Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MOLLUSCA 2: KELAS SCAPHOPODA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“ZOOLOGI AVERTEBRATA ”
Dosen Pengampu: Mochammad ichsan, S.Si., M.Pd., M.(bio)Eng.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG

Disusun Oleh Kelompok 7:

1. Faridha Aulia Nur Rahmi 1860208223093


2. Rara Vinda Najafah 1860208221011
3. Noviana Lailatussiyam 1860208221004
4. Bella Puspitasari 1860208223095

TADRIS BIOLOGI 3A
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan


rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Zoologi Avertebrata,
dengan judul: “Mollusca 2: kelas scaphopoda”. Shalawat serta salam selalu kami
curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman jahiliah menuju zaman islamiah.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak/Ibu dosen yang telah membimbing
dan memberikan arahan kepada kami. Terima kasih juga kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami dengan baik.

Kami menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, dari terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan khususnya pada mata kuliah ini. Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.

Tulungagung, 20 september 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................... 3

BAB I: PENDAHULUAN .............................................................................. 4

A. Latar belakang ............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan Pembahasan .................................................................................... 5

BAB II: PEMBAHASAN ............................................................................... 6

A. Kelas dan Karakteristik Scaphopoda .................................................... 6


B. Struktur Tubuh dan Adaptasi Pada Scaphopoda .................................. 8
C. Contoh Spesies Scaphopoda................................................................. 9
D. Peran Ekologis Scaphopoda Dalam Ekosistem Laut ........................... 9
E. Pola Makan dan Strategi Reproduksi ................................................... 11
F. Hubungan Dengan Spesies Lain .......................................................... 12

BAB III: PENUTUP ....................................................................................... 15

A. Kesimpulan ........................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Scaphopoda merupakan kelas hewan mollusca yang terdiri dari


kelompok organisme laut dengan ciri khusus, yaitu cangkang taring panjang yang
melingkar dan tubuh ramping yang tersembunyi di dalamnya. Kelas ini seringkali
terabaikan dalam penelitian dan studi ilmiah, karena relatif kurang dikenal
dibandingkan dengan kelompok mollusca lainnya seperti gastropoda dan bivalvia.
Namun, Scaphopoda memiliki keunikan dan peran ekologis yang penting dalam
ekosistem laut.
Pemahaman tentang Scaphopoda dan lingkungannya menjadi penting
karena mereka berperan dalam melengkapi keanekaragaman hayati di laut dan
mempengaruhi ekosistem yang lebih luas. Mereka berperan sebagai konsumen dalam
rantai makanan laut, menyediakan sumber makanan untuk hewan lain dan menjadi
komponen penting dalam perputaran energi ekosistem laut. Selain itu, Scaphopoda juga
memiliki interaksi dengan organisme lain, seperti hubungan simbiosis dan predator-
mangsa, yang perlu dipahami untuk mengungkap keanekaragaman dan keunikan spesies
ini.
Namun, penelitian tentang Scaphopoda masih terbatas dan informasi yang ada
terutama pada spesies yang lebih umum dan memiliki signifikansi ekologis. Oleh
karena itu, tujuan makalah ini adalah untuk menyediakan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang Scaphopoda, termasuk aspek taksonomi, anatomi, morfologi,
ekologi, dan peran mereka dalam ekosistem laut.
Dengan memperluas pengetahuan tentang Scaphopoda, diharapkan pemahaman
dan kesadaran akan pentingnya perlindungan dan pelestarian spesies ini juga akan
meningkat. Makalah ini akan memberikan dasar pengetahuan yang penting untuk
ilmuwan, akademisi, dan pengambil kebijakan dalam upaya menjaga keanekaragaman
hayati laut dan ekosistem yang berkelanjutan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa karakteristik utama dari kelas Scaphopoda?
2. Bagaimana struktur tubuh pada Scaphopoda?
3. Apa peran ekologis Scaphopoda dalam ekosistem laut?
4. Bagaimana pola makan dan reproduksi pada Scaphopoda?
5. Bagaimana hubungan Scaphopoda dengan spesies lain dalam ekosistem
laut?

C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan karakteristik dan morfologi Scaphopoda sebagai kelas hewan
mollusca.
2. Mendiskusikan peran ekologis Scaphopoda dalam ekosistem laut.
3. Membahas hubungan Scaphopoda dengan spesies lain dalam ekosistem laut.
4. Menjelaskan pola makan dan bagimana Scaphopoda berkembang biak.

Dengan membahas masalah-masalah ini dan tujuan yang telah disebutkan,


makalah ini akan memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih dalam
tentang Scaphopoda.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kelas Scaphopoda

Scaphopoda merupakan salah satu kelas dalam filum Moluska. Kelas


Scaphopoda merupakan kelas kecil moluska laut dan jarang ditemukan (Romimoharto
& Juwana, 2007), dikenal dengan nama kerang gigi atau gading (Kozloff, 1996).
Anggota kelas ini yang dijumpai di laut di antaranya yaitu Dentalium sp. Spesies ini
disebut Dentalium karena bentuk cangkangnya menyerupai gigi (dentis).1

1) Klasifikasi Scaphopoda
Steiner & Kabat (2004) menerbitkan katalog kelompok nama spesies dari
Scaphopoda baru dan fosil Scaphopoda, sebanyak 517 spesies yang mewakili 2 ordo
(Dentaliida dan Gadilida) dan 45 genus, terdaftar sebagai valid taksa baru di laut dunia.2
Ordo Dentaliida merupakan Scaphopoda dengan kelenjar midgut (usus tengah)
berpasangan dan dua pasang otot dorsoventral yang tidak sepenuhnya terpisah. Ordo ini
terdiri dari 8 famili yaitu3:
- Dentaliidae, 14 genus
- Fustiariidae, 1 genu
- Rhabdidae, 1 genus
- Laevidentaliidae, 1 genus
- Gadilinidae, 2 genus
- Omniglyptidae , 1 genus
- Anulidentaliidae, 3 genus
- Calliodentaliidae, 1 genus
Gadilida merupakan Scaphopoda dengan kelenjar midgut tidak berpasangan
(kiri) dan sepasang otot dorsoventral. Ordo ini terdiri dari 2 sub ordo yaitu4 :

1
Putri Sapira Ibrahim, KARAKTERISTIK DAN ASPEK BIOLOGI Scaphopoda (MOLUSKA), (Oseana,
Volume 44, Nomor 2), Thn 2019, hlm.1.
2
Ibid, hlm.2.
3
Ibid, hlm.2.

3
1. Sub ordo Entalimorpha
• Famili Entalinidae, 9 genus
2. Sub ordo Gadilimorpha
• Famili Gadilidae, 8 genus
• Famili Pulsellidae, 3 genus
• Famili Wemersoniellidae, 2 genus (Steiner, 1992)
Berikut adalah klasifikasi dari genus Dentalium5 :
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Scaphopoda
Ordo : Dentaliida
Famili : Dentaliidae
Genus : Dentalium

2) Karakteristik Kelas Scaphopoda

Scaphopoda adalah moluska laut yang bentuknya simetris bilateral, dengan


cangkang eksternal berkapur yang terbuka di kedua ujungnya dan sedikit melengkung.
Scaphopoda memiliki ukuran dan bentuk yang beragam. Antara ordo satu dan ordo
yang lainnya dapat memiliki ukuran tubuh dan cangkang yang berbeda. Anggota dari
ordo Dentaliida biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan ordo Gadilida
(Kozloff, 1996). Kelompok dentalid juga memiliki cangkang yang bergaris-garis dan
lebih kasar dibandingkan kelompok Scaphopoda lainnya.6
Scaphopoda hidup di perairan laut, sekitar 500 spesies ditemukan dari sedimen laut
baik di perairan dangkal maupun perairan dalam di seluruh lautan dunia (Scarabino,
1994). Menurut Brusca dan Brusca (2003), saat ini sudah tercatat sekitar 900 spesies
Scaphopoda. Contoh dari Scaphopoda adalah Dentalium vulgare. Hewan ini hidup di

4
Ibid, hlm.2.

5
Putri Sapira Ibrahim, KARAKTERISTIK DAN ASPEK BIOLOGI Scaphopoda (MOLUSKA), (Oseana,
Volume 44, Nomor 2), Thn 2019, hlm.1.
6
Ibid, hlm.1.

4
laut atau di pantai yang berlumpur, bercangkang tajam, berbentuk taring/terompet
dengan kedua ujungnya yang terbuka karena disesuaikan dengan tempat hidupnya.7

B. Struktur Tubuh dan Adaptasi pada Scaphopoda

1. Struktur Tubuh Scaphopoda

Scaphopoda memiliki tubuh yang berukuran kecil dan ramping. Scaphopoda dikenal
karena bentuknya yang menyerupai gading. Cangkangnya meruncing dari ujung depan ke ujung
belakang, karenanya disebut cangkang gading (tusk shell). Cangkangnya melengkung dan
bagian dalamnya berongga. Kedua ujungnya terbuka, yang satu lebih besar dari pada yang lain.8
- Cangkang memiliki pahatan utama yang memanjang, terdiri dari sekitar 10
tulang rusuk primer (kadang hingga 15) di bagian posterior. Pada cangkang
antara tulang rusuk longitudinal primer, ada tulang rusuk sekunder dengan
ketebalan hampir sama dengan tulang rusuk primer. Cangkang berukuran sekitar
80 mm, berdinding tebal, permukaan halus, warna putih, lengkungan lentur dan
bundar9.
- Kaki dan kepala Scaphopoda yang kecil atau berbentuk probosis tersembul pada
aperture anterior yang lebih besar.
- Pada kepala terdapat mulut dan kaptakula, tetapi tidak ada mata dan tentakel
sebagai alat indera.
- Kaptakula berbentuk filamen yang kontraktil, dan pada tiap ujungnya terdapat
tontolan yang adesif.10

7
Ibid, hlm.1.

8
Putri Sapira Ibrahim, KARAKTERISTIK DAN ASPEK BIOLOGI Scaphopoda (MOLUSKA), (Oseana,
Volume 44, Nomor 2), Thn 2019, hlm.2.
9
Ibid, hlm.2.
10
Ibid, hlm.2.

5
C. Adaptasi yang Terjadi pada Scaphopoda

Karena mempunyai cangkang yang runcing, menyerupai taring, maka cara


beradaptasi scaphopodapun cukup unik yaitu bila dia merasa aman dan nyaman dengan
lingkungan sekitar tempat tinggalnya makadia akan membenamkan diri. Sedangkan,
jika dia merasa terancam maka dia akan memunculkan sedikit Sedangkan, jika dia
merasa terancam maka dia akan memunculkan sedikit cangkangnya yang tajam dan jika
tidak hati-hati maka akan melukai yang menginjaknya.11

D. Contoh Scaphopoda

Terdapat kurang lebih 900 spesies Scaphopoda, salah satu di antaranya:

1) Genus Dentalium elephantinum

11
Rusdi Jaya, SCAPHOPODA, hlm.3.

6
Dentalium elephantinum adalah jenis moluska yang berbentuk vertikal dan ada
sembilan garis di belakang, memiliki warna yang mengikat seperti warna biru lebih
gelap di ujung luar dan putih di bibir. Dentalium elephantinum ini hidup di air asin dan
tersebar luas di Indo-Pasifik (Oliver, 2004). Dalam studi oleh Tenjing dkk. (2018), di
Dentaliidae juga ditemukan di perairan India jenis Pictodentalium vernedei.
2) Genus Siphonodentalium

Siphonodentalium terdiri dari 20 spesies. Sekitar 1/3 dari jenis ini ditemukan di
perairan dangkal, terutama di negara-negara boreal dan sub-boreal, 1/3 lainnya
ditemukan di abisal. Distribusi genusnya sangat sulit untuk diketahui karena sebagian
besar spesies yang diketahui dan tercatat berasal dari satu atau beberapa lokasi
cangkang kosong.
3) Genus Striocadulus

Striocadulus ini terdiri dari spesies yang hidup di perairan yang cukup dalam di
lautan tropis ditandai dengan cangkang melengkung berukuran sedang hingga
besar.12
S. albicomatus Terdapat di pantai barat Amerika

12
P.S. Ibrahim. (2019). Karakteristik dan Aspek Biologi Scaphopoda (Moluska). Oseana. 44 (2). 1-9

7
Utara dan Tengah pada kedalaman 41-
730 m
S. ludbrooki Tersebar di Samudra Hindia utara
pada kedalaman 528-732 m
S. pulcherrimus Ditemukan di Indonesia pada
kedalaman 530-694 m
S. sagei Ditemukan di Filipina dan Indonesia
pada kedalaman 640-800 m

E. Peran Ekologis Scaphopoda Dalam Ekosistem Laut

Scaphopoda memiliki peran penting dalam ekosistem laut karena sebagai


konsumen dan pemakan organisme kecil seperti zooplankton dan invertebrata laut.
Dengan memakan organisme kecil, scaphopoda membantu mengontrol populasi dan
menjaga keseimbangan ekosistem laut. Selain itu, scaphopoda juga berperan dalam
siklus nutrisi laut. Ketika mereka memakan organisme kecil, nutrien yang terkandung
dalam tubuh organisme tersebut dapat terlepas dan akan kembali masuk ke ekosistem
laut. Hal ini akan memperkaya sumber daya nutrisi di laut bagi spesies lain.
Scaphopoda, yang juga dikenal sebagai “tusk shells,” adalah kelompok moluska
laut yang memiliki peran ekologis yang penting dalam ekosistem laut.13 Meskipun
mereka mungkin tidak sepopuler sebagian besar moluska lainnya seperti gurita atau
kerang, mereka memainkan peran yang signifikan dalam ekosistem laut. Beberapa peran
ekologis scaphopoda termasuk:
1. Detritivora: Scaphopoda umumnya adalah hewan detritivor, yang berarti mereka
memakan sisa-sisa organik, partikel-partikel makanan yang jatuh ke dasar laut,

13
Monteiro, K. B., de Castro, E. R., de Oliveira Filho, E. C., & de Oliveira, R. J. (2018). Scaphopoda
(Mollusca) from the coast of Rio Grande do Norte state, northeastern Brazil. Check List, 14(4), 599-607.

8
dan materi organik yang terdegradasi. Dengan melakukan ini, mereka membantu
mengurai materi organik yang membusuk dan memungkinkan nutrien yang
terkandung di dalamnya untuk kembali ke ekosistem.
2. Aerasi substrat: Ketika scaphopoda menggali lubang di substrat laut untuk
bersembunyi, mereka juga secara tidak mengubah sedimen di sekitarnya. Hal ini
dapat meningkatkan aerasi dan sirkulasi air di sekitar substrat, yang penting
untuk proses-proses kimia dan biologis dalam ekosistem laut.
3. Makanan bagi predator: Scaphopoda dapat menjadi sumber makanan bagi
berbagai predator laut, termasuk ikan, udang, dan moluska lainnya. Dengan
demikian, mereka adalah bagian penting dalam rantai makanan laut,
memindahkan energi dari sumber makanan mereka ke tingkat trofik yang lebih
tinggi.
4. Pengadukan dan Pemeliharaan Struktur Dasar Laut: Gerakan dan aktivitas
Scaphopoda di permukaan dasar laut dapat membantu mengaduk sedimen, yang
penting untuk menghindari pengendapan berlebihan dan menjaga struktur dasar
laut yang sehat.
5. Peran ekosistem kompleks: Meskipun mereka mungkin tidak memiliki dampak
besar secara langsung pada ekosistem, Scaphopoda adalah bagian penting dari
keragaman hayati di dasar laut. Mereka juga dapat mempengaruhi komposisi
komunitas mikroorganisme di sekitar mereka melalui pola makan mereka.14
Penting untuk memahami peran semua organisme dalam ekosistem laut,
termasuk yang kecil seperti Scaphopoda, karena perubahan dalam populasi atau
kelangsungan hidup mereka dapat berdampak pada stabilitas dan kesehatan ekosistem
laut secara keseluruhan.

F. Pola Makan dan Strategi Reproduksi


➢ Pola makan

Makanan Scaphopoda umumnya terdiri dari berbagai organisme uniseluler (bersel


tunggal) dan larva mikroskopis invertebrata kecil. Sebagian besar Scaphopoda

14
Ruppert, EE, Fox, RS, & Barnes, RD (2004). Zoologi Invertebrata: Pendekatan Evolusi Fungsional.
Pembelajaran Cengage.

9
mengkonsumsi foraminifer (Dinamani, 1964; Reynolds, 2002). Duff (1975) meneliti
korelasi negatif antara kelimpahan Scaphopoda dan foraminifer di daerah Oxford. Pola
serupa diamati oleh Kaim (2001) dalam lempung Valanginian dari Polandia. Dell
(1957) menemukan mulut Dentaliurn zelandicum dipenuhi dengan Foraminifera, dan
Morton (1959) dalam penelitiannya fokus mengenai makanan Dentalium entalir juga
menemukan hal yang sama. Pada penelitian Gudmundsson et al. (2003) juga
menemukan kantung bukal (daerah mulut) dari spesies Scaphopoda mengandung
foraminifer, yang sesuai dengan penelitianpenelitian sebelumnya tentang Scaphopoda
air dangkal dan dalam (Bilyard, 1974; Poon, 1987; Shimek, 1990; Langer et al., 1995).
Makanan Scaphopoda selain foraminifer adalah organic spherical
objects (OSO) atau benda bulat organik, krustasea harpacticoid, alga kecil, dan partikel
mineral (Gudmundsson et al., 2003; Ozturk, 2011).

Scaphopoda yang berbeda memakan spesies makanan berbeda, yang mungkin


disebabkan oleh beberapa faktor. Ketersediaan makanan dapat memengaruhi variasi
ukuran tubuh organisme dan menjadi penyebab perbedaan tingkat pertumbuhan
(Ibrahim et al., 2017). Spesies Scaphopoda yang lebih besar dapat memakan spesies
foraminifer besar dan kecil, Scaphopoda yang lebih besar memakan lebih banyak
makanan daripada Scaphopoda yang lebih kecil (Gudmundsson et al., 2003). Struktur
anatomi dari Scaphopoda menentukan batas foraminifera yang mampu ditelan. Ukuran
anterior cangkang, yang memanjang ke mulut menentukan batas kisaran ukuran mangsa
yang dapat ditelan Scaphopoda. Ukuran diameter makanan Scaphopoda berbeda-beda,
pada umumnya semakin besar ukuran mangsa maka semakin besar spesies Scaphopoda
yang memakannya (Gudmundsson et al., 2003).

➢ Strategi Reproduksi

Scaphopoda memiliki bentuk gonad agak elips, panjang gonad sekitar 1/4 panjang
cangkang, 4 kali lebih panjang dari lebar dan berwarna krem pucat. Memiliki gonad
tunggal yang umumnya berada di bagian posterior tubuh. Ujung anterior gonad
terhubung ke gonoduct, berdinding sangat tipis dan transparan (Simone, 2009; Grzimek
et al., 2003).

10
Scaphopoda bersifat gonokoristik yaitu jenis kelamin terpisah antara jantan dan
betina, dan bereproduksi secara seksual dengan cara mengeluarkan gamet ke air melalui
nefridium. Telur dilepaskan secara terpisah ke dalam kolom air, telur bersifat
planktonik. Sesudah stadium larva yang singkat, hewan-hewan muda akan berada di
dasar laut. Scaphopoda memiliki tahap larva berenang bebas yang berkembang di dalam
air dan pada akhirnya berubah menjadi bentuk tubuh Scaphopoda yang khas.

Cangkang pertama yang disekresikan oleh Scaphopoda yaitu praetubulus larva,


yang akan segera luruh dan ujung anterior akan tumbuh secara bertahap seiring dengan
perpanjangan ukuran tubuh (Barnes, 1987; Encyclopedia, 2019; Grzimek et al., 2003).
Informasi mengenai reproduksi ini dapat memperhitungkan potensi pemijahan dan
sangat berperan dalam menentukan kelangsungan hidup (Ibrahim et al., 2016). Aspek
biologi yang juga mencakup informasi reproduksi ini dapat menjadi indikator untuk
dasar pengelolaan yang baik dari suatu organisme agar tetap lestari dan berkelanjutan
(Ibrahim et al., 2017).

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Scaphopoda adalah salah satunya kelas keluarga Mollusca yang belum banyak
dikenal. Scaphopoda hidup di perairan laut dalam dan tidak bisa dikumpulkan begitu
saja informasi tentang biologi dan ekologi kategori ini masih sangat terbatas.
Scaphopoda merupakan hewan bentik yang memiliki tubuh dan cangkangnya kecil
berbentuk kerucut. Kelas ini bersifat gonokortikal dan mayoritas mengkonsumsi
foraminifera. Pemahaman dan transmisi informasi tentang fitur dan beberapa aspek
biologi Scaphopoda itu harus dilakukan dengan harapan ilmu pengetahuan dapat
dikembangkan lebih lanjut dan dapat menggali potensi diri untuk pembangunan
berkelanjutan Scaphopoda dan keberadaan Scaphopoda mungkin tetap lestari dan abadi.

B. Saran
Pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan untuk itu kami harapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Terima kasih penulis ucapkan
kepada semua kepada pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, P. S. (2019). Karakteristik Dan Aspek Biologi Scaphopoda (Mollusca).


Oseana, 1-9.
Monteiro, K. B. (2018). Scaphopoda (Mollusca) from the coast of Rio Grande do Norte
state. notheastern Brazil 14(4), 599-607.
Ruppert, E. F. (2004). Zoologi Avertebrata: Pendekatan Evolusi Fungsional.
Pembelajaran Cengange.

13

Anda mungkin juga menyukai