Makalah Asna Paputungan
Makalah Asna Paputungan
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
KELAS : B PERKANTORAN
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunian-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang “TATA
KELOLA KORFORAT YANG BAIK” untuk memenuhi tugas mata kuliah …..dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari Makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahanya, baik dalam hal
pengetikan maupun dalam keseluruhan isinya.Hal ini disebabkan karena keterbatasan
pengetahuan.Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan Makalah ini.Semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
maupun bagi pembaca.
GORONTALP APRIL 2022
KELOMPOK 3
KATA PENGATAR………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………
1.1 Latar belakang……………………………………………………………………
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………...
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….
2.1 pengertian dan prinsip pengelolaan perusahaan…………………………………
2.2 prinsip pengelolaan perusahaan yang baik………………………………………
2.3 unsur-unsur tata kelola perusahaan yang baik…………………………………..
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) menjadi salah satu isu yang semakin popular di
Indonesia. Banyak perusahaan telah menggunakan Corporate Governance sebagai rujukan dalam
menjalankan perusahaannya. Dalam dunia global seperti sekarang ini, dimana tingkat persaingan
yang semakin ketat mengharuskan perusahaan-perusahaan mengelola perusahaannya dengan
professional. Demikian pula investor dalam mencari alternatif untuk berinvestasi, selalu mencari
perusahaan yang dikelola dengan professional. (Nasrum, 2014). Banyaknya skandal yang telah
terjadi diperusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak dikelola dengan profesional.
Skandal tersebut terjadi banyak diakibatkan oleh tidak dipatuhinya atau tidak dilaksanakan
prinsip-prinsip corporate governance. Diantara skandal yang terjadi salah satunya diakibatkan
oleh tidak transparannya pengelola perusahaan (Agent) dalam memberikan informasi terkait
dengan perusahaan.
Kinerja perusahaan adalah hasil yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu
dengan berpedoman kepada standar tertentu. Umumnya, kinerja perusahaan digambarkan dengan
kondisi keuangan perusahaan. Sehingga dengan melihat keadaan keuangan suatu perusahaan
dapat tercermin prestasi kerja perusahaan tersebut dalam suatu periode tertentu. Hal tersebut juga
berguna sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Secara teoritis, pelaksanaan Corporate Governance dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan
meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan
komisaris dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri dan umumnya good
corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan investor. (Nasrum, 2014). Indonesia
mulai menerapkan prinsip Good Corporate Governance sejak menandatangani letter of intent
(LOI) dengan IMF. Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) berpendapat
bahwa perusahaan yang ada di Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan standar
GCG yang telah diterapkan di tingkat Internasional.
Peningkatan kinerja perusahaan diperlukan sebagai salah satu dasar dalam menilai kualitas
perusahaan. Perusahaan dituntut secara hukum untuk menerapkan prinsip GCG seperti yang ada
dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Bapepam
(Badan Pengawas Pasar Modal) (2010) diantaranya: Transparansi, Akuntabilitas,
Responsibilitas, Independensi, Kewajaran dan Kesetaraan. Dijelaskan pada Pedoman Umum
GCG Indonesia dalam Solihin (dikutip oleh Ramdhaningsih dan Utama, 2013) khususnya prinsip
responsibilitas, dimana pedoman tersebut dinyatakan bahwa perusahaan wajib mematuhi
undang-undang dan melaksanakan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga tercipta satu corporate citizenship.
1.3 MANFAAT
Untuk mengetahui tata kelola korforat yang baik
BAB 2
PEMBAHASAN
Pengelolaan perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG) memiliki pengertian
yang semakin lama semakin kompleks. Tata kelola yang benar dan baik telah dibuktikan mampu
meningkatkan efisiensi dan performa perusahaan yang menerapkannya (Abu-Tapanjeh, 2009).
Definisi pengelolaan perusahaan yang baik menurut (Abu-Tapanjeh, 2009) tergantung dari
lingkup dan tujuan usaha, tatanan organisasi, unsur penyusun organisasi, perta performa akhir
yang diharapkan. Diantara banyaknya acuan definisi tata kelola perusahaan, pada makalah ini
disajikan tiga definisi yang berasal dari Organisasi Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi
(Organisation for Economic Co-operation and Development, OECD), Bank Dunia (World
Bank), dan unsur-unsur dasar penerapan syariah dalam tata kelola perusahaan.
World Bank memberikan definisi singkat terhadap tata kelola perusahaan (AbuTapanjeh,
2009). Definisi ini terdiri dari tiga konsep pokok, yaitu: (1) kejujuran dan peluang yang
sama dalam beraktifitas (fairness), (2) keterbukaan terhadap informasi dan performa
perusahaan (transparency), dan (3) tanggung jawab serta akuntabilitas atas kegiatan
finansial yang dilakukan (accountability)
Berikut ini adalah bidang utama dari prinsip-prinsip OECD dan penjelasannya :
Prinsip 1 ( Memastikan dasar bagi kerangka tata kelola perusahaan yang efektif )
Kerangka tata kelola perusahaan harus mempromosikan pasar terbuka dan efisien, konsisten
dengan aturan hukum dan jelas mengartikulasikan pembagian tanggung jawab antara berbagai
pengawasan, otoritas regulasi dan penegakan hukum.
Kerangka tata kelola perusahaan harus melindungi dan memfasilitasi pelaksanaan hak-hak
pemegang saham.
Kerangka tata kelola perusahaan harus memastikan perlakuan yang adil dari semua pemegang
saham, termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Semua pemegang saham harus memiliki
kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif untuk pelanggaran hak-hak mereka.
Kerangka tata kelola perusahaan harus mengakui hak-hak pemangku kepentingan (stakeholder)
yang ditetapkan oleh hukum atau melalui kesepakatan bersama dan mendorong kerjasama aktif
antara perusahaan dan stakeholder dalam menciptakan kekayaan, pekerjaan, dan keberlanjutan
perusahaan yang sehat secara finansial.
Kerangka tata kelola perusahaan harus memastikan pedoman strategis perusahaan, pengawasan
yang efektif dari manajemen oleh pengurus, dan dewan akuntabilitas kepada perusahaan dan
para pemegang saham.
Manajemen Direktif
De Andres dan Vallelado menyatakan bahwa dalam sistem perbankan, setiap
pengambilan keputusan harus tunduk terhadap lembaga-lembaga otoritatif yang
mengatur perbankan, seperti komite supervisi perbankan dari Bank Indonesia maupun
lembaga-lembaga internasional seperti tertuang dalam kesepakatan Basel. Komite
Supervisi Perbankan Basel (Basel Committee on Banking Supervision), sebagai badan
internasional, utamanya memonitor efisiensi dalam manajerial dan tata kelola perbankan
yang baik.
Sampai dengan saat ini, unsur keanggotaan direksi dalam sebuah bank merupakan
hak dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang tidak bisa dilangkahi oleh
pemerintah ataupun pihak-pihak lain. Menurut de Andres dan Vallelado, dalam unsur
direksi, tidak ada kesepakatan bahwa direksi bebas dari konflik kepentingan (conflict of
interest) yang dapat memicu inefisiensi dari struktur pengambilan keputusan dalam
perusahaan itu sendiri. Selain itu, efektifitas pertemuan-pertemuan tingkat direksi juga
berpengaruh terhadap performa perbankan, dan tidak berkorelasi dengan banyaknya
pertemuan. Unsur direksi yang efektif, menurut de Andres dan Vallelado, adalah terdiri
dari beberapa pemangku kepentingan, orang yang mengerti atau memiliki kapasitas dan
kredibilitas yang tinggi, serta beberapa unsur luar (outsiders) yang akan meningkatkan
monitoring terhadap efektifitas dewan direksi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Korporat adalah suatu bentuk badan yang didirikan oleh sekelompok orang, dengan legalitas
hukum yang jelas dan memiliki tujuan untuk mencapai keuntungan serta mensejahterakan para
karyawannya. Korporat yang ideal adalah korporat yang didukung oleh teknologi penunjang
dalam membantu karyawan menyelesaikan semua pekerjaan. Salah satu indikator korporat yang
sukses adalah memiliki laporan keuangan yang akurat, tepat dengan penyajian yang mudah
dipahami.Menyajikan laporan keuangan tentunya harus didukung dengan software akuntansi dan
bisnis yang memudahkan dalam membuat laporan keuangan tersebut. Software Accurate online
adalah salah satunya yang terbaik untuk masalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://scholar.unand.ac.id/44000/2/BAB%20I.pdf
https://www.medcoenergi.com/files/investor/gcg/GCG_CoC
%20MedcoEnergi_Bahasa%20Indonesia_Final.pdf
http://arahmadi.net/tulisan/Ekayani-Rahmadi-Prinsip_Syariah_dalam_GCG-
2010.pdf