Oleh
Putri Sapira Ibrahim1)
ABSTRACT
CHARACTERISTICS AND BIOLOGICAL ASPECTS OF Scaphopoda
(MOLLUSCS). Scaphopoda are bilaterally symmetrical marine molluscs, commonly known
as the "tusk shells" because their shells are conical. There are approximately 900 species of
Scaphopoda, found in soft silty marine sediments, which they burrow in search of food.
Scaphopoda feeds on microorganisms, their diet dominated by foraminiferans.
Hermaphroditic scaphopoda has been reported but rare. The biodiversity of Scaphopoda had
been underestimated because the taxonomic and biological aspects of scaphopoda have not
been well studied. Classification, morphology, reproduction, behavior, habitat, and
distribution of Scaphopoda are discussed in this paper.
Keywords: Scaphopoda, Elephant tusk shells, Molluscs, Life history.
1)
Loka Konservasi Biota Laut Bitung, Sulawesi Utara - LIPI
1
banyak diketahui, sehingga diperlukan - Famili Wemersoniellidae, 2 genus
lebih banyak upaya untuk mengungkap (Steiner, 1992)
keanekaragamannya. Tulisan ini Berikut adalah klasifikasi dari
merupakan suatu tinjauan mengenai Kelas genus Dentalium:
Scaphopoda mencakup informasi Kingdom : Animalia
klasifikasi, morfologi, anatomi, reproduksi, Filum : Mollusca
habitat dan distribusi yang dirangkum dari Kelas : Scaphopoda
berbagai sumber. Melalui ulasan ini, Ordo : Dentaliida
diharapkan dapat menambah informasi dan Famili : Dentaliidae
pengetahuan tentang Kelas Scaphopoda. Genus : Dentalium
(Steiner & Dreyer, 2002)
KARAKTERISTIK DAN ASPEK
b. Morfologi dan Anatomi
BIOLOGI SCAPHOPODA
Scaphopoda memiliki tubuh yang
a. Klasifikasi Scaphopoda berukuran kecil dan ramping. Scaphopoda
Steiner & Kabat (2004) dikenal karena bentuknya yang menyerupai
menerbitkan katalog kelompok nama gading (Reynolds, 2002). Cangkangnya
spesies dari Scaphopoda baru dan fosil meruncing dari ujung depan ke ujung
Scaphopoda, sebanyak 517 spesies yang belakang, karenanya disebut cangkang
mewakili 2 ordo (Dentaliida dan Gadilida) gading (tusk shell). Cangkangnya
dan 45 genus, terdaftar sebagai valid taksa melengkung dan bagian dalamnya
baru di laut dunia. berongga. Kedua ujungnya terbuka, yang
Ordo Dentaliida merupakan satu lebih besar dari pada yang lain
Scaphopoda dengan kelenjar midgut (usus (Romimoharto & Juwana, 2007).
tengah) berpasangan dan dua pasang otot Cangkang memiliki pahatan utama
dorsoventral yang tidak sepenuhnya yang memanjang, terdiri dari sekitar 10
terpisah. Ordo ini terdiri dari 8 famili yaitu: tulang rusuk primer (kadang hingga 15) di
- Dentaliidae, 14 genus bagian posterior. Pada cangkang antara
- Fustiariidae, 1 genus tulang rusuk longitudinal primer, ada tulang
- Rhabdidae, 1 genus rusuk sekunder dengan ketebalan hampir
- Laevidentaliidae, 1 genus sama dengan tulang rusuk primer (Ozturk,
- Gadilinidae, 2 genus 2011). Cangkang berukuran sekitar 80 mm,
- Omniglyptidae , 1 genus berdinding tebal, permukaan halus, warna
- Anulidentaliidae, 3 genus putih, lengkungan lentur dan bundar
- Calliodentaliidae, 1 genus (Simone, 2009; Souza et al., 2013).
Gadilida merupakan Scaphopoda Kaki dan kepala Scaphopoda yang
dengan kelenjar midgut tidak berpasangan kecil atau berbentuk probosis tersembul
(kiri) dan sepasang otot dorsoventral. Ordo pada aperture anterior yang lebih besar.
ini terdiri dari 2 subordo yaitu: Pada kepala terdapat mulut dan kaptakula,
1. Subordo Entalimorpha tetapi tidak ada mata dan tentakel sebagai
- Famili Entalinidae, 9 genus alat indera. Kaptakula berbentuk filamen
2. Gadilimorpha yang kontraktil, dan pada tiap ujungnya
- Famili Gadilidae, 8 genus terdapat tontolan yang adesif. Bagian tubuh
- Famili Pulsellidae, 3 genus Scaphopoda disajikan pada Gambar 1.
2
Gambar 1. Anatomi Scaphopoda, Dentalium sp (Hegner, 1993).
3
(Romimoharto & Juwana, 2007).
Scaphopoda tipe dentalium hidup di e. Distribusi
sedimen yang sedikit lebih kasar dengan Scaphopoda merupakan hewan
campuran fraksi berpasir dan detritus bentik yang hidup sebagian membenamkan
cangkang seperti pada Gambar 2 (Kaim, diri dalam substrat lunak, menghuni
2012). Sedimen yang teroksigenasi dengan substrat batial dan abisal. Hampir 70 % dari
baik, berhubungan dengan keberadaan spesies yang diketahui ditemukan di bawah
Scaphopoda. Diduga adanya lapisan kedalaman 500 m, hidup di bawah 3000 m
sedimen tipis yang teroksigenasi menjadi juga memiliki persentase tinggi, bahkan
tempat hidup moluska berukuran kecil mencapai kedalaman sekitar 7000 m
(contohnya Scaphopoda) yang hidup di (Scarabino, 1986; Poppe & Goto, 1993;
dasar laut (Kaim, 2012). Wignall (1990), Palmer & Steiner, 1998).
menyebutkan bahwa kelimpahan Kelas Scaphopoda dengan nama
Scaphopoda menurun drastis di daerah kaya genus Dentalium elephantinum (Gambar 3)
organik, menunjukkan toleransi yang hanya ditemukan satu keping di Kabupaten
rendah terhadap penipisan oksigen. Seram, Maluku, Indonesia (Surbakti &
Beberapa Scaphopoda diketahui Ririmasse, 2016). Sedangkan Dentalium
berhubungan dengan kebocoran metana elephantinum juga ditemukan di Desa
(Goedert & Squires, 1990). Sako, Sumatera Selatan (Suriadi, 2018).
4
Gambar 3. Dentalium elephantinum (Suriadi, 2018).
5
Gambar 4. Siphonodentalium galatheae; a. penampakan bagian cangkang;
b. detail permukaan cangkang.
6
PENUTUP molluscs of the world. Bull. Nat.
Mus. Can, 181, 1-114.
Scaphopoda merupakan salah satu
Dell, R.K. (1957). A Revision of the recent
kelas dalam filum Moluska yang belum
Scapophod Mollusca of New
banyak dikenal. Scaphopoda hidup di
Zealand. Trans. Roy. Soc. N.Z, 83,
perairan laut dalam dan tidak dapat
561-576.
dikoleksi dengan mudah sehingga
Dinamani, P. (1964). Feeding in Dentalium
informasi mengenai biologi dan ekologi
conspicuum. Proceedings of the
kelas ini masih sangat terbatas. Scaphopoda
Malacological Society of London,
merupakan hewan bentik yang memiliki
36, 1-5.
tubuh berukuran kecil dan cangkangnya
Duff, K.L. (1975). Palaeoecology of a
meruncing. Kelas ini bersifat gonokoristik
bituminous shale – the Lower
dan sebagian besar mengkonsumsi
Oxford Clay of central England.
foraminifer. Pemahaman dan penyampaian
Palaeontology, 18, 443–482.
informasi mengenai karakteristik dan
Encyclopedia. (2019). Scaphopoda (Tusk
beberapa aspek biologi Scaphopoda ini
Shells). Retrieved from
perlu dilakukan dengan harapan ilmu
https://www.encyclopedia.com/env
pengetahuan dapat terus dikembangkan dan
ironment/encyclopedias-almanacs-
dapat menggali potensi yang ada pada
transcripts-and-maps/scaphopoda-
Scaphopoda agar kelestarian dan
tusk-shells
keberadaan Scaphopoda dapat tetap lestari
Goedert, J. L. & Squires, R. L. (1990).
dan berkelanjutan.
Eocene deep-sea communities in
localized limestones formed by
DAFTAR PUSTAKA
subduction-related methane seeps,
Barnes, R. (1987). Invertebrate Zoology. southwestern Washington.
Orlando, Florida: Dryden Press. Geology, 18, 1182-1185.
Beljaev, G. M., & Vinogradova, N. G. Gudmundsson, G., Engelstad, K., Steiner,
(1961). An Investigation of the Java G., Svavarsson, J. (2003). Diets of
Trench Deep-Sea Bottom Fauna. four deep-water scaphopod species
Okeanologiya, 1, 125-132. (Mollusca) in the North Atlantic and
Bilyard, G.R. (1974). The feeding habits the Nordic Seas. Marine Biology,
and ecology of Dentalium entale 142, 1103-1112.
stimpsoni Henderson. Veliger, 17, Grzimek, B., Schlager, N., & Olendorf, D.
126-138. (2003). Grzimek's Animal Life
Brusca R., & Brusca, G. (2003). Encyclopaedia. Thomson Gale.
Invertebrates. Sunderland, Massa- Ibrahim, P. S., Setyobudiandi, I., &
chusetts: Sinauer Associates, Inc. Sulistiono. (2016). Biologi
Bruun, A. F. (1957). Deep sea and abyssal reproduksi ikan selar kuning
depths. In: treatise on marine (Selaroides leptolepis Cuvier,
ecology and paleoecology, Geal. 1833)di perairan Selat Sunda.
Soc. Amer. Mem., 67(1), 641-672. Prosiding Seminar Nasional Ikan ke
Clarke, A.H. (1962). Annotated list and 9 (Vol. 2, 613-621).
bibliography of the abyssal marine Ibrahim, P. S., Setyobudiandi, I., &
Sulistiono. (2017). Hubungan
7
panjang bobot dan faktor kondisi at http://www.zmuc.dk/inverweb/g
ikan selar kuning selaroides alathea/Pdf_filer/Volume_07/galat
leptolepis di perairan Selat Sunda. hea-vol.07-pp_125-136.pdf.
Jurnal Ilmu dan Teknologi page(s): 127-129.
Kelautan Tropis, 9(2), 577-584. Langer, M. R., Lipps, J. H., Moreno, G.
Kaim, A. (2012). Faunal dynamics of (1995). Predation on Foraminifera
bivalves and scaphopods in the by the dentaliid deep-sea scaphopod
Bathonian (Middle Jurassic) ore- Fissidentalium megathyris. Deep-
bearing clays at Gnaszyn, Krakow- Sea Res, I 42, 849-857.
Silesia Homocline, Poland. Acta Oliver, A. P. H. (2004). Philip’s Guide to
Geologica Polonica, 62(3), 381- Seashells of The World. Buffalo
395. (NY), Firefly Books. Octopus
Kaim, A. (2001). Faunal dynamics of publishing, London.
juvenile gastropods and associated Ozturk, B. (2011). Scaphopod species
organisms across the Valanginian (Mollusca) of the Turkish Levantine
transgressionregression cycle in and Aegean seas. Turkish Journal of
central Poland. Cretaceous Zoology. 35(2), 199-211.
Research, 22, 333-351. Palmer, C. P., & Steiner, G. (1998). Class
Kozloff, E. N. (1996). Marine Scaphopoda. Introduction. In: P. L.
Invertebrates of the Pacific Beesley et al. (Eds), Mollusca: The
Northwest. 2nd. Seattle: University Southern Synthesis. Fauna of
of Washington Press. Australia, 5, 431-438. CSIRO
Morton, J. E. (1959). The Habits and Publishing, Melbourne.
Feeding Organs of Dentaliurn Poon, P. A. (1987). The diet and feeding
entalis. J. Mar. biol. Ass. U.K, 38, behavior of Cadulus tolmiei Dall,
225-238. 1897 (Scaphopoda, Siphono-
Romimohtarto, K., & Juwana, S. (2007). dentalioida). Nautilus, 101, 88-92.
Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Poppe, G. T., & Goto, Y. (1993). European
tentang Biota Laut. Edisi Revisi. Seashells. Vol. 2: Scaphopoda,
Cet. III; Jakarta: Djambatan. Bivalvia, Cephalopoda. Christa
Kurzawska, A., Bar-Yosef Mayer, D. E., Hemmen, Wiesbaden, 222 pp.
Mienis, H. K. (2013). Scaphopod Reynolds, P. D. (2002). The Scaphopoda.
Shells in the Natufian Culture, In: Advances in Marine Biology, 42,
Bar-Yosef O, Valla FR (Eds.), 137-236.
Natufian Foragers in the Levant: Scarabino, V. (1986). Nuevos taxa abisales
Terminal Pleistocene Social de la clase Scaphopoda (Mollusca).
Changes in Western Asia, Com. Zool. Mus. Hist. Nat.
Archaeological Series 19. Montevideo, 11(155), 1-19.
International Monographs in Scarabino, V. (1994). Aproximacıón al
Prehistory, Ann Arbor, pp. 611-621. número de especies de Scaphopoda
Knudsen, J. (1964). Scaphopoda and actuales. Com. Soc. Malac.
Gastropoda from depths exceeding Uruguay 7, 357-361.
6000 meters. Galathea Report Scarabino, V. (1995). Scaphopoda of the
7:125-136., available online tropical Pacific and Indian Oceans,
8
with description of 3 new genera Steiner, G., & Kabat, A. R. (2004).
and 42 species. 654 p. In: Bouchet, Catalogue of species-group names
P. (Ed.), Résultats des Campagnes of Recent and fossil Scaphopoda
MUSORSTOM. Mém. Mus. nat. (Mollusca). Zoosystema, 26(4),
Hist. natur., 167(14), 189-379. 549‑ 726.
Shimek, R. L. (1990). Diet and habitat Steiner, G. (1992). Phylogeny and
utilization in a northeastern Pacific Classification of Scaphopoda.
Ocean scaphopod assemblage. Am Journal of Molluscan Studies,
Malacol Bull, 7, 147-169. 58,385-400. Retrieved from
Simone, L. R. L. (2009). Comparative http://mollus.oxfordjournals.org/
morphology among representatives Surbakti, K., & Ririmasse, M. N. R. (2016).
of main taxa of Scaphopoda and Karakteristik dan Habitasi Moluska
basal protobranch Bivalvia di Situs Hatusua Seram Bagian
(Mollusca). Papéis Avulsos de Barat Maluku Indonesia. Kapata
Zoologia, 49(32). Arkeologi 12(1), 91-102.
Souza, L. S., Araújo, I. C. V., & Caetano, Suriadi, A. (2018). Temuan Sejarah di Desa
C. H. S. (2013). A commented list Sako Kecamatan Rambutan sebagai
of Scaphopoda (Mollusca) found Media Pembelajaran Sejarah Lokal.
along the Brazilian coast, with two Prosiding Seminar Nasional 21
new synonymies in the genus Universitas PGRI Palembang.
Gadila Gray, 1847. Biota Neotrop, ISBN 978-602-52451-0-7.
13(2). Wignall, P. B. (1990). Benthic
Steiner, G., & Dreyer, H. (2002). Molecular palaeoecology of the late Jurassic
phylogeny of Scaphopoda Kimmeridge Clay of England.
(Mollusca) inferred from 18S rDNA Special Papers in Palaeontology,
sequences: support for a 43, 1-74.
Scaphopoda–Cephalopoda Wolff, T. (1960). The hadal community, an
clade. Zoologica Scripta, 32, 343- introduction. Deep-Sea Res., 6, 95-
356. 124.