak hanya glass ware dan dissecting kitsaja yang digunakan pada praktikum kultur
jaringan. Berikut adalah peralatan yang akan digunakan pada praktikum kultur jaringan beserta
fungsinya.
1. Autoclave
Autoclave merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi alat dan media kultur
ware dan dissecting kit. Gabriel (1988) mengemukakan bahwa autoclave merupakan alat yang
mampu mensterilkan bermacam- macam alat dan bahan yang digunakan dalam lingkup
mikrobiologi yakni menggunakan uap air yang bertekanan panas. Jadi autoclaveadalah alat yang
digunakan untuk mensterilkan alat atau bahan- bahan yang dalam hal ini dugunakan pada teknik
kultur jaringan.Autoclave bekerja berdasarkan prinsip tekanan panas uap air. Beberapa mikroba
akan mati apabila berada pada kondisi lingkungan panas tinggi, tetapi ada pula mikroba yang
masih bisa hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrim seperti mampu hidup di lingkungan yang
suhunya tinggi. Autoclave digunakan pada tekanan 17,5 psi dan suhu 120°C.
Laminar Air Flow (LAF) merupakan lemari yang digunakan sebagai tempat ketika akan
melakukan penanaman eksplan dalamkultur jaringan. Menurut Sriyanti dan Ari Wijayani (2012)
prinsip kerja dari laminar air flow ini adalah dengan mengalirkan arus udara yang laminair ke
dalam almari penabur melalui saringan yang besar dengan ukuran mesh 0,22-0,24 mikron.
Bakteri dan jamur ditahan oleh saringan ini, sehingga udara yang masuk kedalam laminar air
Sama seperti peralatan yang lainnya,laminar air flow pun harus melalui tahap
sterilisasi. Laminar air flow terlebih dahuludisemprot dengan alkohol 70 % di bagian dalamnya.
Setelah sterilisasi dengan alkohol,pintu laminar air flow ditutup dan lampu ultraviolet
(UV) dinyalakan selama ½ sampai 1 jam. Setelah sterilisasi dengan lampu ultraviolet
3. Botol Kultur
Botol kultur digunakan sebagai tempatmedia yang digunkanan untuk menanam eksplan.
Botol kultur ini harus dicuci hingga bersih terlebih dahulu menggunakan detergen. Hal ini
dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada dinding botol guna
menghindari kontaminasi.
4. Gelas Piala
Gelas piala merupakan wadah yang terbuat dari borosilikat. Gelas piala yang digunakan
untuk bahan kimia yang bersifat korosif terbuat dari PTPE. Fungsi gelas piala pada kultur
jaringan adalah untuk mengaduk, mencampur dan memanaskan larutan yang akan digunkan
5. Gelas ukur
Gelas ukur adalah gelas berbentuk tabung dengan skala pada dindingnya. Pada
praktikum ini gelas ukur digunakan untuk mengukur jumlah larutan yang akan digunakan dalam
jumlah cukup banyak seperti akuades. Gelas ukur termasuk dalam glass ware, ukuran volume
gelas ukur bermacam-macam misalnya : 100 ml, 300 ml sampai 1000 ml. Gelas ukur biasanya
saja.
6. Botol Erlenmeyer
Botol erlemeyer adalah botol berdasar lebar, botol ini terbuat dari kaca bening yang
tahan panas. Erlemeyer pada kultur jaringan dipergunakan untuk tempat dan sarana
menuangkan air suling maupun untuk tempat media dan penanaman eksplan. Ukuran erlemeyer
bermacam-macam dari volume 50 ml, 100 ml, 200 ml, 250 ml, sampai 2 liter.
Cawan petri atau petridish adalah jenis gelas piala yang dibutuhkan dalam kultur
jaringan untuk memotong eksplan yang akan ditanam pada media. Cawan petri biasanya
disterilisasi bersama dengan kertas saring di dalamnya tetapi sebelumnya cawan petri ini harus
dicuci bersih kemudian dikeringkan dan setelah kering dibungkus dengan kertas payung coklat
8. Bunsen
Lampu spirtus atau bunsen digunakan untuk sterilisasi dissecting kit (scalpel dan
pinset) di dalam laminar air flow pada saat penanaman atau sub-culture. Sterilisasi dengan
menggunakan bunsen ini dengan cara mencelupkan dissecting kit kedalam alkohol kemudian
9. Pipet Tetes
Pipet tetes (drop pipette) berfungsi membantu memindahkan cairan dari wadah yang
satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil tetes demi tetes. Pipet tetes ini memiliki
ketelitian yang kurang dalam memindahkan larutan karena hanya dapat digunakan dengan
perkiraan.
10. Pinset
Dalam kultur jaringan pinset digunakan untuk memegang atau mengambil irisan
eksplan atau untuk menanam eksplan. Teknik penanaman eksplan harus diusahakan agar ujung
11. Scalpel
Scalpel atau pisau dalam kultur jaringan digunakan untuk mengiris atau memotong
eksplan. Scalpel ini termasuk dalam peralatan yang masuk kategori dissecting kit. Sebelum
digunkan scalpel harus disterilisasi di dalam autoclave dan dengan di flamir yaitu scalpel
Alumunium foil digunakan sebagai penutup botol kultur. Aluminium foil dipotong
persegi dan ukuran potongan aluminium foil dibuat sedemikian rupa sehingga aluminium foil
tersebut menutupi bagian terbuka dari botol kultur sampai 2 inchi ke bawah pada tepi botol
kultur atau wadah lainnya. Dan untuk lebih merapatkan penutupan dapat dipakaiseal.
Aluminium foil ini tahan panas sehinggasaat dipanaskan dalam autoclave pun tidak masalah.
Magnetic stirrer digunakan untuk menghomogenkan larutan media yang akan dibuat
nantinya. Magnet pengaduk ini nantinya akan berputar pada dasar botol dimana magnet akan
menempel karena adanya gaya tarik menarik magnet. Kecepatan putaran dapat diatur sesuai
keinginan. Ada beberapa jenis magnetic stirrer yang dilengkapi dengan hot plate yang bisa
flow dan tangan serta alat-alat yang akan dimasukkan ke dalam laminar air flow.
pH meter digunakan untuk mengetahui nilai atau tingkat kemasaman suatu jenis
bahan. pH meter sangat diperlukan karena dalam pembuatan media, ada parameter tingkat
kemasaman yang harus dipenuhi yaitu diantara 5,7- 5,8. Cara menggunakan pH meter yaitu,
sensor pada pH meter dicelupkan kedalam larutan yang akan dibuat menjadi media, nantinya
akan muncul angka pada layar yang menunjukkan nilai kemasaman larutan tersebut.
dalam kegiatan kultur jaringan, seperti spatula untuk mengaduk larutan secara manual saat
pembuatan media, corong untuk memasukkan larutan agar tidak meluber, rak kultur untuk
menempatkan botol kultur baik setelah sterilisasi maupun yang sudah berisi media dan eksplan, tisu
untuk membersihkan atau mengelap botol yang basah, serta sarung tangan untuk membungkus
tangan dan masker yang digunakan untuk menutupi mulut agar tidak terjadi kontaminasi pada
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum Acara Sterilisasi Peralatan dapat disimpulkan bahwa:
2. Alat- alat yang disterilkan dengan autoclaveadalah botol kultur, erlenmayer, petridish, gelas
B. Saran
1. Harus berhati-hati dalam melakukan sterilisasi menggunakan autoclave apalagi yang di sterilisasi
2. Setelah peralatan disterilisasi sebaiknya ditempatkan pada tempat yang steril, tidak hanya tempat
DAFTAR PUSTAKA
Gabriel, J. F., 1988. Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta.
Sari, I. P., dan Abdul Manan. 2012. “Pola Pertumbuhan Nannochloropsis Oculata pada Kultur Skala
Laboratorium, Intermediet, dan Massal”. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 4(2):123-
127.
Sriyanti, Daisy P. dan Ari Wijayani. 2012. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan Petunjuk
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern. Kanisius, Yogyakarta.
Widarto, L. 2000. Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Stek, Cangkok, Sambung, Okulasi dan Kultur
Jaringan. Kanisius, Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment
‹
›
Home