DISUSUN OLEH :
KELAS ( A ) KELOMPOK 5:
LEMBARAN PENGESAHAN
MARDIONO PAPUTUNGAN
A. Judul
B. Latar belakang
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan
psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan
berbagai kesulitan. Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase
dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-
tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam
keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam
menangani permasalahan tersebut. Pada masa ini juga kondisi psikis remaja sangat labil.
Karena masa ini merupakan fase pencarian jati diri. Biasanya mereka selalu ingin tahu
dan mencoba sesuatu yang baru dilihat atau diketahuinya dari lingkungan sekitarnya,
mulai lingkungan keluarga, sekolah, teman sepermainan dan masyarakat.
Semua pengetahuan yang baru diketahuinya diterima dan ditanggapi oleh remaja
sesuai dengan kepribadian masing-masing. Disinilah peran lingkungan sekitar sangat
diperlukan untuk membentuk kepribadian seorang remaja. Setiap remaja sebenarnya
memiliki potensi untuk dapat mencapai kematangan kepribadian yang memungkinkan
mereka dapat menghadapi tantangan hidup secara wajar di dalam lingkungannya, namun
potensi ini tentunya tidak akan berkembang dengan optimal jika tidak ditunjang oleh
faktor fisik dan faktor lingkungan yang memadai. Dalam pembentukan kepribadian
seorang remaja, akan selalu ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor risiko
dan faktor protektif. Faktor risiko ini dapat bersifat individual, konstekstual (pengaruh
lingkungan), atau yang dihasilkan melalui interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Faktor risiko yang disertai dengan kerentanan psikososial, dan resilience
pada seorang remaja akan memicu terjadinya gangguan emosi dan perilaku yang khas
pada seorang remaja. Sedangkan faktor protektif merupakan faktor yang memberikan
penjelasan bahwa tidak semua remaja yang mempunyai faktor risiko akan mengalami
masalah perilaku atau emosi, atau mengalami gangguan tertentu. Rutter (1985)
menjelaskan bahwa faktor protektif merupakan faktor yang memodifikasi, merubah, atau
menjadikan respons seseorang menjadi lebih kuat menghadapi berbagai macam tantangan
yang datang dari lingkungannya. Faktor protektif ini akan berinteraksi dengan faktor
risiko dengan hasil akhir berupa terjadi tidaknya masalah perilaku atau emosi, atau
gangguan mental kemudian hari. Lemahnya emosi seseorang akan berdampak pada
terjadinya masalah di kalangan remaja, misalnya bullying yang sekarang kembali
mencuat di media. Kekerasan di sekolah ibarat fenomena gunung es yang nampak ke
permukaan hanya bagian kecilnya saja. Akan terus berulang, jika tidak ditangani secara
tepat dan berkesinambungan dari akar persoalannya. Budaya bullying (kekerasan) atas
nama senioritas masih terus terjadi di kalangan peserta didik. Karena meresahkan,
pemerintah didesak segera menangani masalah ini secara serius. Bullying adalah suatu
bentuk kekerasan anak (child abuse) yang dilakukan teman sebaya kepada seseorang
(anak) yang lebih ‘rendah’ atau lebih lemah untuk mendapatkan keuntungan atau
kepuasan tertentu. Biasanya bullying terjadi berulang kali. Bahkan ada yang dilakukan
secara sistematis. Dari menjamurnya, kasus – kasus bullying yang ada di lembaga
pendidikan di Indonesia khususnya lingkungan sekolah, penulis mengambil tema”
penyuluhan hukum guna meningkatkan kesadaran siswa terhadap dampak negatif
mengenai bullying di sekolah” yang berkaitan dengan perilaku bullying di jenjang
pendidikan.
C. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan bullying,
2) Apa jenis – jenis perbuatan bullying?
3) Apa saja faktor yang menyebabkan perilaku bullying ?
4) Apa saja dampak Negatif yang didapat akibat dari perilaku bullying ?
5) Bagaimana upaya pencegahan bullying ?
D. Tujuan penelitian
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tindakan bullying dan jenis – jenis
perbuatan yang termasuk dalam tindakan itu
2) Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab tindakan bullying serta dampak yang
diakibatkan dari tindakan itu
3) Untuk mengetahui bagaimana upaya mengatasi bullying.
E. Manfaat kegiatan
- Agar tidak terjadi bullying diantara kalangan pelajar atau siswa maupun di sekolah
- Memberikan arahan kepada adik-adik siswa agar tidak membully teman sebanya
- Memberikan pencerahan terhadap siswa tentang dampak dari tindakan bullying
F. Metode kegiatan
Sebelum pelaksanaan kegiatan di laksanakan terlebih dahulu di lakukan peninjauan lokasi. Dalam
peninjauan lokasi ini di musyawarakan mengenai waktu pelaksanaan kegiatan dengan
memperhatikan masukan dari kegiatan sekolah. Kegiatan yang akan di laksanakan adalah
penyuluhan hukum guna meningkatkan kesadaran siswa terhadap dampak negatif bullying di
sekolah.
G. Rencana Kegiatan
H. ORGANISASI PELAKSANA
1. Ketua Kelompok
1.1 Nama lengkap : Mardiono paputungan
1.2 nim : 1011421001
1.3 jurusan : S1-Ilmu Hukum
1.4 fakultas : Hukum
1.5 instansi : Universitas Negeri Gorontalo
1.6 waktu untuk kegiatan ini : 60 menit ( 1 jam )
2. Anggota Pelaksana
1. indra ramadhan biga 4. Deby fatria ntobuo
2. moh.ikbal 5. Aprilia tomelo
3. safira amalia hulukati
BAB 2
LAPORAN KEGIATAN
PELAKSANAAN, ISI MATERI DAN ANALISIS HASIL
A. PELAKSANAAN KEGIATAN :
N KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN
o
1 Persiapan kegiatan Senin 18 april 2022
2 Peninjauan lokasi Sebelum kegiatan Senin 19 april 2022
3 Pelaksanaan kegiatan Rabu 20 April 2022
4 Pembuatan laporan Kamis 21 april 2022
1. Persiapan kegiatan di mulai hari senin-kamis (18-21April 2022) setelah mata kuliah
selesai
1. Pembukaan
2. Sambutan-sambutan
3. Penyuluhan ( mempresentasikan isi materi )
4. Bertanya ( QUIZ )
5. Penutup
B. ISI MATERI
1. PENGERTIAN BULLYING :
Bullying dikenal sebagai “penindasan/risak”) merupakan penindasan atau kekerasan yang
dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau
berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus
menerus.
2. Jenis-jenis bullying kedalam empat jenis,( disini hanya di pakai 2 ) yaitu sebagai
berikut:
- Bullying secara verbal;
perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam, penghinaan,
pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual, terror,
surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar kasak-kusuk yang
keji dan keliru, gosip dan sebagainya. Dari ketiga jenis bullying, bullying dalam bentuk
verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan dan bullying bentuk verbal
akan menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah
pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut.
(1) Barangsiapa sengaja merusak kehormatan atau nama baik seseorang dengan jalan
menuduh dia melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud yang nyata akan tersiarnya
tuduhan itu, dihukum karena menista, dengan hukuman penjara selama-lamanya
sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.4.500,
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara berulang-ulang dimana tindakan
tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk melukai dan memnuat seseorang merasa tidak
nyaman. Pemahaman moral adalah pemahaman individu yang menekankan pada alasan mengapa
suatu tindakan dilakukan dan bagaimana seseorang berpikir sampai pada keputusan bahwa
sesuatu adalah baik atau buruk. Pemahaman moral bukan tentang apa yang baik atau buruk,
tetapi tentang bagaimana seseorang berpikir sampai pada keputusan bahwa sesuatu adalah baik
atau buruk. Peserta didik dengan pemahaman moral yang tinggi akan memikirkan dahulu
perbuatan yang akan dilakukan sehingga tidak akan melakukan menyakiti atau melakukan
bullying kepada temannya. Selain itu, keberhasilan remaja dalam proses pembentukan
kepribadian yang wajar dan pembentukan kematangan diri membuat mereka mampu menghadapi
berbagai tantangan dan dalam kehidupannya saat ini dan juga di masa mendatang. Untuk itu
mereka seyogyanya mendapatkan asuhan dan pendidikan yang menunjang untuk
perkembangannya.
SARAN
1) kami menyarankan hendaknya pihak sekolah proaktif dengan membuat program pengajaran
keterampilan sosial, problemsolving, manajemen konflik, dan pendidikan karakter.
2) Hendaknya guru memantau perubahan sikap dan tingkah laku siswa di dalam maupun di luar
kelas; dan perlu kerjasama yang harmonis antara guru BK, guru-guru mata pelajaran, serta staf
dan karyawan sekolah.
3) saran dari kami Sebaiknya orang tua menjalin kerjasama dengan pihak sekolah untuk
tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal tanpa adanya tindakan bullying antar pelajar di
sekolah.
DOKUMENTASI :