Anda di halaman 1dari 10

Nama

Kurnia Rahman
M. Ichsan
Yunila W. Ratnasari
Putri R. Pertiwi
Dana Isnawati
Sayyidah Putri

NIM
J3M112016
J3M1120
J3M112126
J3M112123
J3M212135
J3M212140

TTD

Hari,Tanggal: Selasa, 16 Desember 2014


Waktu
: 02.00-18.00 WIB
Kelas
: B-1
Kelompok : 5
Dosen
: Emil Wahdi, S.Si
Asisten
: Ranty Ayu, A.Md
Risa Nofriana, A.Md

ZAT ADIKTIF
Berdasarkan dari PP No 109 tahun 2012 pengertian dari zat adiktif adalah bahan
yang menyebabkan adiksi atau ketergantungan yang membahayakan kesehatan dengan
ditandai perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena fisiologis, keinginan kuat untuk
mengonsumsi bahan tersebut, kesulitan dalam mengendalikan penggunaannya, memberi
prioritas pada penggunaan bahan tersebut daripada kegiatan lain, meningkatnya toleransi
dan dapat menyebabkan keadaan gejala putus zat.
Zat adiktif adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut
narkotika dan psikotropika, meliputi minuman beralkohol (whiskey, vodca, mansion house,
TKW), inhalansia (gas yang dihirup), lem, thinner, nail remover, bensin.
A.

Minuman beralkohol

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan
psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan
minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah
melewati batas usia tertentu.
Efek samping minuman beralkohol bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat
menimbulkan efek samping ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi
berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada
sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa
sadar akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk.
Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya ingin
berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu
fungsi sosialnya, dan terganggu pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi, seperti cara
berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling. Perubahan psikologis yang dialami oleh
konsumen misalnya mudah tersinggung, bicara ngawur, atau kehilangan konsentrasi.
Efek samping terlalu banyak minuman beralkohol juga menumpulkan sistem kekebalan
tubuh. Alkoholik kronis membuat jauh lebih rentan terhadap virus termasuk HIV.
Mereka yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang disebut sindrom putus
alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum alkohol. Mereka akan sering gemetar dan jantung
berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi.

Kandungan alkohol di atas 40 gram untuk pria setiap hari atau di atas 30 gram untuk wanita
setiap hari dapat berakibat kerusakan pada organ/bagian tubuh peminumnya. Misalnya, kerusakan
jaringan lunak yang ada di dalam rongga mulut, seputar tenggorokan, dan di dalam sistem
pencernaan (di dalam perut). Organ tubuh manusia yang paling rawan akibat minuman keras adalah
hati atau lever. Seseorang yang sudah terbiasa meminum minuman beralkohol, apalagi dengan
takaran yang melebihi batas, setahap demi setahap kadar lemak di dalam hatinya akan meningkat.
Akibatnya, hati harus bekerja lebih dari semestinya untuk mengatasi kelebihan lemak yang tidak
larut di dalam darah. Dampak lebih lanjut dari kelebihan timbunan lemak di dalam hati tersebut
akan memakan hati sehingga selnya akan mati. Kalau tidak cepat diobati akan terjadi sirosis
(pembentukan parut) yang akan menyebabkan fungsi hati berkurang dan menghalangi aliran darah
ke dalam hati. Kalau tidak segera diobati akan berkembang menjadi kanker hati.
Tidak hanya bagian lever yang akan rusak atau tidak berfungsi, bagian lain seperti otak pun
bisa terganggu. Hal itu membuktikan bahwa minuman keras mengakibatkan penyakit yang bisa
membawa kematian.
Perijinan Minuman Beralkohol di Indonesia, minuman beralkohol yang diimpor diawasi
peredarannya oleh negara. Dalam hal ini diamanatkan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
(DJBC), Kementerian Keuangan. Dalam istilah Kepabeanan dan Cukai; minuman beralkohol
disebut sebagai MMEA (Minuman Mengandung Ethyl Alkohol). Impor/ pemasukan MMEA dari
luar negeri dilakukan khusus oleh importir khusus. Di samping MMEA Impor, Bea Cukai juga
memiliki kewenangan untuk mengontrol secara penuh pendirian pabrik MMEA dalam negeri.
Setiap badan usaha yang hendak memproduksi MMEA, maka ia wajib memiliki NPPBKC (Nomor
Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai).
Pengawasan MMEA di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh DJBC, namun juga oleh
pemerintah daerah. Mengingat efek negatif yang ditimbulkan akibat dari mengkonsumsi MMEA
tersebut. MMEA ini juga di golongkan dalam 3 golongan, yaitu golongan A (kurang dari 5%),
golongan B (5% s.d. 20%), golongan C (lebih dari 20%). Untuk mengendalikan peredaran MMEA
pemerintah melalui DJBC mengenakan tarif cukai pada tiap liter MMEA (penggunaan tarif
spesifik).
Jenis minuman beralkohol
Anggur
Caipirinha
Rum
Vodka
Bir
Chianti
Sake
Wiski
Bourbon
Jgermeister
Sampanye
Cap tikus
Brendi
Mirin
Shch
Ciu
Brugal
Prosecco
Tuak

B.

Inhalasia (Lem)
Lem mengandungi suatu zat kimiawi, yaitu toluene (McKeown 2009). Toluene
merupakan zat kimiawi hidrokarbon aromatik yang sering diguna sebagai industri pelarut
dalam memproduksi cat warna, bahan kimiawi, obat obatan, getah dan sebagainya. Pada
suhu kamar, toluene adalah tidak berwarna, berbau manis dan mudah menguap.
Glue sniffing atau lebih dikenali sebagai nge-lem dalam bahasa awamnya, telah
menjadi fenomena yang meluas terutamanya pada anakanak karena biayanya yang murah

dan bisa didapati dengan mudah di mana mana saja. Di negara Amerika, Occupational
Safety and Health Administration (1998) telah menentukan tahap konsentrasi toluene yang
dibenarkan di tempat kerja yaitu 200 ppm. Tahap konsentrasi toluene yang melebihi 500
ppm dianggap akan mengancam kesehatan tenaga kerja. Toluene merupakan zat kimiawi
yang bersifat lipofilik. Akibatnya toluene mampu menyeberangi blood brain barrier dan
mengakibatkan berlakunya inhibisi transmisi neuronal. Walaubagaimanapun mekanisme
pasti bagaimana toluene bisa mengakibatkan toksisitas masih tidak jelas lagi (McKeown
2009).
Keracunan akut dari glue sniffing ditandai oleh gejala Sistem Saraf Pusat awal yang
termasuk euforia, halusinasi, delusi, pusing, kebingungan, sakit kepala, vertigo, kejang,
ataksia, pingsan, koma dan lainlain. Gejala Sistem Saraf Pusat yang kronis termasuk
neuropsychosis, degenerasi otak dengan cerebellar ataksia, kejang, choreoathetosis,
neuropati optik dan perifer, penurunan kemampuan kognitif, anosmia, atrofi optik, buta,
dan tuli.
Penyebab Glue sniffing sangat kompleks akibat daripada interaksi antara faktor yang
terkait dengan individu, faktor lingkungan dan faktor tersedianya zat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya Glue sniffing adalah sebagian berikut:
1.
Faktor individu
Kebanyakan Glue sniffing dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja
yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat
merupakan individu yang rentan. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai
risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna Glue sniffing. Ciri-ciri tersebut antara lain
adalah seperti berikut :
a) Cenderung memberontak dan menolak otoritas.
b) Cenderung memiliki gangguan jiwa lain seperti depresi, cemas, psikotik,
keperibadian dissosial dan lain lain.
c) Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku.
d) Rasa kurang percaya diri, rendah diri dan memiliki citra diri yang negatif.
e) Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif.
f) Mudah murung,pemalu dan pendiam.
g) Mudah merasa bosan dan jenuh.
h) Keingintahuan yang besar untuk mencuba atau penasaran.
i) Keinginan untuk bersenang-senang.
j) Keinginan untuk mengikuti mode, karena dianggap sebagai lambang keperkasaan
dan kehidupan modern.
k) Keinginan untuk diterima dalam pergaulan dengan teman teman sebaya.
l) Identitas diri yang kabur.
m) Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit mengambil
keputusan untuk menolak tawaran glue sniffing dengan tegas.

n) Kemampuan komunikasi yang rendah.


o) Putus sekolah.
p) Kurang menghayati iman kepercayaannya.
2.

Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik disekitar
rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat.
2.1 Lingkungan Keluarga
a) Komunikasi orang tua-anak kurang baik atau tidak efektif.
b) Hubungan dalam keluarga yang kurang harmonis dan disfungsi.
c) Orang tua yang bercerai,berselingkuh atau kawin lagi.
d) Orang tua yang terlalu sibuk atau bersikap tidak acuh terhadap perlakuan anak
anak mereka.
e) Orang tua yang otoriter dan serba melarang.
f) Orang tua yang serba membolehkan.
g) Kurangnya anggota keluarga yang dapat dijadikan model atau teladan.
h) Orang tua yang kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah glue sniffing.
i) Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah dan kurang konsisten.
j) Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam keluarga.
k) Orang tua atau anggota keluarga yang juga merupakan penyalahguna glue sniffing.
2.2 Lingkungan Sekolah
a) Sekolah yang kurang pengawalan disiplin siswa dan siswinya.
b) Lokasi sekolah yang terletak berhampiran tempat hiburan.
c) Sekolah yang kurang memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengembangkan potensi diri secara kreatif dan positif
d) Adanya pelajar sekolah yang merupakan pengguna glue sniffing.
2.3 Lingkungan Teman Sebaya
a) Bergaul dengan penyalahguna glue sniffing.
b) Tekanan atau ancaman dari teman kelompok atau pengguna glue sniffing.
2.4 Lingkungan masyarakat/sosial
a) Lemahnya penegakan hukum.
b) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
3
Faktor tersedianya zat
1.
Mudahnya lem didapat dimana mana sahaja dengan harga yang murah
2.
Khasiat zat kimiawi toluene di dalam lem yang menenangkan, menghilangkan
nyeri, menidurkan, membuat euforia dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut diatas
memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi penyalahgunaan glue
sniffing. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna glue sniffing.

C.

Rokok

Rokok awal masuknya ke indonesia pada akhir abad ke 19 yang awal nya dari kota
kudus yang di beri nama dengan rokok kretek, riwayat kretek bermula dari penemuan Haji
Djamari, awalnya penduduk sekitar kudus mengalami sakit di bagian dada, lalu Haji
Djamari mengoleskan miyak cengkeh ke bagian yang sakit tersebut, dan sakitnya pun reda.
Karena kasiat minyak cengkeh itu, lalu Haji Djamari membuat eksperimen dengan cara
merajang cengkeh dengan tembakau yang lalu dilinting menjadi rokok. Pada jaman
tersebut rokok mulai popular, dan melinting rokok menjadi kebiasaan para kaum pria.
Akan tetapi rokok juga banyak mengandung bahan kimia yang berbahaya ,setiap satu
batang roko yang dibakar lalu dihisap ketubuh ada 4000 zat kimia berbahaya
A.

Kandungan zat berbahaya pada rokok


1. Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks. salah satu zat yang
ada dalam Rokok yang mana dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan didalam
paru-paru , nikotin juga sangat berbahaya jika dikonsumsi dalam jangka waktu
yang lama, karena nikotin didalam tubuh manusia bisa mengendap dan lama-lama
akan merusak paru-paru , untuk tingkat kefatalannya bisa menyebabkan kanker .
Dan dalam jenis ini penyakit banyak di akibatkan oleh adanya nikotin dalam tubuh
adalah penyakit kanker , pernapasan dan masih banyak lainnya . kandungan
nikotin yang kian numpuk dalam tubuh anda akan menyebabkan kematian secara
lebih cepat dalam sel jaringan tubuh anda .
2. Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di
antaranya bersifat karsinogenik. sebuah zat yang dihasilkan dalam pembakaran
tembakau (rokok biasa) dan bahan tanaman lain (rokok herbal) ketika seseorang
merokok. Ia merupakan campuran dari beberapa zat yang bersama-sama
membentuk suatu massa yang dapat melekat di paru-paru.Rokok memiliki kadar tar
yang berbeda-beda. Kandungan rokok dengan kadar tar yang tinggi memiliki lebih
dari 22 mg tar di masing-masing rokok, sedangkan kandungan rokok dengan kadar
yang rendah memiliki kurang dari 7 mg saja. Tar dalam rokok akan meninggalkan
noda pada gigi perokok dan mengubahnya menjadi kuning dan kecoklatan. Selain
merubah warna gigi, zat racun ini juga dapat mengakibatkan berbagai masalah gigi
dan mulut lainnya, seperti periodontitis, penyakit gusi, serta mengakibatkan kanker
mulut.
3. Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano. Efek dari sianida ini
sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu beberapa
menit.Gejala yang ditimbulkan oleh zat kimia sianida ini bermacam-macam; mulai
dari rasa nyeri pada kepala, mual muntah, sesak nafas, dada berdebar, selalu

berkeringat sampai korban tidak sadar dan apabila tidak segera ditangani dengan
baik akan mengakibatkan kematian.
4. Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar
dan tidak berwarna. Benzene adalah toksin yang menyerang hati, ginjal, paru-paru,
jantung dan otak dan dapat menyebabkan kerusakan kromosonal. Saat ini sedang
diadakan penelitian tentang pengaruh benzene terhadap tingkat kesuburan pria dan
wanita. Efek singkat menghirup high level benzene dapat mengakibatkan kematian,
sedangkan menghirup low level benzene dapat menyebabkan kantuk, pusing,
mempercepat denyut jantung, sakit kepala, tremors, kebingungan, dan
ketidaksadaran.Long term efeknya bisa menyebabkan kerusakan pada sumsum
tulang dan dapat menyebabkan penurunan sel darah merah, yang mengarah ke
anemia. Ia juga dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan dan menurunkan
system kekebalan, meningkatkan kesempatan infeksi, menyebabkan leukemia dan
lainnya yang terkait dengankanker darah dan pra-kanker dari darah.
5. Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif. salah satu jenis logam
berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah.
Apabila Cd masuk ke dalam tubuh maka sebagian besar akan terkumpul di dalam
ginjal, hati dan sebagian yang dikeluarkan lewat saluran pencernaan. Cadmium
dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah secara langsung maupun tidak
langsung lewat ginjal, sebagai akibatnya terjadi kenaikan tekanan darah.
6. Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai
metil alkohol. Bahaya methanol bagi kesehatan yakni sangat mudah diserap oleh
tubuh melalui rute pemberian (oral, inhalasi, topical). Didalam hati (liver) methanol
akan dioksidasi menjadi formaldehid (formalin) dengan bantuan enzim alkohol
dehydrogenase dan kemudian dimetabolisir lebih lanjut menjadi asam format oleh
enzim formaldehid dehidrogenase
7. Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon
alkuna yang paling sederhana.
8. Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi
dengan unsur-unsur tertentu.
9. Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan
mayat.
10. Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut.
Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
11. Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
12. Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan
mobil.
Ada dua jenis perokok saat ini yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif
mempunyai pengertian orang yang melakukan langsung aktivitas merokok dalam arti

mengisap batang rokok yang telah dibakar. Sedangkan Perokok pasif adalah seseorang
yang tidak melakukan aktivitas merokok secara langsung, akan tetapi ia ikut menghirup
asap yang dikeluarkan oleh perokok aktif.
Adapun beberapa bahaya yang di timbulkan oleh rokok antara lain
a. Kanker Paru
Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Hal ini
karena asap rokok akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat dari asap
rokok ini akan merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh abnormal.
Diperkirakan 1 dari 10 perokok sedang dan 1 dari 5 perokok berat akan meninggal
akibat kanker paru.
b. Kanker Kandung Kemih
Kanker kandung kemih terjadi pada sekitar 40 persen perokok. Studi menemukan
kadar tinggi dari senyawa 2-naphthylamine dalam rokok menjadi karsinogen yang
mengarah pada kanker kandung kemih.
c. Kanker Payudara
Perempuan yang merokok lebih berisiko mengembangkan kanker payudara. Hasil
studi menunjukkan perempuan yang mulai merokok pada usia 20 tahun dan 5 tahun
sebelum ia hamil pertama kali berisiko lebih besar terkena kanker payudara.
d. Kanker Serviks
Sekitar 30 persen kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh merokok. Hal ini
karena perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi oleh virus menular
seksual.
e. Kanker Kerongkongan
Studi menemukan bahwa asap rokok merusak DNA dari sel-sel esofagus sehingga
menyebabkan kanker kerongkongan. Sekitar 80 persen kasus kanker esofagus telah
dikaitkan dengan merokok.
f. Kanker Pencernaan
Meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-paru, tapi ada beberapa asap yang
tertelan sehingga meningkatkan risiko kanker gastrointestinal (pencernaan).
g. Kanker Ginjal
Ketika seseorang merokok, maka asap yang mengandung nikotin dan tembakau
akan masuk ke dalam tubuh. Nikotin bersama dengan bahan kimia berbahaya
lainnya seperti karbonmonoksida dan tar menyebabkan perubahan denyut jantung,
pernapasan sirkulasi dan tekanan darah. Karsinogen yang disaring keluar dari tubuh
melalui ginjal juga mengubah sel DNA dan merusak sel-sel ginjal. Perubahan ini
mempengaruhi fungsi ginjal dan memicu kanker.
h. Kanker Mulut

i.

j.

k.

l.

m.

n.

o.

D.

Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok 6 kali lebih
besar mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok,
dan orang yang merokok tembakau tanpa asap berisiko 50 kali lipat lebih besar.
Kanker Tenggorokan
Asap rokok yang terhirup sebelum masuk ke paru-paru akan melewati tenggorokan,
karenanya kanker ini akan berkaitan dengan rokok.
Serangan Jantung
Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan
meningkatkan tekanan darah. Sedangkan karbon monoksida mengambil oksigen
dalam darah lebih banyak yang membuat jantung memompa darah lebih banyak.
Jika jantung bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah tinggi, maka bisa
menyebabkan serangan jantung.
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan akan
memburuk jika memiliki penyakit lain seperti diabetes melitus.
Aterosklerosis
Nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri yang bisa
disebabkan oleh penumpukan lemak. Hal ini akan menimbulkan terjadinya jaringan
parut dan penebalan arteri yang menyebabkan arterosklerosis.
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Kondisi ini menyebabkan aliran darah terhalangi sehingga membuat seseorang sulit
bernapas, dan sekitar 80 persen kasus PPOK disebabkan oleh rokok. Kondisi ini
bisa menyebabkan terjadinya emfisema (sesak napas akibat kerusakan pada
kantung udara atau alveoli) dan bronkitis kronis (batuk dengan banyak lendir yang
terjadi terus menerus selama 3 bulan).
Impotensi
Bagi laki-laki berusia 30-an dan 40-an tahun, maka merokok bisa meningkatkan
risiko disfungsi ereksi sekitar 50 persen. Hal ini karena merokok bisa merusak
pembuluh darah, nikotin mempersempit arteri sehingga mengurangi aliran darah
dan tekanan darah ke penis. Jika seseorang sudah mengalami impotensi, maka bisa
menjadi peringatan dini bahwa rokok sudah merusak daerah lain di tubuh.
Gangguan medis lainnya
Beberapa gangguan medis juga bisa disebabkan oleh rokok seperti tekanan darah
tinggi (hipertensi), gangguan kesuburan, memperburuk asma dan radang saluran
napas, berisiko lebih tinggi mengalami degenerasi makula (hilangnya penglihatan
secara bertahap), katarak, menjadi lebih sering sakit-sakitan, menimbulkan noda di
gigi dam gusi, mengembangkan sariawan di usus serta merusak penampilan.
Obat Penenang

Obat penenang adalah zat yang menginduksi sedasi dengan mengurangi iritabilitas
atau kegembiraan. Pada dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan bicara cadel, gerakan
mengejutkan, penilaian yang buruk, dan terlambatnya refleks. Dokter sering memberikan
obat penenang kepada pasien dalam rangka untuk menngurangi kecemasan pasien yang
berkaitan dengan prosedur menyakitkan atau kecemasan-merangsang.
Meskipun obat penenang tidak meringankan rasa sakit, tetapi dapat menjadi
tambahan yang berguna untuk analgesik dalam mempersiapkan pasien untuk pembedahan,
dan biasanya diberikan kepada pasien sebelum mereka dibius, atau sebelum prosedur yang
sangat tidak nyaman dan invasif lain seperti kateterisasi jantung, kolonoskopi atau MRI.
Pasien di unit perawatan intensif hampir selalu dibius(kecuali mereka tidak sadar dari
kondisi mereka pula.
Dosis obat penenang seperti benzodiazepin bila digunakan sebagai hipnosis untuk
menginduksi tidur cenderung lebih tinggi daripada yang digunakan untuk meredakan
kecemasan di mana karena hanya dosis rendah yang diperlukan untuk memberikan efek
menenangkan obat penenang. Sedatif dapat disalahgunakan untuk menghasilkan efek
terlalu-menenangkan (alkohol yang obat penenang klasik dan paling umum). Pada dosis
tinggi atau ketika mereka disalahgunakan, banyak dari obat-obatan ini dapat menyebabkan
ketidaksadaran dan bahkan kematian.
Ada beberapa tumpang tindih antara istilah penenang dan hipnosis. Meskipun efek
yang dijelaskan oleh dua istilah yang berbeda, obat-obatan yang menyebabkan efek yang
dijelaskan oleh salah satu istilah yang sering juga menyebabkan efek yang dijelaskan
dengan istilah lain.
Daftar Lengkap Berbagai Jenis Obat Penenang
1. Barbiturates
h. oxazepam (Serax)
a. amobarbital (Amytal)
i. triazolam (Halcion)
b. Pentobarbital (Nembutal)
j. temazepam (Restoril,
c. secobarbital (Seconal)
Normison, Planum, Tenox,
d. Phenobarbitol (Luminal)
dan Temaze)
2. Benzodiazepines (nama
k. chlordiazepoxide
perdagangan)
(Librium)
a. clonazepam (Klonopin
l. alprazolam (Xanax)
N.America Rivotril Eropa,
3. Herbal sedatif
Asia)
a. ashwagandha
b. Diazepam (Valium)
b. Duboisia hopwoodii
c. estazolam (Prosom)
c. Prosanthera striatiflora
d. flunitrazepam (Rohypnol)
d. catnip
e. Lorazepam (Ativan)
e. kava (Piper methysticum)
f. midazolam (Versed)
f. Mandrake
g. nitrazepam (Mogadon)
g. Valerian

h. Ganja
4. Nonbenzodiazepine Z-obat
sedatif
a. eszopiclone (Lunesta)
b. zaleplon (Sonata)
c. zolpidem (Ambien)
d. zopiclone (Imovane,
-Zimovane)
5. Antihistamin

a.
b.
c.
d.
e.
6. Lain
a.
b.

Diphenhydramine
Dimenhydrinate
Doxylamine
Phenergan
Promethazine
Klor hidrat
Alkohol

DAFTAR PUSTAKA
Nathanael
J
McKeown,
2009.
Toxicity,
Toluene.
Tersedia
dalam
http://emedicine.medscape.com/article/818939-overview.
Diakses
pada
16
Desember 2014.
Occupational Safety and Health Administration, 1998. Permitted Toluene Level. United
States Department of Labor: Occupational Safety and Health Administration.
Available from : http://www.osha.gov/pls/oshaweb/owadisp.show_document?p_
table=STANDARDS&p_id=999.

Anda mungkin juga menyukai